Hadits Arbain ke-7: Agama adalah Nasihat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Amma ba'du,
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Dalam realita kehidupan umat saat ini, kita menyaksikan fenomena memudarnya semangat saling menasihati di tengah masyarakat. Banyak orang lebih suka mencela daripada memperbaiki, lebih memilih untuk diam ketika melihat kesalahan, atau bahkan menutup telinga ketika diberi arahan. Akibatnya, kita hidup dalam lingkungan yang semakin renggang ikatan sosialnya, retak ukhuwahnya, dan rawan fitnah serta perpecahan.
Padahal, Islam dibangun di atas nasihat yang tulus—nasihat yang tidak hanya disampaikan kepada manusia, tapi juga bentuk kesetiaan dan kejujuran terhadap Allah, terhadap Al-Qur’an, terhadap Rasulullah ﷺ, terhadap pemimpin umat, dan terhadap masyarakat secara umum.
Hadits yang akan kita kaji ini tidak hanya menjelaskan bahwa nasihat adalah pondasi agama, tapi juga memberi arahan kepada siapa saja nasihat itu harus ditujukan, dengan cara yang bijak dan tulus. Di tengah krisis kejujuran, melemahnya amanah, dan merebaknya sikap saling curiga di tengah umat, hadits ini menjadi penuntun untuk membangun kembali ketulusan dan rasa tanggung jawab kita sebagai Muslim.
Maka dari itu, kajian ini sangat penting—bukan hanya untuk menambah ilmu, tapi untuk menyadarkan kita semua akan tanggung jawab sosial dan spiritual sebagai seorang mukmin. Semoga dengan mempelajari hadits ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih tulus, peduli, dan amanah dalam hubungan kita dengan Allah, sesama manusia, dan masyarakat secara luas.
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: لِلهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]
:Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dari radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Agama itu nasihat". Kami bertanya: "Untuk siapa?" Beliau menjawab: "Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya." [HR. Muslim, no. 55]
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/34413
Arti
dan Penjelasan Per Kalimat
الدِّينُ النَّصِيحَةُ
Agama
itu adalah nasihat.
Kalimat ini adalah pernyataan
yang sangat ringkas namun sarat makna. Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa inti
dari agama adalah nasihat—yang
dalam bahasa Arab disebut "نصيحة", berasal dari
akar kata "نصح" yang berarti keikhlasan, kemurnian, dan kemauan baik
untuk memperbaiki.
Ini bukan sekadar memberikan saran, tetapi mencakup
ketulusan hati dalam menginginkan kebaikan bagi orang lain dan berusaha
membantu mereka mencapainya.
Dengan kata lain, agama Islam dibangun di atas prinsip
saling menasihati dalam kebaikan dan ketakwaan. Ini menjadi fondasi interaksi
antara manusia dan Tuhannya, serta antara sesama manusia.
قُلْنَا: لِمَنْ؟
Kami
bertanya: Untuk siapa (nasihat itu)?
Pertanyaan ini menunjukkan
keingintahuan para sahabat terhadap makna luas dari "nasihat" yang
disebut sebagai inti agama. Mereka ingin mengetahui kepada siapa nasihat itu
harus diberikan, yang berarti mereka memahami bahwa nasihat dalam Islam tidak
bersifat umum dan abstrak, tetapi punya arah dan tujuan yang spesifik.
Ini adalah
metode pembelajaran yang interaktif antara Nabi ﷺ dan para sahabatnya, di mana tanya jawab menjadi sarana
pendalaman makna.
قالَ: لِلَّهِ
Beliau
bersabda: (nasihat) untuk Allah.
Nasihat untuk Allah tidak
berarti menasihati Allah (karena Allah Maha Sempurna dan tidak butuh nasihat),
tetapi bermakna: berlaku tulus kepada Allah dengan cara mengesakan-Nya
(tauhid), tidak menyekutukan-Nya, menaati-Nya dengan sepenuh hati, mencintai-Nya
lebih dari segalanya, dan senantiasa menjunjung tinggi syariat-Nya.
Ini juga mencakup keyakinan terhadap nama-nama dan
sifat-sifat-Nya, serta tidak menisbatkan sesuatu yang tidak layak kepada-Nya.
Nasihat untuk Allah adalah bentuk ibadah batin yang terwujud dalam sikap hidup
yang penuh loyalitas dan keikhlasan kepada-Nya.
ولِكِتابِهِ
dan
untuk kitab-Nya (Al-Qur’an).
Nasihat untuk kitab Allah
berarti mempercayai bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yang benar, tidak ada
keraguan di dalamnya, dan menjadi petunjuk hidup.
Ini mencakup membaca Al-Qur'an dengan tadabbur,
menghafalnya, mengajarkannya, serta mengamalkan isinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Nasihat ini juga berarti membela Al-Qur'an dari penyimpangan
makna dan penghinaan, serta menyebarkannya sebagai pedoman hidup umat Islam.
Menjaga kehormatan mushaf
juga termasuk dalam nasihat terhadap kitab Allah.
ولِرَسولِهِ
dan
untuk Rasul-Nya.
Nasihat untuk Rasulullah ﷺ meliputi keimanan penuh kepada kenabiannya, mencintainya
melebihi cinta kepada diri sendiri dan orang lain, serta mengikuti sunnahnya
dengan sepenuh hati. Ini juga mencakup membela beliau dari penghinaan, menyampaikan
ajaran beliau kepada orang lain, serta menghidupkan ajaran dan keteladanannya
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Nasihat kepada Rasul juga berarti tidak memisahkan antara
cinta dan ketaatan, serta menjaga kehormatan beliau dengan tidak berkata atau berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan ajaran beliau.
ولأَئِمَّةِ المُسْلِمِينَ
dan
untuk para pemimpin kaum Muslimin.
Nasihat kepada para pemimpin
umat Islam berarti memberikan dukungan dalam kebaikan, mendoakan mereka agar
diberi petunjuk dan keadilan, serta mengingatkan mereka jika keliru dengan cara
yang baik dan hikmah. Ini mencakup menjaga stabilitas umat dengan tidak
memberontak selama mereka masih menjalankan kewajiban sebagai pemimpin.
Nasihat ini juga berarti membantu mereka menegakkan
keadilan, serta memberikan masukan yang membangun demi kemaslahatan umat. Dalam
Islam, pemimpin memiliki tanggung jawab besar, dan umat memiliki kewajiban
untuk mendukung dan menasihati mereka dalam batas-batas syariat.
وعامَّتِهِمْ
dan
untuk kaum Muslimin secara umum.
Nasihat kepada sesama Muslim
secara umum mencakup sikap kasih sayang, membantu dalam kebaikan,
memperingatkan dari keburukan, dan menjaga hak-hak sesama. Ini berarti menutupi
aib, memberi nasihat dengan lemah lembut, tidak menipu, tidak mencela, serta
membangun ukhuwah islamiyah (persaudaraan dalam Islam).
Nasihat ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, atau bahkan
perbuatan yang menginspirasi. Intinya adalah selalu menginginkan kebaikan untuk
sesama dan berusaha menjadi bagian dari solusi, bukan penyebab perpecahan.
Syarah Hadits
التَّنَاصُحُ بَيْنَ
الْمُسْلِمِينَ مِنْ مَعَالِمِ الدِّينِ الْحَنِيفِ
Saling menasihati di antara kaum Muslimin adalah salah satu ciri agama yang
lurus.
وَمِنْ حُسْنِ
التَّعَامُلِ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ يَتَنَاصَحُوا فِيمَا بَيْنَهُمْ
بِالْمَعْرُوفِ
Dan termasuk baiknya interaksi di antara manusia adalah mereka saling
menasihati dengan cara yang baik.
وَبِغَيْرِ أَنْ
يُحْدِثُوا مُنْكَرًا أَكْبَرَ مِمَّا يَنْصَحُونَ بِهِ
Dan tanpa menyebabkan kemungkaran yang lebih besar dari apa yang mereka
nasihati.
مَعَ إِخْلَاصِ
الْمَحَبَّةِ لِلْمَنْصُوحِ
Dengan tulus mencintai orang yang dinasihati.
وَمَعْرِفَةِ حَقِّهِ
لِإِسْلَامِهِ
Serta mengetahui haknya karena keislamannya.
وَمَعْرِفَةِ حَقِّهِ
لِمَوْقِعِهِ فِي الْمُجْتَمَعِ
Dan mengetahui haknya sesuai kedudukannya di masyarakat.
وَهَذَا الْحَدِيثُ
يُوَضِّحُ مَعَالِمَ النُّصْحِ
Dan hadis ini menjelaskan ciri-ciri nasihat.
وَلِمَنْ يَكُونُ
وَكَيْفَ يَكُونُ
Dan kepada siapa dan bagaimana cara
nasihat itu diberikan.
فَيُخْبِرُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّصِيحَةَ هِيَ عِمَادُ الدِّينِ وَجَوْهَرُهُ
Maka Nabi ﷺ menjelaskan bahwa nasihat adalah pilar agama dan intinya.
وَوَسِيلَةُ ظُهُورِهِ
وَانْتِشَارِهِ
Serta cara untuk memunculkan dan menyebarkannya.
وَالنَّصِيحَةُ: هِيَ
تَحَرِّي قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ فِيهِ صَلَاحٌ لِصَاحِبِهِ
Dan nasihat adalah menyampaikan ucapan atau tindakan yang membawa kebaikan bagi
orang yang dinasihati.
أَوْ تَحَرِّي
إِخْلَاصِ الْوُدِّ لَهُ
Atau menunjukkan ketulusan kasih sayang kepadanya.
وَالْحَاصِلُ: أَنَّ
النَّصِيحَةَ هِيَ إِرَادَةُ الْخَيْرِ لِلْمَنْصُوحِ لَهُ
Dan kesimpulannya, sesungguhnya nasihat adalah menginginkan kebaikan bagi orang
yang dinasihati.
وَهِيَ لَفْظٌ جَامِعٌ لِمَعَانٍ شَتَّى
Dan dia adalah lafadz yang mengumpulkan berbagai makna.
وَيَظْهَرُ ذَلِكَ فِي
النُّصْحِ وَالتَّنَاصُحِ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan hal itu terlihat dalam saling memberi nasihat di antara kaum Muslimin.
فَسَأَلَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِمَنْ تَكُونُ
النَّصِيحَةُ وَلِمَنْ تُوَجَّهُ؟
Maka para sahabat radhiyallahu 'anhum bertanya kepada Rasulullah ﷺ: Untuk siapa nasihat itu dan kepada siapa nasihat itu ditujukan?
فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ،
وَعَامَّتِهِمْ»
Beliau ﷺ menjawab: "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin
kaum Muslimin, dan masyarakat umum mereka."
وَالنَّصِيحَةُ لِلَّهِ
هِيَ التَّعْظِيمُ لِأَمْرِهِ، وَالشَّفَقَةُ عَلَى خَلْقِهِ
Nasihat untuk Allah adalah mengagungkan perintah-Nya dan berkasih sayang kepada
makhluk-Nya.
وَتَكُونُ
بِالدَّعْوَةِ إِلَى الْإِيمَانِ بِهِ، وَنَفْيِ الشِّرْكِ وَجَمِيعِ النَّقَائِصِ
عَنْهُ
Nasihat ini berupa menyeru kepada keimanan kepada-Nya, meniadakan syirik, dan segala
kekurangan dari-Nya.
وَإِخْلَاصِ
الْعِبَادَةِ كُلِّهَا لَهُ سُبْحَانَهُ
Serta mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada-Nya, Mahasuci Dia.
وَالنَّصِيحَةُ
لِكِتَابِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى تَكُونُ بِالْإِيمَانِ بِأَنَّهُ كَلَامُ
اللَّهِ تَعَالَى
Nasihat untuk kitab-Nya adalah meyakini bahwa ia adalah kalam Allah Ta’ala.
مَعَ شِدَّةِ حُبِّهِ،
وَتَعْظِيمِ قَدْرِهِ، وَتِلَاوَتِهِ حَقَّ تِلَاوَتِهِ
Disertai kecintaan yang mendalam kepadanya, mengagungkan kedudukannya, dan
membacanya dengan benar.
وَالدَّفْعِ عَنْ
تَأْوِيلِ الْمُحَرِّفِينَ لَهُ، وَالتَّصْدِيقِ بِمَا فِيهِ
Melindungi dari penafsiran yang menyimpang, dan membenarkan apa yang ada di
dalamnya.
وَالِاعْتِبَارِ
بِمَوَاعِظِهِ، وَالتَّفَكُّرِ فِي عَجَائِبِهِ
Mengambil pelajaran dari nasihatnya, dan merenungkan keajaiban-keajaibannya.
وَالْعَمَلِ بِمُحْكَمِهِ، وَالتَّسْلِيمِ
لِمُتَشَابِهِهِ، وَنَشْرِ عُلُومِهِ، وَالدُّعَاءِ إِلَيْهِ
Mengamalkan ayat-ayat yang jelas, menerima ayat-ayat yang mutasyabihat (samar),
menyebarkan ilmu-ilmunya, dan menyeru manusia kepadanya.
وَالنَّصِيحَةُ لِلرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ بِاتِّبَاعِهِ، وَتَصْدِيقِهِ فِي كُلِّ مَا جَاءَ
بِهِ
Nasihat untuk Rasulullah ﷺ adalah dengan mengikutinya dan mempercayai
segala yang dibawanya.
وَتَنْفِيذِ
أَوَامِرِهِ، وَالِانْتِهَاءِ عَمَّا نَهَى عَنْهُ
Melaksanakan perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya.
وَمُرَاعَاةِ هَدْيِهِ
وَسُنَّتِهِ، وَمُعَادَاةِ مَنْ عَادَاهُ، وَمُوَالَاةِ مَنْ وَالَاهُ
Memperhatikan petunjuk dan sunahnya, memusuhi siapa saja yang memusuhinya, dan
loyal kepada siapa saja yang loyal kepadanya.
وَإِعْظَامِ حَقِّهِ،
وَتَوْقِيرِهِ، وَبَثِّ دَعْوَتِهِ، وَنَشْرِ شَرِيعَتِهِ
Mengagungkan haknya, menghormatinya, menyebarkan dakwahnya, dan mempromosikan
syariatnya.
وَنَفْيِ التُّهْمَةِ
عَنْهَا
Serta membela syariatnya dari segala tuduhan.
وَالنَّصِيحَةُ
لِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ تَكُونُ بِمُعَاوَنَتِهِمْ عَلَى الْحَقِّ،
وَطَاعَتِهِمْ فِي الْمَعْرُوفِ
Nasihat untuk pemimpin kaum Muslimin adalah dengan membantu mereka dalam
kebenaran dan menaati mereka dalam hal yang baik.
وَتَنْبِيهِهِمْ
وَتَذْكِيرِهِمْ بِرِفْقٍ وَلُطْفٍ بِأَنْسَبِ الطُّرُقِ عَلَى مَا غَفَلُوا
عَنْهُ
Mengingatkan mereka dengan lembut dan bijaksana atas apa yang mereka lalaikan.
مَعَ إِعَانَتِهِمْ فِي
إِصْلَاحِ النَّاسِ
Membantu mereka dalam memperbaiki keadaan masyarakat.
وَعَدَمِ الْخُرُوجِ،
إِلَّا أَنْ يُرَى مِنْهُمْ كُفْرٌ بَوَاحٌ عِنْدَنَا فِيهِ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى
بُرْهَانٌ
Dan tidak memberontak kepada mereka, kecuali jika tampak kekufuran yang nyata,
yang disertai bukti dari Allah Ta’ala.
وَهَذَا مَشْرُوطٌ
بِالْقُدْرَةِ وَعَدَمِ حُصُولِ مَفْسَدَةٍ أَكْبَرَ
Hal ini bersyarat pada kemampuan dan tidak timbulnya kerusakan yang lebih
besar.
وَقَدْ يَشْمَلُ
الْمُرَادُ بِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ: عُلَمَاءُ الدِّينِ
Dan terkadang yang dimaksud dengan pemimpin kaum Muslimin adalah para ulama
agama.
فَمِنْ نَصِيحَتِهِمْ:
قَبُولُ مَا رَوَوْهُ، وَإِحْسَانُ الظَّنِّ بِهِمْ
Di antara bentuk nasihat kepada mereka adalah menerima apa yang mereka
riwayatkan dan berbaik sangka kepada mereka.
وَالنَّصِيحَةُ
لِعَامَّةِ الْمُسْلِمِينَ تَكُونُ بِتَعْرِيفِهِمْ بِأَوَامِرِ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَبِشَرَائِعِ الدِّينِ
Nasihat untuk masyarakat umum kaum Muslimin adalah dengan mengenalkan mereka
pada perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya serta hukum-hukum agama.
وَبِالْعَمَلِ عَلَى
مَا فِيهِ نَفْعُهُمْ وَصَلاحُهُمْ
Dan berusaha agar mereka mengamalkan apa yang memberi manfaat dan kebaikan bagi
mereka.
وَإِبَاعِدَةِ
الضَّرَرِ عَنْهُمْ
Dan menjauhkan mereka dari segala keburukan.
وَأَمْرِهِمْ
بِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيِهِمْ عَنِ الْمُنْكَرِ بِرِفْقٍ وَإِخْلَاصٍ
Memerintahkan mereka untuk melakukan kebaikan, dan melarang mereka dari
kemungkaran dengan lembut dan tulus.
وَالشَّفَقَةِ
عَلَيْهِمْ، وَتَوْقِيرِ صَغِيرِهِمْ
Berbuat kasih sayang kepada mereka, serta menghormati yang lebih muda di antara
mereka.
وَتَخَوُّلِهِمْ
بِالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Memberi mereka nasehat yang baik dengan cara yang lembut.
وَتَرْكِ غِشِّهِمْ
وَحَسَدِهِمْ
Menjauhi sikap curang dan dengki di antara mereka.
وَأَنْ يُحِبَّ لَهُمْ
مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ
Dan mencintai bagi mereka apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa
kebaikan.
وَيَكْرَهُ لَهُمْ مَا
يَكْرَهُ لِنَفْسِهِ مِنَ الْمَكْرُوهِ
Dan membenci bagi mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri berupa
keburukan.
وَالدَّفْعِ عَنْ
أَمْوَالِهِمْ وَأَعْرَاضِهِمْ
Membela harta dan kehormatan mereka.
وَغَيْرِ ذَٰلِكَ
مِمَّا فِيهِ صَلاحُ النَّاسِ فِي دِينِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ
Dan hal-hal lain yang membawa kebaikan bagi mereka dalam agama dan dunia
mereka.
وَفِي الْحَدِيثِ:
بَيَانُ أَنَّ جَوْهَرَ الدِّينِ يَظْهَرُ فِي التَّنَاصُحِ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ
بِالْمَعْرُوفِ
Dan dalam hadis ini, dijelaskan bahwa inti agama terwujud dalam saling memberi
nasihat di antara kaum Muslimin dengan cara yang baik.
وَفِيهِ: الحَثُّ عَلَى
النُّصْحِ لِكَافَّةِ الْمُسْلِمِينَ بِكُلِّ مُسْتَوَيَاتِهِمْ بَدْءًا مِنْ
رَأْسِ الدَّوْلَةِ حَتَّى عَامَّةِ النَّاسِ
Dan dalam hadis ini, terdapat anjuran untuk memberi nasihat kepada seluruh kaum
Muslimin di segala tingkatan, mulai dari kepala negara hingga masyarakat umum.
Pelajaran dari Hadits ini
1. Nasihat kepada Allah: Wujud Ketulusan Tauhid dan Kepatuhan
Nasihat kepada Allah bermakna keikhlasan dan ketulusan dalam beribadah hanya kepada-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun, serta meyakini nama dan sifat-Nya sesuai dengan yang layak bagi-Nya. Hal ini merupakan wujud dari tauhid uluhiyyah, rububiyyah, dan asma’ wa sifat. Seseorang yang benar dalam nasihatnya kepada Allah akan senantiasa menjaga kemurnian aqidah dan selalu mengoreksi keikhlasan niatnya dalam setiap amal.
Dalil dari al-Qur’an:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ
(“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya...”) — [QS. Al-An’ām: 162–163]
2. Nasihat kepada Kitab Allah: Mengimani, Membaca, dan Mengamalkan
Nasihat terhadap Kitab Allah mencakup keimanan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah yang sempurna dan benar, membacanya dengan tartil, memahami maknanya, serta mengamalkan isi kandungannya. Ini juga mencakup membela Al-Qur’an dari penyimpangan tafsir, memuliakannya secara fisik dan maknawi, serta menjadikannya sebagai pedoman utama dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Dalil dari al-Qur’an:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
(“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang berakal.”) — [QS. Ṣād: 29]
Dalil Hadis:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
(“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”) — (HR. Bukhari)
3. Nasihat kepada Rasulullah ﷺ: Mencintai, Mengikuti, dan Meneladani
Nasihat kepada Rasulullah ﷺ mencakup keimanan bahwa beliau adalah utusan terakhir, mencintainya melebihi cinta kepada selainnya, membenarkan semua ajarannya, mematuhi perintahnya, menjauhi larangannya, serta menjadikan beliau sebagai teladan hidup. Meninggikan sunnah Nabi ﷺ dan membelanya dari segala bentuk penyelewengan atau penghinaan juga termasuk dalam nasihat ini.
Dalil al-Qur’an:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
(“Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian.”) — [QS. Āli ‘Imrān: 31]
Dalil Hadis:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
(“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dia cintai daripada ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia.”) — (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Nasihat kepada Pemimpin Muslim: Menjaga Stabilitas dan Mendoakan
Nasihat kepada para pemimpin Muslim berarti menasihati mereka dengan cara yang baik dan hikmah, mendukung mereka dalam kebenaran, tidak memberontak selama mereka tidak kafir secara nyata, serta mendoakan mereka agar diberi petunjuk dan keadilan. Ini adalah bagian dari menjaga stabilitas dan keamanan umat, serta menjadi bentuk tanggung jawab sosial dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar secara terarah.
Dalil dari al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
(“Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta ulil amri di antara kalian...”) — [QS. An-Nisā’: 59]
Dalil dari Hadits
ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ: إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَطَاعَةُ ذَوِي الْأَمْرِ، وَلُزُومُ جَمَاعَةِ الْمُسْلِمِينَ.
Tiga perkara yang hati seorang mukmin tidak akan dengki (atau menyimpan kebencian) terhadapnya:
(1) mengikhlaskan amal karena Allah,(2) taat kepada pemimpin,
(3) dan senantiasa berpegang kepada jamaah kaum Muslimin.
(HR. Ahmad No. 16738 dan Ibnu Majah No. 3056)
5. Nasihat kepada Kaum Muslimin Umum: Mewujudkan Ukhuwah dan Saling Peduli
Nasihat kepada kaum Muslimin secara umum mencakup mencintai sesama, menasihati dengan lemah lembut, tidak menipu, menjaga kehormatan, menutup aib, dan membantu mereka dalam urusan agama maupun dunia. Ini adalah fondasi ukhuwah Islamiyah yang kokoh, dimana setiap Muslim menjadi cermin bagi saudaranya.
Dalil dari al-Qur’an:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
(“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu itu...”) — [QS. Al-Ḥujurāt: 10]
Dalil dari Hadis:
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
(“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.”) — (HR. Abu DawudNo. 4918)
6. Nasihat Adalah Cermin Keimanan dan Bentuk Amal Terbaik
Hadits ini menunjukkan bahwa nasihat adalah bentuk kasih sayang sejati dalam Islam, dan menjadi bukti keimanan yang hidup. Nasihat tidak hanya berupa lisan, tetapi juga perbuatan dan sikap yang menunjukkan kepedulian kepada agama, kepada sesama, dan kepada sistem hidup Islami. Maka, seorang Muslim sejati adalah mereka yang hidupnya dipenuhi semangat menasihati dan menerima nasihat.
Dalil dari al-Qur’an:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
(“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.”) — [QS. Al-‘Aṣr: 1–3]
Dalil dari Hadis:
الدِّينُ النَّصِيحَةُ menunjukkan bahwa agama ini dibangun atas saling peduli dan memberi manfaat. Maka, meninggalkan nasihat adalah tanda futur (kemunduran) dalam iman.
Penutup
Kajian
Jamaah yang dirahmati Allah,
Setelah kita mengkaji hadits yang agung ini, kita semakin memahami bahwa nasihat bukan sekadar ucapan, melainkan inti dari agama kita. Islam menekankan pentingnya ketulusan dalam semua hubungan: hubungan kita dengan Allah, dengan Al-Qur'an, dengan Rasulullah ﷺ, dengan para pemimpin umat, hingga kepada seluruh sesama kaum Muslimin.
Hadits ini mengajarkan bahwa seorang Muslim yang benar imannya adalah yang membawa ketulusan dalam ibadah, kejujuran dalam menyampaikan ilmu, kesetiaan dalam memegang amanah, dan kepedulian terhadap kebaikan orang lain. Nasihat dalam Islam bukan berarti mencela atau menggurui, tapi menginginkan kebaikan untuk yang dinasihati, dengan cara yang lembut, bijak, dan penuh kasih.
Maka harapan kita dari kajian ini, semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang senantiasa menasihati dengan hati yang bersih, dan juga siap menerima nasihat dengan lapang dada. Mari kita jaga keikhlasan dalam beragama, kita tegakkan kejujuran dalam ucapan, kita hidupkan budaya saling menasihati dan memperbaiki dengan cara yang beradab dan lembut.
Semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang mencintai kebenaran dan memperjuangkannya dengan nasihat yang baik, dan semoga ilmu hari ini tidak hanya berhenti di lisan dan catatan, tetapi berbuah dalam sikap dan akhlak kita sehari-hari.
Kita tutup kajian ini dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ
Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa
harakat
التناصح بين المسلمين من معالم الدين الحنيف، ومن حسن التعامل بين الناس أن
يتناصحوا فيما بينهم بالمعروف، وبغير أن يحدثوا منكرا أكبر مما ينصحون به، مع
إخلاص المحبة للمنصوح، ومعرفة حقه لإسلامه، ومعرفة حقه لموقعه في المجتمع.
وهذا الحديث يوضح معالم النصح، ولمن يكون وكيف يكون؛ فيخبر النبي صلى الله
عليه وسلم أن النصيحة هي عماد الدين وجوهره، ووسيلة ظهوره وانتشاره، والنصيحة: هي
تحري قول أو فعل فيه صلاح لصاحبه، أو تحري إخلاص الود له، والحاصل: أن النصيحة هي
إرادة الخير للمنصوح له، وهي لفظ جامع لمعان شتى، ويظهر ذلك في النصح والتناصح بين
المسلمين، فسأل الصحابة رضي الله عنهم رسول الله صلى الله عليه وسلم: لمن تكون
النصيحة ولمن توجه؟ فقال صلى الله عليه وسلم: «لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمة
المسلمين، وعامتهم»، والنصيحة لله هي التعظيم لأمره، والشفقة على خلقه، وتكون
بالدعوة إلى الإيمان به، ونفي الشرك وجميع النقائص عنه، وإخلاص العبادة كلها له
سبحانه.
والنصيحة لكتابه سبحانه وتعالى تكون بالإيمان بأنه كلام الله تعالى، مع شدة
حبه، وتعظيم قدره، وتلاوته حق تلاوته، والذب عن تأويل المحرفين له، والتصديق بما
فيه، والاعتبار بمواعظه، والتفكر في عجائبه، والعمل بمحكمه، والتسليم لمتشابهه،
ونشر علومه، والدعاء إليه.
والنصيحة للرسول صلى الله عليه وسلم تكون باتباعه وتصديقه في كل ما جاء به،
وتنفيد أوامره، والانتهاء عما نهى عنه، ومراعاة هديه وسنته، ومعاداة من عاداه،
وموالاة من والاه، وإعظام حقه، وتوقيره، وبث دعوته، ونشر شريعته، ونفي التهمة
عنها.
والنصيحة لأئمة المسلمين تكون بمعاونتهم على الحق، وطاعتهم في المعروف،
وتنبيههم وتذكيرهم برفق ولطف بأنسب الطرق على ما غفلوا عنه، مع إعانتهم في إصلاح
الناس، وعدم الخروج، إلا أن يرى منهم كفر بواح عندنا فيه من الله تعالى برهان،
وهذا مشروط بالقدرة وعدم حصول مفسدة أكبر.
وقد يشمل المراد بأئمة المسلمين: علماء الدين، فمن نصيحتهم: قبول ما رووه،
وإحسان الظن بهم.
والنصيحة لعامة المسلمين تكون بتعريفهم بأوامر الله ورسوله وبشرائع الدين،
وبالعمل على ما فيه نفعهم وصلاحهم، وإبعاد الضرر عنهم، وأمرهم بالمعروف، ونهيهم عن
المنكر برفق وإخلاص، والشفقة عليهم، وتوقير صغيرهم، وتخولهم بالموعظة الحسنة، وترك
غشهم وحسدهم، وأن يحب لهم ما يحب لنفسه من الخير، ويكره لهم ما يكره لنفسه من
المكروه، والذب عن أموالهم وأعراضهم، وغير ذلك مما فيه صلاح الناس في دينهم
ودنياهم.
وفي الحديث: بيان أن جوهر الدين يظهر في التناصح بين المسلمين بالمعروف.
وفيه: الحث على النصح لكافة المسلمين بكل مستوياتهم بدأ من رأس الدولة حتى
عامة الناس.