Hadits: Adab Makan dan Larangan Menyerupai Setan dalam Makan atau Minum dengan Tangan Kiri
Bismillah, alhamdulillah, wassalatu wassalamu ‘ala rasulillah.
Jamaah yang saya hormati, dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah hadits yang mengajarkan kita tentang adab yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu adab makan dan minum. Rasulullah ﷺ, sebagai seorang pendidik yang penuh kasih sayang, tidak hanya mengajarkan hal-hal besar dalam agama, tetapi juga peduli terhadap hal-hal kecil yang bisa mendatangkan kebaikan, salah satunya adalah cara kita makan dan minum.
Hadits ini akan mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kebiasaan baik yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Semua tindakan ini, meskipun tampak sederhana, sebenarnya memiliki makna yang dalam dan dapat mendatangkan berkah dalam hidup kita.
Apa saja adab yang Rasulullah ajarkan? Mari kita pelajari hadits ini ..
-----
Hadits ke-1:
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، وَلْيَأْخُذْ
بِيَمِينِهِ، وَلْيُعْطِ بِيَمِينِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ،
وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ، وَيُعْطِي بِشِمَالِهِ.
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, minum dengan tangan kanannya, mengambil dengan tangan kanannya, dan memberi dengan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya, minum dengan tangan kirinya, dan memberi dengan tangan kirinya.
HR Ibnu Majah (3266) dan Ahmad (8306)
-----
Hadits ke-2:
Dari Abdullah
bin Umar radhiyallahu ‘anhuma,
dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يَأْكُلَنَّ أَحَدٌ
مِنْكُمْ بِشِمَالِهِ، وَلَا يَشْرَبَنَّ بِهَا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ
بِشِمَالِهِ، وَيَشْرَبُ بِهَا. قَالَ: وَكَانَ نَافِعٌ يَزِيدُ فِيهَا: وَلَا
يَأْخُذُ بِهَا، وَلَا يُعْطِي بِهَا.
Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian makan
dengan tangan kirinya, dan jangan pula minum dengan tangan kirinya, karena
sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.
Ia (perawi) berkata: "Nafi‘ menambahkan dalam riwayat ini: 'Jangan pula
mengambil dengan tangan kirinya, dan jangan memberi dengan tangan kirinya.'”
HR Muslim (2020)
Syarah Hadits
لَقَدْ عَلَّمَنَا نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَثِيرَ وَالْكَثِيرَ مِنَ الآدَابِ
الْخَاصَّةِ بِالطَّعَامِ وَالشَّرَابِ
Sungguh,
Nabi kita Muhammad ﷺ telah
mengajarkan kepada kita banyak sekali adab-adab yang khusus berkaitan dengan
makanan dan minuman.
وَكَيْفِيَّةِ الْوِقَايَةِ مِنَ الشَّيْطَانِ
Dan
cara melindungi diri dari setan.
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَنْهَى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَأْكُلَ الْمُسْلِمُ وَيَشْرَبَ
بِيَدِهِ الشِّمَالِ
Dan
dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ
melarang seorang Muslim makan dan minum dengan tangan kirinya.
وَذَلِكَ لِأَنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ
وَيَشْرَبُ بِهَا عَلَى الْحَقِيقَةِ
Hal
itu karena setan benar-benar makan dan minum dengan tangan kiri.
وَقِيلَ: يَحْتَمِلُ أَنَّهُ أَسْنَدَ
إِلَيْهِ ذَلِكَ؛ لِأَنَّهُ فِعْلُ أَوْلِيَائِهِ
Dan
dikatakan: mungkin itu disandarkan kepada setan karena perbuatan tersebut
adalah perbuatan para pengikutnya.
أَوْ لِأَنَّهُ مِنْ قَبَائِحِ الْأَفْعَالِ؛
لِمَا فِيهِ مِنْ مُخَالَفَةِ السُّنَّةِ
Atau
karena hal itu termasuk perbuatan yang buruk, disebabkan adanya penyelisihan
terhadap sunnah.
وَأَخْبَرَ عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدٍ
-مِنْ رُوَاةِ الْحَدِيثِ- أَنَّ نَافِعًا مَوْلَى ابْنِ عُمَرَ كَانَ يَزِيدُ فِي
رِوَايَتِهِ قَوْلَهُ
Dan
Umar bin Muhammad bin Zaid, salah satu perawi hadits, mengabarkan bahwa Nafi',
maula (bekas budak) Ibnu Umar, menambahkan dalam riwayatnya perkataan:
«وَلَا يَأْخُذُ بِهَا وَلَا يُعْطِي»
“Dan
tidak mengambil serta tidak memberi dengan tangan kiri.”
أَي: بِشِمَالِهِ
Artinya:
dengan tangan kirinya.
وَيَقْصِدُ بِذَلِكَ أَنَّ مُبَاشَرَةَ
الْإِنْسَانِ أَخْذَهُ وَعَطَاءَهُ مَعَ الْآخَرِينَ تَكُونُ بِالْيَدِ الْيُمْنَى
وَلَيْسَتِ الشِّمَالَ
Yang
dimaksud adalah bahwa seseorang seharusnya melakukan interaksi mengambil dan
memberi kepada orang lain dengan tangan kanan, bukan tangan kiri.
وَظَاهِرُ هَذَا أَنَّهُ مَوْقُوفٌ عَلَى
نَافِعٍ
Secara
lahiriah, ini adalah perkataan yang berhenti (mauquf) pada Nafi'.
وَيَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ مَرْفُوعًا إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Namun
bisa jadi itu juga merupakan hadits yang marfu’ (disandarkan) kepada Nabi ﷺ.
وَيُؤَيِّدُ ذَلِكَ مَا رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Hal
ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ
Bahwa
Nabi ﷺ bersabda:
«لِيَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِيَمِينِهِ، وَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، وَلْيَأْخُذْ
بِيَمِينِهِ، وَلْيُعْطِ بِيَمِينِهِ»
“Hendaklah
salah seorang di antara kalian makan dengan tangan kanannya, minum dengan
tangan kanannya, mengambil dengan tangan kanannya, dan memberi dengan tangan
kanannya.”
فَعَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ يَلْتَزِمَ هَدْيَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka
wajib bagi seorang Muslim untuk berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah ﷺ.
إِلَّا مِنْ عُذْرٍ يَمْنَعُ الْأَكْلَ
وَالشُّرْبَ بِالْيَمِينِ
Kecuali
jika ada uzur (halangan) yang menghalangi makan dan minum dengan tangan kanan.
مِنْ مَرَضٍ، أَوْ جِرَاحَةٍ، أَوْ غَيْرِ
ذَلِكَ
Seperti
sakit, luka, atau yang semisalnya.
وَهَذَا مِنْ أَسْبَابِ الْبَرَكَةِ
Dan
ini merupakan salah satu sebab datangnya keberkahan.
وَقَدْ كَانَ هَدْيُ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُسْلِمِ الْبَدَاءَةُ بِالْيَمِينِ فِي كُلِّ
شَيْءٍ مُسْتَحْسَنٍ وَفِيهِ خَيْرٌ
Adapun
petunjuk Nabi ﷺ kepada seorang
Muslim adalah memulai dengan tangan kanan dalam segala sesuatu yang baik dan
terpuji.
وَجَعْلُ الْيَسَارِ لِكُلِّ شَيْءٍ مَذْمُومٍ
مُسْتَقْذَرٍ
Dan
menggunakan tangan kiri untuk hal-hal yang tercela dan dianggap kotor.
وَفِي الْحَدِيثِ: النَّهْيُ عَنِ
التَّشَبُّهِ بِالشَّيْطَانِ
Dalam
hadits ini terdapat larangan untuk menyerupai setan.
وَفِيهِ: ثُبُوتُ أَكْلِ الشَّيْطَانِ
وَشُرْبِهِ وَأَنَّ لَهُ يَدًا
Dan
juga terdapat penetapan bahwa setan makan dan minum serta bahwa ia memiliki
tangan.
وَ
النَّهْيُ عَنِ التَّشَبُّهِ بِالشَّيْطَانِ بِالْأَكْلِ أَوِ الشُّرْبِ
بِالشِّمَالِ
Larangan untuk menyerupai setan dalam hal makan atau minum
dengan tangan kiri.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/122913
Pelajaran dari Hadits ini
Larangan Makan dan Minum dengan Tangan Kiri
- Rasulullah ﷺ melarang makan dan minum dengan tangan kiri karena itu adalah cara yang dilakukan oleh setan. Larangan ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut tidak sesuai dengan adab Islami.
- Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga adab dalam segala aspek kehidupan, bahkan dalam hal-hal kecil seperti makan dan minum. Hal ini juga menunjukkan pentingnya membedakan diri dari perilaku yang buruk.
2. Pentingnya Mengikuti Sunnah dalam Hal Kecil Sekalipun
- Meskipun tampak sederhana, makan dan minum dengan tangan kanan adalah bagian dari sunnah yang diajarkan Nabi ﷺ.
- Seorang Muslim dituntut untuk berusaha mengikuti sunnah dalam segala hal sebagai bentuk cinta dan ketaatan kepada Rasulullah ﷺ.
3. Larangan Menyerupai Setan (Tasyabbuh bil-Syaithan)
- Nabi ﷺ melarang umatnya melakukan hal-hal yang menyerupai setan, tidak hanya dalam akidah dan ibadah, tetapi juga dalam kebiasaan sehari-hari.
- Islam mengajarkan untuk menjauhi segala bentuk perilaku yang menyerupai setan agar terhindar dari bisikan dan godaannya.
4. Anjuran Menggunakan Tangan Kanan untuk Segala Hal yang Baik
- Selain makan dan minum, hadits ini juga menyebutkan bahwa mengambil dan memberi sesuatu hendaknya dilakukan dengan tangan kanan.
- Tangan kanan memiliki kedudukan istimewa dalam Islam untuk hal-hal yang baik, sedangkan tangan kiri digunakan untuk hal-hal yang kurang bersih atau bersifat pribadi.
5. Pentingnya Niat dan Kesungguhan dalam Mengamalkan Sunnah
- Menggunakan tangan kanan bukan hanya soal kebiasaan, tetapi juga bagian dari niat untuk mengikuti petunjuk Rasulullah ﷺ.
- Setiap amal kecil yang dilakukan dengan niat mengikuti sunnah dapat menjadi ibadah yang mendatangkan pahala.
6. Keringanan (Rukhsah) bagi yang Memiliki Uzur
- Jika seseorang memiliki uzur syar’i seperti sakit atau cedera yang membuatnya tidak mampu menggunakan tangan kanan, maka diperbolehkan menggunakan tangan kiri.
- Islam adalah agama yang penuh rahmat dan memberikan keringanan dalam kondisi tertentu tanpa menghilangkan nilai adab.
7. Keberkahan dalam Mengikuti Petunjuk Nabi ﷺ
- Mengikuti adab makan dan minum sesuai sunnah adalah salah satu sebab datangnya keberkahan dalam makanan dan minuman.
- Setiap amal yang sesuai dengan sunnah akan membawa kebaikan dunia dan akhirat.
8. Penegasan tentang Hakikat Setan
- Hadits ini menunjukkan bahwa setan memang memiliki sifat dan kebiasaan tertentu, seperti makan dan minum dengan tangan kiri, sehingga kita diperintahkan untuk menjauhi perilaku yang menyerupainya.
- Hal ini menegaskan kepada umat Islam bahwa setan adalah musuh nyata yang harus dihindari, baik dari segi akidah maupun perilaku.
9. Pendidikan Adab Sejak Dini
- Hadits ini juga mengajarkan pentingnya menanamkan adab yang benar kepada anak-anak sejak kecil, agar terbiasa menggunakan tangan kanan untuk hal-hal baik.
- Pendidikan adab yang baik sejak dini akan membentuk karakter Islami dalam diri seorang Muslim.
10. Kesempurnaan Islam dalam Mengatur Semua Aspek Kehidupan
- Islam bukan hanya mengatur ibadah ritual, tetapi juga adab sehari-hari seperti makan, minum, memberi, dan menerima.
- Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh, mengatur segala aspek kehidupan manusia untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Penutup
Kajian
Hadirin sekalian,
Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ melarang umatnya untuk makan dan minum dengan tangan kiri. Beliau menjelaskan bahwa tangan kiri adalah tangan yang digunakan oleh syaitan, yang berarti jika kita makan atau minum dengan tangan kiri, kita berpotensi mengikuti kebiasaan syaitan, dan ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai gantinya, Nabi ﷺ mengajarkan kita untuk selalu menggunakan tangan kanan dalam segala hal yang baik, seperti makan, minum, mengambil sesuatu, dan memberikan sesuatu kepada orang lain.
Dengan mengikuti sunnah ini, kita bukan hanya menjaga kebersihan diri, tetapi juga menjaga agar kita senantiasa dijauhkan dari perbuatan yang tidak baik.
Semoga kajian ini dapat membuka pemahaman kita lebih dalam tentang adab makan dan minum, serta pentingnya mengikuti sunnah Nabi ﷺ dalam setiap aspek kehidupan, sekecil apapun itu.