Hadits Qudsi: Allah Bersama Dua Orang Yang Bermitra
Bismillahirrahmanirrahim
Jamaah yang dirahmati Allah,
Di tengah kehidupan modern saat ini, praktik kerja sama dalam bidang usaha dan bisnis menjadi hal yang lumrah dan terus berkembang. Banyak orang menjalin kemitraan—baik dalam bentuk koperasi, joint venture, maupun usaha kecil-kecilan antar teman dan keluarga—dengan harapan dapat meraih keuntungan bersama. Namun sayangnya, tidak sedikit dari kerja sama tersebut yang justru berakhir dengan perselisihan, saling curiga, bahkan berujung ke pengadilan.
Permasalahan yang sering timbul dalam kemitraan ini hampir selalu bermuara pada satu hal: hilangnya kejujuran dan amanah. Ada yang menyembunyikan keuntungan, ada yang mengambil hak lebih besar dari yang disepakati, ada pula yang menjalankan usaha secara sepihak tanpa transparansi. Ketika salah satu pihak mulai mengkhianati kepercayaan, runtuhlah seluruh fondasi kerja sama yang dibangun.
Di sinilah pentingnya kita mengkaji hadits tentang etika bekerja sama. Hadits yang akan kita kaji ini bukan hanya sekadar nasihat moral, tetapi juga petunjuk langsung dari Rasulullah ﷺ tentang prinsip keberkahan dan penjagaan Allah dalam relasi muamalah antara dua mitra bisnis.
Urgensi mengkaji hadits ini sangat besar, karena ia mengingatkan kita bahwa kerja sama bukan hanya urusan duniawi, melainkan juga bagian dari ibadah yang diawasi langsung oleh Allah ﷻ. Kejujuran dalam bermitra bukan hanya menghasilkan ketenangan batin dan keharmonisan sosial, tetapi juga menjadi sebab hadirnya keberkahan dan pertolongan dari Allah. Maka mari kita renungi bersama, perkataan demi perkataan dari hadits ini, agar kita dapat mengambil pelajaran dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu,
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman
أَنَا ثَالِثُ
الشَّرِيْكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ،
فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ
مِنْ بَيْنِهِمَا
Aku adalah mitra ketiga bagi dua orang yang bermitra
(ber-syirkah) selama seorang dari keduanya tidak mengkhianati mitranya.
Maka bila dia mengkhanati mitranya, Aku keluar dari
(kemitraan) keduanya.
(HR.
Abu Daud, no. 3383)
Mp3 https//t.me/mp3qhn/140
Arti Per Kalimat
Perkataan أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ (Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang berserikat) menunjukkan bahwa Allah menyertai dua orang yang menjalin kerja sama dalam urusan dunia mereka.
Kehadiran Allah sebagai pihak ketiga bukan dalam bentuk fisik, tetapi sebagai penjaga, saksi, dan pemberi keberkahan dalam hubungan mereka.
Ini menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dan amanah dalam kerja sama karena Allah tidak akan membiarkan dua orang berjalan sendiri ketika mereka bersepakat atas dasar yang benar.
Makna dari kehadiran Allah adalah bahwa setiap transaksi dan perjanjian yang dilakukan dengan niat baik dan cara yang sah tidak hanya dipantau oleh hukum manusia, tetapi juga berada dalam pengawasan dan taufik dari Allah ﷻ.
Keberkahan dan pertolongan Allah menjadi jaminan bagi mereka yang menjaga kejujuran dalam kebersamaan.
Perkataan مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ (selama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati rekannya) mengandung syarat utama yang membuat Allah tetap membersamai dua orang yang berserikat.
Keberkahan dari Allah tidak bersifat mutlak, melainkan bergantung pada kejujuran dan amanah yang dijaga oleh kedua pihak.
Jika salah satu saja mulai mengkhianati, seperti menyembunyikan keuntungan, memanipulasi data, atau melanggar kesepakatan, maka syarat tersebut gugur.
Perkataan ini juga menunjukkan bahwa Allah tidak menyukai bentuk pengkhianatan dalam hubungan apa pun, apalagi dalam urusan harta yang rentan menimbulkan permusuhan.
Selama kedua pihak memegang teguh kepercayaan, maka Allah tetap memberikan taufik dan perlindungan-Nya.
Perkataan فَإِذَا خَانَهُ (maka apabila ia mengkhianatinya) memberikan penegasan bahwa pengkhianatan adalah titik balik yang sangat berbahaya dalam suatu kemitraan.
Begitu salah satu pihak mulai berbuat curang, maka rusaklah struktur amanah yang seharusnya menjadi dasar kerja sama.
Pengkhianatan ini tidak hanya menyakiti sesama manusia, tetapi juga membuat Allah murka karena amanah telah dilanggar.
Perkataan ini juga menjadi ancaman halus bahwa Allah mengetahui setiap bentuk pengkhianatan, meskipun disembunyikan dari manusia.
Dampaknya bukan hanya hilangnya kepercayaan, tetapi juga lenyapnya keberkahan dan penjagaan Allah dari usaha tersebut.
Perkataan خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا (Aku keluar dari antara mereka berdua) adalah pernyataan yang sangat tegas mengenai konsekuensi dari pengkhianatan.
Ketika Allah keluar dari antara mereka, maka artinya keberkahan dicabut, pertolongan diangkat, dan urusan mereka dibiarkan tanpa bimbingan ilahi.
Inilah bentuk hukuman spiritual atas ketidakjujuran dalam hubungan sesama manusia, khususnya dalam urusan harta.
Perkataan ini juga menyiratkan bahwa suatu kerja sama yang tidak lagi disertai kejujuran hanyalah aktivitas duniawi semata yang tidak lagi bernilai ibadah.
Tanpa kehadiran Allah, maka usaha itu rawan konflik, kehancuran, dan jauh dari nilai-nilai kebaikan yang diridhai.
Syarah Hadits
أَنَا ثَالِث الشَّرِيكَيْنِ
Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,
أَيْ مَعَهُمَا بِالْحِفْظِ
وَالْبَرَكَة
Artinya, Aku bersama mereka dengan menjaga dan memberikan keberkahan,
أَحْفَظ أَمْوَالهمَا
وَأُعْطِيهِمَا الرِّزْق وَالْخَيْر فِي مُعَامَلَتهمَا
Aku menjaga harta mereka dan memberi mereka rezeki serta kebaikan dalam
transaksi mereka.
خَرَجَتُ مِنْ بَيْنهمَا'
Aku keluar dari antara mereka berdua
أَيْ زَالَتْ الْبَرَكَة بِإِخْرَاجِ الْحِفْظ عَنْهُمَا
Yaitu keberkahan hilang karena penjagaan Allah dicabut dari mereka.
وَزَادَ رَزِين 'وَجَاءَ
الشَّيْطَان'
Dan tambahan dari Razin, 'dan datanglah setan,'
أَيْ وَدَخَلَ بَيْنهمَا
وَصَارَ ثَالِثهمَا
Artinya, setan masuk di antara mereka berdua dan menjadi pihak ketiga bagi
mereka.
قَالَ الطِّيبِيُّ رَحِمَهُ
اللَّه
At-Tibi rahimahullah berkata
الشَّرِكَة عِبَارَة عَنْ
اِخْتِلَاط أَمْوَال بَعْضهمْ بِبَعْضٍ بِحَيْثُ لَا يَتَمَيَّز
Perserikatan adalah percampuran harta sebagian mereka dengan sebagian yang lain
sehingga tidak dapat dibedakan,
وَشَرِكَة اللَّه تَعَالَى
إِيَّاهُمَا عَلَى الِاسْتِعَارَة
Dan penyebutan Allah Ta'ala sebagai pihak ketiga di antara mereka adalah
metafora,
كَأَنَّهُ تَعَالَى جَعَلَ
الْبَرَكَة وَالْفَضْل وَالرِّبْح بِمَنْزِلَةِ الْمَال الْمَخْلُوط
Seolah-olah Allah Ta'ala menjadikan keberkahan, keutamaan, dan keuntungan
sebagai bagian dari harta yang bercampur,
فَسَمَّى ذَاته تَعَالَى
ثَالِثهمَا
Sehingga Dia menyebut Diri-Nya sebagai pihak ketiga bagi mereka berdua,
وَجَعَلَ خِيَانَةَ
الشَّيْطَانِ وَمَحْقَهُ الْبَرَكَةَ بِمَنْزِلَةِ الْمَخْلُوطِ، وَجَعَلَهُ
ثَالِثَهُمَا
Dan menjadikan pengkhianatan setan serta hilangnya keberkahan sebagai bagian
dari harta yang bercampur, dan setan menjadi pihak ketiga bagi mereka,
وَقَوْله خَرَجَتُ مِنْ
بَيْنهمَا تَرْشِيح الِاسْتِعَارَة
Dan ucapannya 'Aku keluar dari antara mereka' adalah untuk memperkuat metafora.
وَفِيهِ اِسْتِحْبَاب
الشَّرِكَة
Dan dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berserikat,
فَإِنَّ الْبَرَكَة مُنْصَبَّة
مِنْ اللَّه تَعَالَى فِيهَا بِخِلَافِ مَا إِذَا كَانَ مُنْفَرِدًا
Karena keberkahan dari Allah Ta'ala tercurah dalam perserikatan, berbeda jika
ia sendirian (tidak bermitra/bersyirkah),
لِأَنَّ كُلّ وَاحِد مِنْ
الشَّرِيكَيْنِ يَسْعَى فِي غِبْطَة صَاحِبه
Karena setiap orang dari dua pihak yang berserikat akan berusaha untuk kebaikan
saudaranya,
وَأَنَّ اللَّه تَعَالَى فِي
عَوْن الْعَبْد مَا دَامَ الْعَبْد فِي عَوْن أَخِيهِ الْمُسْلِم
Dan bahwa Allah Ta'ala akan selalu membantu seorang hamba selama hamba tersebut
membantu saudaranya sesama Muslim.
Maraji:
https://hadithprophet.com/hadith-2936.html
Pelajaran dari
hadits ini
1. Keberadaan Allah dalam Perserikatan
- Allah Memberikan Berkah dan Penjagaan:
Dalam perserikatan yang jujur dan amanah, Allah berada di antara kedua pihak sebagai penjaga dan pemberi berkah. Hal ini menunjukkan pentingnya keikhlasan dalam setiap bentuk kerja sama. - Allah Menjaga Harta dan Memberikan Rezeki:
Keberkahan tidak hanya dalam bentuk harta yang bertambah, tetapi juga dalam kelancaran transaksi, kemudahan, serta rasa puas di hati.
2. Hilangkan Keberkahan Jika Ada Pengkhianatan
- Allah Keluar dari Perserikatan:
Jika salah satu pihak bersikap curang atau tidak amanah, Allah mencabut keberkahan dari kerja sama tersebut. Ini menjadi peringatan tegas agar selalu menjaga amanah dan transparansi. - Masuknya Setan dalam Perserikatan:
Ketika perserikatan dirusak oleh kecurangan, setan mengambil peran sebagai pihak ketiga, membawa kerusakan dan permusuhan.
3. Pentingnya Kejujuran dalam Bisnis
- Hadits ini menggarisbawahi pentingnya kejujuran dan keadilan dalam setiap transaksi bisnis. Perserikatan yang dilandasi kejujuran akan mendapatkan keberkahan dari Allah.
- Pengkhianatan atau kecurangan dalam kerja sama adalah pintu masuk bagi setan yang menghancurkan usaha dan hubungan antar manusia.
4. Perserikatan sebagai Sarana Berkah
- Anjuran untuk Berserikat:
Hadits ini menunjukkan keutamaan berserikat dibandingkan bekerja sendiri. Perserikatan membuka jalan untuk keberkahan dari Allah yang tidak didapatkan jika bekerja sendirian. - Kesalingan dalam Perserikatan:
Dalam perserikatan, setiap pihak berusaha untuk saling membantu dan mendukung. Hal ini menciptakan keharmonisan dan kerja sama yang produktif.
5. Bantuan Allah kepada Orang yang Membantu Saudaranya
- Keutamaan Membantu Sesama Muslim:
Allah senantiasa membantu seorang hamba selama ia membantu saudaranya. Dalam konteks perserikatan, bantuan itu diwujudkan melalui kerja sama, saling mendukung, dan menjaga kepercayaan.
6. Motivasi untuk Meningkatkan Keikhlasan
- Keberadaan Allah sebagai pihak ketiga dalam perserikatan mengajarkan pentingnya ikhlas dan berorientasi pada ridha Allah dalam bekerja. Tujuan ini menjauhkan seseorang dari sifat rakus atau curang.
Kesimpulan:
Hadits ini memberikan pelajaran mendalam tentang pentingnya kejujuran, amanah, dan persaudaraan dalam perserikatan. Allah akan memberikan keberkahan dalam kerja sama yang ikhlas dan jujur, tetapi mencabut keberkahan tersebut jika terdapat pengkhianatan. Perserikatan yang baik adalah bentuk aplikasi nyata dari prinsip tolong-menolong dalam Islam.
Penutupan Kajian
Setelah kita mengkaji hadits ini secara mendalam, frasa demi frasa, kita dapat memahami bahwa hadits ini bukan sekadar mengatur soal kerja sama bisnis, tetapi juga menggambarkan betapa besarnya perhatian Allah terhadap hubungan antar manusia yang dibangun di atas dasar kejujuran dan saling percaya. Hadits ini memberi kita faedah besar bahwa Allah tidak hanya mengawasi, tapi juga hadir dan membersamai hamba-hamba-Nya yang jujur dalam bermuamalah.
Salah satu faedah utama dari hadits ini adalah bahwa kejujuran dan amanah dalam kerja sama menjadi sebab turunnya keberkahan dan pertolongan dari Allah ﷻ. Sebaliknya, jika salah satu pihak mengkhianati, bukan hanya hubungan antar manusia yang rusak, tapi juga keberkahan dari Allah akan hilang. Ini menjadi peringatan keras sekaligus motivasi agar setiap bentuk kemitraan yang kita bangun, baik kecil maupun besar, senantiasa dijaga dengan niat yang lurus dan sikap yang jujur.
Harapan kita, semoga setelah mengkaji hadits ini, para jamaah dapat membawa nilai-nilai ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam urusan bisnis, pekerjaan, organisasi, bahkan dalam kehidupan rumah tangga, kita semua diingatkan untuk menjadi pribadi yang amanah, tidak berkhianat, dan selalu sadar bahwa Allah hadir menyaksikan setiap tindakan kita.
Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa
harakat
انا ثالث الشريكين اي معهما بالحفظ والبركة احفظ اموالهما واعطيهما الرزق
والخير في معاملتهما خرجت من بينهما اي زالت البركة باخراج الحفظ عنهما وزاد رزين
وجاء الشيطان اي ودخل بينهما وصار ثالثهما قال الطيبي رحمه الله الشركة عبارة عن
اختلاط اموال بعضهم ببعض بحيث لا يتميز وشركة الله تعالى اياهما على الاستعارة
كأنه تعالى جعل البركة والفضل والربح بمنزلة المال المخلوط فسمى ذاته تعالى
ثالثهما وجعل خيانة الشيطان ومحقه البركة بمنزلة المخلوط وجعله ثالثهما وقوله خرجت
من بينهما ترشيح الاستعارة وفيه استحباب الشركة فإن البركة منصبة من الله تعالى
فيها بخلاف ما إذا كان منفردا لأن كل واحد من الشريكين يسعى في غبطة صاحبه وأن
الله تعالى في عون العبد ما دام العبد في عون أخيه المسلم