Hadits: Shalat Adalah Pembeda Antara Muslim dan Kafir
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ
وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالكُفْرِ تَرْكُ
الصَّلاَةِ.
Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat
(HR
Muslim No. 82)
Syarah Hadits
الصَّلاةُ فرضُ عَينٍ على كلِّ مُسلمٍ مُكلَّفٍ
Shalat adalah kewajiban yang bersifat individu bagi setiap Muslim yang telah
mukallaf (berakal dan baligh).
فهيَ الرُّكنُ الثَّاني من أركانِ الإسلامِ
Maka ia adalah rukun kedua dari rukun-rukun Islam.
وأعظمُ رُكنٍ عَمليٍّ بعدَ التَّوحيدِ
Dan merupakan rukun amalan terbesar setelah tauhid.
وفي هذا الحديثِ حَذَّرَ الرَّسولُ صلَّى
اللهُ عليه وسلَّمَ تَحذيرًا شَديدًا من تَركِهَا
Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ memberikan peringatan keras terhadap
meninggalkannya (shalat).
وأخبَرَ أنَّ بينَ الرَّجُلِ وبينَ الوُقوعِ في الشِّركِ والكُفرِ تَرْكَ
الصَّلاةِ
Dan beliau mengabarkan bahwa antara seorang laki-laki dengan terjatuhnya ke
dalam syirik dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.
فتَركُ الصَّلاةِ جُحودًا لوُجوبِها كُفرٌ بالإجماعِ
Maka meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya adalah kekufuran
berdasarkan ijma’.
وكذلِك تَركُ الصَّلاةِ بالكُلِّيَّةِ تَهاوُنًا أو كسَلًا
Demikian pula meninggalkan shalat secara keseluruhan karena meremehkan atau
malas.
كُفرٌ مُخرِجٌ مِنَ المِلَّةِ في قَولِ كَثيرٍ من أهلِ العِلمِ
Adalah kekufuran yang mengeluarkan dari agama menurut pendapat banyak ulama.
وحُكيَ عليه إجماعُ الصَّحابةِ
Dan telah dinukil adanya ijma’ (kesepakatan) para sahabat tentang hal ini.
ومَن يُصلِّيها مَرَّةً ويَترُكُها مَرَّةً؛ فهذا غيرُ مُحافِظٍ عليها
Barang siapa yang shalat sekali dan meninggalkannya sekali, maka ia tidak
menjaga shalatnya.
وهو تَحتَ الوَعيدِ
Dan ia berada dalam ancaman.
وهذا يَتَّفقُ معَ قولِ اللهِ سُبحانَه
Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala:
{فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ
وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا} [مريم: 59، 60]
"Maka datanglah setelah mereka generasi yang menyia-nyiakan shalat dan
mengikuti hawa nafsu, maka mereka akan menghadapi kebinasaan" (Maryam:
59-60).
فقد ذمَّ اللهُ تَعالَى في الآيةِ مَن أضاعَ الصَّلاةَ
Maka Allah Ta’ala mencela dalam ayat ini orang yang menyia-nyiakan shalat.
إمَّا بتَركِها بالكُلّيَّةِ
Baik dengan meninggalkannya secara keseluruhan.
أو تَركِ بَعضِ أركانِها وشُروطِها
Atau meninggalkan sebagian rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
أوِ التَّفريطِ في واجباتِها
Atau mengabaikan kewajibannya.
أو تَأخيرِها عن مَواقيتِها، وغيرِ ذلك
Atau menundanya dari waktu-waktunya, dan lainnya.
وأقبَلَ على شَهَواتِ نفسِه
Dan ia menuruti hawa nafsunya.
وانهَمَك في تَحقيقِ رَغَباتِها الدُّنيويَّةِ
Serta tenggelam dalam memenuhi keinginannya yang bersifat duniawi.
وآثَرَها على طاعةِ اللهِ وجَنَّتِه
الأُخرويَّةِ
Dan mengutamakannya di atas ketaatan kepada Allah dan surga-Nya di akhirat.
فإنَّ ذلك مُوجِبٌ للعُقوبةِ الشَّديدةِ في
الآخِرةِ
Maka hal itu menyebabkan hukuman yang berat di akhirat.
إلَّا مَن تَدارَكَ أمرَه، وجاهَدَ نَفسَه فألزَمَها طَريقَ الحَقِّ
Kecuali orang yang memperbaiki keadaannya, bersungguh-sungguh melawan dirinya,
lalu ia memaksa dirinya pada jalan kebenaran.
فَتابَ عن إضاعةِ الصَّلواتِ، واتِّباعِ الشَّهَواتِ
Lalu ia bertobat dari menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu.
وآمَنَ وأطاعَ
Dan beriman serta taat.
فإنَّه يَنجُو مِنَ النَّارِ ويَدخُلُ الجَنَّةَ
Maka ia akan selamat dari neraka dan masuk surga.
وهذا كُلُّه يُوجِبُ الحَذَرَ الشَّديدَ من تَركِ هذه العِبادةِ العظيمةِ
Dan semua ini mengharuskan kewaspadaan yang sangat besar
terhadap meninggalkan ibadah yang agung ini.
أوِ التَّهاوُنِ فيها
وعدَمِ المُحافَظةِ عليها
Atau meremehkannya dan tidak menjaganya.
ثُمَّ إنَّ الشِّركَ
والكُفرَ قد يُطلَقَانِ بمعنًى واحدٍ
Kemudian sesungguhnya syirik dan kufur kadang digunakan
dalam satu makna.
وهو الكفرُ باللهِ
تَعالَى
Yaitu kekufuran terhadap Allah Ta’ala.
وقد يُفَرَّقُ بينهما
Dan kadang dibedakan antara keduanya.
فيُخَصُّ الشِّركُ
بِعَبَدَةِ الأوثانِ
Maka syirik dikhususkan untuk penyembah berhala.
وغيرِها مِنَ
المخلوقاتِ
Dan selainnya dari makhluk-makhluk.
مع اعترافِهم باللهِ
تَعالَى
Sambil mereka mengakui keberadaan Allah Ta’ala.
كَكُفَّارِ قريشٍ
Seperti kaum kafir Quraisy.
فيكونُ الكفرُ أعَمَّ
مِنَ الشِّركِ في هذه الحالِ
Maka kufur menjadi lebih umum daripada syirik dalam keadaan
ini.
وفي الحديثِ:
التَّحذيرُ الشَّديدُ من تَركِ الصَّلاةِ وإضاعتِها
Dalam hadits ini terdapat peringatan keras dari
meninggalkan shalat dan menyia-nyiakannya.
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/37352
Pelajaran dari hadits ini
1.
Kewajiban Shalat yang
Tidak Boleh Diremehkan
Shalat adalah kewajiban individu bagi setiap Muslim yang telah mukallaf. Hal
ini menunjukkan bahwa shalat adalah bagian yang mendasar dari iman dan tidak
boleh diabaikan atau diremehkan.
2.
Shalat sebagai Rukun
Islam Kedua
Sebagai rukun kedua dari Islam, shalat menempati posisi penting setelah
syahadat. Hal ini menunjukkan bahwa shalat adalah salah satu bentuk nyata dari
pengabdian kepada Allah yang tidak bisa digantikan oleh ibadah lainnya.
3.
Ancaman Keras bagi yang
Meninggalkan Shalat
Hadits ini memberikan ancaman keras bagi mereka yang meninggalkan shalat, baik
karena malas, meremehkan, maupun mengingkari kewajibannya. Bahkan, meninggalkan
shalat secara keseluruhan dapat mengeluarkan seseorang dari Islam menurut
banyak ulama.
4.
Meninggalkan Shalat Bisa
Mengarah kepada Kekufuran
Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa antara seorang Muslim dan kekufuran adalah shalat.
Hal ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat bukan hanya dosa besar, tetapi
juga dapat membahayakan keimanan seseorang.
5.
Shalat sebagai Ukuran
Ketaatan
Orang yang tidak menjaga shalat menunjukkan kurangnya komitmen dalam
menjalankan agama. Firman Allah dalam surat Maryam (59-60) menguatkan bahwa
orang yang menyia-nyiakan shalat berada dalam ancaman kebinasaan.
6.
Bahaya Mengikuti Hawa
Nafsu
Meninggalkan shalat sering kali disebabkan oleh kecenderungan untuk mengikuti
hawa nafsu dan keinginan duniawi. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang lebih
mementingkan urusan duniawi dibandingkan ibadah akan mengalami kerugian besar
di akhirat.
7.
Kesempatan untuk
Bertobat
Hadits dan ayat yang disebutkan juga memberikan harapan bagi mereka yang telah
meninggalkan shalat. Allah memberikan peluang bagi hamba-Nya untuk bertobat,
memperbaiki amal, dan kembali kepada-Nya dengan meninggalkan kelalaian terhadap
shalat dan hawa nafsu.
8.
Pentingnya Konsistensi
dalam Shalat
Tidak cukup hanya shalat sesekali; seorang Muslim harus konsisten dan menjaga shalat
dengan memenuhi rukun, syarat, dan waktunya. Hal ini merupakan bukti nyata
ketaatan dan keimanan kepada Allah.
Kesimpulannya,
hadits ini mengajarkan pentingnya menjaga shalat sebagai pondasi iman, bahaya
meninggalkannya, dan peluang untuk bertobat bagi yang lalai. Shalat bukan
sekadar kewajiban, tetapi juga cara untuk menjaga hubungan seorang hamba dengan
Tuhannya.
Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa
harakat
الصلاة فرض عين على كل مسلم مكلف؛ فهي الركن الثاني من أركان الإسلام،
وأعظم ركن عملي بعد التوحيد.
وفي هذا الحديث حذر الرسول صلى الله عليه وسلم تحذيرا شديدا من تركها،
وأخبر أن بين الرجل وبين الوقوع في الشرك والكفر ترك الصلاة، فترك الصلاة جحودا
لوجوبها كفر بالإجماع، وكذلك ترك الصلاة بالكلية تهاونا أو كسلا، كفر مخرج من
الملة في قول كثير من أهل العلم، وحكي عليه إجماع الصحابة، ومن يصليها مرة ويتركها
مرة؛ فهذا غير محافظ عليها، وهو تحت الوعيد؛ وهذا يتفق مع قول الله سبحانه: {فخلف
من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا * إلا من تاب وآمن
وعمل صالحا فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون شيئا} [مريم: 59، 60]؛ فقد ذم الله
تعالى في الآية من أضاع الصلاة؛ إما بتركها بالكلية، أو ترك بعض أركانها وشروطها،
أو التفريط في واجباتها، أو تأخيرها عن مواقيتها، وغير ذلك، وأقبل على شهوات نفسه،
وانهمك في تحقيق رغباتها الدنيوية، وآثرها على طاعة الله وجنته الأخروية؛ فإن ذلك
موجب للعقوبة الشديدة في الآخرة، إلا من تدارك أمره، وجاهد نفسه فألزمها طريق
الحق، فتاب عن إضاعة الصلوات، واتباع الشهوات، وآمن وأطاع؛ فإنه ينجو من النار
ويدخل الجنة.
وهذا كله يوجب الحذر الشديد من ترك هذه العبادة العظيمة أو التهاون فيها
وعدم المحافظة عليها. ثم إن الشرك والكفر قد يطلقان بمعنى واحد، وهو الكفر بالله
تعالى، وقد يفرق بينهما، فيخص الشرك بعبدة الأوثان، وغيرها من المخلوقات، مع
اعترافهم بالله تعالى؛ ككفار قريش، فيكون الكفر أعم من الشرك في هذه الحال.
وفي الحديث: التحذير الشديد من ترك الصلاة وإضاعتها.