Hadits: Perkara Yang Banyak Memasukkan Manusia Ke Surga dan Neraka

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Di tengah masyarakat kita saat ini, sering kali kita menyaksikan bagaimana manusia berusaha meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, banyak di antara mereka yang tersesat dalam mencari jalan yang benar. Ada yang sibuk mengumpulkan harta tanpa peduli halal dan haramnya. Ada yang mengorbankan nilai-nilai moral demi meraih popularitas dan pengakuan sosial. Ada pula yang meremehkan dosa lisan, seperti ghibah, fitnah, dan dusta, serta terjerumus dalam berbagai fitnah syahwat yang merusak kehormatan diri dan keluarganya.

Di sinilah pentingnya kita memahami hadits yang akan kita kaji hari ini. Hadits ini adalah jawaban langsung dari Rasulullah ﷺ ketika ditanya tentang sebab utama yang memasukkan manusia ke dalam surga dan yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Dengan ringkas tetapi penuh hikmah, beliau ﷺ menjelaskan bahwa ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik adalah kunci utama menuju surga, sementara lisan dan kemaluan adalah faktor terbesar yang menyeret manusia ke dalam api neraka.

Hadits ini sangat relevan dengan kondisi kita saat ini. Banyak orang beribadah tetapi kurang menjaga akhlaknya. Ada yang terlihat baik di luar, tetapi lisan dan kemaluannya tidak terjaga. Oleh karena itu, kajian ini bukan sekadar menambah wawasan, tetapi harus menjadi renungan bagi kita semua: Apakah kita sudah meniti jalan menuju surga atau justru tanpa sadar berjalan menuju neraka?

Semoga dengan memahami hadits ini, kita bisa memperbaiki diri, menjaga lisan dan kemaluan, serta menguatkan ketakwaan dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita simak pembahasan hadits ini dengan hati yang terbuka dan niat untuk mengamalkannya.

-----

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dia berkata:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ: تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، قَالَ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ.

Terjemahan per kalimat:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah ditanya tentang perkara apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga?"

 فَقَالَ: تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ،

Rasulullah menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia".

 وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ،

Dan Rasulullah ditanya tentang perkara apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka?".

 قَالَ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ

Rasulullah menjawab: "Mulut dan kemaluan".

HR At-Tirmidzi No. 2004

Mp3: https://t.me/mp3qhn/162


Syarah Hadits


اهْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اهْتِمَامًا شَدِيدًا
Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam memberikan perhatian yang sangat besar

بِتَعْلِيمِ أُمَّتِهِ الْأُمُورَ الَّتِي تُقَرِّبُ النَّاسَ مِنْ رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ
dalam mengajarkan umatnya hal-hal yang mendekatkan manusia kepada Rabb mereka, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung

وَتُحَسِّنُ عَلَاقَاتِهِمْ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ
dan memperbaiki hubungan mereka satu sama lain

وَوَعَظَنَا بِذَلِكَ
dan beliau menasihati kita tentang hal itu

وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ الْمَوَاعِظَ الْبَلِيغَةَ فِي الْكَلِمَاتِ الْقَلِيلَةِ
dan Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam sering kali menggabungkan nasihat yang mendalam dalam kalimat yang sedikit (singkat).


وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Dan dalam hadis ini, Abu Hurairah raḍiyallāhu 'anhu mengatakan

سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟
"Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke surga?"

أَي: أَكْثَرِ شَيْءٍ مِنَ الْأَقْوَالِ أَوِ الْأَفْعَالِ أَوِ الْأَحْوَالِ
Yakni, hal yang paling banyak dari ucapan, perbuatan, atau keadaan

الَّتِي تُقَرِّبُ الْعَبْدَ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَجْعَلُهُ يَفُوزُ بِدُخُولِ الْجَنَّةِ
yang mendekatkan hamba kepada Rabb-nya, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, dan membuatnya berhasil masuk surga.

فَقَالَ: "تَقْوَى اللهِ"
Maka beliau menjawab: "Takwa kepada Allah"

أَي: أَكْثَرُ شَيْءٍ يُقَرِّبُ الْعَبْدَ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيَجْعَلُهُ يَفُوزُ بِرِضَا اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ
Yakni, hal yang paling banyak mendekatkan hamba kepada Rabb-nya, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, yang membuatnya meraih keridhaan Allah dan masuk surga.

أَنْ يَتَّقِيَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فِي أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَأَحْوَالِهِ
adalah bertakwa kepada Allah dalam ucapan, perbuatan, dan keadaannya.

وَالتَّقْوَى هِيَ الْخَوْفُ مِنَ اللهِ مَعَ مُرَاقَبَتِهِ جَلَّ جَلَالُهُ
dan takwa adalah rasa takut kepada Allah disertai pengawasan terhadap-Nya, Yang Maha Agung.


"وَحُسْنُ الْخُلُقِ"
Dan "akhlak yang baik"

أَي: وَأَكْثَرُ شَيْءٍ أَيْضًا يُقَرِّبُ الْعَبْدَ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيَجْعَلُهُ يَفُوزُ بِرِضَا اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ بَعْدَ التَّقْوَى
Yakni, hal yang juga paling banyak mendekatkan hamba kepada Rabb-nya, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, membuatnya meraih keridhaan Allah, dan memasukkannya ke surga setelah takwa.

أَنْ يَكُونَ حَسَنَ الْخُلُقِ، وَأَنْ يُعَامِلَ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
adalah memiliki akhlak yang baik dan memperlakukan manusia dengan akhlak yang baik.

بِحَيْثُ لَا يُؤْذِي أَحَدًا بِقَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ، وَلَا يَنْطِقُ إِلَّا بِمَا يُرْضِي اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
sehingga tidak menyakiti siapa pun dengan ucapan atau perbuatan, dan tidak berbicara kecuali hal yang diridhai oleh Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung.

فَيَكُونُ الْمَعْنَى أَنَّ أَكْثَرَ أَسْبَابِ السَّعَادَةِ الْأَبَدِيَّةِ الْجَمْعُ بَيْنَ تَقْوَى اللهِ وَحُسْنِ الْخُلُقِ
Maka maknanya adalah bahwa sebab utama kebahagiaan abadi adalah menggabungkan takwa kepada Allah dengan akhlak yang baik.


"وَسُئِلَ"، أَي: النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dan ditanya,” yaitu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam

"عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ"
Tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka

أَي: أَكْثَرِ شَيْءٍ يَكُونُ سَبَبًا فِي دُخُولِ النَّارِ سَوَاءٌ مِنَ الْأَقْوَالِ أَوِ الْأَفْعَالِ أَوِ الْأَحْوَالِ؟
Yaitu, hal yang paling banyak menjadi sebab masuknya seseorang ke neraka, baik dari ucapan, perbuatan, atau keadaan?

"قَالَ"، أَي: النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Beliau menjawab, yaitu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam


"الْفَمُ"
“Mulut”

وَذَلِكَ لِأَنَّهُ رُبَّمَا كَانَ سَبِيلًا لِأَكْلِ الْحَرَامِ، وَالنُّطْقِ بِالْحَرَامِ، فَيَكُونُ فِيهِ هَلَاكُ الْإِنْسَانِ
Dan itu karena mulut bisa jadi jalan untuk memakan yang haram dan berbicara yang haram, sehingga menjadi sebab kehancuran manusia

مَعَ أَنَّ الْفَمَ يُمْكِنُ أَنْ يَكُونَ سَبِيلًا إِلَى الْجَنَّةِ
Selain itu, mulut juga bisa menjadi jalan menuju surga

لِأَنَّهُ مُشْتَمِلٌ عَلَى اللِّسَانِ، وَبِهِ يَتِمُّ حِفْظُ أَمْرِ الدِّينِ كُلِّهِ
Karena mulut mencakup lidah, dan dengan lidah seluruh urusan agama dapat terjaga

وَإِذَا أَكَلَ الْحَلَالَ فَهَذَا رَأْسُ التَّقْوَى
Dan apabila memakan yang halal, itu adalah puncak takwa


"وَالْفَرْجُ"
Dan “kemaluan”

وَذَلِكَ لِأَنَّهُ رُبَّمَا كَانَ سَبِيلًا لِارْتِكَابِ الْفَوَاحِشِ، وَالْوُقُوعِ فِي الْمُحَرَّمَاتِ
Dan itu karena kemaluan bisa jadi jalan untuk melakukan perbuatan keji dan terjatuh dalam hal-hal yang haram

فَكَانَ مِنْ أَكْثَرِ الْأَشْيَاءِ سَبَبًا فِي هَلَاكِ الْعَبْدِ، وَدُخُولِهِ النَّارَ
Karenanya, kemaluan menjadi salah satu sebab utama kehancuran seorang hamba dan masuknya ke neraka

مَعَ أَنَّ صَوْنَهُ مِنْ أَعْظَمِ مَرَاتِبِ الدِّينِ
Selain itu, menjaga kemaluan termasuk tingkatan tertinggi dalam agama

كَمَا قَالَ تَعَالَى عَنِ الْمُفْلِحِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ: {وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ}
[المؤمنون: 5]
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang beriman yang beruntung: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya”
QS. Al-Mu'minun: 5


فَيَصِيرُ مَعْنَى هَذَا أَنَّ أَكْثَرَ أَسْبَابِ الشَّقَاوَةِ السَّرْمَدِيَّةِ الْجَمْعُ بَيْنَ عَدَمِ حِفْظِ الْفَمِ وَمَا فِيهِ، وَعَدَمِ حِفْظِ الْفَرْجِ عَنِ الْفَوَاحِشِ
Maka makna dari ini adalah bahwa sebab utama kesengsaraan abadi adalah tidak menjaga mulut dan apa yang ada di dalamnya, serta tidak menjaga kemaluan dari perbuatan keji


وَفِي "تَقْوَى اللَّهِ" إِشَارَةٌ إِلَى حُسْنِ الْمُعَامَلَةِ مَعَ الْخَالِقِ بِأَنْ يَأْتِيَ جَمِيعَ مَا أَمَرَهُ بِهِ، وَيَنْتَهِيَ عَمَّا نَهَى عَنْهُ
Dan dalam “takwa kepada Allah” terdapat isyarat tentang baiknya hubungan dengan Sang Pencipta, yaitu dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya

وَفِي "حُسْنِ الْخُلُقِ" إِشَارَةٌ إِلَى حُسْنِ الْمُعَامَلَةِ مَعَ الْخَلْقِ
Dan dalam “akhlak yang baik” terdapat isyarat tentang baiknya hubungan dengan makhluk

وَهَاتَانِ الْخَصْلَتَانِ مُوجِبَتَانِ لِدُخُولِ الْجَنَّةِ، وَنَقِيضُهُمَا النَّارُ، فَأَوْقَعَ الْفَمَ وَالْفَرْجَ مُقَابِلًا لَهُمَا
Dan dua sifat ini menjadi sebab masuk surga, dan kebalikannya adalah neraka, sehingga mulut dan kemaluan disebutkan sebagai lawannya

وَفِي الْحَدِيثِ: اهْتِمَامُ الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ بِالْبَحْثِ عَمَّا يَصِلُهُمْ بِاللَّهِ
Dan dalam hadits ini terdapat perhatian para sahabat radhiyallāhu ‘anhum untuk mencari hal-hal yang mendekatkan mereka kepada Allah


Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/83054


Pelajaran dari hadits ini


1.   Pentingnya Pendidikan Agama
Rasulullah sangat memperhatikan pendidikan umat dalam hal-hal yang mendekatkan mereka kepada Allah dan memperbaiki hubungan sesama manusia. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan agama untuk membangun hubungan baik dengan Allah dan sesama makhluk.

2.   Kebijaksanaan dalam Penyampaian Nasihat
Nabi menyampaikan nasihat yang padat makna dalam kata-kata yang singkat dan mudah dipahami. Ini menjadi pelajaran tentang pentingnya kebijaksanaan dalam komunikasi, terutama dalam memberikan nasihat atau pengajaran.

3.   Dua Kunci Utama Masuk Surga

o    Taqwa kepada Allah: Berarti menjaga hubungan dengan Allah melalui ketaatan, menjauhi larangan-Nya, dan selalu merasa diawasi oleh-Nya.

o    Akhlak yang Baik: Menunjukkan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia, tidak menyakiti orang lain, baik secara ucapan maupun perbuatan.

4.   Bahaya Utama yang Menyebabkan Masuk Neraka

o    Fungsi Lidah (Faham/Fungsi Mulut): Lidah bisa menjadi penyebab kebinasaan jika digunakan untuk berbicara yang buruk, seperti dusta, ghibah, atau berkata keji.

o    Penjagaan Kemaluan: Ketidakmampuan menjaga kemaluan dari zina atau perbuatan maksiat lainnya merupakan sebab besar yang membawa manusia kepada kehancuran.

5.   Keseimbangan dalam Beragama

o    "Taqwa kepada Allah" mencerminkan hubungan vertikal (dengan Allah).

o    "Akhlak yang baik" mencerminkan hubungan horizontal (dengan manusia).
Kombinasi keduanya adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

6.   Kesadaran akan Amanah Mulut dan Kemaluan
Amanah untuk menjaga mulut dan kemaluan menunjukkan pentingnya tanggung jawab atas anggota tubuh, karena penggunaannya memiliki dampak besar bagi kehidupan dunia dan akhirat.

7.   Keutamaan Bertanya dalam Hal-Hal yang Bermanfaat
Para sahabat selalu bertanya kepada Nabi tentang hal-hal yang dapat menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Ini mengajarkan pentingnya bertanya dan mencari ilmu dalam perkara agama.

8.   Peringatan dari Penyebab Kesengsaraan
Ketidakmampuan menjaga mulut dan kemaluan adalah penyebab utama kebinasaan. Peringatan ini mengajarkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang dapat merusak diri, baik di dunia maupun di akhirat.

9.   Islam Sebagai Agama yang Menyeluruh
Islam memberikan panduan yang jelas tentang hubungan manusia dengan Allah (hablun minallah) dan hubungan manusia dengan sesama (hablun minannas), menunjukkan bahwa keseimbangan antara keduanya adalah kunci kesuksesan hidup.

Keseluruhan hadits ini mengingatkan kita untuk menjaga amanah yang telah diberikan Allah berupa tubuh, akhlak, dan hubungan dengan-Nya maupun sesama, sebagai jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

 


Penutupan Kajian


 Hadirin yang dirahmati Allah,

Dari kajian hadits yang telah kita bahas, kita memahami bahwa dua hal utama yang membawa manusia ke dalam surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik, sementara dua perkara yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah lisan dan kemaluan.

Hadits ini memberikan faedah besar dalam kehidupan kita:

  1. Ketakwaan kepada Allah adalah kunci utama keselamatan – Kita harus selalu sadar bahwa setiap perkataan, perbuatan, dan keputusan yang kita ambil akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

  2. Akhlak yang baik adalah bentuk nyata dari keimanan – Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Tirmidzi). Akhlak yang baik bukan hanya dalam sikap, tetapi juga dalam tutur kata dan muamalah kita dengan sesama.

  3. Menjaga lisan adalah tanda kecerdasan hati dan iman – Ucapan yang sembarangan, seperti ghibah, fitnah, dan dusta, bisa menjadi penyebab kehancuran seseorang. Maka, marilah kita membiasakan berkata yang baik atau diam.

  4. Menjaga kemaluan adalah bukti kesucian jiwa – Di zaman penuh godaan ini, menjaga kesucian diri dari perbuatan keji adalah bentuk ketakwaan yang tinggi.

Hadirin sekalian,

Marilah kita mengamalkan hadits ini dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kajian ini hanya menjadi ilmu di kepala, tetapi harus menjadi pedoman dalam setiap langkah kita. Kita semua berharap agar Allah memudahkan kita untuk bertakwa kepada-Nya, memperbaiki akhlak kita, menjaga lisan kita dari perkataan yang sia-sia, dan melindungi diri kita dari fitnah syahwat yang membinasakan.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa, berakhlak mulia, dan diberi taufik untuk istiqamah di jalan-Nya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ، وَحَسِّنْ أَخْلَاقَنَا كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقَنَا، وَاحْفَظْ أَلْسِنَتَنَا مِنَ الزَّلَلِ، وَأَعِنَّا مِنَ الْفِتَنِ، وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertakwa, perbaikilah akhlak kami sebagaimana Engkau telah memperindah penciptaan kami, jagalah lisan kami dari kesalahan, lindungilah kami dari fitnah, dan jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.

Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:

🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.




Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat


اهتم النبي صلى الله عليه وسلم اهتماما شديدا بتعليم أمته الأمور التي تقرب الناس من ربهم عز وجل، وتحسن علاقاتهم بعضهم ببعض، ووعظنا بذلك، وكان صلى الله عليه وسلم يجمع المواعظ البليغة في الكلمات القليلة.
وفي هذا الحديث يقول أبو هريرة رضي الله عنه: "سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة؟"، أي: أكثر شيء من الأقوال أو الأفعال أو الأحوال التي تقرب العبد إلى ربه عز وجل، وتجعله يفوز بدخول الجنة، "فقال"، أي: النبي صلى الله عليه وسلم: "تقوى الله"، أي: أكثر شيء يقرب العبد من ربه عز وجل، ويجعله يفوز برضا الله عز وجل، ويدخله الجنة أن يتقي الله عز وجل في أقواله وأفعاله وأحواله، والتقوى هي الخوف من الله مع مراقبته جل جلاله، "وحسن الخلق"، أي: وأكثر شيء أيضا يقرب العبد من ربه عز وجل ويجعله يفوز برضا الله عز وجل، ويدخله الجنة بعد التقوى- أن يكون حسن الخلق، وأن يعامل الناس بخلق حسن؛ بحيث لا يؤذي أحدا بقول أو فعل، ولا ينطق إلا بما يرضي الله عز وجل، فيكون المعنى أن أكثر أسباب السعادة الأبدية الجمع بين تقوى الله وحسن الخلق.


"وسئل"، أي: النبي صلى الله عليه وسلم، "عن أكثر ما يدخل الناس النار"، أي: أكثر شيء يكون سببا في دخول النار سواء من الأقوال أو الأفعال أو الأحوال؟ "قال"، أي: النبي صلى الله عليه وسلم: "الفم"؛ وذلك لأنه ربما كان سبيلا لأكل الحرام، والنطق بالحرام، فيكون فيه هلاك الإنسان، مع أن الفم يمكن أن يكون سبيلا إلى الجنة؛ لأنه مشتمل على اللسان، وبه يتم حفظ أمر الدين كله، وإذا أكل الحلال فهذا رأس التقوى، "والفرج"؛ وذلك لأنه ربما كان سبيلا لارتكاب الفواحش، والوقوع في المحرمات، فكان من أكثر الأشياء سببا في هلاك العبد، ودخوله النار، مع أن صونه من أعظم مراتب الدين كما قال تعالى عن المفلحين من المؤمنين: {والذين هم لفروجهم حافظون} [المؤمنون: 5]، فيصير معنى هذا أن أكثر أسباب الشقاوة السرمدية الجمع بين عدم حفظ الفم وما فيه، وعدم حفظ الفرج عن الفواحش.
وفي "تقوى الله" إشارة إلى حسن المعاملة مع الخالق بأن يأتي جميع ما أمره به، وينتهي عما نهى عنه، وفي "حسن الخلق" إشارة إلى حسن المعاملة مع الخلق، وهاتان الخصلتان موجبتان لدخول الجنة، ونقيضهما النار، فأوقع الفم والفرج مقابلا لهما.


وفي الحديث: اهتمام الصحابة رضي الله عنهم بالسؤال عما ينجيهم في الدنيا والآخرة.
وفيه: الحث على اتقاء الله وتحسين الخلق؛ لأنهما من أسباب دخول الجنة.


وفيه: التحذير من خطورة الفم والفرج؛ حيث إنهما من أسباب دخول النار.




Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers