Hadits: Adab Menyebut Nama Allah dan Menjawab Salam dalam Keadaan Tidak Suci

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد:

Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan situasi di mana seseorang mengucapkan salam kepada kita dalam kondisi yang kurang ideal—seperti saat di kamar mandi, ketika sedang buang hajat, atau dalam keadaan belum berwudhu. Tidak jarang juga kita melihat seseorang dengan santai menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kurang layak atau dalam keadaan tidak suci. Bahkan, ada yang merasa ragu: "Apakah wajib menjawab salam dalam kondisi seperti itu?" atau "Apakah boleh berzikir dalam keadaan hadas besar?"

Fenomena ini menunjukkan bahwa masih banyak di antara kita yang belum memahami dengan benar adab dalam menyebut nama Allah, baik dalam bentuk zikir maupun dalam menjawab salam. Oleh karena itu, kajian kita hari ini sangat penting karena akan membahas bagaimana Islam mengatur adab dalam menyebut nama Allah dan menjawab salam dalam keadaan tertentu.

Hadis yang akan kita kaji hari ini memberikan bimbingan langsung dari Rasulullah ﷺ tentang bagaimana beliau menjaga adab terhadap nama Allah, khususnya dalam kondisi tidak suci. Dari hadis ini, kita akan belajar beberapa poin penting, di antaranya:
Hukum dan etika menyebut nama Allah dalam keadaan hadas
Apakah wajib menjawab salam saat sedang buang hajat?
Bagaimana sikap yang diajarkan Rasulullah ﷺ dalam menjaga kesucian dan penghormatan terhadap nama Allah?
Apa pelajaran akhlak dan kesantunan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari?

Dengan memahami kajian ini, kita akan lebih paham bagaimana berinteraksi dengan sesama Muslim secara benar sesuai sunnah dan, yang lebih utama, kita akan lebih menjaga kesucian dan kehormatan dalam menyebut nama Allah.

Semoga kajian ini membawa manfaat dan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya adab dalam berzikir dan menjawab salam. Mari kita simak kajian ini dengan penuh perhatian dan semangat mencari ilmu. بارك الله فيكم.

-----

Dari Al-Muhajir bin Qunfudz radhiyallahu 'anhu:

أنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ، ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ: إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ، أَوْ قَالَ: عَلَى طَهَارَةٍ.

Bahwa ia datang kepada Nabi sementara beliau sedang buang air kecil, lalu ia mengucapkan salam kepada beliau. Namun, beliau tidak menjawab salamnya hingga beliau berwudhu terlebih dahulu. Kemudian, beliau meminta maaf kepadanya dan bersabda: "Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allah kecuali dalam keadaan suci," atau beliau bersabda: "dalam keadaan memiliki kesucian."

HR Abu Dawud (17), Al-Hakim (592), Al-Baghawi (312), dan An-Nasa'i (38).


Syarah Hadits


عَلَّمَنَا النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Nabi mengajarkan kepada kami

كَيْفَ نَذْكُرُ اللَّهَ مَعَ تَنْزِيهِهِ
bagaimana kita berdzikir kepada Allah dengan tetap menyucikan-Nya

كَمَا حَثَّنَا عَلَى المُحَافَظَةِ عَلَى الطَّهَارَةِ
sebagaimana beliau menganjurkan kita untuk menjaga kesucian

لِمَا فِي ذَلِكَ كُلِّهِ مِنَ الفَضْلِ وَالثَّوَابِ مِنَ اللَّهِ سُبْحَانَهُ
karena di dalam semua itu terdapat keutamaan dan pahala dari Allah Subhanahu

وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخْبِرُ المُهَاجِرُ بْنُ قُنْفُذٍ
Dan dalam hadis ini, Al-Muhajir bin Qunfudz mengabarkan

«أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ»
bahwa ia mendatangi Nabi saat beliau sedang buang air kecil

وَلَعَلَّهُ كَانَ يَبُولُ فِي حَائِطٍ مِنْ حَوَائِطِ المَدِينَةِ
mungkin beliau sedang buang air kecil di salah satu kebun kota Madinah

«فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ»
lalu ia memberi salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawab salamnya

أَيْ: لَمْ يَرُدَّ النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّلَامَ وَهُوَ عَلَى تِلْكَ الحَالِ
yaitu Nabi tidak menjawab salam dalam keadaan tersebut

«حَتَّى تَوَضَّأَ ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ»
hingga beliau berwudhu, lalu meminta maaf kepadanya

وَذَلِكَ أَنَّ الأَصْلَ عِنْدَ المُسْلِمِينَ رَدُّ السَّلَامِ عَلَى مَنْ أَلْقَاهُ عَلَيْهِمْ
karena hukum asal bagi seorang muslim adalah membalas salam orang yang memberi salam

فَقَالَ النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ سَبَبِ تَرْكِهِ لِرَدِّ السَّلَامِ
Maka Nabi menjelaskan alasan mengapa beliau tidak menjawab salam

«إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ - عَزَّ وَجَلَّ - إِلَّا عَلَى طُهْرٍ - أَوْ قَالَ: عَلَى طَهَارَةٍ»
“Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allah - 'Azza wa Jalla - kecuali dalam keadaan suci,” atau beliau berkata, “dalam keadaan bersih.”

وَكَأَنَّهُ كَرِهَ ذِكْرَ اللَّهِ عَلَى تِلْكَ الحَالِ مِنْ انْكِشَافِ العَوْرَةِ وَالحَدَثِ وَعَدَمِ الطَّهَارَةِ
Seolah-olah beliau tidak menyukai menyebut nama Allah dalam keadaan aurat terbuka, berhadats, dan tidak dalam keadaan suci

وَهَذَا دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ السَّلَامَ الَّذِي يُحَيِّي بِهِ النَّاسُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا اسْمٌ مِنْ أَسْمَائِهِ تَعَالَى
Ini adalah dalil bahwa salam yang digunakan manusia untuk menyapa satu sama lain merupakan salah satu nama Allah Ta'ala

وَيَحْتَمِلُ أَنْ يُرَادَ بِذِكْرِ اللَّهِ ذِكْرُ مَا جَعَلَهُ اللَّهُ تَعَالَى سُنَّةً لِلمُسْلِمِينَ وَتَحِيَّةً لَهُمْ
Bisa jadi yang dimaksud dengan menyebut Allah adalah menyebut sesuatu yang telah Allah jadikan sebagai sunnah bagi kaum Muslimin dan sebagai salam penghormatan bagi mereka

فَإِنَّ ذَلِكَ يَقْتَضِي احْتِرَامَهُ
karena hal itu mengandung unsur penghormatan

وَفِي الحَدِيثِ: الحَثُّ عَلَى المُحَافَظَةِ عَلَى الطَّهَارَةِ عِنْدَ ذِكْرِ اللَّهِ
Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk menjaga kesucian saat berdzikir kepada Allah

لِمَا فِيهِ مِنَ الفَضْلِ
karena dalam hal itu terdapat keutamaan

وَفِيهِ: تَنْزِيهُ اللَّهِ تَعَالَى عَنْ أَنْ يُذْكَرَ عَلَى حَالٍ وَهَيْئَةٍ غَيْرِ حَسَنَةٍ، كَحَالِ التَّبَوُّلِ وَنَحْوِهِ
Dalam hadis ini juga terdapat ajaran untuk menyucikan Allah Ta'ala dari disebut dalam keadaan dan kondisi yang tidak baik, seperti saat buang air kecil dan semisalnya

وَمِنْ فَوَائِدِ الحَدِيثِ:
Di antara faedah (hikmah) dari hadis ini:

عَدَمُ ذِكْرِ اللَّهِ حَالَ قَضَاءِ الحَاجَةِ،
Tidak menyebut nama Allah saat sedang buang hajat,

وَلَوْ كَانَ وَاجِبًا كَرَدِّ السَّلَامِ،
Meskipun itu adalah kewajiban seperti menjawab salam,

وَلَا يَسْتَحِقُّ مَنْ سَلَّمَ عَلَى مَنْ هُوَ فِي تِلْكَ الحَالِ جَوَابًا.
Dan orang yang memberi salam kepada seseorang dalam keadaan tersebut tidak berhak mendapatkan jawaban.

حُسْنُ وَعُلُوُّ أَخْلَاقِهِ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
Kemuliaan dan ketinggian akhlak Nabi ,

إِذْ اعْتَذَرَ لِلصَّحَابِيِّ بَعْدَ أَنْ تَوَضَّأَ وَبَيَّنَ لَهُ العِلَّةَ مِنْ عَدَمِ الرَّدِّ عَلَيْهِ.
Karena beliau meminta maaf kepada sahabat setelah berwudhu dan menjelaskan alasan tidak menjawab salamnya.

يُنْبَغِي لِمَنْ سُلِّمَ عَلَيْهِ فِي تِلْكَ الحَالِ
Hendaknya seseorang yang diberi salam dalam keadaan tersebut

أَنْ يَدَعَ الرَّدَّ حَتَّى يَتَوَضَّأَ أَوْ يَتَيَمَّمَ ثُمَّ يَرُدَّ.
Menunda jawaban salam hingga ia berwudhu atau bertayamum, lalu menjawabnya.

 

 Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/66207
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/65361


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Keutamaan Menjaga Kesucian dalam Mengingat Allah

  • Nabi ﷺ menunjukkan bahwa mengucapkan nama Allah dalam keadaan suci lebih utama dan lebih baik.
  • Hal ini menegaskan bahwa kesucian lahir dan batin memiliki peran penting dalam mendekatkan diri kepada Allah.

2. Tidak Bolehnya Menyebut Nama Allah dalam Keadaan Tidak Pantas

  • Dalam hadis ini, Nabi ﷺ tidak menjawab salam ketika sedang buang air.
  • Ini menunjukkan bahwa menyebut nama Allah dalam kondisi seperti itu tidaklah sesuai dengan adab Islam, karena Allah harus disebut dalam keadaan yang layak dan penuh penghormatan.

3. Salam adalah Zikir kepada Allah

  • Hadis ini mengisyaratkan bahwa salam adalah bagian dari zikir kepada Allah, karena mengandung doa dan menyebut nama-Nya.
  • Oleh karena itu, salam harus disampaikan dan dijawab dalam keadaan yang baik dan suci.

4. Tidak Wajib Menjawab Salam dalam Kondisi Tidak Pantas

  • Dari sikap Nabi ﷺ yang tidak langsung menjawab salam, dapat dipahami bahwa tidak wajib menjawab salam ketika sedang dalam kondisi buang air atau dalam keadaan lain yang tidak memungkinkan.
  • Ini menjadi pengecualian dari kewajiban menjawab salam dalam Islam.

5. Pentingnya Menjaga Akhlak dan Adab dalam Berinteraksi

  • Setelah berwudhu, Nabi ﷺ tidak hanya menjawab salam tetapi juga meminta maaf dan menjelaskan alasannya.
  • Ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk bersikap santun dan memberikan penjelasan jika ada hal yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.

6. Toleransi dalam Mengamalkan Ajaran Islam

  • Nabi ﷺ tidak langsung menegur sahabat yang memberi salam, tetapi tetap menghormatinya dengan memberikan alasan setelah berwudhu.
  • Ini menunjukkan bahwa dalam berdakwah atau mengajarkan agama, kita harus bijak dan memahami kondisi orang lain tanpa langsung menyalahkan.

7. Keutamaan Bersuci (Thaharah) dalam Islam

  • Hadis ini mengajarkan pentingnya menjaga kesucian, terutama sebelum berzikir atau menyebut nama Allah.
  • Thaharah (bersuci) tidak hanya berfungsi secara fisik tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah.

8. Tidak Menyebut Nama Allah dalam Toilet atau Saat Buang Hajat

  • Nabi ﷺ menunjukkan bahwa tempat yang kotor atau saat seseorang sedang buang air bukanlah waktu yang tepat untuk menyebut nama Allah.
  • Ini menegaskan bahwa Islam sangat memperhatikan adab dalam segala aspek kehidupan.

9. Kesempurnaan Akhlak Nabi ﷺ

  • Nabi ﷺ tetap menjaga adab meskipun sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menjawab salam.
  • Setelah berwudhu, beliau menunjukkan kelembutan dengan meminta maaf kepada sahabat tersebut.

10. Mengajarkan Kesabaran dan Menunda Jawaban jika Tidak dalam Keadaan Suci

  • Jika seseorang dalam kondisi tidak suci dan tidak bisa menjawab salam, maka ia boleh menundanya sampai dalam keadaan suci.
  • Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, kesucian dan adab lebih diutamakan daripada tergesa-gesa menjawab salam dalam kondisi yang tidak layak.

Penutup Kajian


 Hadirin yang dirahmati Allah,

Setelah kita mengkaji hadis ini dengan seksama, kita telah memahami betapa pentingnya menjaga adab dalam menyebut nama Allah serta bagaimana seharusnya kita bersikap ketika menerima salam dalam kondisi tertentu. Dari pembahasan ini, ada beberapa poin utama yang bisa kita simpulkan:

Menjaga kesucian saat berzikir – Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa menyebut nama Allah dalam keadaan suci adalah bentuk penghormatan terhadap kebesaran-Nya.
Tidak wajib menjawab salam ketika sedang dalam kondisi buang hajat – Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kemudahan dan menjaga adab dalam setiap keadaan.
Akhlak dan kelembutan Rasulullah ﷺ – Nabi tetap menjelaskan dan meminta maaf kepada sahabatnya setelah tidak langsung menjawab salam, menunjukkan betapa luhur akhlaknya.
Islam mengajarkan kita untuk selalu menjaga adab dalam segala aspek kehidupan – Termasuk dalam berbicara, berinteraksi, dan beribadah.

Dari hadis ini, kita juga belajar bahwa Islam sangat menghargai kebersihan dan kesucian, baik secara fisik maupun spiritual. Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk menjaga kesucian sebelum menyebut nama Allah dan tetap menghormati aturan-aturan syariat dalam setiap kondisi.

Sebagai penutup, ada beberapa nasihat yang bisa kita pegang setelah kajian ini:

📌 Biasakan untuk selalu menjaga wudhu dan kesucian diri dalam keseharian kita, karena itu akan memudahkan kita untuk selalu dekat dengan Allah dalam keadaan yang terbaik.
📌 Jangan meremehkan adab dalam berzikir dan berinteraksi – Perhatikan tempat, waktu, dan keadaan saat kita menyebut nama Allah atau menjawab salam.
📌 Contohilah akhlak Rasulullah ﷺ – Dalam setiap perkataan dan perbuatan, beliau selalu memberikan teladan terbaik, termasuk dalam hal kesopanan dan penghormatan terhadap sesama.
📌 Sebarkan ilmu ini kepada keluarga dan orang-orang terdekat – Agar semakin banyak yang memahami bagaimana berzikir dan menjawab salam dengan cara yang benar sesuai sunnah.

Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba yang selalu menjaga adab, menjaga kesucian, dan meneladani akhlak Rasulullah ﷺ dalam kehidupan sehari-hari.

🌿 بارك الله فيكم، وجزاكم الله خيرا على حسن استماعكم 🌿
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers