Hadits: Keutamaan Menanam Tanaman Yang Manusia Dan Burung Memakan Hasilnya
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ:
Hadirin yang dirahmati Allah,
Saat ini kita hidup di tengah masyarakat yang menghadapi berbagai tantangan sosial dan moral. Banyak orang yang mengukur kesuksesan hanya dari pencapaian materi, sementara nilai-nilai kebaikan, kepedulian sosial, dan manfaat bagi sesama terkadang terabaikan.
Ada pula sebagian orang yang merasa bahwa amal kecil atau tindakan sederhana seperti menanam pohon, membantu tetangga, atau memberikan manfaat bagi lingkungan adalah hal yang sepele dan tidak berharga. Padahal, Islam mengajarkan bahwa amal sekecil apa pun yang memberikan manfaat kepada orang lain adalah bagian dari ibadah yang sangat mulia.
Dalam konteks inilah, kita akan membahas sebuah hadits yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat kita saat ini.
Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap kebaikan yang bermanfaat — sekecil apa pun — tidak akan sia-sia di sisi Allah. Bahkan hal-hal sederhana seperti menanam pohon, membersihkan jalan, atau membantu orang lain mendapatkan haknya termasuk amal yang bernilai pahala besar.
Kajian ini menjadi sangat penting karena:
-
Mendorong kita untuk lebih produktif — bahwa amal kebaikan tidak terbatas pada ibadah ritual semata, tetapi juga mencakup aktivitas sehari-hari yang bermanfaat bagi sesama.
-
Membangkitkan kesadaran sosial — bahwa setiap individu memiliki peran dalam memberikan manfaat di lingkungan sekitarnya.
-
Menghidupkan semangat amal jariyah — agar kita memahami bahwa manfaat yang terus mengalir dari amal kita akan menjadi pahala yang tidak terputus meskipun kita telah tiada.
Oleh karena itu, mari kita simak dan renungkan kandungan hadits ini agar kita bisa menjadi pribadi yang tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Semoga Allah memberikan kita taufiq dan hidayah untuk memahami hadits ini dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita kaji haditsnya:
Dari Anas radhiallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ
مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
“Tidaklah
seorang muslim menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung atau manusia
atau hewan ternak memakan dari tanaman tersebut, kecuali hal itu bagi orang
yang menanam sebagai sedekah”
(HR.
Al Bukhari 2320).
Arti
Per Kalimat
مَا مِنْ مُسْلِمٍ
“Tidaklah seorang Muslim...”
Hadits
ini ditujukan khusus bagi kaum Muslimin. Sebab, orang Muslim beramal dengan
niat ikhlas untuk mencari ridha Allah, sehingga ia berhak mendapatkan pahala
atas amal tersebut.
يَغْرِسُ غَرْسًا
“Yang menanam tanaman (pohon yang berbuah atau bermanfaat)…”
Kata يَغْرِسُ (yaghrisu) bermakna menanam pohon atau tumbuhan yang sifatnya permanen dan
tumbuh lebih lama, seperti pohon kurma, apel, atau tanaman keras lainnya.
أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا
“Atau menanam tanaman (tanaman yang bisa dipanen)…”
Kata يَزْرَعُ (yazra‘u) bermakna
bercocok tanam dengan tanaman yang lebih cepat dipanen, seperti padi, sayuran,
atau gandum.
🔎 Perbedaan antara "غَرْس" (ghars) dan "زَرْع"
(zara’) adalah bahwa ghars lebih pada tanaman pohon yang tumbuh bertahun-tahun,
sedangkan zara’ lebih pada tanaman musiman atau yang cepat dipanen.
فَيَأْكُلُ مِنْهُ
“Lalu dimakan darinya…”
Manfaat
dari tanaman tersebut bisa berupa buah, daun, biji, atau hasil lainnya yang
dikonsumsi oleh makhluk hidup.
طَيْرٌ
“Oleh burung…”
Burung disebut pertama karena biasanya mereka makan tanpa
izin pemilik tanaman, namun meskipun demikian, pemilik tanaman tetap
mendapatkan pahala.
أَوْ إِنْسَانٌ
“Atau manusia…”
Ini mencakup manusia yang diberi izin atau bahkan yang
mengambil tanpa izin, selama ia memanfaatkan hasil tanaman tersebut.
أَوْ بَهِيمَةٌ
“Atau hewan ternak…”
Bahiimah mencakup hewan yang tidak memiliki akal,
seperti sapi, kambing, atau hewan liar yang memakan hasil tanaman tersebut.
إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
“Melainkan hal itu menjadi sedekah baginya.”
Setiap hasil tanaman yang dimakan oleh makhluk hidup akan
dicatat sebagai sedekah yang berpahala, meskipun si penanam tidak bermaksud
khusus untuk bersedekah dengan tanaman tersebut.
Syarah Hadits
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُومُ بِعَمَلٍ
نَافِعٍ
Tidak ada seorang hamba Muslim pun yang melakukan suatu
pekerjaan yang bermanfaat
إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ بِهِ الْأَجْرَ
وَالثَّوَابَ.
Melainkan Allah mencatat dengannya pahala dan ganjaran.
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يُنَبِّهُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَضْلِ الْغَرْسِ وَالزَّرْعِ،
Dan dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
mengingatkan tentang keutamaan menanam pohon dan bercocok tanam,
وَأَنَّهُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ أَوْ
يَزْرَعُ شَيْئًا،
Dan bahwasanya tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau
menabur benih apa pun,
فَيَتَعَدَّى نَفْعُ هَذَا الزَّرْعِ،
Lalu manfaat tanaman ini meluas,
فَيَأْكُلُ مِنْهُ الْإِنْسَانُ أَوِ
الطَّيْرُ أَوِ الْبَهِيمَةُ،
Hingga dimakan oleh manusia, burung, atau hewan ternak,
وَكُلُّ ذَاتِ رُوحٍ مِنْ دَوَابِّ الْبَحْرِ
وَالْبَرِّ،
Atau semua makhluk hidup yang bernyawa dari binatang darat
maupun laut,
وَكُلُّ حَيَوَانٍ لَا يُمَيِّزُ فَهُوَ
بَهِيمَةٌ؛
Dan setiap hewan yang tidak dapat membedakan (baik dan
buruk) adalah termasuk hewan ternak;
إِلَّا كَانَ لَهُ أَجْرٌ بِذَلِكَ،
Melainkan dia mendapatkan pahala karenanya,
وَإِنَّمَا خَصَّ الْمُسْلِمَ بِالذِّكْرِ؛
Dan sesungguhnya, Nabi menyebut secara khusus orang Muslim,
لِأَنَّهُ يَنْوِي عِنْدَ الْغَرْسِ
-غَالِبًا- أَنْ يَتَقَوَّى الْمُسْلِمُونَ بِثَمَرِ ذَلِكَ الْغَرْسِ عَلَى
عِبَادَةِ اللَّهِ تَعَالَى،
Karena dia berniat ketika menanam pohon itu—biasanya—agar
kaum Muslimin bisa mengambil manfaat dari hasil tanaman tersebut untuk
memperkuat ibadah kepada Allah Ta'ala,
وَلِأَنَّ الْمُسْلِمَ هُوَ الَّذِي يَحْصُلُ
لَهُ ثَوَابٌ،
Dan karena hanya orang Muslim yang mendapatkan pahala,
Adapun orang kafir, maka dia tidak mendapatkan pahala atas
kebaikan yang dia lakukan,
Dan batas akhirnya adalah siksa yang diringankan darinya,
وَقَدْ يُطْعَمُ فِي الدُّنْيَا، وَيُعْطَى
بِذَلِكَ.
Dan mungkin dia diberi makan di dunia, serta diberi imbalan
atas hal itu.
وَفِي الْحَدِيثِ: بَيَانُ فَضْلِ
الزِّرَاعَةِ، وَالْعَمَلِ بِالْحَرْثِ.
Dan dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang keutamaan
bercocok tanam dan bekerja di ladang.
وَفِيهِ: الْحَضُّ عَلَى عِمَارَةِ الْأَرْضِ
لِيَعِيشَ الْإِنْسَانُ بِنَفْسِهِ،
Dan juga terdapat dorongan untuk memakmurkan bumi agar
manusia dapat hidup dengan usahanya sendiri,
أَوْ مَنْ يَأْتِي بَعْدَهُ مِمَّنْ يُؤْجَرُ
فِيهِ.
Atau untuk mereka yang datang setelahnya, yang akan
mendapatkan pahala darinya.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/84018
Pelajaran dari hadits ini
Hadits ini mengajarkan bahwa setiap amal baik, sekecil apa pun, akan mendapatkan pahala jika dilakukan dengan niat yang ikhlas. Menanam tanaman adalah salah satu contoh konkret dari amal yang manfaatnya berkelanjutan. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan orang lain dan makhluk hidup di sekitar kita.
Berikut beberapa pelajaran yang dapat dipetik:
1. Keutamaan Amal yang Bermanfaat
ما مِن عَبدٍ مُسلمٍ يَقومُ بعَملٍ نافعٍ إلَّا كَتَبَ اللهُ به الأجْرَ والثَّوابَ
Hadits ini menekankan bahwa setiap amal yang bermanfaat akan dicatat sebagai pahala oleh Allah. Hal ini mencakup semua bentuk kebaikan yang membawa manfaat bagi makhluk hidup.
2. Keistimewaan Menanam dan Bertani
Hadits ini secara khusus menyoroti keutamaan menanam dan bercocok tanam. Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa setiap kali hasil tanaman tersebut dimakan oleh manusia, burung, hewan ternak, atau makhluk hidup lainnya, maka penanamnya akan terus memperoleh pahala.
3. Pahala yang Berkesinambungan (Amal Jariyah)
Kebaikan dari tanaman yang ditanam terus mengalir selama tanaman tersebut hidup dan dimanfaatkan. Ini adalah bentuk amal jariyah yang pahalanya berlanjut meskipun si penanam telah meninggal dunia.
4. Niat yang Ikhlas dalam Beramal
Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa keutamaan ini khusus bagi seorang Muslim karena ia biasanya menanam dengan niat agar hasilnya bermanfaat bagi orang-orang yang beriman dan dapat membantu mereka dalam beribadah kepada Allah. Niat yang ikhlas menjadi faktor penting dalam meraih pahala tersebut.
5. Keadilan Allah dalam Memberi Balasan
Meskipun amal kebaikan yang dilakukan orang kafir tidak dicatat sebagai pahala di akhirat, Allah tetap memberikan kebaikan berupa rezeki di dunia atau keringanan azab kelak. Ini menunjukkan keadilan Allah dalam memberikan balasan atas setiap usaha hamba-Nya.
6. Anjuran untuk Memakmurkan Bumi
Hadits ini mengandung pesan penting tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, bertani, dan bercocok tanam untuk kemaslahatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Ini mencerminkan nilai Islam yang mendukung pembangunan dan keseimbangan ekosistem.
7. Tanggung Jawab Sosial
Melalui hadits ini, Islam menekankan bahwa aktivitas menanam dan berkebun tidak hanya berdampak pada kehidupan individu tetapi juga membawa manfaat luas bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya.
Penutup Kajian
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah kita menyimak penjelasan hadits di atas, kita dapat mengambil beberapa faedah penting yang harus kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari:
🟢 Faedah Hadits
-
Amal bermanfaat adalah investasi akhirat
Setiap kebaikan yang kita lakukan — baik berupa sedekah, membantu orang lain, menanam pohon, atau menjaga lingkungan — semuanya bernilai pahala di sisi Allah. -
Menanam kebaikan akan terus berbuah pahala
Bahkan jika kita menanam pohon yang kelak dimanfaatkan oleh burung, hewan, atau manusia, itu menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski kita telah meninggal dunia. -
Kebaikan kecil membawa dampak besar
Jangan pernah meremehkan amal kecil. Tindakan sederhana seperti membersihkan sampah di jalan, memberi makan hewan, atau menanam pohon bisa menjadi jalan menuju ridha Allah.
🌳 Motivasi untuk Menanam Pohon
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Salah satu bentuk amal yang sangat dianjurkan adalah menanam pohon. Pohon yang kita tanam tidak hanya menghasilkan buah atau daun yang bermanfaat, tetapi juga menyediakan oksigen, melestarikan lingkungan, dan menjadi tempat tinggal bagi burung serta makhluk hidup lainnya.
Bayangkan, jika setiap kita menanam satu pohon dan pohon tersebut terus tumbuh selama puluhan tahun, maka pahala akan terus mengalir setiap kali ada makhluk hidup yang memanfaatkannya. Bahkan jika kita telah wafat, pohon tersebut tetap akan menjadi saksi atas amal kebaikan kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا، فَلْيَفْعَلْ"
"Jika terjadi kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada bibit kurma, maka jika ia mampu untuk menanamnya sebelum kiamat tiba, maka hendaklah ia melakukannya." (HR. Ahmad)
Lihatlah, betapa besar motivasi yang Rasulullah ﷺ berikan agar kita terus menanam dan berbuat baik, meskipun dunia sudah di ambang akhir zaman.
🌟 Penutup dan Harapan
Semoga setelah kajian ini, kita semua terdorong untuk menjadi pribadi yang bermanfaat, baik dengan harta, tenaga, ilmu, maupun kebaikan lainnya. Mari kita mulai dari hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan setiap hari.
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang gemar berbuat baik, menebar manfaat, dan meninggalkan jejak kebaikan yang terus mengalir hingga akhirat kelak.
Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa
harakat