Hadits: Allah Mencintai Orang Yang Bekerja dengan Profesional
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta kesempatan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Rasulullah ﷺ, manusia paling sempurna dalam menjalankan amanah, yang menjadi suri teladan bagi kita dalam segala aspek kehidupan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah hadits yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai seorang Muslim. Hadits ini berbicara tentang konsep itqan, yaitu melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan penuh kesungguhan.
Hadits yang akan kita kaji ini menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama yang mengatur ibadah ritual semata, tetapi juga mengajarkan kita tentang profesionalisme, tanggung jawab, dan kesungguhan dalam setiap aspek kehidupan.
Jika kita melihat realitas di masyarakat, kita akan menemukan bahwa salah satu permasalahan yang cukup memprihatinkan adalah lemahnya budaya kerja keras dan rendahnya kualitas dalam berbagai bidang. Banyak orang yang bekerja hanya sebatas menggugurkan kewajiban, bukan untuk memberikan yang terbaik. Seorang pedagang mungkin kurang jujur dalam timbangan, seorang karyawan bisa jadi bekerja asal-asalan, seorang guru mengajar tanpa persiapan yang matang, bahkan dalam urusan ibadah pun banyak di antara kita yang melakukannya tanpa kesungguhan.
Akibat dari sikap ini, bukan hanya individu yang dirugikan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Bangsa yang tidak menjunjung tinggi nilai itqan akan tertinggal dalam pembangunan, mengalami kemunduran, dan sulit mencapai kesejahteraan. Padahal, dalam Islam, kesempurnaan dalam pekerjaan adalah bagian dari ibadah dan bukti keimanan seseorang.
Oleh karena itu, kajian ini sangat penting untuk kita pelajari agar kita bisa memahami bagaimana konsep itqan bukan hanya sekadar anjuran, tetapi merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan kecintaan Allah. Kita akan melihat bagaimana hadits ini dapat kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam ibadah, pekerjaan, maupun tanggung jawab sosial kita sebagai seorang Muslim.
Semoga dengan kajian ini, kita bisa lebih memahami pentingnya bekerja dengan penuh kesungguhan, serta menanamkan dalam diri kita bahwa setiap tugas yang kita emban harus dilakukan dengan amanah dan sebaik-baiknya. Karena ketika seorang Muslim melakukan pekerjaannya dengan itqan, ia tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga meraih cinta dan ridha Allah di akhirat.
Mari kita simak sabda Rasulullah ﷺ dalam hadits berikut ini:
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ
عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
Sesungguhnya
Allah mencintai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan,
ia melakukannya dengan sempurna/profesional (itqan).
HR Abu Ya'la al-Mawsili (4386), al-Tabarani dalam al-Mu'jam al-Awsat (897), dan al-Bayhaqi dalam Syu'ab al-Iman (4929).
Arti
Per Kalimat
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ
"Sesungguhnya Allah mencintai."
Ini menegaskan bahwa Allah memiliki sifat cinta
dan kasih sayang terhadap hamba-Nya. Dalam konteks hadis ini, cinta Allah
diberikan kepada orang yang melakukan pekerjaannya dengan baik dan penuh
ketelitian.
إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا
"Apabila salah seorang di antara kalian melakukan
suatu pekerjaan."
Hadis ini berlaku secara umum untuk setiap individu yang
mengerjakan sesuatu, baik dalam pekerjaan profesional, ibadah, maupun tugas
sehari-hari. Islam tidak membatasi amal hanya pada ibadah ritual, tetapi
mencakup seluruh aspek kehidupan.
أَنْ يُتْقِنَهُ
"Hendaknya ia melakukannya dengan itqan (kesungguhan
dan ketelitian)."
Itqan berarti melakukan suatu pekerjaan dengan sempurna,
teliti, dan penuh tanggung jawab. Dalam Islam, bekerja dengan baik bukan
sekadar tuntutan profesionalisme, tetapi juga bagian dari ibadah yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah. Hadis ini mengajarkan umat Islam untuk selalu
berusaha mencapai standar terbaik dalam setiap tugas yang mereka emban.
Syarah Hadits
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan sempurna/profesional (itqan).
هُنَا رَبَطَ الرَّسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَحَبَّةَ اللهِ
عَزَّ وَجَلَّ بِأَمْرَيْنِ
Di
sini, Rasulullah ﷺ mengaitkan cinta Allah ‘Azza wa Jalla dengan dua hal.
الأَوَّلُ العَمَلُ، وَالثَّانِي شَرْطٌ لِلْعَمَلِ الَّذِي يُحِبُّهُ
اللهُ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ العَمَلُ مُتْقَنًا
Pertama
adalah pekerjaan itu sendiri, dan kedua adalah syarat pekerjaan yang dicintai
Allah, yaitu pekerjaan itu harus sempurna.
فَقَالَ بَعْضُ العُلَمَاءِ: وَذَلِكَ لِأَنَّ الإِمْدَادَ الإِلَهِيَّ
يَنْزِلُ عَلَى العَامِلِ بِحَسَبِ عَمَلِهِ
Sebagian
ulama berkata: "Itu karena bantuan ilahi turun kepada seorang pekerja
sesuai dengan pekerjaannya."
فَكُلَّمَا كَانَ عَمَلُهُ أَتْقَنَ وَأَكْمَلَ فَالحَسَنَاتُ تُضَاعَفُ
Maka
semakin sempurna dan lengkap pekerjaannya, pahala kebaikan pun dilipatgandakan.
وَإِذَا أَكْثَرَ العَبْدُ أَحَبَّهُ اللهُ تَعَالَى
Dan
jika seorang hamba memperbanyak (amal yang baik), Allah Ta‘ala akan
mencintainya.
فَعِنْدَمَا يُتْقِنُ العَبْدُ العَمَلَ وَيَسْتَحْضِرُ نِيَّةَ عَمَلِهِ
بِأَنَّهُ يَسْتَعْفِفُ عَنْ سُؤَالِ النَّاسِ وَطَلَبِ الحَاجَةِ مِنْهُمْ
Ketika
seorang hamba menyempurnakan pekerjaannya dan menghadirkan niat bahwa dia
menjaga kehormatan dirinya agar tidak meminta-minta kepada orang lain.
فَهُوَ أَفْضَلُ وَأَغْنَى
Maka
itu lebih utama dan lebih kaya.
وَذَلِكَ لِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
الحَدِيثِ الصَّحِيحِ
Hal
ini sesuai dengan sabda Nabi ﷺ dalam hadits shahih.
(اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ
تَعُولُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ
اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ)
"Tangan di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (yang menerima). Mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Sedekah terbaik adalah yang diberikan ketika masih memiliki kecukupan. Barang siapa menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya. Dan barang siapa merasa cukup, maka Allah akan mencukupkannya."
وَاسْتِغْنَاءُ العَبْدِ
عَنْ حَاجَةِ النَّاسِ لَابُدَّ مِنَ العَمَلِ بِإِتْقَانٍ وَتَقْوَى اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ فِيهِ
Dan terlepasnya
seorang hamba dari kebutuhan kepada orang lain harus dilakukan dengan bekerja
secara sempurna dan dengan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam
pekerjaannya.
لِأَنَّ الإِتْقَانَ فِي
العَمَلِ يَكُونُ بِدَافِعِ الأَمَانَةِ وَالإِخْلاَصِ فِي العَمَلِ
Karena
kesempurnaan dalam pekerjaan didorong oleh amanah dan keikhlasan dalam
pekerjaan.
لِذَلِكَ قَالَ تَعَالَى:
{وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ،
وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}
Oleh karena itu,
Allah berfirman: Dan katakanlah, 'Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat
pekerjaan kalian, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin. Dan kalian akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
Dia akan memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.
(QS. At-Taubah: 105).
سَنَجِدُ فِي الآيَةِ
دَلِيلًا جَلِيًّا وَوَاضِحًا عَلَى حَثِّ المُؤْمِنِينَ لِلإِتْقَانِ فِي
العَمَلِ
Kita akan
menemukan dalam ayat ini bukti yang jelas dan terang mengenai dorongan kepada
kaum Mukmin untuk menyempurnakan pekerjaan mereka.
وَأَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ
سَيُخْبِرُنَا يَوْمَ القِيَامَةِ مَنْ مِنَّا أَحْسَنَ عَمَلَهُ فِي الدُّنْيَا
وَأَتْقَنَهُ لِيَأْخُذَ أَجْرَهُ فِي الآخِرَةِ
Dan bahwa Allah
Subhanahu wa Ta‘ala akan memberi tahu kita pada Hari Kiamat siapa di antara
kita yang terbaik dan paling sempurna pekerjaannya di dunia untuk menerima
pahalanya di akhirat.
أَمَّا دَلِيلُ
الإِتْقَانِ فِي العَمَلِ مِنَ السُّنَّةِ النَّبَوِيَّةِ فَهُنَاكَ الكَثِيرُ
مِنَ الأَحَادِيثِ الدَّالَّةِ عَلَى هَذَا
Adapun bukti
kesempurnaan dalam pekerjaan dari sunnah Nabi ﷺ, terdapat banyak hadits yang menunjukkan hal ini.
وَنَذْكُرُ لَكَ مِنْهَا
أَخِي الكَرِيمُ قَوْلَ رَسُولِ اللهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
Dan kami sebutkan
salah satunya untukmu, saudara yang mulia, sabda Rasulullah ﷺ.
(إِنَّ العَبْدَ إِذَا نَصَحَ لِسَيِّدِهِ وَأَحْسَنَ
عِبَادَةَ اللهِ، فَلَهُ أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ)
Sesungguhnya
seorang hamba jika ia setia kepada tuannya dan memperbaiki ibadahnya kepada Allah,
maka ia mendapatkan pahala dua kali lipat.
سَنَجِدُ أَنَّ الحَدِيثَ هُنَا لاَ يَحُثُّ
المُسْلِمِينَ فَقَطْ عَلَى العَمَلِ أَوْ إِنْهَاءِ العَمَلِ وَحَسْبُ
Kita akan menemukan bahwa hadits ini tidak hanya mendorong
kaum Muslim untuk bekerja atau sekadar menyelesaikan pekerjaan.
بَلْ إِنَّ مَحَبَّةَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
لِلْعِبَادِ مَشْرُوطَةٌ بِإِتْقَانِ العَمَلِ وَلَيْسَ أَنْ يُؤَدَّى العَمَلُ
دُونَ مُرَاعَاةِ تَقْوَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ
Melainkan cinta Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya
bersyarat pada kesempurnaan pekerjaan dan bukan hanya sekadar melakukannya
tanpa memperhatikan takwa kepada Allah.
لِهَذَا قَالَ الحَسَنُ البَصْرِيُّ رَحِمَهُ
اللَّهُ
Oleh karena itu, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
رَحِمَ اللَّهُ عَبْدًا كَسَبَ طَيِّبًا
وَأَنْفَقَ قَصْدًا وَوَجَّهَ فَضْلًا
Semoga Allah merahmati seorang hamba yang mencari
penghasilan yang baik, membelanjakan dengan hemat, dan mengarahkan kelebihannya
kepada yang bermanfaat.
وَوَجِّهُوا هَذِهِ الفُضُولَ حَيْثُ
وَجَّهَهَا اللَّهُ
Arahkanlah kelebihan ini kepada tempat yang Allah arahkan.
وَضَعُوهَا حَيْثُ أَمَرَ اللَّهُ بِهَا أَنْ
تُوضَعَ
Letakkanlah kelebihan itu di tempat yang Allah perintahkan
untuk diletakkan.
فَإِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَشْتَرُونَ
أَنْفُسَهُمْ بِالْفَضْلِ مِنَ اللَّهِ
Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menebus diri mereka
dengan kelebihan itu dari Allah.
وَإِنَّ هَذَا الْمَوْتَ قَدْ أَضَرَّ
بِالدُّنْيَا فَفَضَحَهَا
Dan sesungguhnya kematian ini telah merusak dunia sehingga
menghinakannya.
فَوَاللَّهِ مَا وُجِدَ بَعْدُ ذُو لُبٍّ
فَرِحًا
Demi Allah, setelahnya tidak ditemukan seorang pun yang
berakal merasa bahagia (dengan dunia).
Maraji: Mushannaf
Ibnu Abi Syaibah).
Pelajaran dari Hadits ini
Hadits ini memberikan motivasi bagi setiap Muslim untuk selalu bekerja dengan itqan, profesional, dan penuh tanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan. Jika setiap individu menerapkan nilai-nilai ini, maka umat Islam akan menjadi umat yang kuat, berdaya saing, dan mendapatkan keberkahan dari Allah ﷻ.
Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil secara rinci:
1. Konsep Itqan dalam Islam
-
Itqan berarti melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin, penuh ketelitian, kesungguhan, dan tanggung jawab.
-
Konsep ini menegaskan bahwa Islam tidak hanya menekankan aspek ibadah ritual, tetapi juga kualitas dalam bekerja dan beramal.
-
Allah mencintai seorang hamba yang tidak asal-asalan dalam tugasnya, tetapi selalu berusaha memberikan hasil terbaik.
2. Pekerjaan yang Dilakukan dengan Baik Bernilai Ibadah
-
Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan niat yang baik dan dikerjakan secara profesional dapat bernilai ibadah.
-
Seorang Muslim yang bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencari nafkah halal, membantu orang lain, atau menjalankan tugasnya dengan baik akan mendapatkan pahala.
-
Ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Az-Zumar: 39:
"Katakanlah: ‘Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.’"
3. Islam Menganjurkan Profesionalisme dan Keunggulan
-
Islam bukan hanya menganjurkan untuk bekerja, tetapi juga menekankan bahwa pekerjaan harus dilakukan dengan standar tinggi.
-
Rasulullah ﷺ sendiri adalah contoh terbaik dalam bekerja secara profesional, baik dalam dakwah, kepemimpinan, maupun interaksi sosial.
-
Seorang Muslim tidak boleh puas dengan hasil yang biasa-biasa saja, tetapi harus selalu berusaha mencapai kesempurnaan dalam setiap tugasnya.
4. Pekerjaan yang Berkualitas Membawa Keberkahan
-
Jika suatu pekerjaan dilakukan dengan itqan, hasilnya akan lebih bermanfaat dan membawa keberkahan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
-
Keberkahan ini bisa berupa kepuasan dalam bekerja, rezeki yang halal, serta manfaat yang dirasakan oleh banyak orang.
-
Hal ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dan menjadikannya lebih produktif.
5. Islam Mengajarkan Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
-
Hadits ini juga mengajarkan bahwa seorang Muslim harus memiliki rasa tanggung jawab dalam setiap pekerjaannya.
-
Jika seseorang diberi amanah, ia harus menjalankannya dengan sebaik-baiknya tanpa mengkhianati kepercayaan.
-
Ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 72 tentang amanah yang harus dijaga dengan baik.
6. Motivasi untuk Berkarya dengan Optimal dalam Berbagai Profesi
-
Seorang guru yang mengajar dengan penuh dedikasi akan menghasilkan generasi yang unggul.
-
Seorang pedagang yang jujur dan profesional akan mendapatkan keberkahan dalam usahanya.
-
Seorang pemimpin yang bertanggung jawab akan menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.
-
Seorang pekerja atau pegawai yang bekerja dengan itqan akan dihormati dan menjadi teladan bagi yang lain.
7. Menanamkan Budaya Kerja Keras dan Kemandirian
-
Islam tidak menganjurkan sifat malas dan menggantungkan hidup pada orang lain tanpa usaha.
-
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak ada makanan yang lebih baik daripada makanan hasil kerja keras tangannya sendiri." (HR. Bukhari) -
Dengan bekerja keras dan penuh profesionalisme, seorang Muslim dapat mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain.
8. Memotivasi Umat Islam untuk Menjadi Umat yang Unggul
-
Hadits ini memberikan dorongan agar umat Islam menjadi umat yang unggul dalam berbagai bidang, baik dalam ilmu, teknologi, ekonomi, maupun kehidupan sosial.
-
Ketika umat Islam bekerja dengan profesionalisme dan keunggulan, mereka akan dihormati dan memiliki daya saing yang tinggi di tingkat global.
-
Ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Ali ‘Imran: 110:
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia..."
9. Membentuk Karakter Muslim yang Berkualitas dan Bertanggung Jawab
-
Dengan mengamalkan hadits ini, seorang Muslim akan terbiasa dengan sikap disiplin, jujur, amanah, dan profesional.
-
Karakter ini sangat penting dalam membangun peradaban yang maju dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
10. Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
-
Bekerja dengan baik tidak hanya membawa manfaat duniawi, tetapi juga bernilai ibadah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
-
Seorang Muslim harus memiliki keseimbangan antara mencari rezeki di dunia dan mengusahakan kebahagiaan di akhirat.
11. Menetapkan sifat cinta bagi Allah ‘Azza wa Jalla
Salah satu manfaat utama dari hadits ini adalah penegasan bahwa Allah memiliki sifat cinta kepada hamba-hamba-Nya.
12. Menetapkan sifat kebencian bagi Allah Subhanahu wa Ta‘ala
Dalam konteks yang sama, kita memahami bahwa tidak menyempurnakan pekerjaan termasuk hal yang dapat mendatangkan kebencian Allah terhadap perilaku tersebut dari hamba-hamba-Nya.
Penerapan Itqan di Berbagai Profesi di Masyarakat
Berikut adalah beberapa contoh penerapan itqan (kesungguhan dan profesionalisme) dalam berbagai profesi di masyarakat:
1. Guru / Dosen
-
Mengajar dengan penuh persiapan dan metode yang efektif agar siswa memahami materi dengan baik.
-
Selalu memperbarui ilmu dan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.
-
Membimbing siswa dengan kesabaran dan memberikan motivasi untuk berkembang.
-
Memberikan penilaian yang objektif dan adil terhadap hasil belajar siswa.
2. Dokter / Tenaga Medis
-
Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dengan diagnosa yang akurat dan perawatan yang tepat.
-
Menjalankan tugas dengan empati dan kepedulian terhadap pasien.
-
Mengikuti perkembangan ilmu medis agar dapat memberikan pengobatan terbaik.
-
Menjaga kebersihan dan etika kerja dalam lingkungan medis.
3. Pedagang / Wirausahawan
-
Menjual barang atau jasa dengan kejujuran tanpa menipu pelanggan.
-
Memastikan kualitas produk yang dijual baik dan tidak merugikan konsumen.
-
Memberikan pelayanan yang ramah dan profesional kepada pelanggan.
-
Mengelola usaha dengan perencanaan yang matang agar berkembang dan berkelanjutan.
4. Pegawai Kantoran / PNS
-
Melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab tanpa menunda pekerjaan.
-
Memberikan pelayanan publik dengan cepat dan ramah.
-
Menghindari praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
-
Menjaga integritas dan profesionalisme dalam bekerja.
5. Notaris / Akuntan / Auditor
-
Membuat dokumen hukum dengan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan atau penyalahgunaan.
-
Melakukan audit keuangan dengan transparansi dan tanpa manipulasi.
-
Menjaga kerahasiaan data klien sebagai bentuk tanggung jawab profesional.
-
Mengikuti standar etika profesi dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
6. Insinyur / Teknisi
-
Merancang dan membangun infrastruktur dengan perhitungan yang tepat agar aman dan kuat.
-
Memeriksa dan memperbaiki mesin atau alat dengan standar keamanan tinggi.
-
Menggunakan bahan dan metode terbaik untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
-
Selalu meningkatkan keterampilan teknis agar tetap kompeten di bidangnya.
7. Petani / Nelayan
-
Menanam tanaman atau menangkap ikan dengan metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
-
Menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan hasil produksi.
-
Menjaga kualitas hasil panen agar memberikan manfaat yang maksimal.
-
Bekerja dengan disiplin dan tidak malas dalam mengelola lahan atau laut.
8. Sopir / Pengemudi Transportasi
-
Mengemudikan kendaraan dengan aman dan mematuhi aturan lalu lintas.
-
Memastikan kendaraan dalam kondisi baik sebelum beroperasi.
-
Mengutamakan keselamatan penumpang dan memberikan pelayanan yang ramah.
-
Tidak mengambil rute berbahaya atau menipu penumpang dengan tarif yang tidak wajar.
9. Penulis / Jurnalis
-
Menulis dengan penelitian yang mendalam dan berdasarkan fakta.
-
Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
-
Menghindari penyebaran berita hoaks atau informasi yang menyesatkan.
-
Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan etika jurnalistik.
10. Pemimpin / Pejabat Publik
-
Mengelola pemerintahan dengan jujur, transparan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.
-
Membuat kebijakan yang adil dan berpihak pada kebaikan masyarakat luas.
-
Menjalankan amanah tanpa korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.
-
Berkomunikasi dengan rakyat dan mendengar aspirasi mereka.
11. Imam / Dai / Khatib
-
Menyampaikan dakwah dengan ilmu yang benar dan metode yang menarik.
-
Memberikan contoh akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
-
Menjadi teladan dalam kesabaran dan kepemimpinan umat.
-
Menghindari ujaran kebencian atau dakwah yang provokatif.
12. Programmer / IT Specialist
-
Menulis kode dengan struktur yang rapi dan efisien.
-
Mengutamakan keamanan data dan menjaga privasi pengguna.
-
Mengembangkan teknologi yang bermanfaat dan tidak merugikan masyarakat.
-
Selalu memperbarui ilmu tentang perkembangan teknologi terbaru.
Penutup Kajian
Alhamdulillah, kita telah bersama-sama mengkaji hadits Rasulullah ﷺ yang begitu agung, yang menegaskan bahwa Allah mencintai seorang hamba yang melakukan pekerjaannya dengan sempurna dan profesional (itqan). Hadits ini bukan sekadar dorongan moral, tetapi merupakan pedoman hidup bagi setiap Muslim dalam menjalankan tugas dan amanahnya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Dari pembahasan tadi, kita dapat mengambil beberapa faedah penting:
-
Itqan dalam pekerjaan adalah bukti ketakwaan dan kecintaan kepada Allah. Setiap amal yang dilakukan dengan baik, rapi, dan penuh tanggung jawab akan menjadi jalan menuju ridha-Nya.
-
Keberkahan datang dari kesungguhan dan profesionalisme. Semakin baik suatu pekerjaan dilakukan, semakin besar pula nilai kebaikannya di sisi Allah dan manfaatnya bagi manusia.
-
Menjaga harga diri dan kemandirian dengan bekerja sungguh-sungguh. Islam mengajarkan bahwa seorang Muslim hendaknya tidak bergantung pada orang lain, tetapi berusaha mencari nafkah dengan cara yang halal dan penuh dedikasi.
-
Allah akan membalas setiap usaha yang dilakukan dengan kesungguhan. Seperti dalam firman-Nya:
"Dan katakanlah: 'Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin...'" (QS. At-Taubah: 105).
Oleh karena itu, marilah kita bertekad untuk menerapkan hadits ini dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita seorang pekerja, jadilah pekerja yang amanah dan profesional. Jika kita seorang pelajar, jadilah pelajar yang disiplin dan bersungguh-sungguh. Jika kita seorang pemimpin, jadilah pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kita tidak hanya memperoleh keberhasilan di dunia, tetapi juga meraih cinta dan keridhaan Allah di akhirat.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba yang beramal dengan itqan, dan semoga ilmu yang kita dapatkan hari ini bermanfaat serta menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin, ya Rabbal ‘aalamiin.
Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ
Belajar
membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat
اذا عمل
أحدكم عملاً فليتقنه
هنا
ربط الرسول صلى الله عليه وسلم محبة الله عز وجل بأمرين، الأول العمل والثاني شرط للعمل الذي يحبه الله سبحانه أن
يكون العمل متقناً.
فقال بعض العلماء: وذلك لأنّ الإمداد الإلهي ينزل على
العامل بحسب عمله فكل من كان عمله أتقن وأكمل فالحسنات تضاعف إذا أكثر العبد أحبه الله تعالى اهـ.
فعندما يتقن العبد العمل ويستحضر نية عمله بأنه
يستعفف عن سؤال الناس وطلب الحاجة منهم، أفضل وأغنى وذلك لقول النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث
الصحيح: (اليد العليا خير من اليد السفلى وابدأ بمن تعول وخير الصدقة عن ظهر غنى
ومن يستعفف يعفه الله ومن يستغن يغنه الله).
واستغناء العبد عن حاجه الناس لابد من العمل بإتقان
وتقوى الله عز وجل فيه، لأن الإتقان في
العمل يكن بدافع الأمانة والإخلاص في العمل.
سنجد في الآية دليل جلي وواضح على حث المؤمنين
للإتقان في العمل، وأن الله سبحانه سيخبرنا يوم القيامة من منا أحسن عمله في
الدنيا وأتقنه ليأخذ أجره في الآخرة.
أما دليل الإتقان في العمل من سنة النبوية فهناك
الكثير من الأحاديث الدالة على هذا، ونذكر لك منها أخي الكريم قول رسول الله عليه
الصلاة والسلام: (إن الْعَبْدُ إِذَا نَصَحَ لِسَيِّدِهِ وَأَحْسَنَ عِبَادَةَ
اللَّهِ، فَلَهُ أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ).
وفيه يحث الرسول صلى الله عليه وسلم المؤمنين على
إتقان عملهم، وأن العمل المتقن سيضاعف له الأجر مرتين.
وفي نهاية الشرح “ان الله يحب اذا عمل احدكم عملا
فليتقنه”سنجد أن الحديث هنا لا يحث المسلمين فقط على العمل أو إنهاء العمل وحسب،
بل أن محبة الله عز وجل للعباد مشروطة بإتقان العمل وليس أن يتم عمله دون مراعاة
تقوى الله سبحانه.
لهذا قال الحسن البصري رحمه الله: رَحِمَ اللَّهُ
عَبْدًا كَسَبَ طَيِّبًا وَأَنْفَقَ قَصْدًا وَوَجَّهَ فَضْلا، وَجِّهُوا هَذِهِ
الْفُضُولَ حَيْثُ وَجَّهَهَا اللَّهُ. وَضَعُوهَا حَيْثُ أَمَرَ اللَّهُ بِهَا
أَنْ تُوضَعَ، فَإِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَشْتَرُونَ أَنْفُسَهُمْ
بِالْفَضْلِ مِنَ اللهِ، وَإِنَّ هَذَا الْمَوْتَ قَدْ أَضَرَّ بِالدُّنْيَا
فَفَضَحَهَا. فَوَاللهِ مَا وُجِدَ بَعْدُ
ذُو لُبٍّ فَرِحًا. )المصدر: مصنف ابن أبي شيبة(.