Hadits: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Bismillahirrahmanirrahim.
Hadirin yang dirahmati Allah,

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah mengutus Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi terakhir, rahmat bagi seluruh alam, dan pembawa ajaran Islam yang menyempurnakan risalah sebelumnya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah hadits luar biasa yang mengungkapkan keistimewaan-keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah ﷺ , sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Hadits ini juga menjadi keistimewaan umat Islam sebagai pengikut Nabi Muhammad ﷺ. 

Mari kita membacakan haditsnya:

-----

 

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أحَدٌ مِنَ الأنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وجُعِلَتْ لي الأرْضُ مَسْجِدًا وطَهُورًا، وأَيُّما رَجُلٍ مِن أُمَّتي أدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ، وأُحِلَّتْ لي الغَنَائِمُ، وكانَ النبيُّ يُبْعَثُ إلى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وبُعِثْتُ إلى النَّاسِ كَافَّةً، وأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

Arti per kalimat

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أحَدٌ مِنَ الأنْبِيَاءِ قَبْلِي:

Aku diberi lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang pun dari para nabi sebelumku:

 نُصِرْتُ بالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ،

Aku ditolong dengan rasa takut (yang ditanamkan kepada musuh) sejauh perjalanan satu bulan,

 وجُعِلَتْ لي الأرْضُ مَسْجِدًا وطَهُورًا،

dan bumi dijadikan untukku sebagai masjid dan alat bersuci,

 وأَيُّما رَجُلٍ مِن أُمَّتي أدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ،

maka siapa pun dari umatku yang mendapati waktu shalat, hendaklah ia shalat di situ,

 وأُحِلَّتْ لي الغَنَائِمُ،

dan dihalalkan untukku harta rampasan perang (ghanimah),

 وكانَ النبيُّ يُبْعَثُ إلى قَوْمِهِ خَاصَّةً،

 

 وبُعِثْتُ إلى النَّاسِ كَافَّةً،

dan para nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia,

 وأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

dan aku diberi syafaat."

HR Al-Bukhari (438) dan Muslim (521)

 


Syarah Hadits


خَصَّ اللهُ سبحانه وتعالى النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بما لم يَخُصَّ به أحدًا مِنَ الأنبياءِ قبْلَه.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keistimewaan kepada Nabi dengan keistimewaan yang tidak diberikan kepada seorang pun dari para nabi sebelumnya.

وفي هذا الحَديثِ يُخبِرُ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بهذه الخِصالِ الَّتي لم تجتمِعْ كلُّها لأحَدٍ مِنَ الأنبياءِ إلَّا له صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ؛
Dalam hadis ini, Rasulullah menyampaikan tentang keistimewaan-keistimewaan yang tidak semuanya dikumpulkan kepada seorang pun dari para nabi kecuali kepada beliau .

الأولى: أنَّه نُصِرَ بالرُّعبِ مَسيرةَ شهرٍ،
Yang pertama: Beliau ditolong dengan rasa takut (yang ditanamkan pada musuh), sejauh perjalanan satu bulan.

فيُقذَفُ في قلوبِ أعدائِه الرُّعبُ وهو على بُعْدِ مَسيرةِ شهرٍ بيْنَه وبيْنَهم،
Sehingga rasa takut itu dilemparkan ke dalam hati musuh-musuhnya, meskipun jarak antara beliau dan mereka sejauh perjalanan satu bulan.

كما قال تعالى: {سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ} [آل عمران:151]،
Sebagaimana firman Allah Ta’ala: {Kami akan menanamkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir karena mereka mempersekutukan Allah} (Ali 'Imran: 151).

وقال في قصة يوم بدر: {إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ} [الأنفال:12].
Dan Dia berfirman tentang peristiwa perang Badar: {Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman. Aku akan menanamkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir”} (Al-Anfal: 12).

الثانية: وجُعِلتِ الأرضُ له مسجدًا وطَهورًا،
Yang kedua: Dijadikan untuk beliau bumi ini sebagai tempat sujud dan alat bersuci.

وهذا مِمَّا خُصَّتْ به هذه الأُمَّةُ؛
Dan ini termasuk keistimewaan yang diberikan kepada umat ini.

فمتى أدركَتِ الرَّجُلَ الصَّلاةُ فإنَّه يُصلِّي في المكانِ الَّذي تُدرِكُه فيه،
Sehingga kapan saja waktu salat datang kepada seseorang, ia dapat salat di tempat ia berada.

وإنْ لم يَجِدِ الماءَ فإنَّه يَتيمَّمُ بالتُّرابِ الطاهِرِ وما في حُكْمِه ثمَّ يُصلِّي،
Dan jika ia tidak menemukan air, maka ia bertayamum dengan tanah yang suci atau yang serupa dengannya, lalu salat.

فالصَّلاةُ لا تختصُّ بالمساجِدِ المُعَدَّةِ لذلك فقط كما كان على الأُمَمِ السابِقةِ،
Karena salat tidak terbatas hanya di masjid-masjid yang disiapkan untuk itu saja, sebagaimana yang berlaku pada umat-umat sebelumnya.

بل يُصلِّي المسلِمونَ حيثُ أدرَكَتْهمُ الصَّلاةُ مِن الأرضِ،
Namun, kaum muslimin dapat salat di mana pun waktu salat mendapati mereka di bumi ini.

وهذا لا يُنافي أنَّ الصَّلاةَ مَنْهيٌّ عنها في مَواضعَ مخصوصةٍ مِن الأرضِ لِمَعنًى يختصُّ بها،
Namun hal ini tidak menafikan bahwa salat dilarang di tempat-tempat tertentu di bumi karena alasan khusus yang berkaitan dengan tempat tersebut.

كما نُهيَ عن الصَّلاةِ في أعطانِ الإبِلِ، وفي المَقبرةِ، والحمَّامِ.
Seperti dilarangnya salat di kandang unta, di kuburan, dan di kamar mandi.

وفي ذِكرِه أنَّ «التيمُّمَ» مِن خَصائصِه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ما يُشعِرُ بأنَّ الطَّهارةَ بالماءِ ليست ممَّا اختصَّ به عن الأنبياءِ،
Dan disebutkannya bahwa tayamum termasuk keistimewaan beliau menunjukkan bahwa bersuci dengan air bukanlah sesuatu yang khusus diberikan kepada beliau dibanding para nabi.

وإنَّما اختصَّ بالتَّيمُّمِ تيسيرًا وتخفيفًا عندَ انعِدامِ الماءِ، أو عدَمِ القُدرةِ على استِخدامِه.
Namun, beliau diberikan keistimewaan berupa tayamum sebagai bentuk kemudahan dan keringanan ketika air tidak tersedia atau tidak mampu menggunakannya.

الثالثة: وأُحِلَّت له الغنائمُ، وهي الَّتي يأخُذُها المسلمونَ في حربِهم مع الكفَّارِ،
Yang ketiga: Dihalalkan untuk beliau harta rampasan perang, yaitu harta yang diambil oleh kaum muslimin dalam perang mereka dengan orang-orang kafir.

وكلُّ ما يَحصُلون عليه مِن الكفارِ قهرًا، ولم تكنْ تَحِلُّ لِلأنبياءِ قبْلَه،
Segala sesuatu yang diperoleh dari orang-orang kafir secara paksa, yang sebelumnya tidak dihalalkan untuk para nabi sebelum beliau.

كما ورَد في الصَّحيحَينِ عن أبي هُريرةَ رَضيَ اللهُ عنه، عن النبيِّ صلَّى الله عليه وسلَّم قَالَ: «غزَا نبيٌّ مِن الأنبياءِ؛ فجمَع الغنائمَ، فجاءتْ نارٌ لِتَأكُلَها...» الحديثَ.
Sebagaimana disebutkan dalam dua kitab shahih dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi bersabda: “Seorang nabi dari kalangan nabi-nabi pernah berperang, lalu ia mengumpulkan harta rampasan, kemudian datanglah api untuk memakannya...” (hadis lengkapnya).

الرابعة: وكانتْ بَعثتُه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ لِلنَّاسِ كافَّةً،
Yang keempat: Diutusnya beliau untuk seluruh manusia.

فهو خاتمُ الأنبياءِ؛ ولذلك جُعِلَتْ رسالتُه عامَّةً لِتَصِلَ إلى الخَلْقِ كلِّهم،
Karena beliau adalah penutup para nabi, maka risalahnya dibuat universal agar sampai kepada seluruh makhluk.

وكان النبيُّ قبْلَه يُبعَثُ إلى قَومِه فقطْ،
Sedangkan para nabi sebelum beliau diutus hanya kepada kaumnya saja.

وعندَ مسلمٍ مِن حديثِ أبي هُريرةَ رَضيَ اللهُ عنه مرفوعًا: «وأُرسِلْتُ إلى الخَلْقِ كافَّةً، وخُتِم بيَ النَّبيُّونَ».
Dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda: “Aku diutus kepada seluruh makhluk, dan para nabi ditutup dengan aku.”

الخامسةُ: وأُعطِيَ الشَّفاعةَ
Kelima: Nabi dianugerahi syafaat,

فيَشفعُ لِلنَّاسِ يَومَ القِيامةِ في بَدءِ الحِسابِ
sehingga beliau memberikan syafaat kepada manusia pada hari kiamat saat dimulainya penghitungan,

وهي الشَّفاعةُ العامَّةُ، أو الشَّفاعةُ العُظْمَى، أو غيرُها مِمَّا اختُصَّ به
yaitu syafaat umum, atau syafaat agung, atau syafaat lain yang khusus diberikan kepada beliau.

والشَّفاعةُ الَّتي اختُصَّ بها النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مِن بَيْنِ الأنبياءِ
Syafaat yang dikhususkan bagi Nabi di antara para nabi

ليست هي الشَّفاعةَ في خُروجِ العُصاةِ مِنَ النَّارِ
bukanlah syafaat untuk mengeluarkan orang-orang yang berdosa dari neraka,

فإنَّ هذِهِ الشَّفاعةَ يُشارِكُ فيها الأنبياءُ والمؤمنونَ أيضًا،
karena syafaat tersebut juga diberikan kepada para nabi dan orang-orang mukmin,

كما تَواتَرَتْ بذلك النُّصوصُ
sebagaimana telah dijelaskan dalam banyak dalil yang mutawatir.

وإنَّما الشَّفاعةُ الَّتي يختَصُّ بها صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مِن دُونِ الأنبياءِ أربعةُ أنواعٍ
Adapun syafaat yang secara khusus diberikan kepada Nabi , berbeda dengan para nabi lainnya, ada empat jenis:

أحدُها: شفاعتُهُ لِلخَلْقِ في فَصْلِ القَضاءِ بَيْنَهُم
Yang pertama: Syafaat beliau untuk makhluk agar diputuskan perkara di antara mereka.

والثانيةُ: شفاعتُهُ لأهلِ الجَنَّةِ في دُخولِ الجَنَّةِ
Yang kedua: Syafaat beliau kepada penghuni surga agar mereka masuk ke dalam surga.

والثالثةُ: شفاعتُهُ في أهلِ الكَبائرِ مِن أهلِ النَّارِ، فقد قِيلَ: إنَّ هذِهِ يختَصُّ هوَ بِها
Yang ketiga: Syafaat beliau kepada orang-orang yang melakukan dosa besar dari kalangan penghuni neraka. Dikatakan bahwa syafaat ini khusus bagi beliau.

والرابعةُ: كَثْرَةُ مَن يَشفعُ لهُ مِن أُمَّتِهِ؛ فإنَّهُ وفَّرَ شَفاعَتَهُ وادَّخَرَها إلى يَومِ القِيامةِ
Yang keempat: Banyaknya jumlah umat beliau yang akan mendapatkan syafaat, karena beliau menyimpan dan menunda syafaatnya hingga hari kiamat.

وقد ورَدَتْ رِواياتٌ صَحيحةٌ فيها التَّصريحُ بأنَّ هذِهِ الشَّفاعةَ هي المُرادةُ في هذَا الحديثِ
Telah disebutkan dalam riwayat-riwayat shahih yang dengan jelas menyebutkan bahwa syafaat ini yang dimaksudkan dalam hadits ini,

مِثْلَ ما في الحديثِ الَّذي خَرَّجَهُ أحمَدُ
sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

مِن حديثِ عَمروِ بنِ شُعَيبٍ، عن أَبيهِ، عن جَدِّهِ عبدِ اللهِ بنِ عَمروٍ رضيَ اللهُ عنهُما، عنِ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ، قال:
dari hadits Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi , beliau bersabda:

«لقد أُعطِيتُ اللَّيلةَ خَمْسًا، ما أُعطِيَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلي:...، والخامِسةُ هيَ ما هيَ: قيلَ لي: سَلْ؛ فإنَّ كُلَّ نَبيٍّ قد سَأَلَ، فأخَّرْتُ مَسألَتي إلى يَومِ القِيامةِ، فهيَ لَكُم ولِمَن شَهِدَ أنْ لا إلهَ إلَّا اللهُ».
"Aku malam ini telah dianugerahi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku: ... Dan yang kelima, sungguh agung: Aku diperintahkan untuk meminta (kepada Allah), dan setiap nabi telah meminta sebelumnya. Tetapi aku menunda permintaanku hingga hari kiamat, sehingga permintaanku itu menjadi milik kalian dan untuk siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah."

وقد ذَكَرَ بَعْضُهُم شَفاعَةً خامِسَةً خاصَّةً بالنَّبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
Sebagian ulama juga menyebutkan adanya syafaat kelima yang khusus untuk Nabi ,

وهيَ: شَفاعَتُهُ في تَخْفيفِ عَذابِ بَعْضِ المُشْرِكينَ
yaitu syafaat beliau untuk meringankan azab sebagian orang musyrik,

كما شَفَعَ لِعَمِّهِ أَبي طالِبٍ
sebagaimana beliau memberikan syafaat kepada pamannya, Abu Thalib,

وجَعَلَ هذا مِنَ الشَّفاعَةِ المُخْتَصِّ بِها نَبيُّنا صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
dan hal ini dianggap sebagai syafaat yang khusus bagi Nabi kita .

وزادَ بَعْضُهُم شَفاعَةً سادِسَةً خاصَّةً بالنَّبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ
Sebagian ulama menambahkan adanya syafaat keenam yang khusus bagi Nabi ,

وهيَ: شَفاعَتُهُ في سَبْعينَ أَلْفًا يَدْخُلونَ الجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسابٍ
yaitu syafaat beliau untuk 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab.

ومَن تَأمَّلَ النُّصوصَ والرِّواياتِ عَلِمَ أنَّ الخِصالَ الَّتي اختَصَّ بِها عنِ الأنبياءِ لا تَنْحصِرُ في خَمْسٍ
Barang siapa yang merenungkan nash-nash dan riwayat-riwayat tersebut, akan mengetahui bahwa keistimewaan yang khusus diberikan kepada beliau dibanding para nabi lainnya tidak terbatas pada lima,

وقد ذَكَرَ مَرَّةً سِتًّا، ومَرَّةً خَمْسًا، ومَرَّةً أَرْبَعًا، ومَرَّةً ثَلاثًا؛ بِحَسَبِ ما تَدْعو الحاجَةُ إلى ذِكْرِهِ
karena beliau terkadang menyebutkan enam, terkadang lima, terkadang empat, dan terkadang tiga, sesuai dengan kebutuhan untuk menyebutkannya.

وفي الحديثِ: بَيانُ مَكانَةِ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ عِنْدَ اللهِ سُبحانَهُ وتَعالى
Hadits ini menunjukkan kedudukan Nabi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وفيهِ: بَيانُ تَفاضُلِ الأَنْبِياءِ على بَعْضِهِم بِفَضْلٍ مِنَ اللهِ تَعالى
Dan menunjukkan bahwa para nabi memiliki keutamaan yang berbeda-beda, sesuai dengan karunia dari Allah Ta’ala.

 

 Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/15793

 


Pelajaran dari hadits ini


 

1. Keistimewaan Nabi ﷺ Dibandingkan Para Nabi Sebelumnya

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keistimewaan khusus kepada Nabi Muhammad ﷺ yang tidak diberikan kepada para nabi sebelumnya. Hal ini menunjukkan:

  • Kedudukan tinggi Nabi ﷺ di sisi Allah.
  • Kesempurnaan risalah beliau yang melampaui syariat nabi-nabi sebelumnya, menjadikan beliau sebagai penutup para nabi.

2. Diberikan Kemenangan dengan Rasa Takut (نصر بالرعب مسيرة شهر)

Nabi ﷺ diberikan keistimewaan berupa kemenangan dengan ditanamkannya rasa takut di hati musuh-musuh beliau meskipun mereka berada sejauh perjalanan satu bulan.

  • Dalil Al-Qur'an:
    • Surah Ali Imran:151: “Akan Kami tanamkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir.”
    • Surah Al-Anfal:12: “Aku akan memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir.”
  • Pelajaran:
    • Allah memberikan pertolongan kepada Nabi ﷺ dengan cara luar biasa, mengajarkan umat Islam untuk bergantung pada Allah dalam menghadapi musuh.
    • Kemenangan dalam Islam tidak semata-mata karena kekuatan fisik, tetapi juga karena keimanan dan pertolongan Allah.

3. Seluruh Bumi Dijadikan Tempat Ibadah dan Alat Bersuci (وجعلت الأرض له مسجدا وطهورا)

  • Keistimewaan ini diberikan kepada umat Nabi ﷺ:
    • Umat Islam boleh melaksanakan shalat di mana saja di atas bumi, tidak hanya di masjid tertentu, berbeda dengan umat sebelumnya.
    • Ketika tidak ada air untuk bersuci, umat Islam diperbolehkan bertayamum dengan tanah yang suci.
  • Pelajaran:
    • Syariat Islam penuh dengan kemudahan dan kelonggaran dalam pelaksanaan ibadah.
    • Islam adalah agama yang universal dan praktis, tidak membatasi ibadah di tempat tertentu.
    • Umat Islam tetap harus memperhatikan larangan, seperti shalat di tempat yang najis atau tidak layak (contohnya kuburan, kandang unta, atau kamar mandi).

4. Dihalalkannya Ghanimah (وأحلت له الغنائم)

  • Harta rampasan perang (ghanimah) dihalalkan untuk umat Nabi ﷺ, sedangkan umat nabi sebelumnya tidak diizinkan memilikinya, melainkan harus dimusnahkan.
  • Dalil: Hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه yang diriwayatkan dalam Shahihain, menceritakan seorang nabi sebelumnya yang ghonimahnya dimakan oleh api sebagai tanda penerimaan.
  • Pelajaran:
    • Penghalalan ghanimah menunjukkan kemurahan Allah kepada umat Nabi ﷺ.
    • Umat Islam harus menggunakan harta ghanimah untuk kepentingan Islam, bukan untuk kemewahan atau kepentingan pribadi.

5. Risalah Nabi ﷺ Bersifat Universal (كانت بعثته للناس كافة)

  • Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk seluruh manusia (universal), bukan hanya untuk satu kaum atau bangsa tertentu seperti nabi-nabi sebelumnya.
  • Dalil:
    • Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi ﷺ bersabda: “Aku diutus untuk seluruh makhluk, dan nabi-nabi ditutup denganku.”
  • Pelajaran:
    • Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, membawa kebaikan untuk seluruh manusia.
    • Tugas umat Islam adalah menyampaikan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

6. Diberikan Syafaat (وأعطي الشفاعة)

  • Nabi ﷺ diberikan hak syafaat yang agung pada hari kiamat, termasuk:
    • Memohon keputusan (Faslul Qadha’) di antara seluruh makhluk.
    • Syafaat untuk penghuni surga agar segera masuk surga.
    • Syafaat untuk pendosa besar (ahlul kabair) dari umat beliau.
    • Banyaknya umat beliau yang mendapat syafaat.
  • Pelajaran:
    • Syafaat Nabi ﷺ adalah bentuk kasih sayang beliau kepada umatnya.
    • Umat Islam hendaknya senantiasa memperbanyak shalawat kepada Nabi ﷺ sebagai tanda cinta dan berharap mendapatkan syafaat beliau.

7. Syafaat Khusus untuk Sebagian Musyrik

  • Nabi ﷺ diberikan syafaat untuk meringankan azab sebagian orang musyrik, seperti paman beliau, Abu Thalib.
  • Pelajaran:
    • Syafaat ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Nabi ﷺ, bahkan kepada kerabatnya yang musyrik.
    • Namun, syafaat ini hanya meringankan azab, tidak mengeluarkan mereka dari neraka.

8. Syafaat Khusus untuk 70.000 Orang Masuk Surga Tanpa Hisab

  • Nabi ﷺ diberikan hak syafaat untuk 70.000 orang dari umat beliau yang masuk surga tanpa hisab.
  • Ciri mereka:
    • Mereka tidak meminta ruqyah, tidak bertathayyur (beranggapan sial), dan bertawakkal penuh kepada Allah.
  • Pelajaran:
    • Umat Islam dianjurkan untuk menjaga keimanan yang bersih, menjauhi syirik, dan bertawakkal kepada Allah.

9. Kedudukan Tinggi Nabi ﷺ di Sisi Allah

  • Hadits ini menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad ﷺ atas seluruh nabi, sebagaimana Allah memberikan berbagai keistimewaan khusus kepada beliau.
  • Pelajaran:
    • Nabi ﷺ memiliki derajat tertinggi di sisi Allah.
    • Umat Islam harus menghormati dan meneladani beliau dalam segala aspek kehidupan.

10. Keunggulan dan Kemuliaan Umat Nabi ﷺ

  • Hadits ini menegaskan bahwa umat Nabi Muhammad ﷺ mendapatkan berbagai keistimewaan dibanding umat-umat sebelumnya, seperti kemudahan dalam ibadah, dihalalkannya ghanimah, dan hak mendapatkan syafaat.
  • Pelajaran:
    • Umat Islam harus bersyukur atas rahmat dan kemurahan Allah kepada mereka.
    • Menjadi bagian dari umat Nabi ﷺ adalah nikmat besar yang harus dijaga dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah.

Kesimpulan 

Hadits ini menegaskan keutamaan Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi terakhir yang memiliki kedudukan tertinggi di sisi Allah. Syariat yang beliau bawa penuh dengan rahmat, kemudahan, dan keistimewaan yang mencerminkan universalitas dan keindahan Islam.


----- Penutup Kajian -----

Hadits yang kita kaji ini mengingatkan kita tentang betapa besar karunia yang diberikan Allah melalui risalah Nabi Muhammad ﷺ., yaitu kemudahan shalat di mana pun, kemudahan dalam bersuci, dan universalitas ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.

Marilah kita renungkan dan gali hikmah mendalam dari sabda ini, agar kita dapat semakin memahami dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan melalui Rasul-Nya. Semoga kajian ini menjadi langkah untuk memperkuat iman dan meningkatkan amal saleh kita. Aamiin.

 


Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat


خص الله سبحانه وتعالى النبي صلى الله عليه وسلم بما لم يخص به أحدا من الأنبياء قبله.وفي هذا الحديث يخبر صلى الله عليه وسلم بهذه الخصال التي لم تجتمع كلها لأحد من الأنبياء إلا له صلى الله عليه وسلم؛ الأولى: أنه نصر بالرعب مسيرة شهر، فيقذف في قلوب أعدائه الرعب وهو على بعد مسيرة شهر بينه وبينهم، كما قال تعالى: {سنلقي في قلوب الذين كفروا الرعب بما أشركوا بالله} [آل عمران:151]، وقال في قصة يوم بدر: {إذ يوحي ربك إلى الملائكة أني معكم فثبتوا الذين آمنوا سألقي في قلوب الذين كفروا الرعب} [الأنفال:12].الثانية: وجعلت الأرض له مسجدا وطهورا، وهذا مما خصت به هذه الأمة؛ فمتى أدركت الرجل الصلاة فإنه يصلي في المكان الذي تدركه فيه، وإن لم يجد الماء فإنه يتيمم بالتراب الطاهر وما في حكمه ثم يصلي، فالصلاة لا تختص بالمساجد المعدة لذلك فقط كما كان على الأمم السابقة، بل يصلي المسلمون حيث أدركتهم الصلاة من الأرض، وهذا لا ينافي أن الصلاة منهي عنها في مواضع مخصوصة من الأرض لمعنى يختص بها، كما نهي عن الصلاة في أعطان الإبل، وفي المقبرة، والحمام.وفي ذكره أن «التيمم» من خصائصه صلى الله عليه وسلم ما يشعر بأن الطهارة بالماء ليست مما اختص به عن الأنبياء، وإنما اختص بالتيمم تيسيرا وتخفيفا عند انعدام الماء، أو عدم القدرة على استخدامه.الثالثة: وأحلت له الغنائم، وهي التي يأخذها المسلمون في حربهم مع الكفار، وكل ما يحصلون عليه من الكفار قهرا، ولم تكن تحل للأنبياء قبله كما ورد في الصحيحين عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «غزا نبي من الأنبياء؛ فجمع الغنائم، فجاءت نار لتأكلها...» الحديث.الرابعة: وكانت بعثته صلى الله عليه وسلم للناس كافة، فهو خاتم الأنبياء؛ ولذلك جعلت رسالته عامة لتصل إلى الخلق كلهم، وكان النبي قبله يبعث إلى قومه فقط، وعند مسلم من حديث أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعا: «وأرسلت إلى الخلق كافة، وختم بي النبيون».الخامسة: وأعطي الشفاعة، فيشفع للناس يوم القيامة في بدء الحساب، وهي الشفاعة العامة، أو الشفاعة العظمى، أو غيرها مما اختص به.والشفاعة التي اختص بها النبي صلى الله عليه وسلم من بين الأنبياء، ليست هي الشفاعة في خروج العصاة من النار؛ فإن هذه الشفاعة يشارك فيها الأنبياء والمؤمنون أيضا، كما تواترت بذلك النصوص، وإنما الشفاعة التي يختص بها صلى الله عليه وسلم من دون الأنبياء أربعة أنواع؛ أحدها: شفاعته للخلق في فصل القضاء بينهم، والثانية: شفاعته لأهل الجنة في دخول الجنة، والثالثة: شفاعته في أهل الكبائر من أهل النار، فقد قيل: إن هذه يختص هو بها، والرابعة: كثرة من يشفع له من أمته؛ فإنه وفر شفاعته وادخرها إلى يوم القيامة، وقد وردت روايات صحيحة فيها التصريح بأن هذه الشفاعة هي المرادة في هذا الحديث، مثل ما في الحديث الذي خرجه أحمد من حديث عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: «لقد أعطيت الليلة خمسا، ما أعطيهن أحد قبلي:...، والخامسة هي ما هي: قيل لي: سل؛ فإن كل نبي قد سأل، فأخرت مسألتي إلى يوم القيامة، فهي لكم ولمن شهد أن لا إله إلا الله».وقد ذكر بعضهم شفاعة خامسة خاصة بالنبي صلى الله عليه وسلم، وهي: شفاعته في تخفيف عذاب بعض المشركين، كما شفع لعمه أبي طالب، وجعل هذا من الشفاعة المختص بها نبينا صلى الله عليه وسلم. وزاد بعضهم شفاعة سادسة خاصة بالنبي صلى الله عليه وسلم، وهي: شفاعته في سبعين ألفا يدخلون الجنة بغير حساب.ومن تأمل النصوص والروايات علم أن الخصال التي اختص بها عن الأنبياء لا تنحصر في خمس، وقد ذكر مرة ستا، ومرة خمسا، ومرة أربعا، ومرة ثلاثا؛ بحسب ما تدعو الحاجة إلى ذكره.وفي الحديث: بيان مكانة النبي صلى الله عليه وسلم عند الله سبحانه وتعالى.وفيه: بيان تفاضل الأنبياء على بعضهم بفضل من الله تعالى.

 

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers