Hadits: Perkara Yang Banyak Memasukkan Manusia Ke Surga dan Neraka
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Di tengah masyarakat kita saat ini, sering kali kita menyaksikan bagaimana manusia berusaha meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, banyak di antara mereka yang tersesat dalam mencari jalan yang benar. Ada yang sibuk mengumpulkan harta tanpa peduli halal dan haramnya. Ada yang mengorbankan nilai-nilai moral demi meraih popularitas dan pengakuan sosial. Ada pula yang meremehkan dosa lisan, seperti ghibah, fitnah, dan dusta, serta terjerumus dalam berbagai fitnah syahwat yang merusak kehormatan diri dan keluarganya.
Di sinilah pentingnya kita memahami hadits yang akan kita kaji hari ini. Hadits ini adalah jawaban langsung dari Rasulullah ﷺ ketika ditanya tentang sebab utama yang memasukkan manusia ke dalam surga dan yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Dengan ringkas tetapi penuh hikmah, beliau ﷺ menjelaskan bahwa ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik adalah kunci utama menuju surga, sementara lisan dan kemaluan adalah faktor terbesar yang menyeret manusia ke dalam api neraka.
Hadits ini sangat relevan dengan kondisi kita saat ini. Banyak orang beribadah tetapi kurang menjaga akhlaknya. Ada yang terlihat baik di luar, tetapi lisan dan kemaluannya tidak terjaga. Oleh karena itu, kajian ini bukan sekadar menambah wawasan, tetapi harus menjadi renungan bagi kita semua: Apakah kita sudah meniti jalan menuju surga atau justru tanpa sadar berjalan menuju neraka?
Semoga dengan memahami hadits ini, kita bisa memperbaiki diri, menjaga lisan dan kemaluan, serta menguatkan ketakwaan dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita simak pembahasan hadits ini dengan hati yang terbuka dan niat untuk mengamalkannya.
-----
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dia berkata:
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ:
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ
النَّاسَ النَّارَ، قَالَ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ.
Terjemahan per kalimat:
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah ditanya
tentang perkara apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga?"
فَقَالَ: تَقْوَى اللَّهِ
وَحُسْنُ الْخُلُقِ،
Rasulullah menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia".
وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ
مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ،
Dan Rasulullah ditanya tentang perkara apa yang paling
banyak memasukkan manusia ke neraka?".
قَالَ: الْفَمُ
وَالْفَرْجُ
Rasulullah menjawab: "Mulut dan kemaluan".
HR
At-Tirmidzi No. 2004
Syarah Hadits
اهْتَمَّ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اهْتِمَامًا شَدِيدًا
Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam memberikan perhatian yang sangat besar
بِتَعْلِيمِ أُمَّتِهِ
الْأُمُورَ الَّتِي تُقَرِّبُ النَّاسَ مِنْ رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ
dalam mengajarkan umatnya hal-hal yang mendekatkan manusia kepada Rabb mereka,
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung
وَتُحَسِّنُ
عَلَاقَاتِهِمْ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ
dan memperbaiki hubungan mereka satu sama lain
وَوَعَظَنَا بِذَلِكَ
dan beliau menasihati kita tentang hal itu
وَكَانَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ الْمَوَاعِظَ الْبَلِيغَةَ فِي الْكَلِمَاتِ
الْقَلِيلَةِ
dan Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam sering kali menggabungkan nasihat yang
mendalam dalam kalimat yang sedikit (singkat).
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ
يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Dan dalam hadis ini, Abu Hurairah raḍiyallāhu 'anhu mengatakan
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟
"Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam ditanya tentang hal yang paling
banyak memasukkan manusia ke surga?"
أَي: أَكْثَرِ شَيْءٍ
مِنَ الْأَقْوَالِ أَوِ الْأَفْعَالِ أَوِ الْأَحْوَالِ
Yakni, hal yang paling banyak dari ucapan, perbuatan, atau keadaan
الَّتِي تُقَرِّبُ
الْعَبْدَ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَجْعَلُهُ يَفُوزُ بِدُخُولِ
الْجَنَّةِ
yang mendekatkan hamba kepada Rabb-nya, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung,
dan membuatnya berhasil masuk surga.
فَقَالَ: "تَقْوَى
اللهِ"
Maka beliau menjawab: "Takwa kepada Allah"
أَي: أَكْثَرُ شَيْءٍ
يُقَرِّبُ الْعَبْدَ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيَجْعَلُهُ يَفُوزُ بِرِضَا
اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ
Yakni, hal yang paling banyak mendekatkan hamba kepada Rabb-nya, Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Agung, yang membuatnya meraih keridhaan Allah dan masuk
surga.
أَنْ يَتَّقِيَ اللهَ
عَزَّ وَجَلَّ فِي أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَأَحْوَالِهِ
adalah bertakwa kepada Allah dalam ucapan, perbuatan, dan keadaannya.
وَالتَّقْوَى هِيَ
الْخَوْفُ مِنَ اللهِ مَعَ مُرَاقَبَتِهِ جَلَّ جَلَالُهُ
dan takwa adalah rasa takut kepada Allah disertai pengawasan terhadap-Nya, Yang
Maha Agung.
"وَحُسْنُ الْخُلُقِ"
Dan "akhlak yang baik"
أَي: وَأَكْثَرُ شَيْءٍ
أَيْضًا يُقَرِّبُ الْعَبْدَ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيَجْعَلُهُ يَفُوزُ
بِرِضَا اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ بَعْدَ التَّقْوَى
Yakni, hal yang juga paling banyak mendekatkan hamba kepada Rabb-nya, Allah
Yang Maha Mulia dan Maha Agung, membuatnya meraih keridhaan Allah, dan
memasukkannya ke surga setelah takwa.
أَنْ يَكُونَ حَسَنَ
الْخُلُقِ، وَأَنْ يُعَامِلَ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
adalah memiliki akhlak yang baik dan memperlakukan manusia dengan akhlak yang
baik.
بِحَيْثُ لَا يُؤْذِي
أَحَدًا بِقَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ، وَلَا يَنْطِقُ إِلَّا بِمَا يُرْضِي اللهَ عَزَّ
وَجَلَّ
sehingga tidak menyakiti siapa pun dengan ucapan atau perbuatan, dan tidak
berbicara kecuali hal yang diridhai oleh Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung.
فَيَكُونُ الْمَعْنَى
أَنَّ أَكْثَرَ أَسْبَابِ السَّعَادَةِ الْأَبَدِيَّةِ الْجَمْعُ بَيْنَ تَقْوَى
اللهِ وَحُسْنِ الْخُلُقِ
Maka maknanya adalah bahwa sebab utama kebahagiaan abadi adalah menggabungkan
takwa kepada Allah dengan akhlak yang baik.
"وَسُئِلَ"، أَي:
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dan ditanya,” yaitu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam
"عَنْ أَكْثَرِ مَا
يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ"
Tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka
أَي: أَكْثَرِ شَيْءٍ
يَكُونُ سَبَبًا فِي دُخُولِ النَّارِ سَوَاءٌ مِنَ الْأَقْوَالِ أَوِ
الْأَفْعَالِ أَوِ الْأَحْوَالِ؟
Yaitu, hal yang paling banyak menjadi sebab masuknya seseorang ke neraka, baik
dari ucapan, perbuatan, atau keadaan?
"قَالَ"، أَي:
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Beliau menjawab, yaitu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam
"الْفَمُ"
“Mulut”
وَذَلِكَ لِأَنَّهُ
رُبَّمَا كَانَ سَبِيلًا لِأَكْلِ الْحَرَامِ، وَالنُّطْقِ بِالْحَرَامِ،
فَيَكُونُ فِيهِ هَلَاكُ الْإِنْسَانِ
Dan itu karena mulut bisa jadi jalan untuk memakan yang haram dan berbicara
yang haram, sehingga menjadi sebab kehancuran manusia
مَعَ أَنَّ الْفَمَ
يُمْكِنُ أَنْ يَكُونَ سَبِيلًا إِلَى الْجَنَّةِ
Selain itu, mulut juga bisa menjadi jalan menuju surga
لِأَنَّهُ مُشْتَمِلٌ
عَلَى اللِّسَانِ، وَبِهِ يَتِمُّ حِفْظُ أَمْرِ الدِّينِ كُلِّهِ
Karena mulut mencakup lidah, dan dengan lidah seluruh urusan agama dapat
terjaga
وَإِذَا أَكَلَ
الْحَلَالَ فَهَذَا رَأْسُ التَّقْوَى
Dan apabila memakan yang halal, itu adalah puncak takwa
"وَالْفَرْجُ"
Dan “kemaluan”
وَذَلِكَ لِأَنَّهُ
رُبَّمَا كَانَ سَبِيلًا لِارْتِكَابِ الْفَوَاحِشِ، وَالْوُقُوعِ فِي
الْمُحَرَّمَاتِ
Dan itu karena kemaluan bisa jadi jalan untuk melakukan perbuatan keji dan
terjatuh dalam hal-hal yang haram
فَكَانَ مِنْ أَكْثَرِ
الْأَشْيَاءِ سَبَبًا فِي هَلَاكِ الْعَبْدِ، وَدُخُولِهِ النَّارَ
Karenanya, kemaluan menjadi salah satu sebab utama kehancuran seorang hamba dan
masuknya ke neraka
مَعَ أَنَّ صَوْنَهُ
مِنْ أَعْظَمِ مَرَاتِبِ الدِّينِ
Selain itu, menjaga kemaluan termasuk tingkatan tertinggi dalam agama
كَمَا قَالَ تَعَالَى
عَنِ الْمُفْلِحِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ: {وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ
حَافِظُونَ}
[المؤمنون: 5]
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang beriman yang beruntung: “Dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya”
QS. Al-Mu'minun: 5
فَيَصِيرُ مَعْنَى
هَذَا أَنَّ أَكْثَرَ أَسْبَابِ الشَّقَاوَةِ السَّرْمَدِيَّةِ الْجَمْعُ بَيْنَ
عَدَمِ حِفْظِ الْفَمِ وَمَا فِيهِ، وَعَدَمِ حِفْظِ الْفَرْجِ عَنِ الْفَوَاحِشِ
Maka makna dari ini adalah bahwa sebab utama kesengsaraan abadi adalah tidak
menjaga mulut dan apa yang ada di dalamnya, serta tidak menjaga kemaluan dari
perbuatan keji
وَفِي "تَقْوَى
اللَّهِ" إِشَارَةٌ إِلَى حُسْنِ الْمُعَامَلَةِ مَعَ الْخَالِقِ بِأَنْ
يَأْتِيَ جَمِيعَ مَا أَمَرَهُ بِهِ، وَيَنْتَهِيَ عَمَّا نَهَى عَنْهُ
Dan dalam “takwa kepada Allah” terdapat isyarat tentang baiknya hubungan dengan
Sang Pencipta, yaitu dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi apa
yang dilarang-Nya
وَفِي "حُسْنِ
الْخُلُقِ" إِشَارَةٌ إِلَى حُسْنِ الْمُعَامَلَةِ مَعَ الْخَلْقِ
Dan dalam “akhlak yang baik” terdapat isyarat tentang baiknya hubungan dengan
makhluk
وَهَاتَانِ
الْخَصْلَتَانِ مُوجِبَتَانِ لِدُخُولِ الْجَنَّةِ، وَنَقِيضُهُمَا النَّارُ،
فَأَوْقَعَ الْفَمَ وَالْفَرْجَ مُقَابِلًا لَهُمَا
Dan dua sifat ini menjadi sebab masuk surga, dan kebalikannya adalah neraka,
sehingga mulut dan kemaluan disebutkan sebagai lawannya
وَفِي الْحَدِيثِ:
اهْتِمَامُ الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ بِالْبَحْثِ عَمَّا يَصِلُهُمْ
بِاللَّهِ
Dan dalam hadits ini terdapat perhatian para sahabat radhiyallāhu ‘anhum untuk
mencari hal-hal yang mendekatkan mereka kepada Allah
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/83054
Pelajaran dari hadits ini
1.
Pentingnya Pendidikan
Agama
Rasulullah ﷺ sangat memperhatikan pendidikan umat dalam hal-hal yang
mendekatkan mereka kepada Allah dan memperbaiki hubungan sesama manusia. Hal
ini menunjukkan pentingnya pendidikan agama untuk membangun hubungan baik
dengan Allah dan sesama makhluk.
2.
Kebijaksanaan dalam
Penyampaian Nasihat
Nabi ﷺ menyampaikan nasihat yang padat makna dalam kata-kata yang
singkat dan mudah dipahami. Ini menjadi pelajaran tentang pentingnya
kebijaksanaan dalam komunikasi, terutama dalam memberikan nasihat atau
pengajaran.
3.
Dua Kunci Utama Masuk
Surga
o Taqwa kepada Allah: Berarti menjaga hubungan dengan Allah
melalui ketaatan, menjauhi larangan-Nya, dan selalu merasa diawasi oleh-Nya.
o Akhlak yang Baik: Menunjukkan pentingnya menjaga hubungan
dengan sesama manusia, tidak menyakiti orang lain, baik secara ucapan maupun
perbuatan.
4.
Bahaya Utama yang
Menyebabkan Masuk Neraka
o Fungsi Lidah (Faham/Fungsi Mulut): Lidah bisa menjadi
penyebab kebinasaan jika digunakan untuk berbicara yang buruk, seperti dusta,
ghibah, atau berkata keji.
o Penjagaan Kemaluan: Ketidakmampuan menjaga kemaluan dari
zina atau perbuatan maksiat lainnya merupakan sebab besar yang membawa manusia
kepada kehancuran.
5.
Keseimbangan dalam
Beragama
o "Taqwa kepada Allah" mencerminkan hubungan vertikal
(dengan Allah).
o "Akhlak yang baik" mencerminkan hubungan horizontal
(dengan manusia).
Kombinasi keduanya adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
6.
Kesadaran akan Amanah
Mulut dan Kemaluan
Amanah untuk menjaga mulut dan kemaluan menunjukkan pentingnya tanggung jawab
atas anggota tubuh, karena penggunaannya memiliki dampak besar bagi kehidupan
dunia dan akhirat.
7.
Keutamaan Bertanya dalam
Hal-Hal yang Bermanfaat
Para sahabat selalu bertanya kepada Nabi ﷺ tentang hal-hal yang
dapat menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Ini mengajarkan pentingnya
bertanya dan mencari ilmu dalam perkara agama.
8.
Peringatan dari Penyebab
Kesengsaraan
Ketidakmampuan menjaga mulut dan kemaluan adalah penyebab utama kebinasaan.
Peringatan ini mengajarkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang dapat merusak
diri, baik di dunia maupun di akhirat.
9.
Islam Sebagai Agama yang
Menyeluruh
Islam memberikan panduan yang jelas tentang hubungan manusia dengan Allah
(hablun minallah) dan hubungan manusia dengan sesama (hablun minannas),
menunjukkan bahwa keseimbangan antara keduanya adalah kunci kesuksesan hidup.
Keseluruhan hadits ini mengingatkan kita untuk menjaga amanah yang telah diberikan Allah berupa tubuh, akhlak, dan hubungan dengan-Nya maupun sesama, sebagai jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penutupan Kajian
Dari kajian hadits yang telah kita bahas, kita memahami bahwa dua hal utama yang membawa manusia ke dalam surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik, sementara dua perkara yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah lisan dan kemaluan.
Hadits ini memberikan faedah besar dalam kehidupan kita:
-
Ketakwaan kepada Allah adalah kunci utama keselamatan – Kita harus selalu sadar bahwa setiap perkataan, perbuatan, dan keputusan yang kita ambil akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
-
Akhlak yang baik adalah bentuk nyata dari keimanan – Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Tirmidzi). Akhlak yang baik bukan hanya dalam sikap, tetapi juga dalam tutur kata dan muamalah kita dengan sesama.
-
Menjaga lisan adalah tanda kecerdasan hati dan iman – Ucapan yang sembarangan, seperti ghibah, fitnah, dan dusta, bisa menjadi penyebab kehancuran seseorang. Maka, marilah kita membiasakan berkata yang baik atau diam.
-
Menjaga kemaluan adalah bukti kesucian jiwa – Di zaman penuh godaan ini, menjaga kesucian diri dari perbuatan keji adalah bentuk ketakwaan yang tinggi.
Hadirin sekalian,
Marilah kita mengamalkan hadits ini dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kajian ini hanya menjadi ilmu di kepala, tetapi harus menjadi pedoman dalam setiap langkah kita. Kita semua berharap agar Allah memudahkan kita untuk bertakwa kepada-Nya, memperbaiki akhlak kita, menjaga lisan kita dari perkataan yang sia-sia, dan melindungi diri kita dari fitnah syahwat yang membinasakan.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa, berakhlak mulia, dan diberi taufik untuk istiqamah di jalan-Nya.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ، وَحَسِّنْ أَخْلَاقَنَا كَمَا
حَسَّنْتَ خَلْقَنَا، وَاحْفَظْ أَلْسِنَتَنَا مِنَ الزَّلَلِ، وَأَعِنَّا مِنَ
الْفِتَنِ، وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِينَ.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertakwa, perbaikilah akhlak kami sebagaimana Engkau telah memperindah penciptaan kami, jagalah lisan kami dari kesalahan, lindungilah kami dari fitnah, dan jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.
Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:
🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ
إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.
وَالسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.
Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa
harakat
وفي هذا الحديث يقول أبو هريرة رضي الله عنه: "سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة؟"، أي: أكثر شيء من الأقوال أو الأفعال أو الأحوال التي تقرب العبد إلى ربه عز وجل، وتجعله يفوز بدخول الجنة، "فقال"، أي: النبي صلى الله عليه وسلم: "تقوى الله"، أي: أكثر شيء يقرب العبد من ربه عز وجل، ويجعله يفوز برضا الله عز وجل، ويدخله الجنة أن يتقي الله عز وجل في أقواله وأفعاله وأحواله، والتقوى هي الخوف من الله مع مراقبته جل جلاله، "وحسن الخلق"، أي: وأكثر شيء أيضا يقرب العبد من ربه عز وجل ويجعله يفوز برضا الله عز وجل، ويدخله الجنة بعد التقوى- أن يكون حسن الخلق، وأن يعامل الناس بخلق حسن؛ بحيث لا يؤذي أحدا بقول أو فعل، ولا ينطق إلا بما يرضي الله عز وجل، فيكون المعنى أن أكثر أسباب السعادة الأبدية الجمع بين تقوى الله وحسن الخلق.
وفي "تقوى الله" إشارة إلى حسن المعاملة مع الخالق بأن يأتي جميع ما أمره به، وينتهي عما نهى عنه، وفي "حسن الخلق" إشارة إلى حسن المعاملة مع الخلق، وهاتان الخصلتان موجبتان لدخول الجنة، ونقيضهما النار، فأوقع الفم والفرج مقابلا لهما.
وفيه: الحث على اتقاء الله وتحسين الخلق؛ لأنهما من أسباب دخول الجنة.
وفيه: التحذير من خطورة الفم والفرج؛ حيث إنهما من أسباب دخول النار.