Hadits: Setan Lari Karena Azan dan Iqamat dan Setan Mengganggu Orang Shalat

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Hadirin rahimakumullah,

Sebagai seorang Muslim, kita tentu menyadari bahwa kehidupan dunia ini adalah medan ujian. Setiap saat kita menghadapi berbagai godaan yang bisa mengalihkan kita dari ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salah satu godaan terbesar yang dihadapi oleh manusia adalah godaan setan, musuh nyata yang telah bersumpah untuk menyesatkan kita sejak zaman Nabi Adam عليه السلام.

Jika kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, ada fenomena yang sering kita alami tetapi mungkin jarang kita renungkan dengan serius. Berapa banyak dari kita yang merasa berat ketika hendak mendirikan shalat? Berapa banyak dari kita yang tiba-tiba teringat urusan duniawi saat takbiratul ihram? Bahkan, berapa banyak dari kita yang kehilangan fokus saat shalat, hingga tak sadar berapa rakaat yang telah dikerjakan?

Fenomena ini bukanlah sekadar kebiasaan buruk atau gangguan pikiran biasa. Ini adalah salah satu strategi setan dalam menjauhkan manusia dari ibadah yang paling utama: shalat. Setan mengetahui bahwa shalat adalah tiang agama, sehingga ia bersungguh-sungguh untuk membuat kita lalai, tergesa-gesa, atau bahkan meninggalkan shalat sama sekali.

Namun, Islam telah memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi gangguan ini. Dalam sebuah hadits shahih yang akan kita bahas hari ini, Rasulullah ﷺ mengungkapkan bagaimana setan bereaksi terhadap adzan dan iqamah serta bagaimana ia berusaha mengganggu manusia dalam shalatnya. Hadits ini bukan sekadar informasi, tetapi sebuah peringatan penting dan pelajaran berharga bagi kita agar memahami bagaimana cara menghadapi gangguan setan dengan ilmu yang benar.

Karena itu, kajian hari ini sangatlah penting untuk kita simak bersama. Dengan memahami hadits ini, kita akan mengetahui bagaimana adzan dan iqamah menjadi senjata untuk mengusir setan, serta bagaimana cara menjaga khusyuk dalam shalat agar tidak terganggu oleh bisikan setan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kajian ini bermanfaat bagi kita semua dan memberikan kita pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya menjaga shalat dengan penuh kekhusyukan.

Mari kita simak bersama penjelasan hadits ini, semoga Allah menambahkan ilmu dan pemahaman kepada kita semua.

اللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا.

(Ya Allah, ajarkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, berikanlah manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan, dan tambahkanlah ilmu kepada kami).

-----

Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata:
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أدْبَرَ الشَّيْطَانُ، وله ضُرَاطٌ، حتَّى لا يَسْمع التَّأْذِينَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أقْبَلَ، حتَّى إذَا ثُوِّبَ بالصَّلَاةِ أدْبَرَ، حتَّى إذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أقْبَلَ، حتَّى يَخْطِرَ بيْنَ المَرْءِ ونَفْسِهِ، يقولُ: اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا، لِما لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لا يَدْرِي كَمْ صَلَّى

"Apabila adzan dikumandangkan untuk shalat, setan akan mundur sambil kentut hingga ia tidak mendengar adzan. Ketika adzan telah selesai, ia kembali mendekat. Jika iqamah dikumandangkan, ia mundur lagi. Dan ketika iqamah selesai, ia kembali lagi hingga mengganggu antara seseorang dan hatinya, lalu berkata, 'Ingatlah ini dan itu,' sesuatu yang sebelumnya tidak teringat, hingga seseorang tidak tahu sudah berapa rakaat ia shalat."

 


Arti per kalimat


إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ

(Apabila adzan dikumandangkan untuk shalat, setan akan mundur sambil kentut)

إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ Apabila adzan dikumandangkan untuk shalat.

Kata نُودِيَ berasal dari نادى yang berarti memanggil, sedangkan لِلصَّلَاةِ berarti "untuk shalat."

Ini merujuk pada adzan sebagai seruan untuk shalat wajib.

أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ  → Setan akan mundur.

أَدْبَرَ berarti "berpaling" atau "menjauh."

Ini menunjukkan bahwa setan tidak tahan mendengar adzan dan berusaha menjauh.

وَلَهُ ضُرَاطٌ Sambil kentut.

ضُرَاطٌ berarti kentut.

Hadits ini menunjukkan bahwa setan pergi dalam keadaan panik dan ketakutan, sehingga ia kentut sebagai ekspresi ketidaksukaannya terhadap adzan.


حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ

(Hingga ia tidak mendengar adzan)

حَتَّى berarti "hingga" atau "sampai."

لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ  → Agar ia tidak mendengar suara adzan.

التَّأْذِينَ berasal dari أَذَّنَ  yang berarti "mengumandangkan adzan."

Ini menunjukkan bahwa setan sangat terganggu dengan suara adzan dan berusaha menjauh sejauh mungkin agar tidak mendengarnya.


فَإِذَا قُضِيَ النِّدَاءُ أَقْبَلَ

(Ketika adzan telah selesai, ia kembali mendekat)

فَإِذَا قُضِيَ النِّدَاءُ Ketika seruan (adzan) telah selesai.

قُضِيَ  berarti "telah selesai" atau "telah ditunaikan."

النِّدَاءُ  adalah sinonim dari التَّأْذِينَ, yaitu adzan.

أَقْبَلَ Ia kembali mendekat.

Ini menunjukkan bahwa setelah adzan berakhir, setan akan kembali untuk menggoda manusia.


حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ

(Jika iqamah dikumandangkan, ia mundur lagi)

حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ لِلصَّلَاةِ Jika iqamah dikumandangkan untuk shalat.

ثُوِّبَ  berasal dari ثَوَّبَ  yang berarti "mengulangi seruan" atau "mengumandangkan iqamah."

لِلصَّلَاةِ  menunjukkan bahwa iqamah ini adalah seruan untuk memulai shalat.

أَدْبَرَ Ia mundur lagi.

Sama seperti saat adzan, setan juga menjauh saat iqamah dikumandangkan.


حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ

(Ketika iqamah selesai, ia kembali lagi)

حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ Ketika iqamah telah selesai.

التَّثْوِيبُ  adalah istilah lain untuk iqamah.

أَقْبَلَ Ia kembali lagi.

Setelah iqamah selesai, setan kembali mendekati orang yang akan shalat untuk mengganggunya.


حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ

(Hingga ia mengganggu antara seseorang dan hatinya)

يَخْطُرَ  berasal dari خَطَرَ  yang berarti "muncul dalam pikiran" atau "mengganggu."

بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ Antara seseorang dan hatinya.

Setan berusaha mengalihkan konsentrasi seseorang dari shalat dengan membuatnya berpikir hal lain.


فَيَقُولُ لَهُ: اذْكُرْ كَذَا وَاذْكُرْ كَذَا، لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ

(Lalu ia berkata: 'Ingatlah ini dan itu,' sesuatu yang sebelumnya tidak teringat)

فَيَقُولُ لَهُ Lalu ia berkata kepadanya.

Ini menunjukkan bisikan setan dalam hati orang yang shalat.

اذْكُرْ كَذَا وَاذْكُرْ كَذَا 'Ingatlah ini dan itu.'

Setan membisikkan berbagai hal agar orang yang shalat tidak fokus.

لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ Sesuatu yang sebelumnya tidak ia ingat.

Orang yang shalat tiba-tiba mengingat hal-hal yang tidak ia pikirkan sebelum shalat, sebagai bagian dari gangguan setan.


حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ مَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى

(Hingga seseorang tidak tahu sudah berapa rakaat ia shalat)

حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ Hingga seseorang terus-menerus (terganggu).

مَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى Ia tidak tahu sudah berapa rakaat ia shalat.

Gangguan setan bisa menyebabkan seseorang lupa jumlah rakaat yang telah ia lakukan, yang menunjukkan betapa besarnya pengaruh setan dalam mengacaukan kekhusyukan shalat.


HR Al-Bukhari (608) dan Muslim (389).

mp3: https://t.me/mp3qhn/171 


Syarah Hadits


مَا زَالَ إِبْلِيسُ مُنْذُ أَنْ طَرَدَهُ اللهُ مِنْ رَحْمَتِهِ يُحَاوِلُ غَوَايَةَ الْإِنْسَانِ
Iblis senantiasa, sejak Allah mengusirnya dari rahmat-Nya, berusaha menyesatkan manusia.

وَلَكِنَّهُ إِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ وَالْإِقَامَةَ
Namun jika ia mendengar azan dan iqamah,

فَإِنَّهُ -كَمَا فِي هَذَا الْحَدِيثِ- يُدْبِرُ وَيَهْرُبُ وَلَهُ ضُرَاطٌ
Maka ia -sebagaimana disebutkan dalam hadits ini- berpaling dan melarikan diri sambil mengeluarkan suara kentut,

حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ، لِشِدَّةِ خَوْفِهِ عِنْدَ إِدْبَارِهِ
hingga ia tidak mendengar azan, karena ketakutannya yang sangat ketika berpaling.

فَإِذَا انْقَضَى الْأَذَانُ رَجَعَ الشَّيْطَانُ إِلَى الْإِنْسَانِ لِيُوَسْوِسَ إِلَيْهِ وَيُلْهِيهِ عَنْ أَعْمَالِ الطَّاعَةِ
Ketika azan selesai, setan kembali kepada manusia untuk membisikkan kepadanya dan mengalihkan perhatiannya dari amal ketaatan.

ثُمَّ إِذَا ثُوِّبَ لِلصَّلَاةِ، أَيْ: أُقِيمَ لَهَا هَرَبَ مَرَّةً أُخْرَى
Kemudian, ketika iqamah dikumandangkan, yakni ketika shalat ditegakkan, ia melarikan diri lagi.

وَإِنَّمَا يَهْرُبُ لِمَا يَسْمَعُهُ مِنْ شَهَادَةِ التَّوْحِيدِ وَإِقَامَةِ الشَّرِيعَةِ كَمَا يَفْعَلُ يَوْمَ عَرَفَةَ
Ia melarikan diri karena mendengar syahadat tauhid dan penegakan syariat, sebagaimana yang dilakukannya pada hari Arafah.

وَلِمَا يَرَى مِنْ اتِّفَاقِ الْكُلِّ عَلَى شَهَادَةِ التَّوْحِيدِ لِلهِ تَعَالَى
Dan karena ia melihat kesepakatan semua orang dalam menyatakan tauhid kepada Allah Ta’ala.

وَتَنَزُّلِ الرَّحْمَةِ عَلَيْهِمْ، وَيَأْسِهِ مِنْ أَنْ يَرُدَّهُمْ عَمَّا أَعْلَنُوا بِهِ مِنْ ذَلِكَ
Serta turunnya rahmat atas mereka, dan keputusasaannya untuk memalingkan mereka dari apa yang mereka nyatakan itu.

وَيُوقِنُ بِالْخَيْبَةِ بِمَا تَفَضَّلَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنْ ثَوَابِ ذَلِكَ
Dan ia meyakini kegagalannya atas apa yang Allah anugerahkan kepada mereka berupa pahala itu.

وَلِذَلِكَ فَإِنَّهُ يَعُودُ بَعْدَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ؛ لِيُوَسْوِسَ لِلْإِنْسَانِ وَهُوَ فِي صَلَاتِهِ
Karena itu, ia kembali setelah azan dan iqamah untuk membisikkan kepada manusia ketika ia sedang dalam shalatnya.

فَيَقُولُ لَهُ: «اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا» يُرِيدُ أَنَّهُ يُذَكِّرُهُ مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا
Ia berkata kepadanya, 'Ingat ini, ingat itu,' yaitu ia mengingatkannya pada urusan-urusan dunia.

خَاصَّةً الْأُمُورَ الَّتِي لَمْ تَكُنْ تَشْغَلُهُ وَهُوَ خَارِجَ صَلَاتِهِ
Terutama perkara-perkara yang tidak menyibukkannya ketika ia di luar shalatnya.

فَيَظَلُّ الشَّيْطَانُ بِالْمُصَلِّي حَتَّى يُلْبِسَ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ فَلَا يَدْرِي الْمُصَلِّي كَمْ صَلَّى
Setan terus mengganggunya hingga ia mengacaukan shalatnya sehingga orang yang shalat tidak tahu berapa rakaat yang telah dikerjakannya.

وَهُوَ إِشَارَةٌ إِلَى نِسْيَانِهِ عَدَدَ الرَّكَعَاتِ وَأَجْزَاءً مِنْ صَلَاتِهِ
Hal ini menunjukkan lupanya (orang yang shalat akan) jumlah rakaat dan bagian-bagian dari shalatnya.

فَيَزِيدُ فِيهَا وَيَنْقُصُ؛ لِانْشِغَالِهِ بِوَسْوَسَةِ الشَّيْطَانِ
Sehingga ia menambah atau menguranginya karena disibukkan oleh bisikan setan.

وَفِي الْحَدِيثِ: فَضْلُ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، وَمَا لَهُمَا مِنْ أَثَرٍ فِي هُرُوبِ الشَّيْطَانِ وَبُعْدِهِ بِوَسَاوِسِهِ عَنِ الْمُسْلِمِ
Dalam hadits ini terdapat keutamaan azan dan iqamah, serta pengaruh keduanya dalam mengusir setan dan menjauhkan bisikannya dari seorang Muslim.

وَفِيهِ: تَنْبِيهٌ لِلْمُصَلِّي إِلَى الْخُشُوعِ فِي صَلَاتِهِ وَصَرْفِ نَفْسِهِ عَنْ وَسَاوِسِ الشَّيْطَانِ
Dan juga peringatan bagi orang yang shalat untuk khusyuk dalam shalatnya dan menjauhkan dirinya dari bisikan setan.

وَأَنْ يَكُونَ مُقْبِلًا بِقَلْبِهِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Serta agar ia menghadapkan hatinya sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung.


Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/62780


Pelajaran dari hadits ini


1. Setan Selalu Mencari Cara untuk Menyesatkan Manusia

  • Sejak diusir dari rahmat Allah, setan terus berusaha menggoda manusia untuk menjauh dari ketaatan.
  • Setan tidak pernah berhenti menggoda, bahkan ketika seorang Muslim hendak shalat, ia tetap mencari celah untuk mengganggu.
  • Setan menjauh saat adzan tetapi kembali setelahnya, menunjukkan bahwa ia tidak pernah menyerah dalam mengganggu manusia.

2. Setan Sangat Membenci Tauhid dan Syariat Islam

  • Setan lari saat mendengar syahadat dalam adzan dan iqamah, karena tauhid adalah dasar utama Islam.
  • Di Hari Arafah, setan juga merasa sangat kecewa, karena banyak manusia beribadah dengan penuh keikhlasan.
  • Ini menunjukkan bahwa semakin kuat seorang Muslim dalam tauhid dan ibadah, semakin setan merasa gagal dalam misinya.

3. Keutamaan Adzan dan Iqamah

  • Muadzin mendapatkan pahala besar karena adzan bisa mengusir setan.
  • Adzan tidak hanya panggilan shalat tetapi juga bentuk dakwah kepada tauhid.
  • Disunnahkan bagi yang mendengar adzan untuk menjawabnya dengan mengikuti lafaznya, karena ini juga bisa menghindarkan dari gangguan setan.
  • Adzan dan iqamah memiliki efek spiritual yang besar, bukan hanya sebagai panggilan shalat tetapi juga sebagai sarana mengusir setan.
  • Setan lari saat mendengar adzan, menunjukkan bahwa suara adzan memiliki kekuatan untuk mengusir gangguan setan.
  • Adzan mengandung kalimat tauhid, yang sangat dibenci setan, karena kalimat tersebut adalah inti dari keimanan seorang Muslim.

4. Pentingnya Menghadirkan Hati dalam Shalat

  • Allah ingin hambanya hadir secara fisik dan hati saat shalat, bukan hanya sekadar gerakan tanpa pemahaman.
  • Menyadari bahwa setan selalu mengganggu bisa membuat seseorang lebih berhati-hati, sehingga ia lebih serius dalam menjaga kualitas shalatnya.
  • Jika seseorang sadar bahwa pikirannya teralihkan, ia harus segera kembali fokus kepada shalatnya.

5. Pentingnya Fokus dan Khusyuk dalam Shalat

  • Seorang Muslim harus berusaha menjaga kekhusyukan dalam shalat, agar tidak terpengaruh oleh bisikan setan.
  • Mengingat bahwa setan pasti menggoda saat shalat, kita harus memperkuat konsentrasi dengan memahami makna bacaan dan menghadirkan hati dalam ibadah.
  • Doa isti’adzah (أعوذ بالله من الشيطان الرجيم) sebelum shalat bisa membantu mengusir gangguan setan.

6. Bahaya Waswas (Bisikan Setan) dalam Shalat

  • Setan masuk ke dalam hati orang yang shalat untuk mengganggunya, mengingatkan hal-hal duniawi yang sebelumnya tidak teringat.
  • Gangguan setan dapat menyebabkan seseorang lupa rakaat shalatnya, sehingga bisa berujung pada kekurangan atau kelebihan dalam shalat.
  • Setan ingin menghilangkan kekhusyukan dalam shalat, karena shalat yang dilakukan dengan khusyuk lebih diterima oleh Allah.

7. Kesabaran dalam Menghadapi Godaan Setan

  • Setan akan selalu menggoda manusia, terutama dalam ibadah yang penting seperti shalat.
  • Seorang Muslim harus sabar dan terus berusaha melawan gangguan setan.
  • Membiasakan diri untuk khusyuk dalam shalat bisa menjadi cara melawan bisikan setan.

          


Penutupan Kajian



Hadirin rahimakumullah,

Setelah kita mengkaji hadits Rasulullah ﷺ tentang bagaimana setan lari dari adzan dan iqamah serta bagaimana ia kembali untuk mengganggu manusia dalam shalat, ada beberapa faedah penting yang perlu kita renungkan dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, hadits ini menegaskan keutamaan adzan dan iqamah. Adzan bukan sekadar panggilan shalat, tetapi juga merupakan penjaga dari gangguan setan. Oleh karena itu, marilah kita menghidupkan sunnah ini, baik dengan menggemakan adzan tepat waktu di masjid, musala, maupun di rumah jika kita berada di tempat yang jauh dari suara adzan.

Kedua, setan akan selalu mencari celah untuk mengalihkan perhatian kita dari shalat. Maka, khusyuk dalam shalat harus menjadi fokus utama. Saat kita berdiri di hadapan Allah, setan akan berusaha membisikkan berbagai urusan dunia agar kita kehilangan konsentrasi. Maka, mari kita latih diri untuk lebih fokus dalam shalat, menghadirkan hati dan mengingat bahwa kita sedang berkomunikasi dengan Allah.

Ketiga, setan tidak akan pernah berhenti menggoda manusia, tetapi kita tidak boleh menyerah dalam menghadapi godaannya. Rasulullah ﷺ telah mengajarkan kepada kita berbagai cara untuk menangkal gangguan setan, termasuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari godaan setan.

Sebagai penutup, mari kita jadikan kajian ini sebagai motivasi untuk lebih serius dalam menjaga shalat kita. Jangan biarkan setan menguasai pikiran kita ketika kita berdiri di hadapan Allah. Semoga dengan ilmu yang telah kita pelajari hari ini, kita semakin teguh dalam menjalankan shalat dengan khusyuk dan menjadikan adzan serta iqamah sebagai benteng dari godaan setan. 

االلَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُحَافِظِينَ عَلَى الصَّلَاةِ، وَالْمُسْتَمِعِينَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ، وَوَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ جَمِيعًا، وَجَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرًا، وَنَسْأَلُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ الْخَاشِعِينَ، وَصَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.



Belajar membaca dan menerjemahkan syarah hadits tanpa harakat


ما زال إبليس منذ أن طرده الله من رحمته يحاول غواية الإنسان، ولكنه إذا سمع الأذان والإقامة، فإنه -كما في هذا الحديث- يدبر ويهرب وله ضراط؛ حتى لا يسمع التأذين، لشدة خوفه عند إدباره، فإذا انقضى الأذان رجع الشيطان إلى الإنسان ليوسوس إليه ويلهيه عن أعمال الطاعة، ثم إذا ثوب للصلاة، أي: أقيم لها هرب مرة أخرى، وإنما يهرب لما يسمعه من شهادة التوحيد وإقامة الشريعة كما يفعل يوم عرفة؛ ولما يرى من اتفاق الكل على شهادة التوحيد لله تعالى، وتنزل الرحمة عليهم، ويأسه من أن يردهم عما أعلنوا به من ذلك، ويوقن بالخيبة بما تفضل الله عليهم من ثواب ذلك؛ ولذلك فإنه يعود بعد الأذان والإقامة؛ ليوسوس للإنسان وهو في صلاته؛ فيقول له: «اذكر كذا اذكر كذا» يريد أنه يذكره من أمور الدنيا خاصة الأمور التي لم تكن تشغله وهو خارج صلاته، فيظل الشيطان بالمصلي حتى يلبس عليه صلاته فلا يدري المصلي كم صلى، وهو إشارة إلى نسيانه عدد الركعات وأجزاء من صلاته، فيزيد فيها وينقص؛ لانشغاله بوسوسة الشيطان.وفي الحديث: فضل الأذان والإقامة، وما لهما من أثر في هروب الشيطان وبعده بوساوسه عن المسلم.وفيه: تنبيه للمصلي إلى الخشوع في صلاته وصرف نفسه عن وساوس الشيطان، وأن يكون مقبلا بقلبه على الله عز وجل.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers