Hadits: Kedermawanan Nabi ﷺ di Bulan Ramadhan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الحمدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَىٰ رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَىٰ
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ.
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ البَذْلَ وَالجُودَ مِنْ صِفَاتِ أَهْلِ
الإِيمَانِ، وَرَفَعَ دَرَجَاتِ المُتَصَدِّقِينَ فِي الجِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، النَّبِيُّ الكَرِيمُ، الَّذِي كَانَ أَكْرَمَ
النَّاسِ وَأَجْوَدَهُمْ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ.
Segala
puji bagi Allah yang menjadikan kedermawanan dan kemurahan hati sebagai sifat
orang-orang beriman, serta meninggikan derajat orang-orang yang bersedekah di
dalam surga. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kita hidup di zaman di mana sifat kedermawanan dan kepedulian sosial mulai luntur. Banyak orang semakin sibuk dengan urusan dunia, merasa berat untuk berbagi, bahkan kepada sesama Muslim yang membutuhkan. Di saat yang sama, kita juga melihat masih banyaknya saudara kita yang hidup dalam kekurangan, baik dalam hal ekonomi, pendidikan, maupun kebutuhan dasar lainnya.
Sementara itu, di sisi lain, ada pula sebagian orang yang berbuat baik hanya ketika diminta atau hanya ketika ingin mendapatkan pujian dan balasan. Padahal, Islam mengajarkan bahwa kedermawanan sejati adalah memberi tanpa mengharap imbalan dari manusia, melainkan hanya mengharapkan ridha Allah.
Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, kita seharusnya kembali meneladani akhlak Nabi Muhammad ﷺ, yang merupakan manusia paling dermawan, terutama di bulan Ramadan. Jika beliau yang sudah dijamin surga tetap memperbanyak sedekah dan berbagi di bulan ini, bagaimana dengan kita yang masih banyak kekurangan dalam amal ibadah?
🛑 Urgensi Tema Kajian Ini
Maka dari itu, kajian kita hari ini sangat penting karena membahas hadits yang menggambarkan betapa luar biasanya kedermawanan Nabi ﷺ, terutama di bulan Ramadan. Hadits ini bukan sekadar kisah sejarah, tetapi juga menjadi pedoman hidup bagi kita semua dalam memperbaiki akhlak, menumbuhkan kepedulian, dan memaksimalkan ibadah sosial di bulan yang penuh keberkahan ini.
Dengan memahami hadits ini, kita akan mendapatkan jawaban atas beberapa pertanyaan penting:
- Mengapa Rasulullah ﷺ menjadi lebih dermawan di bulan Ramadan?
- Bagaimana hubungan antara sedekah, Al-Qur’an, dan kemuliaan bulan Ramadan?
- Apa manfaat bagi kita jika meneladani kedermawanan Nabi ﷺ?
- Bagaimana cara kita bisa lebih dermawan dan ikhlas dalam beramal?
✨ Manfaat yang Akan Didapatkan dari Kajian Ini
InsyaAllah, setelah mengikuti kajian ini, kita akan mendapatkan beberapa manfaat besar, di antaranya:
✅ Memahami lebih dalam tentang keutamaan kedermawanan dalam Islam.
✅ Meneladani akhlak Nabi ﷺ dalam berbagi dan berbuat baik kepada sesama.
✅ Mengetahui cara meningkatkan kedermawanan kita, khususnya di bulan Ramadan.
✅ Menyadari bahwa kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri dengan pahala dan keberkahan.
✅ Termotivasi untuk lebih rajin membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
📢 Maka dari itu, mari kita buka hati dan pikiran kita untuk menerima ilmu yang akan disampaikan. Semoga Allah menjadikan kajian ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadikannya sebagai sebab bertambahnya keimanan serta amal kebaikan kita, terutama di bulan Ramadan ini. Mari kita bacakan hadits yang mulia ini:
-----
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
كانَ رَسولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أجْوَدَ النَّاسِ، وكانَ أجوَدُ ما يَكونُ في رَمَضَانَ
حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وكانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ في كُلِّ لَيْلَةٍ مِن
رَمَضَانَ، فيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ
حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أجْوَدُ بالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ.
وَعَنْ عبدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ بهذا الإسْنَادِ نَحْوَهُ،
وَرَوَى أبو هُرَيْرَةَ، وفَاطِمَةُ رَضِيَ اللَّهُ عنْهمَا، عَنِ النبيِّ صَلَّى
اللهُ عليه وسلَّمَ: أنَّ جِبْرِيلَ كانَ يُعَارِضُهُ القُرْآنَ
Artinya
per kalimat:
كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه
وسلَّمَ أجْوَدَ النَّاسِ
Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan.
وكانَ أجوَدُ ما يَكونُ في رَمَضَانَ حِينَ
يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ
Dan beliau menjadi paling dermawan di bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya.
وكانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ في كُلِّ لَيْلَةٍ
مِن رَمَضَانَ، فيُدَارِسُهُ القُرْآنَ
Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadan, lalu mengajarkan
(mengulang-ulang) Al-Qur'an bersamanya.
فَلَرَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ
حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أجْوَدُ بالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
Maka Rasulullah ﷺ ketika bertemu Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada
angin yang berhembus.
وَعَنْ عبدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ
بهذا الإسْنَادِ نَحْوَهُ
Dan dari Abdullah, Ma’mar meriwayatkan kepada kami dengan sanad yang serupa.
وَرَوَى أبو هُرَيْرَةَ، وفَاطِمَةُ رَضِيَ
اللَّهُ عنْهمَا، عَنِ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ
Abu Hurairah dan Fatimah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan dari Nabi ﷺ.
أنَّ جِبْرِيلَ كانَ يُعَارِضُهُ القُرْآنَ
Bahwa Jibril biasa membacakan Al-Qur’an (dan menyimak bacaannya).
HR Al-Bukhari (3220) dan Muslim (2308)
Syarah Hadits
الجُودُ هُوَ الكَرَمُ وَالبَذْلُ
وَالإِنْفَاقُ مِنْ غَيْرِ سُؤَالٍ
Kedermawanan adalah kemurahan hati, pemberian, dan pengeluaran (harta) tanpa
diminta.
وَقَدْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَبْلَغِ النَّاسِ فِي العَطَاءِ وَالإِنْفَاقِ
Nabi ﷺ adalah orang yang paling sempurna dalam memberi dan berinfak.
وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخْبِرُ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
Dalam hadits ini, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan bahwa
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَعْظَمَ النَّاسِ وَأَكْثَرَهُمْ جُودًا عَلَى
الإِطْلَاقِ
Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling dermawan secara mutlak.
وَكَانَ جُودُهُ يَبْلُغُ الغَايَةَ فِي
شَهْرِ رَمَضَانَ
Dan kedermawanan beliau mencapai puncaknya di bulan Ramadan.
وَالسَّبَبُ فِي زِيَادَةِ كَرَمِهِ
وَمُضَاعَفَةِ جُودِهِ، أَمْرَانِ
Penyebab bertambahnya kemurahan dan bertambahnya kedermawanan beliau ada dua
hal:
الأَوَّلُ: التِقَاؤُهُ بِالرُّوحِ الأَمِينِ
جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَهُوَ المَلَكُ المُوَكَّلُ بِالوَحْيِ
Pertama: pertemuan beliau dengan Ruhul Amin, Jibril ‘alaihissalam, yaitu
malaikat yang diamanahkan menyampaikan wahyu.
وَالأَمْرُ الآخَرُ: مُدَارَسَةُ القُرْآنِ
Kedua: mempelajari (bermudzakarah) Al-Qur’an.
وَفِي رِوَايَةٍ: يُعَارِضُهُ القُرْآنَ
Dalam riwayat lain disebutkan: "Jibril menyimak bacaan Al-Qur’an dari
beliau."
وَالمُدَارَسَةُ وَالمُعَارَضَةُ بِمَعْنًى
وَاحِدٍ، وَهُوَ المُقَابَلَةُ فِي القِرَاءَةِ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ
Mudarasah (saling mengajarkan) dan mu’aradhah (saling menyimak) memiliki makna
yang sama, yaitu memperbandingkan bacaan dari hafalan.
فَيُدَارِسُهُ جَمِيعَ مَا نَزَلَ مِنَ
القُرْآنِ
Maka Jibril mempelajari bersamanya seluruh Al-Qur'an yang telah diturunkan.
يَقُولُ: فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْرَمُ وَأَكْثَرُ عَطَاءً وَفِعْلًا لِلْخَيْرِ
Beliau berkata: "Maka Rasulullah ﷺ adalah orang yang
paling mulia, paling banyak memberi, dan paling banyak melakukan
kebaikan."
وَأَعْظَمُ نَفْعًا لِلْخَلْقِ مِنَ الرِّيحِ
الطَّيِّبَةِ الَّتِي يُرْسِلُهَا اللَّهُ بِالغَيْثِ وَالرَّحْمَةِ
Dan beliau lebih bermanfaat bagi makhluk dibandingkan angin sejuk yang dikirim
Allah dengan membawa hujan dan rahmat.
وَقَدْ وَرَدَ فِي الصَّحِيحَيْنِ أَنَّ
جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يُعَارِضُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالقُرْآنِ مَرَّةً وَاحِدَةً كُلَّ عَامٍ
Dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Jibril ‘alaihissalam
menyimak bacaan Al-Qur’an dari Nabi ﷺ sekali setiap tahun.
حَتَّى إِذَا كَانَ العَامُ الَّذِي مَاتَ
فِيهِ عَارَضَهُ مَرَّتَيْنِ
Hingga ketika tahun wafatnya Nabi ﷺ, Jibril menyimaknya dua kali.
مِنْ فَوَائِدِ
الحَدِيثِ:
Di antara faedah (pelajaran) dari hadits ini:
بَيَانُ جُودِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَعَةُ كَرَمِهِ، وَخَاصَّةً فِي رَمَضَانَ، وَفِيهِ: شَهْرُ الطَّاعَاتِ وَمَوَاسِمُ
الخَيْرَاتِ.
Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang kemurahan Nabi ﷺ dan keluasan
kedermawanannya, terutama pada bulan Ramadan, karena sesungguhnya bulan itu
adalah bulan ketaatan dan musim kebaikan.
وَفِيهِ: الحَثُّ عَلَى الجُودِ فِي كُلِّ الأَوْقَاتِ وَتُسْتَحَبُّ الزِّيَادَةُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ.
Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk selalu bersikap dermawan setiap waktu dan
dianjurkan untuk meningkatkan (kedermawanan) pada bulan Ramadan.
وَفِيهِ: زِيَارَةُ الصُّلَحَاءِ وَأَهْلِ
الفَضْلِ وَمُجَالَسَتُهُمْ؛ لِأَنَّهَا سَبَبُ الخَيْرِ وَالصَّلَاحِ
Dan dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk mengunjungi orang-orang saleh,
duduk bersama mereka, karena itu merupakan sebab datangnya kebaikan dan
perbaikan diri.
وَفِيهِ: الإِكْثَارُ مِنَ البَذْلِ
وَالعَطَاءِ وَالإِحْسَانِ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ
Dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk memperbanyak pemberian, sedekah,
berbuat baik, serta membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan.
وَفِيهِ: فَضْلُ شَهْرِ رَمَضَانَ
Dalam hadits ini terdapat keutamaan bulan Ramadan.
وَفِيهِ: الحَثُّ عَلَى مُدَارَسَةِ القُرْآنِ
Dan dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk mempelajari Al-Qur’an secara
bersama-sama.
وَفِيهِ: الإِكْثَارُ مِنَ البَذْلِ
وَالعَطَاءِ وَالإِحْسَانِ وَقِرَاءَةِ القُرْآنِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ.
Dalam hadits ini terdapat Pelajaran ada motivasi untuk memperbanyak pemberian,
sedekah, perbuatan baik, dan membaca Al-Qur'an pada bulan Ramadan.
وَفِيهِ: مِنْ
أَسْبَابِ حِفْظِ العِلْمِ مُدَارَسَتُهُ مَعَ طُلَّابِ العِلْمِ وَالعُلَمَاءِ.
Dalam hadits ini ada Pelajaran bahwa salah satu sebab menjaga ilmu adalah
dengan mengkajinya bersama para penuntut ilmu dan ulama.
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/4746
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/6179
Pelajaran dari hadits ini
1. Keutamaan dan Luasnya Kedermawanan Nabi ﷺ
- Nabi ﷺ adalah manusia yang paling dermawan dan murah hati dalam memberikan bantuan.
- Kedermawanan beliau tidak terbatas pada harta, tetapi juga mencakup ilmu, perhatian, dan bimbingan kepada umatnya.
- Kedermawanan beliau semakin meningkat pada bulan Ramadan, menunjukkan bahwa bulan ini adalah waktu yang paling tepat untuk berbuat kebajikan.
2. Anjuran untuk Bersikap Dermawan
- Hadits ini menunjukkan bahwa sifat dermawan adalah akhlak terpuji yang sangat dianjurkan dalam Islam.
- Kedermawanan tidak hanya dalam bentuk harta, tetapi juga mencakup tenaga, waktu, dan ilmu.
- Umat Islam dianjurkan untuk senantiasa berbuat baik dan memperbanyak sedekah kepada orang lain, baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
3. Keutamaan Bulan Ramadan
- Ramadan adalah bulan penuh keberkahan, di mana amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.
- Selain sebagai bulan puasa, Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah lainnya, seperti sedekah, membaca Al-Qur'an, dan ibadah sosial lainnya.
- Kedermawanan di bulan Ramadan sangat dianjurkan karena di dalamnya terdapat banyak kesempatan untuk membantu sesama dan mendapatkan pahala yang besar.
4. Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Qur'an
- Jibril 'alaihissalam bertemu dengan Nabi ﷺ setiap malam Ramadan untuk membacakan dan mengulangi hafalan Al-Qur’an bersama beliau.
- Hadits ini menunjukkan bahwa mempelajari dan mengulang bacaan Al-Qur'an sangat penting, terutama di bulan Ramadan.
- Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk dikaji, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menjaga dan Memelihara Ilmu Melalui Kajian Bersama
- Kajian Al-Qur'an antara Nabi ﷺ dan Jibril 'alaihissalam menunjukkan bahwa salah satu cara terbaik untuk menjaga ilmu adalah dengan mempelajarinya secara berulang dan bersama orang yang lebih berilmu.
- Belajar bersama para ulama dan murid ilmu akan membantu dalam memahami serta menguatkan hafalan.
- Mengkaji ilmu secara rutin dapat memperkuat pemahaman dan menghindari kelupaan.
6. Perbandingan Kedermawanan Nabi ﷺ dengan Angin yang Membawa Rahmat
- Kedermawanan Nabi ﷺ digambarkan lebih besar daripada "الريح المرسلة" (angin yang dikirim dengan rahmat).
- Hal ini menunjukkan bahwa sedekah dan kebaikan beliau menyebar luas, memberikan manfaat besar bagi banyak orang, sebagaimana angin yang membawa hujan menyuburkan tanah.
- Pelajaran ini mengajarkan bahwa ketika kita bersedekah, kita juga bisa menjadi sebab turunnya rahmat Allah bagi orang lain.
7. Anjuran untuk Memperbanyak Sedekah di Bulan Ramadan
- Karena bulan Ramadan adalah bulan keberkahan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan sedekah, membantu fakir miskin, serta mendukung orang-orang yang membutuhkan.
- Sedekah di bulan Ramadan memiliki nilai lebih karena selain mendapat pahala sedekah, juga mendapat pahala memperbanyak amal di waktu yang istimewa.
8. Keutamaan Mengunjungi Orang-Orang Shalih dan Ulama
- Bertemunya Jibril 'alaihissalam dengan Nabi ﷺ menunjukkan bahwa mengunjungi dan duduk bersama orang-orang shalih adalah sebab kebaikan dan keberkahan.
- Berteman dan duduk bersama orang-orang yang berilmu akan membantu seseorang dalam meningkatkan amal ibadah dan memperbaiki akhlaknya.
9. Hikmah dari Pengulangan Kajian Al-Qur’an pada Tahun Kematian Nabi ﷺ
- Pada tahun wafatnya, Jibril 'alaihissalam mengulang kajian Al-Qur’an dengan Nabi ﷺ sebanyak dua kali.
- Hal ini menunjukkan bahwa menjelang akhir kehidupan seseorang, memperbanyak ibadah dan memperkuat ilmu adalah hal yang sangat dianjurkan.
- Bisa jadi ini merupakan persiapan akhir bagi seseorang untuk bertemu dengan Allah dalam keadaan terbaik.
Penutup Kajian
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah menyimak kajian kita hari ini, ada beberapa poin penting yang bisa kita ambil sebagai pelajaran:
1️⃣ Kedermawanan adalah bagian dari ajaran Islam yang sangat ditekankan, dan Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam hal ini. Beliau adalah manusia paling dermawan, terutama di bulan Ramadan.
2️⃣ Bulan Ramadan adalah momentum terbaik untuk memperbanyak amal kebaikan, karena di dalamnya terdapat keberkahan yang melimpah, pahala yang dilipatgandakan, dan kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.
3️⃣ Kedermawanan Nabi ﷺ terkait erat dengan Al-Qur’an, di mana Jibril 'alaihissalam datang untuk mempelajari dan mengulang bacaan Al-Qur’an bersama beliau. Ini menunjukkan bahwa membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an memiliki hubungan kuat dengan meningkatnya kualitas iman dan akhlak seseorang.
4️⃣ Kedermawanan bukan hanya soal harta, tetapi juga mencakup waktu, tenaga, ilmu, dan segala bentuk kebaikan yang bisa diberikan kepada sesama.
5️⃣ Sifat dermawan membawa banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Ia membuka pintu keberkahan, menambah rezeki, membersihkan hati dari sifat kikir, serta mendekatkan diri kepada Allah dan sesama manusia.
💡 Nasehat dan Saran
Hadirin sekalian, setelah memahami hadits ini, mari kita renungkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
✔ Tingkatkan kedermawanan kita, terutama di bulan Ramadan. Jadikan bulan ini sebagai latihan untuk berbagi lebih banyak kepada orang lain, baik dalam bentuk sedekah, bantuan kepada fakir miskin, atau sekadar berbagi senyuman dan kebaikan.
✔ Jangan menunggu untuk diminta, tetapi biasakan untuk memberi dengan keikhlasan, sebagaimana Rasulullah ﷺ yang memberi tanpa mengharapkan balasan dari manusia.
✔ Bacalah Al-Qur’an dengan lebih tekun dan pahami maknanya, karena Al-Qur’an adalah sumber petunjuk yang akan mengarahkan kita kepada kebaikan dan menjauhkan kita dari keburukan.
✔ Manfaatkan Ramadan sebaik mungkin dengan memperbanyak ibadah, sedekah, doa, dan muhasabah diri, agar kita benar-benar menjadi pribadi yang lebih baik setelah bulan ini berlalu.
🌿 Harapan Setelah Kajian Ini
Semoga setelah kajian ini, kita semua dapat mengambil manfaat dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Kita berharap agar sifat kedermawanan tidak hanya muncul di bulan Ramadan, tetapi juga terus kita amalkan sepanjang tahun.
Kita juga berdoa semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang gemar memberi, berbuat baik, dan peduli terhadap sesama. Semoga setiap kebaikan yang kita lakukan menjadi jalan menuju ridha dan rahmat-Nya, serta menjadi bekal bagi kita di akhirat kelak.
Akhir kata, semoga kajian ini membawa keberkahan bagi kita semua dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyampaian, dan semoga kita dipertemukan kembali dalam majelis-majelis ilmu yang penuh keberkahan.
Mari kita tutup kajian ini dengan membaca doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
وبالله التوفيق، والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.