Hadits: Perintah Meluruskan dan Merapatkan Shaf Shalat
Bismillahirrahmanirrahim.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Segala puji hanya milik Allah, yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk berkumpul dalam majelis ilmu ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah mengikuti ajaran beliau hingga hari kiamat.
Pada kesempatan ini, kita akan merenungi sebuah hadits yang mengajarkan kita tentang pentingnya merapikan shaf dalam shalat berjamaah. Mari kita membaca haditsnya:
-----
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, dia berkata: Rasulullah
ﷺ bersabda:
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَها
وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرى
الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Rapikan barisan-barisan kalian, dekatkan antara satu dengan
yang lain, dan luruskan leher-leher kalian. Demi Dzat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, aku benar-benar melihat syaitan masuk melalui celah-celah barisan
kalian seolah-olah seperti kambing yang lewat.
HR. Abu Daud (667), An-Nasa’I (815) dan Ahmad (13761)
Mp3: https://t.me/mp3qhn/121
Syarah Hadits
عَلَّمَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Nabi Muhammad ﷺ telah mengajarkan
kepada kami
كَيْفِيَّةَ الصَّلَاةِ فِي الْجَمَاعَةِ
cara shalat berjamaah
وَكَيْفَ نَصُفُّ الصُّفُوفَ وَنُسَوِّيَهَا
dan bagaimana kami merapikan dan meratakan barisan
فِي خُشُوعٍ وَخُضُوعٍ بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ
dengan khusyuk dan tunduk di hadapan Allah
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يُخْبِرُ أَنَسُ بْنُ
مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Dan dalam hadis ini, Anas bin Malik RA memberitakan kepada
kita
أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
bahwa Nabi Allah ﷺ bersabda
رَاصُّوا صُفُوفَكُمْ
Rapikan barisan kalian
أَي: صِلُّوهَا بِتَوَاصُلِ الْمَنَاكِبِ
yaitu sambungkanlah (barisan kalian) dengan menyentuhkan
bahu satu sama lain
كَأَنَّهَا بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
seolah-olah ia adalah bangunan yang tersusun rapat
بِانْضِمَامِ بَعْضِكُمْ إِلَى بَعْضٍ عَلَى
السَّوَاءِ
dengan saling merapatkan diri, agar semuanya sejajar
وَقَارِبُوا بَيْنَهَا
dan rapatkan di antara barisan kalian
أَي: قَارِبُوا بَيْنَ الصُّفُوفِ حَتَّى لَا
يَسَعُ مَا بَيْنَ كُلِّ صَفَّيْنِ صَفٌّ آخَرَ
yaitu rapatkan barisan hingga tidak ada ruang di antara dua
barisan yang lainnya
حَتَّى لَا يَقْدِرَ الشَّيْطَانُ أَنْ
يَمُرَّ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ
sehingga syaitan tidak dapat masuk melalui celah-celah di
antara kalian
وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ
dan luruskan leher-leher kalian
بِأَنْ يَكُونَ عُنُقُ كُلِّ مِنْكُمْ
مُوَازِيًا لِعُنُقِ أَخِيهِ الَّذِي بِجَوَارِهِ
agar leher setiap orang sejajar dengan leher saudaranya
yang ada di sampingnya
فَتَسْتَوِيَ الْأَجْسَامُ فِي الصُّفُوفِ
sehingga tubuh-tubuh kalian sejajar dalam barisan
فَوَ الَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya
وَهَذَا قَسَمٌ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Ini adalah sumpah dengan Allah yang Maha Kuasa
وَذَٰلِكَ لِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الَّذِي
يَمْلِكُ الْأَنْفُسَ
Karena Allah adalah Pemilik segala jiwa
وَكَثِيرًا مَا كَانَ يُقْسِمُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا الْقَسَمِ
Dan sering kali Nabi Muhammad ﷺ bersumpah dengan sumpah ini
إِنِّي لَأَرَى الشَّيَاطِينَ تَدْخُلُ مِنْ
خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Sesungguhnya aku melihat syaitan-syaitan masuk dari
celah-celah barisan kalian seperti kambing hitam kecil
وَالْحَذَفُ: غَنَمٌ سُودٌ صِغَارٌ
Dan al-Hadhaf adalah kambing hitam kecil
فَكَأَنَّ الشَّيْطَانَ يَتَصَاغَرُ
Seolah-olah syaitan menjadi kecil
حَتَّى يَدْخُلَ فِي تَضَاعِيفِ الصَّفِّ
وَفِي الْفَتْحَاتِ بَيْنَ النَّاسِ
hingga ia dapat masuk ke celah-celah barisan dan
ruang-ruang di antara manusia
وَفِي الْحَدِيثِ: اهْتِمَامُ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَمْرِ صَلاَةِ الْجَمَاعَةِ وَأَمْرُهُ
بِتَسْوِيَةِ الصُّفُوفِ
Dan dalam hadis ini, terdapat perhatian Nabi Muhammad ﷺ terhadap pentingnya shalat
berjamaah dan perintahnya untuk merapikan barisan..
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/84975
Pelajaran dari hadits ini
Hadits ini mengajarkan beberapa pelajaran yang sangat penting dalam konteks shalat berjamaah, di antaranya:
Pentingnya Shalat Berjamaah dan Merapikan Barisan
- Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan umatnya cara shalat berjamaah yang benar, yang bukan hanya melibatkan ibadah pribadi tetapi juga aspek kebersamaan. Dalam berjamaah, barisan shalat harus rapat dan tertib, karena hal ini menunjukkan kesatuan dan kekuatan umat Islam.
- Rapatkan barisan: Nabi menginstruksikan agar kita saling berdekatan satu sama lain dalam barisan shalat, dengan menyentuhkan bahu dan menyamakan posisi tubuh agar tampak seperti bangunan yang rapat dan kokoh. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kekompakan dalam beribadah.
Menghindari Celah yang Dapat Masuknya Syaitan
- Dalam hadis ini, Nabi mengingatkan kita untuk merapatkan barisan hingga tidak ada celah antara satu barisan dengan barisan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar syaitan tidak bisa masuk melalui celah tersebut. Syaitan cenderung mencari celah untuk menggoda atau mengganggu konsentrasi umat Islam dalam ibadah mereka.
- Hal ini juga menggambarkan bahwa dalam kehidupan sosial kita, kita harus saling menjaga dan menutup celah-celah yang bisa menjadi pintu bagi gangguan atau godaan yang merusak keharmonisan.
Kehati-hatian terhadap Hal-hal yang Bisa Mengganggu Kekhusyukan
- Rasulullah ﷺ mengingatkan untuk menjaga keseragaman dan kekompakan barisan agar tidak ada gangguan dalam shalat berjamaah. Ini juga mengajarkan kita bahwa dalam beribadah, kita harus menjaga konsentrasi dan tidak membiarkan faktor eksternal, seperti gangguan fisik atau sosial, merusak keseriusan kita dalam beribadah.
Rasulullah SAW Bersumpah untuk Menekankan Pentingnya Merapatkan Barisan
- Nabi ﷺ menggunakan sumpah dengan menyatakan, “Demi yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya,” untuk menekankan betapa pentingnya mengatur barisan shalat dengan rapi. Sumpah ini menunjukkan bahwa masalah ini sangat penting dalam menjaga kualitas ibadah dan konsentrasi umat dalam shalat berjamaah.
Simbolisme dari “hadhaf” (kambing hitam kecil)
- Ketika Nabi menyebutkan bahwa syaitan masuk melalui celah barisan seperti kambing hitam kecil (hadhaf), ini menggambarkan bahwa syaitan bisa saja menyelinap dengan cara yang sangat halus dan sulit terlihat jika tidak ada perhatian yang cermat terhadap susunan barisan. Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah.
Tekanan pada Kebersamaan dalam Ibadah
- Hadis ini mengajarkan bahwa ibadah bukan hanya untuk individu, tetapi juga untuk kebersamaan sebagai umat. Kerapian barisan adalah simbol dari persatuan dan kesatuan umat Islam yang seharusnya tidak terpecah. Keindahan shalat berjamaah terletak pada konsistensi dan keteraturan yang mencerminkan keharmonisan sosial di masyarakat.
Pentingnya Merasakan Keberadaan Allah dalam Shalat
- Dalam setiap tindakan kita ketika merapikan barisan, kita diajarkan untuk selalu sadar dan khusyuk dalam beribadah, mematuhi perintah Allah dengan rasa rendah hati dan penuh keikhlasan. Shalat berjamaah mengajarkan untuk menundukkan diri di hadapan Allah dan menyadari betapa besar karunia-Nya.
Secara keseluruhan, hadits ini tidak hanya mengajarkan cara merapikan barisan dalam shalat berjamaah, tetapi juga memberikan pelajaran penting mengenai persatuan, kehati-hatian, kekhusyukan dalam ibadah, serta pentingnya menjaga kualitas ibadah dengan menghindari gangguan dan godaan dari syaitan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Rasulullah ﷺ bukan hanya memerintahkan agar shaf dirapikan, tetapi juga menjelaskan konsekuensi jika shaft tidak diluruskan, yaitu syaitan akan masuk melalui celah-celah yang tidak dirapikan. Perintah merapikan shaf juga adalah bentuk pendidikan kedisiplinan dan kebersamaan dalam Islam, kekuatan ukhuwah Islamiyah, dan kepatuhan kepada Allah.
Celah shaf yang tidak rapi menjadi simbol kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh syaitan, dan juga cermin dalam kehidupan bermasyarakat. Ketidakteraturan, jarak yang renggang, dan ketidakpedulian terhadap sesama menjadi peluang bagi syaitan untuk menanamkan permusuhan, perpecahan, dan kelemahan dalam umat.
Rasulullah ﷺ menggambarkan syaitan seperti kambing yang masuk ke celah-celah, selalu mencari kesempatan terkecil untuk mengganggu kita, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Allah memudahkan kita semua mengamalkan sunnah ini. Amin.
Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa
harakat
علمنا النبي صلى الله عليه وسلم كيفية الصلاة في الجماعة، وكيف نصف الصفوف
ونسويها، في خشوع وخضوع بين يدي الله.
وفي هذا الحديث يخبر أنس بن مالك رضي الله عنه: أن نبي الله صلى الله عليه
وسلم قال: "راصوا صفوفكم"، أي: صلوها بتواصل المناكب كأنها بنيان مرصوص،
بانضمام بعضكم إلى بعض على السواء، "وقاربوا بينها"، أي: قاربوا بين
الصفوف بحيث لا يسع ما بين كل صفين صفا آخر؛ حتى لا يقدر الشيطان أن يمر بين
أيديكم، "وحاذوا بالأعناق" بأن يكون عنق كل منكم موازيا لعنق أخيه الذي
بجواره، فتستوي الأجسام في الصفوف، "فوالذي نفس محمد بيده"، وهذا قسم
بالله عز وجل؛ وذلك لأن الله هو الذي يملك الأنفس، وكثيرا ما كان يقسم النبي صلى
الله عليه وسلم بهذا القسم، "إني لأرى الشياطين تدخل من خلل الصف كأنها
الحذف"، والحذف: غنم سود صغار، فكأن الشيطان يتصغر؛ حتى يدخل في تضاعيف الصف
وفي الفتحات بين الناس.
وفي الحديث: اهتمام النبي صلى الله عليه وسلم بأمر صلاة الجماعة وأمره بتسوية الصفوف.