Hadits: Dosa Keluar dari Anggota Wudu Bersama Tetesan Air Wudu

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ yang telah mengaruniakan kepada kita berbagai nikmat, terutama nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak luput dari dosa dan kesalahan. Pandangan mata yang tak terjaga, ucapan yang melukai, tangan yang berbuat tidak adil, hingga langkah kaki yang membawa kita ke tempat yang tidak diridhai Allah. Namun, Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan memberikan banyak jalan untuk penyucian diri. Salah satunya adalah wudhu, yang tidak hanya membersihkan tubuh dari hadas, tetapi juga menghapus dosa-dosa kita.

Mari kita kaji hadits berikut ini:

-----

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata:

إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ، أَوِ الْمُؤْمِنُ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَتْ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ

Arti per kalimat

إِذَا تَوَضَّأَ العَبْدُ المُسْلِمُ، أَوِ المُؤْمِنُ

Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu

فَغَسَلَ وَجْهَهُ

lalu dia membasuh wajahnya

خَرَجَ مِن وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بعَيْنَيْهِ

keluarlah dari wajahnya setiap dosa yang dia lihat dengan kedua matanya

مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ

bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir

فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ

dan apabila dia membasuh kedua tangannya

خَرَجَ مِن يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ

keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya

مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ

bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir

فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ

dan apabila dia membasuh kedua kakinya

خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ

keluarlah setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua kakinya

مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ

bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir

حتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ

hingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa

HR Muslim (244)





Syarah Hadits


تَفَضَّلَ اللهُ سُبْحَانَهُ عَلَى عِبَادِهِ ِ
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan karunia kepada hamba-hamba-Nya

بِأَنْ جَعَلَ أَدَاءَ الْعِبَادَاتِ بِشُرُوطِهَا سَبَبًا لِلْمَغْفِرَة

dengan menjadikan pelaksanaan ibadah dengan syarat-syaratnya sebagai sebab untuk memperoleh ampunan.

وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ النَّاسَ فِي الطَّاعَاتِ وَالْعِبَادَاتِ
Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendorong manusia untuk taat dan beribadah

بِذِكْرِ الْأَجْرِ وَالثَّوَابِ عَلَيْهَا

dengan menyebutkan ganjaran dan pahala atasnya.

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يُخْبِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan dalam hadis ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan.

أَنَّهُ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَتَوَضَّأَ «الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ - أَوِ الْمُؤْمِنُ«
Bahwa ketika seorang hamba Muslim — atau Mukmin — hendak berwudu.

وَزِيَادَةُ لَفْظَةِ «الْعَبْدِ» لِإِفَادَةِ إِخْلَاصِ الْعِبَادَةِ
Dan tambahan lafaz "hamba" untuk menunjukkan keikhlasan dalam beribadah.

وَالشَّكُّ مِنْ أَحَدِ رُوَاةِ الْحَدِيثِ فِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ
Dan keraguan dari salah satu perawi hadis tentang apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan: "Muslim atau Mukmin."

وَالْمَعْنَى: أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ مُسْتَشْعِرًا أَنَّهُ عَبْدٌ مُخْلِصٌ مُطِيعُ الْأَوَامِرِ
Dan maknanya: Ketika ia berwudu dengan merasakan dirinya sebagai hamba yang ikhlas dan taat pada perintah.

فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ
Maka ketika ia membasuh wajahnya, semua dosa yang dilakukan oleh matanya dengan pandangan akan keluar dari wajahnya.

مَعَ انْفِصَالِ الْمَاءِ عَنِ الْبَشَرَةِ وَسُقُوطِهِ عَنْهَا
Bersamaan dengan air yang terpisah dari kulit dan jatuh darinya.

«أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ»
Atau bersama dengan tetesan air terakhir.

أَيْ: تَخْرُجُ خَطَايَاهُ مِنْ وَجْهِهِ مَعَ آخِرِ نُقْطَةٍ مِنَ الْمَاءِ
Yaitu dosa-dosanya keluar dari wajahnya bersama dengan tetesan air terakhir.

وَالشَّكُّ مِنْ أَحَدِ رُوَاةِ الْحَدِيثِ
Dan keraguan dari salah satu perawi hadis.

فَالَّتِي نَظَرَ إِلَيْهِ بِعَيْنَيْهِ تَخْرُجُ مِنْ عَيْنَيْهِ
Maka dosa yang dilihatnya dengan matanya akan keluar dari matanya.

وَالَّتِي اسْتَنْشَقَهَا بِأَنْفِهِ خَرَجَتْ مِنْ أَنْفِهِ
Dan dosa yang dihirup dengan hidungnya akan keluar dari hidungnya.

وَالَّتِي نَطَقَهَا بِفَمِهِ خَرَجَتْ مِنْ فَمِهِ
Dan dosa yang diucapkannya dengan mulutnya akan keluar dari mulutnya.

قِيلَ: خُصَّتِ الْعَيْنُ بِالذِّكْرِ؛ لِأَنَّهَا طَلِيعَةُ الْقَلْبِ وَرَائِدُهُ
Dikatakan: Mata disebutkan secara khusus karena ia adalah pelopor hati dan penunjuknya.

فَإِذَا ذُكِرَتْ أَغْنَتْ عَنْ سَائِرِهَا
Sehingga jika disebutkan, ia sudah mencukupi dari yang lainnya.

وَقِيلَ: ذُكِرَتْ لِأَنَّ كُلًّا مِنَ الْفَمِ، وَالْأَنْفِ، وَالْأُذُنِ لَهُ طَهَارَةٌ مَخْصُوصَةٌ خَارِجَةٌ عَنْ طَهَارَةِ الْوَجْهِ
Dan dikatakan: Disebutkan karena setiap dari mulut, hidung, dan telinga memiliki cara penyucian khusus yang berbeda dari penyucian wajah.

فَكَانَتْ مُتَكَفِّلَةً بِإِخْرَاجِ خَطَايَاهُ
Sehingga ia bertanggung jawab untuk mengeluarkan dosa-dosanya.

بِخِلَافِ الْعَيْنِ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ لَهَا طَهَارَةٌ إِلَّا فِي غَسْلِ الْوَجْهِ
Berbeda dengan mata; karena ia tidak memiliki cara penyucian kecuali dengan membasuh wajah.

فَخُصَّتْ خَطِيئَتُهَا بِالْخُرُوجِ عِنْدَ غَسْلِهِ دُونَ غَيْرِهَا مِمَّا ذُكِرَ
Sehingga dosa-dosanya keluar saat mencuci wajah, tidak seperti yang lain yang telah disebutkan.

فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ ذَهَبَتْ وَمُحِيَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ اقْتَرَفَتْهَا وَعَمِلَتْهَا يَدَاهُ
Maka ketika ia membasuh tangannya, semua dosa yang dilakukan dan diperbuat oleh tangannya akan lenyap dan dihapus.

كَالْمُلَامَسَةِ الْمُحَرَّمَةِ وَغَيْرِهَا
Seperti menyentuh sesuatu yang haram dan lainnya.

«مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ»
Bersama dengan air, atau bersama tetesan air terakhir.

فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ
Maka ketika ia membasuh kedua kakinya, seluruh dosa yang telah dilangkahi oleh kakinya akan keluar.

«مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ»
Bersama dengan air, atau bersama tetesan air terakhir.

حَتَّى إِذَا انْتَهَى مِنْ وُضُوئِهِ خَرَجَ نَقِيًّا مِنَ ذُنُوبِ الْأَعْضَاءِ أَوْ جَمِيعِ الذُّنُوبِ مِنَ الصَّغَائِرِ
Sehingga ketika ia selesai dari wudunya, ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa anggota tubuh atau dari semua dosa kecil.

لِأَنَّ الْأَدِلَّةَ مُتَوَاتِرَةٌ عَلَى أَنَّ الْكَبَائِرَ لَا بُدَّ لَهَا مِنْ تَوْبَةٍ
Karena dalil-dalil yang mutawatir menunjukkan bahwa dosa besar memerlukan taubat khusus.

وَفِي الْحَدِيثِ: فَضْلُ الْوُضُوءِ، وَأَنَّهُ يُكَفِّرُ الذُّنُوبَ
Dan dalam hadis ini terdapat keutamaan wudu, bahwa ia menghapus dosa-dosa.

وَفِيهِ: حَثٌّ عَلَى الْإِكْثَارِ مِنَ الْوُضُوءِ
Dan dalam hadis ini terdapat anjuran untuk memperbanyak wudu.

 

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/35837


Pelajaran dari Hadits ini


1. Anugerah Allah kepada Hamba-Nya

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan anugerah kepada hamba-hamba-Nya dengan menjadikan pelaksanaan ibadah yang memenuhi syarat-syaratnya sebagai sebab pengampunan dosa. Ini menunjukkan kasih sayang Allah yang begitu luas, di mana setiap amal ibadah yang dilakukan sesuai aturan-Nya berbuah maghfirah (ampunan).


2. Motivasi Nabi terhadap Ibadah

Rasulullah ﷺ senantiasa memotivasi umatnya untuk melaksanakan ibadah dan ketaatan dengan menyebutkan balasan pahala dan ganjaran besar yang akan mereka peroleh. Hal ini bertujuan untuk menanamkan semangat dalam hati kaum Muslimin agar terus mendekatkan diri kepada Allah.


3. Makna Wudu sebagai Sarana Pengampunan

Ketika seorang Muslim atau Mukmin berniat untuk berwudu dengan ikhlas dan penuh kesadaran bahwa ia adalah seorang hamba yang tunduk dan patuh kepada Allah, maka wudu tersebut menjadi sebab penghapusan dosa, sebagaimana dijelaskan dalam hadis:

  1. Ketika Membasuh Wajah
    Seluruh dosa yang dilakukan melalui pandangan mata, seperti melihat hal-hal yang diharamkan, akan keluar bersamaan dengan air yang membasuh wajahnya atau bersama tetesan air terakhir.

  2. Ketika Membasuh Tangan
    Setiap dosa yang dilakukan oleh tangan, seperti menyentuh sesuatu yang diharamkan, akan dihapuskan bersama air wudu.

  3. Ketika Membasuh Kaki
    Semua dosa yang dilakukan oleh kaki, seperti melangkah ke tempat maksiat, juga akan terhapus bersamaan dengan air wudu.

  4. Keseluruhan Dosa Kecil
    Setelah selesai wudu, seorang hamba akan keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar tetap membutuhkan taubat khusus.


4. Hikmah Penyebutan Anggota Tubuh Tertentu

Hadits ini secara khusus menyebutkan anggota tubuh seperti mata, tangan, dan kaki, dengan beberapa hikmah:

  • Mata sebagai Pelopor Hati: Mata sering kali menjadi pelopor bagi hati dalam mengikuti hawa nafsu. Ketika dosa-dosa mata dihapus, maka ini mencakup dosa-dosa lainnya.
  • Tangan dan Kaki Mempunyai Fungsi Khusus: Tangan dan kaki memiliki tindakan fisik yang jelas, sehingga penting untuk disebutkan dalam konteks wudu.
  • Keterkaitan dengan Fungsi Wudu: Setiap anggota tubuh yang disebutkan memiliki hubungan langsung dengan proses penyucian dalam wudu, dan dosa-dosanya keluar bersamaan dengan air yang mengalir.

5. Wudu sebagai Pembersih Dosa

Wudu tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Dengan wudu, seorang Muslim:

  • Dibersihkan dari dosa-dosa kecil yang dilakukan melalui anggota tubuh.
  • Mendapatkan kesucian hati yang mendukung kekhusyukan dalam shalat.

6. Keutamaan Wudu

Hadits ini menekankan beberapa keutamaan wudu, antara lain:

  • Penghapus Dosa: Wudu menghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh anggota tubuh.
  • Meningkatkan Kedekatan dengan Allah: Dengan wudu yang dilakukan secara sempurna, seorang Muslim akan lebih siap untuk berkomunikasi dengan Allah dalam ibadahnya.
  • Memperbanyak Kebaikan: Anjuran untuk sering berwudu menunjukkan bahwa wudu adalah salah satu ibadah yang ringan tetapi memiliki nilai yang besar.

7. Anjuran Memperbanyak Wudu

Hadits ini juga mengandung motivasi untuk memperbanyak wudu, baik sebagai bentuk persiapan ibadah maupun sebagai sarana pembersihan diri dari dosa. Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk senantiasa menjaga kesucian melalui wudu, bahkan di luar waktu shalat.


Kesimpulan

Hadits ini mengajarkan betapa besar rahmat Allah kepada hamba-Nya, di mana wudu yang tampak sederhana memiliki keutamaan luar biasa dalam membersihkan dosa-dosa kecil. Selain itu, hadis ini juga menanamkan semangat untuk menjaga kesucian dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Wudu bukan sekadar rutinitas, tetapi sarana penghapusan dosa dan cara mendekatkan diri kepada Allah. 

 

----- Penutup Kajian -----

Hadirin yang dirahmati Allah,

Dalam hadits yang akan kita kaji hari ini, Rasulullah ﷺ menjelaskan bagaimana setiap kali seorang mukmin berwudhu dengan sempurna, dosa-dosanya luruh bersama air wudhu—dari wajahnya, tangannya, hingga kakinya. Betapa besarnya rahmat Allah, bahkan dengan ibadah yang sederhana seperti wudhu, kita bisa keluar dalam keadaan bersih dari dosa.

Oleh karena itu, mari kita renungkan hadits ini dengan hati yang lapang dan semangat untuk mengamalkan sunnah Nabi ﷺ dalam setiap wudhu kita. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang selalu menjaga kesucian lahir dan batin. Aamiin. 



Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat


تفضل الله سبحانه على عباده بأن جعل أداء العبادات بشروطها سببا للمغفرة، وكان النبي صلى الله عليه وسلم يرغب الناس في الطاعات والعبادات بذكر الأجر والثواب عليها.

وفي هذا الحديث يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه إذا أراد أن يتوضأ «العبد المسلم -أو المؤمن-» وزيادة لفظة «العبد» لإفادة إخلاص العبادة، والشك من أحد رواة الحديث في أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: المسلم أو المؤمن، والمعنى: أنه إذا توضأ مستشعرا أنه عبد مخلص مطيع الأوامر، فإذا غسل وجهه خرج من وجهه كل خطيئة نظر إليها بعينيه مع انفصال الماء عن البشرة وسقوطه عنها، «أو مع آخر قطر الماء»، أي: تخرج خطاياه من وجهه مع آخر نقطة من الماء، والشك من أحد رواة الحديث، فالتي نظر إليه بعينيه تخرج من عينيه، والتي استنشقها بأنفه خرجت من أنفه، والتي نطقها بفمه خرجت من فمه، قيل: خصت العين بالذكر؛ لأنها طليعة القلب ورائده، فإذا ذكرت أغنت عن سائرها، وقيل: ذكرت لأن كلا من الفم، والأنف، والأذن له طهارة مخصوصة خارجة عن طهارة الوجه، فكانت متكفلة بإخراج خطاياه، بخلاف العين؛ فإنه ليس لها طهارة إلا في غسل الوجه، فخصت خطيئتها بالخروج عند غسله دون غيرها مما ذكر.

فإذا غسل يديه ذهبت ومحيت كل خطيئة اقترفتها وعملتها يداه، كالملامسة المحرمة وغيرها، «مع الماء، أو مع آخر قطر الماء»، فإذا غسل رجليه خرجت كل خطيئة مشتها رجلاه «مع الماء، أو مع آخر قطر الماء»، حتى إذا انتهى من وضوئه خرج نقيا من ذنوب الأعضاء أو جميع الذنوب من الصغائر؛ لأن الأدلة متواترة على أن الكبائر لا بد لها من توبة.

وفي الحديث: فضل الوضوء، وأنه يكفر الذنوب.

وفيه: حث على الإكثار من الوضوء.

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers