Hadits: Dosa Yang Disegerakan Hukumannya Di Dunia

Bismillahirrahmanirrahim,

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّىٰ اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا، أَمَّا بَعْدُ:

Jamaah yang dirahmati Allah, 

Dalam kehidupan ini, kita sering melihat ada orang yang segera mendapatkan balasan dari perbuatan buruknya, sementara yang lain tampak seperti dibiarkan. Mengapa ada dosa yang langsung dihukum di dunia, sedangkan sebagian lainnya ditangguhkan hingga akhirat?

Dalam hadits yang akan kita kaji, akan mengingatkan kita bahwa ada dua dosa besar yang tidak hanya mendapatkan hukuman di akhirat, tetapi juga sering langsung mendapat balasan di dunia. Apa dua dosa tersebut? 

Mari kita kaji bersama hadits ini:

-----

Dari Abu Bakrah Nufai' bin Al-Harith radhiyallahu ‘anhu: Nabi bersabda:

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَىٰ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ، مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ.

"Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk Allah segerakan hukumannya bagi pelakunya di dunia, beserta (hukuman) yang tetap disimpan baginya di akhirat, seperti kedzaliman (keangkuhan dan ketidakadilan) serta memutus tali silaturahmi."

HR Abu Dawud (4902), At-Tirmidzi (2511), Ibnu Majah (4211), dan Ahmad (20374).


Syarah Hadits


حَذَّرَ اللهُ سُبْحانَهُ وَتَعَالَىٰ مِنَ الظُّلْمِ
Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan dari kedzaliman

فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ
dalam kitab-Nya yang mulia

فِي أَكْثَرَ مِنْ مَوْضِعٍ
di lebih dari satu tempat (dalam Al-Qur’an)

وَأَكَّدَ النَّبِيُّ صَلَّىٰ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَىٰ هَذَا التَّحْذِيرِ
Dan Nabi menegaskan peringatan ini

فِي أَحَادِيثَ كَثِيرَةٍ
dalam banyak hadits

وَكَذَلِكَ حَذَّرَ مِنْ قَطِيعَةِ الرَّحِمِ
Dan demikian pula, beliau memperingatkan dari memutus tali silaturahmi

وَأَمَرَ بِالْعَدْلِ وَالْقِسْطِ وَالصِّلَةِ
Dan beliau memerintahkan untuk berlaku adil, bersikap lurus (jujur), serta menjaga hubungan kekerabatan


وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ
Dan dalam hadits ini

يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّىٰ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Nabi bersabda

"مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَىٰ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا"
"Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk Allah segerakan hukumannya bagi pelakunya di dunia"

أَيْ: لَيْسَ هُنَاكَ مِنَ الذُّنُوبِ ذَنْبٌ أَوْلَىٰ بِتَعْجِيلِ الْعُقُوبَةِ لِصَاحِبِ الذَّنْبِ فِي الدُّنْيَا
Artinya: Tidak ada dosa yang lebih utama untuk disegerakan hukumannya bagi pelakunya di dunia

"مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ"
"beserta (hukuman) yang disimpan baginya di akhirat"

أَيْ: مَعَ مَا يَكُونُ لَهُ مِنْ عُقُوبَةٍ فِي الْآخِرَةِ عَلَىٰ هَذَا الذَّنْبِ
Artinya: Dengan tambahan hukuman yang tetap akan ia terima di akhirat atas dosa tersebut

وَالْمُرَادُ
Dan maksudnya adalah

أَنَّ عُقُوبَةَ الدُّنْيَا لَا تَرْفَعُ عَنْهُ عُقُوبَةَ الْآخِرَةِ
Bahwa hukuman di dunia tidak akan menggugurkan hukuman di akhirat darinya

بَلْ هِيَ مِنْ بَابِ مَزِيدِ الْعَذَابِ وَالْوَعِيدِ لِصَاحِبِهِ
Justru itu adalah tambahan siksaan dan ancaman bagi pelakunya

"مِثْلُ الْبَغْيِ"
"Seperti kedzaliman (keangkuhan dan ketidakadilan)"

أَيْ: مِثْلُ ذَنْبِ الْبَغْيِ وَهُوَ الظُّلْمُ وَالْجَوْرُ
Artinya: Seperti dosa kedzaliman, yaitu ketidakadilan dan penindasan

"وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ"
"Dan (dosa) memutus tali silaturahmi"

أَيْ: وَكَذَلِكَ ذَنْبُ قَطِيعَةِ الرَّحِمِ
Artinya: Begitu pula dosa memutus tali silaturahmi

وَالرَّحِمُ هِيَ الصِّلَةُ الَّتِي تَكُونُ بَيْنَ الشَّخْصِ وَغَيْرِهِ
Dan rahim adalah hubungan yang terjalin antara seseorang dan orang lain

وَالْمُرَادُ بِهَا هُنَا: الْأَقَارِبُ
Dan yang dimaksud dalam konteks ini adalah kerabat dekat

وَيُطْلَقُ عَلَيْهِمْ: أُولُو الْأَرْحَامِ
Dan mereka disebut sebagai Ulul Arham (orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan)

وَفِي الْحَدِيثِ: التَّحْذِيرُ مِنَ الظُّلْمِ وَقَطْعِ الرَّحِمِ
Dalam hadits ini terdapat peringatan terhadap kedzaliman dan memutus tali silaturahmi

وَفِيهِ: الْحَثُّ عَلَىٰ الْعَدْلِ وَصِلَةِ الرَّحِمِ
Dan di dalamnya juga terdapat anjuran untuk berlaku adil dan menjaga silaturahmi

 

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/62696


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Peringatan Keras terhadap Kedzaliman (ظُلْم)

  • Allah dan Rasul-Nya melarang kedzaliman dalam berbagai ayat dan hadits.
  • Kedzaliman adalah tindakan melampaui batas terhadap hak orang lain, baik dalam bentuk ketidakadilan, penindasan, atau perampasan hak.
  • Dalam hadits ini, disebutkan bahwa kedzaliman adalah dosa yang bisa mempercepat turunnya azab di dunia, selain hukuman yang menanti di akhirat.

2. Bahaya Besar dari Perbuatan Dzalim dan Baghiy (بَغْي)

  • Kata البَغْيُ berarti kedzaliman atau kezaliman yang dilakukan dengan kesewenang-wenangan.
  • Kedzaliman sering kali terjadi dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan atau kezaliman terhadap orang yang lebih lemah.
  • Hadits ini mengingatkan bahwa kedzaliman tidak hanya mendapat hukuman di akhirat tetapi juga bisa menimbulkan konsekuensi buruk di dunia, seperti kehancuran individu atau bangsa.

3. Larangan Memutus Tali Silaturahmi (قَطِيعَةِ الرَّحِمِ)

  • Memutus silaturahmi dengan keluarga dekat adalah dosa besar yang mendatangkan murka Allah.
  • Dalam Islam, keluarga memiliki hak yang wajib dipenuhi, seperti menjaga hubungan baik, saling menolong, dan menghindari pertengkaran yang berkepanjangan.
  • Hadits ini menegaskan bahwa memutus tali silaturahmi bisa menyebabkan seseorang mendapatkan hukuman di dunia sebelum di akhirat.

4. Hubungan Antara Hukuman di Dunia dan Akhirat

  • Dalam hadits disebutkan bahwa dosa kedzaliman dan memutus silaturahmi mendapatkan dua hukuman, yaitu:
    • Hukuman yang disegerakan di dunia.
    • Hukuman yang tetap ada di akhirat.
  • Ini menunjukkan bahwa dosa tertentu bisa langsung mendatangkan musibah di dunia, seperti kehidupan yang tidak tenang, kehilangan keberkahan, atau ditimpa berbagai kesulitan.

5. Anjuran untuk Berlaku Adil dan Menjalin Silaturahmi

  • Lawan dari kedzaliman adalah keadilan (العَدْلُ), yang diperintahkan dalam Islam untuk semua aspek kehidupan.
  • Lawan dari memutus silaturahmi adalah membangun hubungan baik dengan keluarga (الصِّلَةُ), yang sangat dianjurkan dalam Islam.
  • Hadits ini memberikan motivasi bagi umat Islam untuk menegakkan keadilan dan menjaga hubungan baik dengan keluarga agar terhindar dari hukuman dunia dan akhirat.

6. Kehancuran dan Azab Bisa Menimpa Individu atau Suatu Kaum Karena Kedzaliman

  • Banyak umat terdahulu yang dihancurkan oleh Allah karena kedzaliman mereka, seperti kaum ‘Ad dan Tsamud.
  • Seorang pemimpin yang dzalim akan membawa kehancuran bagi rakyatnya. Begitu pula seseorang yang dzalim terhadap keluarganya bisa kehilangan keberkahan dalam hidupnya.

7. Hukuman di Dunia Sebagai Bentuk Peringatan

  • Hukuman yang disegerakan di dunia bukan berarti Allah tidak memberi kesempatan bertaubat.
  • Justru, dengan adanya hukuman ini, seseorang bisa menyadari kesalahannya dan segera kembali ke jalan yang benar sebelum datangnya hukuman di akhirat yang lebih berat.

 


Penutup Kajian


Jamaah yang dirahmati Allah,

Hadits ini mengingatkan kita bahwa ada dua dosa besar yang tidak hanya mendapatkan hukuman di akhirat, tetapi juga sering langsung mendapat balasan di dunia, yaitu kezaliman dan memutus silaturahmi.

🔹 Kezaliman (البغي) mencakup segala bentuk tindakan yang merugikan orang lain, baik berupa kedzaliman fisik, lisan, maupun hak-hak mereka. Allah tidak membiarkan kezaliman berlalu tanpa balasan.
🔹 Memutus silaturahmi (قطيعة الرحم) adalah tindakan yang merusak hubungan kekerabatan yang seharusnya dijaga. Mereka yang melakukannya akan merasakan dampaknya, baik dalam bentuk kesempitan hidup, hilangnya keberkahan, atau bentuk hukuman lainnya.

Hukuman yang disegerakan di dunia atas dosa adalah bentuk peringatan agar manusia segera kembali ke jalan yang benar sebelum menghadapi hukuman yang lebih besar di akhirat.

Semoga kita bisa menjauhi dan memperbaiki diri agar terhindar dari akibat buruknya.

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers