Hadits: Nikmat Kesehatan dan Waktu Luang

 

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

 Hadirin sekalian yang dirahmati Allah,

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah atas nikmat umur, kesehatan, dan waktu yang masih Allah berikan kepada kita. Berapa banyak orang yang kemarin masih bersama kita, namun hari ini sudah tidak lagi memiliki kesempatan untuk beramal?

Kita hidup di zaman yang penuh dengan kesibukan dan distraksi (gangguan atau sesuatu yang membuat seseorang kehilangan fokus atau perhatian dari apa yang sedang dilakukan). Banyak orang menghabiskan waktu tanpa arah yang jelas—sibuk mengejar dunia tanpa menyadari bahwa kesehatan dan waktu luang adalah modal terbesar untuk akhirat. Ada yang memiliki kesehatan, tetapi waktunya habis untuk kesia-siaan. Ada pula yang memiliki waktu luang, tetapi tubuhnya lemah dan sakit-sakitan. Inilah kondisi yang Rasulullah ﷺ peringatkan dalam haditsnya:

"Ada dua nikmat yang sering disia-siakan oleh banyak manusia: kesehatan dan waktu luang."

Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat

Lihatlah di sekitar kita—banyak orang yang menyesal di ujung usianya, mengeluhkan "seandainya dulu saya menggunakan waktu dengan baik…" atau "seandainya saya dulu menjaga kesehatan…". Betapa banyak orang yang masih muda, kuat, dan sehat, tetapi waktunya dihabiskan untuk hiburan yang tidak bermanfaat. Betapa banyak pula orang yang diberikan waktu luang, tetapi justru mengisinya dengan hal yang sia-sia, bahkan maksiat.

Padahal, umur yang diberikan Allah ini bukan sekadar angka, tetapi tanggung jawab. Setiap detik yang kita lalui akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, hadits yang akan kita bahas hari ini sangat relevan dengan kehidupan kita.

Urgensi Tema Kajian Ini

Mengapa kajian ini penting?

  1. Karena banyak orang tertipu dengan nikmat ini. Mereka baru sadar setelah kehilangan kesehatan dan waktu.
  2. Karena Ramadhan semakin dekat. Kita butuh persiapan, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara mental dan spiritual.
  3. Karena kesehatan dan waktu luang adalah modal utama untuk meraih keberkahan hidup.

Apa yang Akan Didapatkan dari Kajian Ini?

Melalui kajian ini, kita akan belajar:
✅ Bagaimana memanfaatkan kesehatan sebelum sakit.
✅ Bagaimana mengelola waktu agar tidak terbuang sia-sia.
✅ Bagaimana agar kita tidak menjadi orang yang tertipu oleh nikmat Allah.
✅ Bagaimana hadits ini dapat menjadi motivasi kita untuk menyambut Ramadhan dengan kondisi terbaik.

Semoga setelah kajian ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sadar, lebih bersyukur, dan lebih produktif dalam menggunakan kesehatan dan waktu luang kita. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menyesal di kemudian hari.

Mari kita simak kajian ini dengan penuh perhatian, dan semoga Allah menjadikannya ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

-----

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَراغُ.

"Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang."

HR. Al-Bukhari (6412)


Syarah Hadits


نِعَمُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى عِبَادِهِ كَثِيرَةٌ لَا تُحْصَى
Nikmat Allah ‘Azza wa Jalla atas hamba-hamba-Nya sangat banyak, tidak dapat dihitung.

كَمَا قَالَ تَعَالَى: {وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا}
Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya.” (Ibrahim: 34)

فَلَا أَحَدَ يُطِيقُ إِحْصَاءَ عَدَدِهَا، فَضْلًا عَنْ الْقِيَامِ بِشُكْرِهَا
Maka tidak ada seorang pun yang mampu menghitung jumlahnya, apalagi menunaikan rasa syukur atasnya.

وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَتَجَاوَزُ عَنْ عِبَادِهِ تَقْصِيرَهُمْ فِي شُكْرِ نِعَمِهِ
Namun, Allah Ta’ala memaafkan hamba-hamba-Nya atas kekurangan mereka dalam bersyukur atas nikmat-Nya.

وَهُوَ رَحِيمٌ بِهِمْ، لَا يَقْطَعُ عَنْهُمْ إِحْسَانَهُ، وَلَا يُعَذِّبُهُمْ بِسَبَبِ تَقْصِيرِهِمْ
Dia Maha Penyayang kepada mereka, tidak memutuskan kebaikan-Nya dari mereka, dan tidak menghukum mereka karena kekurangan mereka.

فَيَرْضَى مِنْ عِبَادِهِ الشُّكْرَ الْقَلِيلَ، وَيُجَازِيهِمْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ الْكَثِيرَ
Maka Dia ridha dengan sedikit syukur dari hamba-hamba-Nya dan memberi mereka balasan pahala yang besar atasnya.


وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يُخْبِرُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنِعْمَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ جَلِيلَتَيْنِ
Dalam hadits ini, Nabi mengabarkan tentang dua nikmat yang besar dan agung.

مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ
Yang banyak orang merugi dalam (pemanfaatan) keduanya.

فَلَا يَعْرِفُونَ قَدْرَهُمَا وَلَا يَنْتَفِعُونَ بِهِمَا فِي حَيَاتِهِمُ الدُّنْيَوِيَّةِ وَالْأُخْرَوِيَّةِ
Mereka tidak menyadari nilainya dan tidak memanfaatkannya dalam kehidupan dunia maupun akhirat mereka.

وَهُمَا: صِحَّةُ الْبَدَنِ وَالنَّفْسِ وَقُوَّتُهُمَا، وَالْفَرَاغُ
Yaitu: kesehatan badan dan jiwa serta kekuatannya, serta waktu luang.

وَهُوَ خُلُوُّ الْإِنْسَانِ مِنْ مَشَاغِلِ الْعَيْشِ وَهُمُومِ الْحَيَاةِ
Yaitu keadaan seseorang yang bebas dari kesibukan hidup dan beban kehidupan.

وَتَوَفُّرُ الْأَمْنِ وَالِاطْمِئْنَانِ النَّفْسِيِّ
Serta adanya keamanan dan ketenangan jiwa.

فَهُمَا نِعْمَتَانِ عَظِيمَتَانِ، لَا يُقَدِّرُهُمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ حَقَّ قَدْرِهِمَا
Maka keduanya adalah dua nikmat yang besar, yang banyak orang tidak menghargainya dengan sebenar-benarnya.


وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّ الْإِنْسَانَ لَا يَتَفَرَّغُ لِلطَّاعَةِ إِلَّا إِذَا كَانَ مَكْفِيًّا، صَحِيحَ الْبَدَنِ
Dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa seseorang tidak bisa sepenuhnya beribadah kecuali jika kebutuhan hidupnya tercukupi dan memiliki tubuh yang sehat.

فَقَدْ يَكُونُ مُسْتَغْنِيًا وَلَا يَكُونُ صَحِيحًا، وَقَدْ يَكُونُ صَحِيحًا وَلَا يَكُونُ مُسْتَغْنِيًا
Bisa jadi seseorang berkecukupan tetapi tidak sehat, dan bisa jadi ia sehat tetapi tidak berkecukupan.

فَلَا يَكُونُ مُتَفَرِّغًا لِلْعِلْمِ وَالْعَمَلِ؛ لِشُغُلِهِ بِالْكَسْبِ
Maka ia tidak memiliki waktu luang untuk menuntut ilmu dan beramal, karena disibukkan dengan mencari nafkah.

فَمَنْ حَصَلَ لَهُ الْأَمْرَانِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ، وَكَسِلَ عَنِ الطَّاعَاتِ؛ فَهُوَ الْمَغْبُونُ الْخَاسِرُ فِي تِجَارَتِهِ!
Barang siapa yang mendapatkan dua hal ini—kesehatan dan waktu luang—tetapi malas dalam beribadah, maka ia adalah orang yang merugi dalam perdagangannya!


مِنْ فَوَائِدِ الْحَدِيثِ

Faedah Hadits

التَّرْغِيبُ فِي اسْتِغْلَالِ النِّعَمِ مِنْ صِحَّةٍ وَفَرَاغٍ وَغَيْرِهِمَا، وَالِاسْتِفَادَةُ مِنْهُمَا فِيمَا يُرْضِي اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
1. Anjuran untuk memanfaatkan nikmat, baik berupa kesehatan, waktu luang, maupun yang lainnya, serta menggunakannya dalam hal yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

تَشْبِيهُ الْمُكَلَّفِ بِالتَّاجِرِ، وَالصِّحَّةِ وَالْفَرَاغِ بِرَأْسِ الْمَالِ, ,فَمَنْ أَحْسَنَ اسْتِخْدَامَ رَأْسِ مَالِهِ نَالَ وَرَبِحَ، وَمَنْ ضَيَّعَهُ خَسِرَ وَنَدِمَ
2. Perumpamaan seorang mukallaf dengan seorang pedagang, serta perumpamaan kesehatan dan waktu luang sebagai modal utama.


Barang siapa yang menggunakan modalnya dengan baik, ia akan memperoleh keuntungan; dan barang siapa yang menyia-nyiakannya, ia akan merugi dan menyesal.

الْحِرْصُ عَلَى الِاسْتِفَادَةِ مِنَ الصِّحَّةِ وَالْفَرَاغِ لِلتَّقَرُّبِ إِلَى اللَّهِ -عَزَّ وَجَلَّ-، وَفِعْلِ الْخَيْرَاتِ قَبْلَ فَوَاتِهِمَا
3. Mendorong untuk memanfaatkan kesehatan dan waktu luang untuk mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan melakukan kebaikan sebelum keduanya hilang.

كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ لَا يُقَدِّرُونَ هَذِهِ النِّعْمَةَ؛ فَيُضَيِّعُونَ أَوْقَاتَهُمْ بِمَا لَا فَائِدَةَ فِيهِ، وَيُفْنُونَ أَجْسَامَهُمْ بِمَا يَضُرُّهُمْ
4. Banyak orang tidak menghargai nikmat ini; mereka menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat, serta merusak tubuh mereka dengan hal yang membahayakan.

الدُّنْيَا مَزْرَعَةُ الْآخِرَةِ
5. Dunia adalah ladang untuk akhirat.

شُكْرُ نِعَمِ اللَّهِ يَكُونُ بِاسْتِخْدَامِهَا فِي طَاعَةِ اللَّهِ -تَعَالَى
6. Bersyukur atas nikmat Allah dilakukan dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/72217
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/5449


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Kesehatan dan Waktu Luang adalah Nikmat Besar yang Sering Diremehkan

Hadits ini menegaskan bahwa kesehatan tubuh dan waktu luang merupakan dua nikmat besar dari Allah yang sering tidak disadari nilainya oleh manusia. Banyak orang yang baru menyadari betapa berharganya kedua nikmat ini setelah kehilangan salah satunya atau bahkan keduanya.


2. Kebanyakan Manusia Rugi dalam Memanfaatkan Kesehatan dan Waktu Luang

Banyak orang yang memiliki kesehatan dan waktu luang, tetapi mereka tidak menggunakannya untuk kebaikan. Mereka menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat, bahkan melakukan maksiat. Inilah yang disebut sebagai مغبون (tertipu/rugi), karena tidak memanfaatkan nikmat Allah dengan sebaik-baiknya.


3. Hubungan antara Kesehatan, Kecukupan, dan Ibadah

Hadits ini juga mengajarkan bahwa untuk bisa beribadah dengan optimal, seseorang perlu memiliki:

  • Kesehatan badan → Agar mampu menjalankan ibadah dengan baik.
  • Kecukupan hidup → Agar tidak disibukkan oleh pekerjaan hingga melupakan ibadah.

Orang yang sehat tetapi miskin mungkin harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga sulit memiliki waktu luang untuk ibadah. Sebaliknya, orang yang kaya tetapi sakit juga akan sulit beribadah dengan optimal. Maka, orang yang memiliki kesehatan dan kecukupan sekaligus, tetapi tidak menggunakan keduanya untuk ibadah, dialah orang yang benar-benar merugi.


4. Perumpamaan Kehidupan sebagai Perdagangan

Hadits ini menggunakan istilah المغبون (rugi dalam perdagangan), yang menunjukkan bahwa kehidupan ini ibarat transaksi dagang. Manusia memiliki modal berupa kesehatan dan waktu luang, yang bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan (pahala) atau justru menderita kerugian (dosa dan penyesalan).

Sebagaimana seorang pedagang yang cerdas akan menggunakan modalnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, seorang Muslim yang cerdas juga akan menggunakan kesehatannya dan waktunya untuk beribadah kepada Allah dan melakukan kebaikan.


5. Islam Mengajarkan untuk Menghargai Waktu

Waktu adalah aset berharga yang diberikan Allah kepada manusia, dan Islam sangat menekankan pentingnya pemanfaatan waktu. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-‘Asr (103:1-3) yang menyatakan bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali yang beriman, beramal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Maka, seorang Muslim harus menghindari menyia-nyiakan waktunya dengan hal yang tidak berguna dan berusaha mengisi hidupnya dengan ibadah dan amal kebaikan.


6. Urgensi Menggunakan Waktu Luang sebelum Kehilangan Kesempatan

Manusia sering kali lalai dalam menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat. Nabi Muhammad ﷺ dalam hadits lain juga mengingatkan:

"Gunakanlah lima perkara sebelum lima perkara:

  1. Masa mudamu sebelum masa tuamu
  2. Masa sehatmu sebelum sakitmu
  3. Masa kayamu sebelum miskinmu
  4. Masa luangmu sebelum sibukmu
  5. Masa hidupmu sebelum matimu"
    (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi)

Hadits ini mengajarkan agar seseorang tidak menunda-nunda ibadah dan kebaikan, karena waktu dan kesehatan adalah hal yang tidak bisa dikembalikan setelah hilang.


7. Islam Mengajarkan Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat

Hadits ini juga mengajarkan bahwa Islam tidak melarang seseorang untuk bekerja dan mencari nafkah, tetapi harus tetap menyeimbangkan antara usaha duniawi dengan ibadah kepada Allah. Seorang Muslim harus memiliki perencanaan hidup yang baik agar tidak terjebak dalam kesibukan dunia yang melalaikan akhirat.


8. Waktu Luang Harus Diisi dengan Hal yang Bermanfaat

Islam mengajarkan bahwa waktu luang bukan berarti bermalas-malasan, tetapi diisi dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat, seperti:

  • Meningkatkan ibadah (shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an)
  • Menuntut ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat
  • Melakukan amal sosial dan membantu orang lain
  • Mengembangkan keterampilan diri

Jika seseorang hanya menghabiskan waktu luangnya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka ia termasuk orang yang merugi.



Hadits ini memberikan peringatan penting bagi setiap Muslim agar tidak menyia-nyiakan dua nikmat besar yang sering dilupakan, yaitu kesehatan dan waktu luang. Kita harus memanfaatkan keduanya untuk beribadah, menuntut ilmu, dan melakukan amal kebaikan. Siapa yang menyia-nyiakan nikmat ini, dialah yang akan menyesal di kemudian hari.

💡 Pesan utama:
Gunakanlah kesehatan dan waktu luang sebelum keduanya hilang! 🚀

 


Penutup Kajian


Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, 

Setelah kita mengkaji hadits Rasulullah ﷺ tentang dua nikmat besar yang sering disia-siakan manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang, maka ada beberapa pelajaran penting yang harus kita bawa pulang dari kajian ini:

  1. Kesehatan dan waktu luang adalah modal besar dalam kehidupan. Jangan sampai kita menyadari nilainya setelah kita sakit atau setelah kesibukan dunia menyita waktu kita.
  2. Manusia sering tertipu dengan nikmat ini, sehingga banyak yang menggunakannya untuk hal yang sia-sia, padahal setiap detik akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
  3. Orang yang cerdas adalah mereka yang memanfaatkan kesehatannya sebelum sakit dan waktu luangnya sebelum sibuk, terutama dalam meningkatkan ibadah dan amal saleh.
  4. Ramadhan yang semakin dekat adalah kesempatan emas untuk mengaplikasikan hadits ini. Jangan tunggu sampai tua, jangan tunggu sampai sakit, jangan tunggu sampai sibuk—mulailah dari sekarang!

Saran, Nasihat, dan Harapan

Saudara-saudaraku, umur panjang hingga Ramadhan adalah nikmat yang sangat besar. Berapa banyak orang yang tahun lalu masih bersama kita, namun kini telah kembali kepada Allah? Maka, bersyukurlah dengan menggunakan umur, kesehatan, dan waktu kita untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci ini dengan sebaik-baiknya.

  • Jika selama ini kita lalai dalam ibadah, inilah saatnya kita berbenah dan memperbaiki diri.
  • Jika selama ini kita menyia-nyiakan waktu, inilah saatnya kita mengisinya dengan amal yang bermanfaat.
  • Jika selama ini kita belum maksimal dalam menuntut ilmu, inilah saatnya kita mempelajari lebih banyak tentang agama ini.

Mari kita jangan menjadi orang yang tertipu dengan kesehatan dan waktu luang kita! Jadikan kajian ini sebagai titik balik untuk menjadi hamba yang lebih bersyukur, lebih produktif, dan lebih siap menyambut Ramadhan dengan kondisi terbaik.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba yang bisa mensyukuri nikmat-Nya dengan lisan, hati, dan perbuatan. Semoga Allah memanjangkan usia kita dalam keberkahan, memberikan kita kesehatan yang bermanfaat, dan menjadikan waktu kita penuh dengan amal saleh.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ وَالْهَادِي إِلَى سَوَاءِ السَّبِيلِ

Dan Allah-lah yang memberi taufik dan petunjuk ke jalan yang lurus    

Kita tutup dengan membaca doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.


Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers