Hadits: Besarnya Hak Suami Terhadap Istri
Hadits 1:
Dari
Abu Hurairah, Mu'adz bin Jabal, dan Buraidah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhum: Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ، لَأَمَرْتُ
الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
Artinya:
Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain,
pasti aku akan memerintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.
Shahih
Al-Jami’ (5294)
Hadits
2:
Dari
Amr bin Auf al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
أَتَيتُ الحِيرَةَ فَرَأَيْتُهُم يَسْجُدُونَ لِمَرْزَبَانٍ لَهُمْ
فَقُلْتُ: رَسُولُ اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ يُسْجَدَ لَهُ، قَالَ: فَأَتَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: إِنِّي أَتَيْتُ
الحِيرَةَ فَرَأَيْتُهُم يَسْجُدُونَ لِمَرْزَبَانٍ لَهُمْ فَأَنْتَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ نَسْجُدَ لَكَ، قَالَ: أَرَأَيْتَ لَو مَرَرْتَ بِقَبْرِي
أَكُنتَ تَسْجُدُ لَهُ؟ قَالَ: قُلْتُ: لَا، قَالَ: فَلَا تَفْعَلُوا، لَوْ كُنتُ
آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ
لِأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُنَّ عَلَيْهِنَّ مِنَ الحَقِّ.
Artinya:
أَتَيتُ الحِيرَةَ
Saya datang ke Hira' (nama tempat).
فَرَأَيْتُهُم
Lalu saya melihat mereka.
يَسْجُدُونَ
لِمَرْزَبَانٍ لَهُمْ
Mereka sujud kepada seorang Marzaban (pemimpin atau penguasa) mereka.
فَقُلْتُ
Lalu saya berkata,
رَسُولُ اللَّهِ
أَحَقُّ أَنْ يُسْجَدَ لَهُ
Rasulullah lebih berhak untuk disujudi (orang bersujud kepadanya).
قَالَ
Dia berkata,
فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Lalu saya datang kepada Nabi Muhammad SAW.
فَقُلْتُ
Saya berkata,
إِنِّي أَتَيْتُ
الحِيرَةَ
Sesungguhnya saya datang ke Hira'.
فَرَأَيْتُهُم
Lalu saya melihat mereka.
يَسْجُدُونَ
لِمَرْزَبَانٍ لَهُمْ
Mereka sujud kepada seorang Marzaban (pemimpin mereka).
فَأَنْتَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ نَسْجُدَ لَكَ
Maka engkau, wahai Rasulullah, lebih berhak untuk kami sujudkan.
قَالَ
Dia (Rasulullah) berkata,
أَرَأَيْتَ لَو
مَرَرْتَ بِقَبْرِي
Apakah kamu lihat, seandainya kamu melewati kuburanku?
أَكُنتَ تَسْجُدُ لَهُ؟
Apakah kamu akan sujud kepadanya?
قَالَ
Dia berkata,
قُلْتُ
Saya berkata,
لَا
Tidak.
قَالَ
Dia (Rasulullah) berkata,
فَلَا تَفْعَلُوا
Maka janganlah kalian melakukan itu.
لَوْ كُنتُ آمِرًا
أَحَدًا
Seandainya saya memerintahkan seseorang.
أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ
Untuk sujud kepada seseorang.
لَأَمَرْتُ النِّسَاءَ
Pasti saya perintahkan para wanita.
أَنْ يَسْجُدْنَ
لِأَزْوَاجِهِنَّ
Untuk sujud kepada suami-suami mereka.
لِمَا جَعَلَ اللَّهُ
لَهُنَّ عَلَيْهِنَّ مِنَ الحَقِّ
Karena apa yang telah Allah tentukan bagi mereka atas hak-hak mereka.
Diriwayatkan
oleh Abu Daud (2140)
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/79090
Syarah Hadits
السُّجُودُ تَعْظِيمًا
وَعِبَادَةً
Sujud adalah sebagai bentuk penghormatan dan ibadah.
مِنَ العِبَادَاتِ
الَّتِي لَا يَسْتَحِقُّهَا إِلَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Dari ibadah-ibadah yang tidak layak diterima kecuali oleh Allah, Tuhan yang
Maha Tinggi.
وَفِي هَذَا الحَدِيثِ
Dan dalam hadits ini,
أَنَّ قَيْسَ بْنَ
سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Bahwa Qais bin Sa'd radhiyallahu 'anhu
أَتَى الحِيرَةَ
Datang ke Hira' (sebuah tempat).
و"الحِيرَةُ":
بَلْدَةٌ قَدِيمَةٌ بِالْعِرَاقِ قُرْبَ الكُوفَةِ
Dan "Hira'" adalah sebuah kota kuno di Irak dekat Kufa.
وَكَانَتْ مَنْزِلَ
المُلُوكِ
Dan itu adalah tempat tinggal para raja.
فَرَآهُمْ يَسْجُدُونَ
لِمَرْزُبَانٍ
Lalu dia melihat mereka sujud kepada Marzaban.
أَيْ: تَعْظِيمًا
وَتَفْضِيلًا لَهُ
Yaitu sebagai bentuk penghormatan dan keutamaan baginya.
و"مَرْزُبَانٌ":
الفَارِسُ الشُّجَاعُ المُقَدَّمُ عَلَى القَوْمِ دُونَ المَلِكِ
Dan "Marzaban" adalah seorang ksatria pemberani yang diutamakan di
antara kaum, namun bukan raja.
فَلَمَّا رَأَى قَيْسٌ
ذَٰلِكَ
Ketika Qais melihat hal itu,
قَالَ: لِرَسُولِ
اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ يُسْجَدَ لَهُ
Dia berkata, "Rasulullah lebih berhak untuk disujudkan."
أَيْ لِأَنَّهُ
أَعْظَمُ خَلْقِ اللَّهِ
Yaitu karena beliau adalah makhluk yang paling agung ciptaan Allah.
فَالأَوْلَى أَنْ
يَكُونَ السُّجُودُ لَهُ
Maka lebih utama jika sujud itu ditujukan kepadanya.
فَأَتَى قَيْسُ بْنُ
سَعِيدٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Lalu Qais bin Sa'd datang kepada Rasulullah SAW.
وَذَكَرَ لَهُ مَا رَآى
فِي الحِيرَةِ
Dan dia menyebutkan kepada beliau apa yang dia lihat di Hira'.
وَمَا يَنْوِي أَنْ
يَفْعَلَهُ مِنَ السُّجُودِ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan apa yang dia niatkan untuk dilakukan, yaitu sujud kepada Rasulullah SAW.
وَقَالَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَأَنتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَحَقُّ أَنْ نَسْجُدَ لَكَ"
Dan dia berkata kepada Rasulullah SAW, "Maka engkau, wahai Rasulullah,
lebih berhak untuk kami sujudkan."
أَيْ: أَوْلَى
وَأَفْضَلُ مِنَ المَرْزُبَانِ الَّذِي يَسْجُدُونَ لَهُ فِي الحِيرَةِ
Yaitu lebih utama dan lebih baik daripada Marzaban yang mereka sujudkan di
Hira':
فَرَدَّ عَلَيْهِ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ سَائِلًا لَهُ
Maka Rasulullah SAW menjawab kepadanya dengan bertanya kepadanya.
أَرَأَيْتَ لَو
مَرَرْتَ بِقَبْرِي أَكُنتَ تَسْجُدُ لَهُ؟
"Tahukah kamu, jika kamu lewat di dekat kuburku, apakah kamu akan sujud
kepadanya?"
أَيْ: لِلْقَبْرِ أَوْ
لِمَنْ فِي الْقَبْرِ
Yaitu untuk kubur atau untuk yang ada di dalam kubur.
واستِخْدَامُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَصْوِيرَهُ لِلسُّجُودِ عِندَ
الْقَبْرِ
Dan penggunaan oleh Nabi SAW dalam menggambarkan sujud di dekat kubur.
لِأَنَّ الْأَشْهَرَ
وَالْمُتَّبَعَ عِندَ النَّاسِ هُوَ السُّجُودُ عِندَ قُبُورِ عُظَمَائِهِمْ
Karena yang lebih terkenal dan yang biasa dilakukan oleh orang-orang adalah
sujud di dekat kubur tokoh besar mereka.
فَقَالَ قَيْسٌ: لَا،
Maka Qais berkata, "Tidak,"
أَيْ لَمْ أَسْجُدْ
Yaitu, saya tidak akan sujud.
فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ: فَلَا تَفْعَلُوا
Maka Rasulullah SAW berkata, "Jangan lakukan itu."
أَيْ لَا تَسْجُدُوا
لِي
Yaitu, jangan sujud kepadaku.
ثُمَّ قَالَ عَلَيْهِ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ
Kemudian beliau SAW berkata, "Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk
sujud,"
أَيْ: لَوْ كَانَ
هُنَاكَ سُجُودٌ لِغَيْرِ اللَّهِ
Yaitu, seandainya ada sujud untuk selain Allah,
لَأَمَرْتُ النِّسَاءَ
أَنْ يَسْجُدْنَ لِأَزْوَاجِهِنَّ
Pasti aku akan memerintahkan wanita untuk sujud kepada suami mereka.
لِمَا جَعَلَ اللَّهُ
لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنَ الْحَقِّ
Karena Allah menjadikan hak suami terhadap istri mereka.
أَيْ: لِمَا لَهُمْ
مِنْ فَضْلٍ
Yaitu karena keutamaan mereka,
وَلِعِظَمِ دَوْرِهِمْ
فِي الْحَيَاةِ
Dan karena peran besar mereka dalam kehidupan.
وَفِي الْحَدِيثِ:
أَنَّ السُّجُودَ مِنْ أَعْظَمِ أَنْوَاعِ التَّعْظِيمِ
Dan dalam hadits ini, bahwa sujud adalah salah satu bentuk penghormatan yang
paling agung.
وَفِيهِ: عِظَمُ حَقِّ
الزَّوْجِ عَلَى زَوْجَتِهِ
Dan di dalamnya juga terdapat penegasan mengenai besarnya hak suami atas
istrinya.
وَالإِشَارَةُ إِلَى
الْحَثِّ عَلَى عَدَمِ عِصْيَانِهِ
Dan juga sebuah anjuran untuk tidak mendurhakai suami.
وَفِي بَعْضِ
الرِّوَايَاتِ فِي صَحِيحِ ابْنِ حَبَّانَ وَغَيْرِهِ
Dan dalam beberapa riwayat yang terdapat dalam Sahih Ibn Hibban dan lainnya,
"وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَا تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ
زَوْجِهَا"
"Demi yang jiwa saya ada di tangan-Nya, wanita tidak akan memenuhi hak
Tuhannya sampai dia memenuhi hak suaminya."
حَتَّى لَوْ سَأَلَهَا
نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ
Bahkan jika suaminya meminta dirinya saat dia berada di atas qatb (tempat duduk
di atas unta), dia tidak boleh menolaknya.
وَالْقَتَبُ: هُوَ
آلَةٌ مِنَ آلَاتِ الَّتِي تُوضَعُ عَلَى الجَمَلِ كَالإِكَافِ لِغَيْرِهِ
Dan qatb adalah alat yang diletakkan di atas unta, seperti ikaf untuk
selainnya.
وَقِيلَ فِي مَعْنَاهُ:
إِنَّ نِسَاءَ العَرَبِ كُنَّ إِذَا أَرَادَتْ وَضْعَ الحَمْلِ جَلَسْنَ عَلَى
قَتَبٍ
Dan dikatakan dalam pengertiannya, bahwa wanita Arab, jika ingin melahirkan,
mereka duduk di atas qatb.
لِيَكُونَ أَيْسَرَ
لِخُرُوجِ الوَلَدِ
Agar lebih mudah saat melahirkan.
وَقِيلَ: اَلْمَعْنَى
وَهِيَ تَسِيرُ عَلَى ظَهْرِ البَعِيرِ
Ada juga yang mengatakan maknanya adalah saat dia sedang bepergian di atas
punggung unta.
وَالْمُرَادُ مِنْهُ:
حَثُّ المَرْأَةِ عَلَى مُطَاوَعَةِ زَوْجِهَا وَأَنَّهَا لَا يَنْبَغِي لَهَا
الامْتِناعُ فِي هَذِهِ الحَالَةِ؛ فَكَيْفَ فِي غَيْرِهَا؟!
Yang dimaksud adalah anjuran kepada wanita untuk taat kepada suaminya dan bahwa
tidak seharusnya dia menolak dalam keadaan ini, bagaimana jika dalam keadaan
lainnya?
Pelajaran
penting dari hadits ini:
1. Sujud
sebagai Bentuk Penghormatan kepada Allah
Sujud adalah bentuk penghormatan dan ibadah yang hanya layak dilakukan untuk
Allah. Tidak ada makhluk yang berhak menerima sujud, selain Allah.
2. Menghormati
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Dalam hadits ini, Qais bin Sa'd menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lebih berhak
untuk disujudkan daripada seorang pemimpin (Merzban) yang dihormati oleh
masyarakat di Hira. Hal ini menunjukkan bahwa sahabat tersebut menempatkan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai sosok yang dihormati.
3. Sujud
Tidak Diperkenankan kepada Selain Allah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa meskipun beliau lebih utama daripada
Merzban, beliau tidak membenarkan umatnya untuk sujud kepadanya. Ini
mengajarkan bahwa sujud hanya diperuntukkan bagi Allah semata.
4. Sikap
Terhadap Kuburan
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menggambarkan sebuah scenario, di mana seseorang bisa saja melintasi
kubur beliau, lalu bertanya, apakah akan sujud di sana? Beliau menegaskan agar
tidak ada yang sujud pada kubur beliau, dan menegaskan bahwa tindakan ini
adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
5. Tanggung
Jawab dan Hak Suami
Hadits ini menunjukkan besarnya hak suami atas istri. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan
bahwa jika ada kewajiban sujud kepada seseorang selain Allah, beliau akan
memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya, karena suami memiliki hak yang
besar atas istri.
6. Taat
kepada Suami
Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa wanita tidak akan dapat memenuhi hak
Tuhannya sampai ia memenuhi hak suaminya. Ini menekankan pentingnya ketaatan
istri terhadap suami dalam kehidupan rumah tangga.
7. Pentingnya
Ketaatan dalam Kehidupan Rumah Tangga
Hadits ini mengingatkan bahwa wanita harus taat kepada suami dalam segala
situasi, dan tidak boleh menolak jika suami membutuhkan bantuan dalam kondisi
tertentu, seperti saat di atas unta atau dalam kondisi sulit lainnya. Ini
mengajarkan pentingnya saling menghormati dan bekerja sama dalam kehidupan
rumah tangga.
8. Kewajiban
Menghormati Orang Lain
Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan pentingnya penghormatan kepada orang
yang berhak dihormati, seperti Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan suami, namun dalam batas-batas yang
tidak melanggar ketentuan syariat.
Belajar
membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat
السجود تعظيما وعبادة من العبادات التي لا يستحقها إلا الله عز وجل ، وفي
هذا الحديث أن قيس بن سعد رضي الله عنه أتى الحيرة، و"الحيرة": بلدة
قديمة بالعراق قرب الكوفة، وكانت منزل الملوك، فرآهم يسجدون لمرزبان، أي: تعظيما
وتفضيلا له، و"مرزبان": الفارس الشجاع المقدم على القوم دون الملك، فلما
رأى قيس ذلك، قال: لرسول الله أحق أن يسجد له، أي لأنه أعظم خلق الله؛ فالأولى أن
يكون السجود له، فأتى قيس بن سعد إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، وذكر له ما
رأى في الحيرة، وما ينوي أن يفعله من السجود لرسول الله صلى الله عليه وسلم، وقال
لرسول الله صلى الله عليه وسلم: "فأنت يا رسول الله أحق أن نسجد لك"،
أي: أولى وأفضل من المرزبان الذي يسجدون له في الحيرة.
فرد عليه النبي صلى الله عليه وسلم سائلا له: أرأيت لو مررت بقبري أكنت
تسجد له؟ أي: للقبر أو لمن بالقبر، واستخدام النبي صلى الله عليه وسلم تصويره
للسجود عند القبر؛ لأن الأشهر والمتبع عند الناس هو السجود عند قبور عظمائهم، فقال
قيس: لا، أي لم أسجد. فقال النبي صلى الله عليه وسلم: فلا تفعلوا، أي لا تسجدوا
لي.
ثم قال عليه الصلاة والسلام: لو كنت آمرا أحدا أن يسجد، أي: لو كان هناك
سجود لغير الله، لأمرت النساء أن يسجدن لأزواجهن؛ لما جعل الله لهم عليهن من الحق،
أي: لما لهم من فضل، ولعظم دورهم في الحياة.
وفي الحديث: أن السجود من أعظم أنواع التعظيم.
وفيه: عظم حق الزوج على زوجته، والإشارة إلى الحث على عدم عصيانه
وفي بعض الروايات في صحيح ابن حبان وغيره: « والذي نفسي بيده لا تؤدي
المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها، حتى لو سألها نفسها وهي على قتب لم تمنعه»،
والقتب: هو آلة من الآلات التي توضع على الجمل كالإكاف لغيره، وقيل في معناه: إن
نساء العرب كن إذا أردن وضع الحمل جلسن على قتب، ليكون أيسر لخروج الولد، وقيل:
المعنى وهي تسير على ظهر البعير. والمراد منه: حث المرأة على مطاوعة زوجها وأنها
لا ينبغي لها الامتناع في هذه الحالة؛ فكيف في غيرها؟!