Hadits: Sedekah Paling Utama Adalah dari Orang Yang Sempit Harta

Bismillahirrahmanirrahim. 

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang senantiasa memberikan kita rahmat-Nya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita, Muhammad ﷺ, sebagai suri tauladan yang sempurna bagi umat manusia.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita akan mempelajari sebuah hadits yang sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam konteks sedekah. Dalam hadits yang akan kita kaji ini, Rasulullah ﷺ memberikan petunjuk yang luar biasa tentang sedekah yang paling utama

Mari kita membacakan haditsnya.

-----

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata:

 يا رسولَ اللهِ، أيُّ الصَّدَقةِ أَفضَلُ؟ قَالَ: جُهْدُ الْمُقِلِّ، وابدَأْ بمَن تَعولُ.

Artinya:

Wahai Rasulullah! Sedekah apa yang paling utama? Beliau bersabda: “(Sedekah) yang diberikan oleh orang yang sedikit hartanya.Dan mulailah (bersedekah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu.”

 (HR Abu Daud No. 1677 dan Ahmad No. 8702)

 

mp3: https://t.me/mp3qhn/283

 


Syarah Hadits



كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُرشِدُ أُمَّتَهُ إلى مَعالي الأُمورِ مِن الأقْوالِ والأفْعالِ
Nabi Muhammad selalu membimbing umatnya kepada perkara-perkara yang luhur dalam ucapan dan perbuatan.

وكان يُجيبُ السَّائِلينَ بحَسَبِ حاجَتِهِم وما يَعْلَمُه خيرًا لهم
Dan beliau menjawab para penanya sesuai kebutuhan mereka dan apa yang beliau ketahui baik untuk mereka.

ولهذا وَرَدَ عن النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كثيرٌ مِن الأقْوالِ والأفْعالِ الموْصوفةِ بأنَّها الأَفْضَلُ والأَحْسَنُ والخَيْرُ
Oleh karena itu, banyak ucapan dan perbuatan Nabi yang disebut sebagai yang paling utama, paling baik, dan paling benar.

وكذلك في الأَسْوَأِ والشَّرِّ
Begitu juga terkait hal-hal yang buruk dan jahat.

وفي هذا الحديثِ يَروي أبو هُريْرةَ رضِيَ اللهُ عنه أنَّه قال: "يا رسولَ الله، أيُّ الصَّدَقَةِ أفضلُ؟"
Dalam hadits ini, Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa ia berkata: "Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?"

أي: أيُّ أنْواعِ الصَّدَقَةِ تكونُ أفْضَلَ من غيرِها؟
Artinya, sedekah jenis apa yang lebih utama dibanding yang lainnya?

"قال: جُهْدُ المُقِلِّ"
Nabi bersabda: "Sedekah terbaik adalah sedekah yang dilakukan oleh orang yang kekurangan."

والجُهْدُ الوُسْعُ والطَّاقةُ، أو المشَقَّةُ والغايَةُ، والمُقِلُّ: الفقيرُ الَّذي معَه شَيءٌ قَليلٌ مِن المالِ
"Juhd" berarti kesanggupan dan kemampuan, atau kesulitan dan usaha maksimal, sedangkan "muqil" adalah orang miskin yang memiliki sedikit harta.

والمعنى: إنَّ أفضَلَ الصَّدَقةِ هو الَّذي يتَصَدَّقُ به الفقيرُ قليلُ المالِ على قَدْرِ طاقتِهِ ووُسْعِه مع مَشَقَّةِ ذلك عليه
Maknanya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang miskin yang memiliki sedikit harta sesuai kemampuan dan kesanggupannya, meskipun itu sulit baginya.

ثم قال له النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: "وابْدَأْ بمَنْ تَعولُ"

Kemudian Nabi bersabda kepadanya: "Mulailah dengan orang yang menjadi tanggunganmu."

أي: ابْدَأْ بالَّذين تَلْزَمُكَ نَفَقَتُهُم، والقِيامُ بما يَحْتاجون إليه مِن قُوتٍ وكِسْوَةٍ
Artinya, mulailah dengan mereka yang wajib engkau nafkahi dan penuhi kebutuhan mereka seperti makanan dan pakaian.

ووَسِّعْ عليهم أوَّلًا زِيادةً على نَفَقَتِهِم الواجِبَةِ
Dan berikanlah kepada mereka lebih dulu, melebihi nafkah wajib yang harus engkau berikan.

والمقصودُ: أنَّ الأهْلَ والقَرابَةَ أحَقُّ مِن غيرِهم
Maksudnya adalah keluarga dan kerabat lebih berhak dibandingkan yang lainnya.

وفي هذا رِعايَةٌ نَبَوِيَّةٌ لِمَا جُبِلَتْ عليه النَّفْسُ مِن حُبِّ المالِ والوَلَدِ
Dalam hal ini terdapat perhatian Nabi terhadap tabiat manusia yang mencintai harta dan anak.

فتكونُ البِدايَةُ بالنَّفَقَةِ على الأهْلِ والأوْلادِ، ثُمَّ يَنْتَقِلُ منها إلى النَّفَقَةِ على كُلِّ مُحْتاجٍ
Maka nafkah dimulai dari keluarga dan anak-anak, kemudian beralih kepada seluruh orang yang membutuhkan.

وإنَّما كانتْ صَدَقةُ المُقِلِّ أفْضَلَ مِن صَدَقةِ الغَنيِّ
Sesungguhnya sedekah orang yang kekurangan lebih utama dibandingkan sedekah orang kaya.

لأنَّ الفقيرَ يتَصَدَّقُ بما هو مُحْتاجٌ إليه، بخِلافِ الغَنيِّ
Karena orang miskin bersedekah dengan apa yang ia butuhkan, berbeda dengan orang kaya.

فإنَّه يتَصَدَّقُ بفُضولِ مالِهِ
Karena orang kaya bersedekah dari kelebihan hartanya.

ويُجْمَعُ بينَه وبينَ حديثِ البُخارِيِّ: "خَيْرُ الصَّدَقةِ ما كان عن ظَهْرِ غِنًى"
Dan hadits ini dipadukan dengan hadits Bukhari: "Sedekah terbaik adalah yang dilakukan dari kelebihan harta."

أنْ يكون ما أخْرَجَه الإنْسانُ مِن مالِهِ بعدَ أنْ يَسْتَبْقِيَ منه قَدْرَ الكِفَايةِ
Yakni, seseorang mengeluarkan hartanya setelah menyisakan kebutuhan pokok untuk dirinya.

وقَدْرَ ما يُغْنيهِ هو ومَن يَعولُهُ بِحيثُ لا يَصيرُ المُتَصَدِّقُ مُحْتاجًا بعدَ صَدَقَتِهِ إلى أحَدٍ
Dan menyisakan sesuatu yang mencukupi dirinya dan orang yang menjadi tanggungannya sehingga ia tidak menjadi membutuhkan bantuan orang lain setelah bersedekah.

وهذا في مَعْنى الحديثِ المُتَقَدِّمِ
Hal ini selaras dengan makna hadits sebelumnya.

وفي الحديثِ: الحَثُّ على الصَّدَقَةِ بطِيبِ خاطرٍ وإخْلاصِ نيَّةٍ
Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersedekah dengan kerelaan hati dan niat yang ikhlas.

 

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/91634

 


Pelajaran dari Hadits ini



  1. Keutamaan Sedekah dalam Keadaan Terbatas
    Sedekah terbaik adalah sedekah yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keterbatasan harta (miskin atau sedikit harta), karena melibatkan pengorbanan yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sedekah tidak hanya diukur dari jumlahnya, tetapi dari kesungguhan dan pengorbanan yang terlibat.

  2. Prioritas dalam Sedekah
    Nabi Muhammad ﷺ menekankan pentingnya memulai sedekah dari orang-orang yang menjadi tanggungan kita, seperti keluarga dan kerabat. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi kebutuhan mereka adalah kewajiban utama sebelum memberikan sedekah kepada orang lain.

  3. Keseimbangan antara Sedekah dan Kebutuhan Diri
    Sedekah yang ideal adalah sedekah yang diberikan tanpa mengorbankan kebutuhan dasar pemberi sedekah dan keluarganya. Ini menjaga agar pemberi sedekah tidak menjadi beban bagi orang lain setelah bersedekah.

  4. Motivasi untuk Berbagi meskipun dalam Kesempitan
    Hadits ini memberikan dorongan kepada orang yang memiliki sedikit harta untuk tetap bersedekah. Meskipun mereka tidak memiliki kelebihan, keberanian untuk berbagi tetap dihargai di sisi Allah.

  5. Sedekah sebagai Ujian bagi Nafsu dan Kecintaan pada Harta
    Islam memahami fitrah manusia yang mencintai harta dan keluarganya. Oleh karena itu, dengan memulai sedekah dari orang-orang terdekat, ajaran ini membantu umat Islam mengelola kecintaan pada harta secara positif.

  6. Sedekah sebagai Wujud Kepedulian Sosial
    Hadis ini menegaskan bahwa sedekah adalah bentuk tanggung jawab sosial. Dengan mengutamakan keluarga, sedekah berfungsi untuk menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga sebelum memperluas manfaatnya kepada masyarakat.

  7. Keseimbangan antara Hadis yang Berbeda
    Dalam syarah ini dijelaskan cara mengharmoniskan hadis tentang keutamaan sedekah dari orang miskin dengan hadits lain yang menyatakan bahwa sedekah terbaik adalah yang diberikan dari kelebihan harta. Keduanya tidak bertentangan, tetapi menyesuaikan konteks dan kondisi pemberi sedekah.

Hadits ini menunjukkan bimbingan Rasulullah ﷺ yang sangat bijaksana, mengarahkan umat Islam untuk berbuat baik dengan tetap menjaga keseimbangan antara kewajiban, kebutuhan, dan kebajikan kepada orang lain.

 

----- Penutup Kajian -----

Hadirin yang dirahmati Allah,


Hadits yang kita kaji ini mengajarkan bahwa sedekah adalah ibadah yang harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, tidak tergantung pada jumlah yang kita berikan, tetapi lebih pada kemauan untuk berbagi dan menyedekahkan apa yang kita miliki, meskipun itu sedikit. Selain itu, Rasulullah ﷺ juga menekankan pentingnya memulai dengan memberi kepada orang-orang yang paling dekat dengan kita, karena mereka adalah pihak yang paling membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita.

Mari kita refleksikan bersama, apakah kita sudah melaksanakan sedekah dengan cara yang benar dan dimulai dari orang-orang terdekat kita? 

Semoga dengan memahami hadits ini, kita semakin termotivasi untuk berbuat baik, memberi, dan berbagi kepada sesama, dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur.

Aamiin.


Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat


كان النبي صلى الله عليه وسلم يرشد أمته إلى معالي الأمور من الأقوال والأفعال، وكان يجيب السائلين بحسب حاجتهم وما يعلمه خيرا لهم؛ ولهذا ورد عن النبي صلى الله عليه وسلم كثير من الأقوال والأفعال الموصوفة بأنها الأفضل والأحسن والخير، وكذلك في الأسوأ والشر. وفي هذا الحديث يروي أبو هريرة رضي الله عنه أنه قال: "يا رسول الله، أي الصدقة أفضل؟"، أي: أي أنواع الصدقة تكون أفضل من غيرها؟ "قال: جهد المقل"، والجهد الوسع والطاقة، أو المشقة والغاية، والمقل: الفقير الذي معه شيء قليل من المال، والمعنى: إن أفضل الصدقة هو الذي يتصدق به الفقير قليل المال على قدر طاقته ووسعه مع مشقة ذلك عليه. ثم قال له النبي صلى الله عليه وسلم: "وابدأ بمن تعول"، أي: ابدأ بالذين تلزمك نفقتهم، والقيام بما يحتاجون إليه من قوت وكسوة، ووسع عليهم أولا زيادة على نفقتهم الواجبة، والمقصود: أن الأهل والقرابة أحق من غيرهم، وفي هذا رعاية نبوية لما جبلت عليه النفس من حب المال والولد، فتكون البداية بالنفقة على الأهل والأولاد، ثم ينتقل منها إلى النفقة على كل محتاج. وإنما كانت صدقة المقل أفضل من صدقة الغني؛ لأن الفقير يتصدق بما هو محتاج إليه، بخلاف الغني؛ فإنه يتصدق بفضول ماله، ويجمع بينه وبين حديث البخاري: "خير الصدقة ما كان عن ظهر غنى"-: أن يكون ما أخرجه الإنسان من ماله بعد أن يستبقي منه قدر الكفاية، وقدر ما يغنيه هو ومن يعوله بحيث لا يصير المتصدق محتاجا بعد صدقته إلى أحد، وهذا في معنى الحديث المتقدم. وفي الحديث: الحث على الصدقة بطيب خاطر وإخلاص نية.



 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers