Hadits: Umur Panjang Dengan Amal Shalih Bisa Mendapatkan Derajat Lebih Tinggi Daripada Mati Syahid


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Hadirin rahimakumullah,

Alhamdulillah, di kesempatan yang mulia ini, kita dipertemukan kembali dalam majelis ilmu yang penuh keberkahan. Semoga setiap langkah yang kita tempuh menuju tempat ini dicatat sebagai amal shalih dan menjadi sebab bertambahnya derajat kita di sisi Allah ﷻ.

Latar Belakang Permasalahan
Kita telah memasuki bulan Sya’ban, bulan yang mendekatkan kita kepada Ramadhan. Namun, sering kali kita kurang menyadari betapa besarnya peluang yang diberikan oleh Allah di bulan Ramadhan. Banyak di antara kita yang hanya menjadikan Ramadhan sebagai rutinitas tahunan tanpa ada peningkatan amal, padahal belum tentu kita mendapatkan kesempatan bertemu dengan Ramadhan berikutnya. Selain itu, ada sebagian orang yang merasa cukup dengan amal yang sedikit, menganggap bahwa keutamaan syahid lebih tinggi daripada amal panjang, tanpa menyadari bahwa umur panjang dengan amal shalih yang terus bertambah adalah keutamaan besar di sisi Allah.

Urgensi Tema Kajian
Oleh karena itu, tema kajian kita hari ini sangat relevan, terutama dalam menyongsong Ramadhan. Kita akan membahas sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu tentang dua orang dari Bani Baliy yang masuk Islam bersama, salah satunya gugur sebagai syahid, sementara yang lain meninggal setahun kemudian. Dalam mimpi yang dialami oleh Thalhah, justru yang meninggal belakangan masuk surga lebih dahulu dibandingkan yang mati syahid. Kejadian ini mengundang keheranan para sahabat, tetapi Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa umur panjang dengan amal shalih yang terus meningkat memiliki keutamaan yang luar biasa.

Manfaat yang Akan Didapatkan
Setelah mengikuti kajian ini, insyaAllah kita akan mendapatkan beberapa hal penting, di antaranya:

  1. Kesadaran tentang pentingnya memanfaatkan usia sebaik-baiknya – bahwa umur panjang bukan sekadar angka, tetapi bagaimana kita mengisinya dengan kebaikan, terutama di bulan Ramadhan yang penuh peluang emas.
  2. Pemahaman tentang keutamaan amal shalih yang terus menerus – bahwa seseorang yang diberi kesempatan hidup lebih lama dapat melampaui keutamaan seorang syahid jika ia memanfaatkan waktunya untuk kebaikan.
  3. Motivasi untuk lebih serius mempersiapkan Ramadhan – agar kita tidak melewatkan keutamaannya dengan sia-sia, tetapi menjadikannya sebagai momen peningkatan amal yang bisa mengangkat derajat kita di sisi Allah.

Semoga kajian ini membawa manfaat dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang panjang umur dalam ketaatan, sehingga setiap detik kehidupan kita menjadi keberkahan dan bekal terbaik menuju akhirat.

Mari kita simak dan renungi hadits ini dengan hati yang lapang, semoga Allah ﷻ memberikan kita pemahaman yang benar dan taufik untuk mengamalkannya.

-----

Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu:

أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِيٍّ قَدِمَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ إِسْلَامُهُمَا جَمِيعًا، فَكَانَ أَحَدُهُمَا أَشَدَّ اجْتِهَادًا مِنَ الْآخَرِ، فَغَزَا الْمُجْتَهِدُ مِنْهُمَا فَاسْتُشْهِدَ، ثُمَّ مَكَثَ الْآخَرُ بَعْدَهُ سَنَةً، ثُمَّ تُوُفِّيَ.

Bahwa ada dua orang dari (suku) Baliyy yang datang kepada Rasulullah , dan keduanya masuk Islam bersamaan. Salah satu dari mereka lebih giat dalam beribadah dibanding yang lain. Lalu, orang yang lebih giat ini pergi berperang dan akhirnya gugur sebagai syahid. Sementara yang satunya masih hidup selama setahun setelahnya, lalu ia pun wafat.

قَالَ طَلْحَةُ: فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِهِمَا، فَخَرَجَ خَارِجٌ مِنَ الْجَنَّةِ فَأَذِنَ لِلَّذِي تُوُفِّيَ الْآخِرَ مِنْهُمَا، ثُمَّ خَرَجَ فَأَذِنَ لِلَّذِي اسْتُشْهِدَ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَيَّ فَقَالَ: ارْجِعْ، فَإِنَّكَ لَمْ يَأْنِ لَكَ بَعْدُ.

Thalhah berkata: "Aku bermimpi melihat diriku berada di depan pintu surga, lalu aku melihat mereka berdua di sana. Kemudian, seseorang keluar dari surga dan mengizinkan orang yang wafat belakangan untuk masuk lebih dahulu. Setelah itu, ia keluar lagi dan mengizinkan orang yang gugur syahid untuk masuk. Lalu, ia kembali kepadaku dan berkata, ‘Kembalilah, karena belum waktunya bagimu.’”

فَأَصْبَحَ طَلْحَةُ يُحَدِّثُ بِهِ النَّاسَ، فَعَجِبُوا لِذَلِكَ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدَّثُوهُ الْحَدِيثَ،

Keesokan paginya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada orang-orang, dan mereka pun merasa takjub akan hal itu. Berita ini sampai kepada Rasulullah , lalu mereka menceritakan kisah itu kepada beliau.

فَقَالَ: مِنْ أَيِّ ذَلِكَ تَعْجَبُونَ؟

Maka Rasulullah bersabda: "Apa yang membuat kalian heran?"

فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا كَانَ أَشَدَّ الرَّجُلَيْنِ اجْتِهَادًا، ثُمَّ اسْتُشْهِدَ، وَدَخَلَ هَذَا الْآخِرُ الْجَنَّةَ قَبْلَهُ؟

Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, orang pertama lebih giat dalam beribadah dan ia mati syahid. Tetapi, mengapa orang yang wafat belakangan justru masuk surga lebih dahulu?"

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً؟

Rasulullah menjawab: "Bukankah ia masih hidup setahun setelahnya?"

قَالُوا: بَلَى.

Mereka menjawab: "Benar."

قَالَ: وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَصَامَ، وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِي السَّنَةِ؟

Rasulullah bertanya lagi: "Bukankah ia mendapatkan bulan Ramadan, lalu berpuasa, dan shalat sekian banyak sujud dalam setahun?"

قَالُوا: بَلَى.

Mereka menjawab: "Benar."

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.

Lalu Rasulullah bersabda: "Jarak antara keduanya lebih jauh dibandingkan jarak antara langit dan bumi."

HR Ibnu Majah (3925), Ibnu Hibban (2982), dan Al-Baihaqi (6604)


Syarah Hadits


1. Keutamaan Panjang Umur dengan Amal Shalih

طُولُ العُمْرِ مَعَ حُسْنِ العَمَلِ مِنْ أَسْبَابِ الفَلَاحِ وَالتَّفَاضُلِ بَيْنَ النَّاسِ، وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يُعْطِي المُجْتَهِدَ عَلَى قَدْرِ اجْتِهَادِهِ.

Panjang umur yang disertai dengan amal shalih adalah salah satu sebab keberuntungan dan perbedaan derajat di antara manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan (balasan) kepada orang yang bersungguh-sungguh sesuai dengan kadar kesungguhannya.


2. Kisah Dua Orang dari Bani Baliy

وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخْبِرُ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: "أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِيٍّ"

Dalam hadits ini, Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu mengabarkan bahwa ada dua orang dari suku Baliy.

وَهُمْ فَرْعٌ مِنْ بَنِي عُذْرَةَ، وَبَنُو عُذْرَةَ هُمْ قَبِيلَةٌ كَانَتْ تَسْكُنُ فِي وَادِي القُرَى قُرْبَ المَدِينَةِ، وَكَانُوا يَدِينُونَ بِاليَهُودِيَّةِ قَبْلَ الإِسْلَامِ

Mereka adalah cabang dari Bani 'Udzrah, dan Bani 'Udzrah adalah suku yang tinggal di Wadi Al-Qura dekat Madinah. Sebelum Islam, mereka menganut agama Yahudi.

"قَدِمَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ إِسْلَامُهُمَا جَمِيعًا"

Keduanya datang kepada Rasulullah dan masuk Islam secara bersamaan.

أَيْ: وَفَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُشْهِرَيْنِ إِسْلَامَهُمَا فِي وَقْتٍ وَاحِدٍ

Artinya, mereka berdua menemui Nabi dan menyatakan keislaman mereka pada waktu yang sama.


3. Perbedaan dalam Kesungguhan Beribadah

"فَكَانَ أَحَدُهُمَا أَشَدَّ اجْتِهَادًا مِنَ الآخَرِ"
Salah satu dari mereka lebih bersungguh-sungguh daripada yang lain.

أَيْ: فِي العِبَادَةِ وَأَعْمَالِ البِرِّ
 Yaitu dalam ibadah dan amal kebajikan.

"فَغَزَا المُجْتَهِدُ مِنْهُمَا"
 Orang yang lebih bersungguh-sungguh dari keduanya ikut berperang.

أَيْ: خَرَجَ فِي الغَزْوِ وَالجِهَادِ
 Artinya, ia ikut serta dalam peperangan dan jihad.

"فَاسْتُشْهِدَ، ثُمَّ مَكَثَ الآخَرُ بَعْدَهُ سَنَةً، ثُمَّ تُوُفِّيَ"
 Lalu ia gugur sebagai syahid, kemudian yang satunya hidup setahun lebih lama setelahnya, lalu meninggal.


4. Mimpi Thalhah bin Ubaidillah

"فَرَأَيْتُ فِي المَنَامِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ بَابِ الجَنَّةِ"
 Aku melihat dalam mimpi, saat aku berada di depan pintu surga.

"إِذَا أَنَا بِهِمَا"
 Tiba-tiba aku melihat keduanya (dua orang tersebut).

"فَخَرَجَ خَارِجٌ مِنَ الجَنَّةِ"
 Lalu keluarlah seseorang dari surga.

"فَأَذِنَ لِلَّذِي تُوُفِّيَ الآخِرَ مِنْهُمَا"
 Maka ia mengizinkan orang yang meninggal belakangan untuk masuk surga.

"ثُمَّ خَرَجَ فَأَذِنَ لِلَّذِي اسْتُشْهِدَ"
 Lalu ia keluar lagi dan mengizinkan yang mati syahid masuk surga.

"ثُمَّ رَجَعَ إِلَيَّ فَقَالَ: ارْجِعْ؛ فَإِنَّكَ لَمْ يَأْنِ لَكَ بَعْدُ"
 Kemudian ia kembali kepadaku dan berkata, "Kembalilah, karena belum waktunya bagimu (untuk masuk surga)."


5. Keheranan Para Sahabat

"فَأَصْبَحَ طَلْحَةُ يُحَدِّثُ بِهِ النَّاسَ"
 Keesokan harinya, Thalhah menceritakan (mimpinya) kepada orang-orang.

"فَعَجِبُوا لِذَلِكَ"
 Maka mereka merasa heran (dengan kejadian itu).

"فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدَّثُوهُ الحَدِيثَ"

 Kabar itu sampai kepada Rasulullah , lalu mereka menceritakan (mimpi tersebut) kepadanya.

"مِنْ أَيِّ ذَلِكَ تَعْجَبُونَ؟"

 Rasulullah bersabda, "Dari bagian mana kalian merasa heran?"


6. Penjelasan Nabi

"أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً؟"
 Bukankah orang ini hidup setahun lebih lama setelahnya?

"وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ فَصَامَ؟"
 Bukankah ia mendapatkan bulan Ramadhan dan berpuasa?

"وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِي السَّنَةِ؟"
 Dan ia telah mengerjakan shalat sekian banyak sujud dalam setahun?
(jumlah sujud shalat fardhu 5 kali (17 rakaat) sehari semalam 12.070 kali,
jumlah sujud shalat sunat rawatib 10 rakaat sehari semalam 7.100 kali)

"فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ"
 Maka jarak antara keduanya (dalam derajat surga) lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi.


7. Keutamaan Panjang Umur dengan Ibadah

"لَيْسَ أَحَدٌ أَفْضَلَ عِندَ اللَّهِ مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَمَّرُ فِي الإِسْلَامِ؛ لِتَسْبِيحِهِ وَتَكْبِيرِهِ وَتَهْلِيلِهِ"
 Tidak ada seseorang yang lebih utama di sisi Allah daripada seorang mukmin yang panjang umur dalam Islam, karena tasbih, takbir, dan tahlilnya.

"إِنَّ ذَلِكَ فَضْلُ طُولِ العُمْرِ وَزِيَادَةِ العَمَلِ مَعَ إِحْسَانِهِ"
 Itu adalah keutamaan panjang umur dan bertambahnya amal dengan baik.


Faedah Hadits

"وَفِي الحَدِيثِ: بَيَانُ فَضْلِ العَمَلِ الصَّالِحِ المُصْحُوبِ بِالنِّيَّةِ الصَّالِحَةِ، وَأَنَّهُ يَرْفَعُ صَاحِبَهُ فِي الدَّرَجَاتِ"
 Hadits ini menjelaskan keutamaan amal shalih yang disertai dengan niat yang baik, dan bahwa hal itu mengangkat derajat pelakunya.

"وَفِيهِ: بَيَانُ فَضْلِ طُولِ العُمْرِ مَعَ حُسْنِ العَمَلِ"
 Hadits ini juga menjelaskan keutamaan panjang umur yang diisi dengan amal shalih.

 

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/82587


Pelajaran dari hadits ini


 

1. Keutamaan Amal Shalih dan Konsistensi dalam Ibadah

Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang yang terus beribadah dengan tekun dan menjaga amal shalihnya sepanjang hidupnya memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah. Meskipun sahabat yang pertama mati syahid, sahabat yang kedua lebih dahulu masuk surga karena memiliki tambahan satu tahun untuk beribadah.

2. Keutamaan Panjang Umur dengan Amal Shalih

Nabi Muhammad ﷺ menegaskan bahwa panjang umur dengan kebaikan lebih utama dibandingkan mati syahid lebih dahulu. Ini menunjukkan bahwa semakin lama seseorang hidup dan mengisi waktunya dengan ibadah dan amal shalih, semakin tinggi kedudukannya di sisi Allah.

3. Keutamaan Puasa dan Shalat

Dalam hadits disebutkan bahwa sahabat yang kedua sempat menjalani bulan Ramadhan dan mengerjakan banyak shalat dalam satu tahun tambahan tersebut. Ini menunjukkan bahwa:

  • Puasa Ramadhan memiliki keutamaan besar yang bisa mengangkat derajat seseorang di sisi Allah.
  • Shalat, baik wajib maupun sunnah, merupakan ibadah utama yang sangat besar pahalanya dan menentukan tingginya derajat seseorang di akhirat.

4. Surga Memiliki Derajat yang Berbeda-beda

Hadits ini juga menunjukkan bahwa meskipun kedua sahabat sama-sama masuk surga, ada tingkatan di antara mereka. Hal ini mengajarkan bahwa amal seseorang akan menentukan posisinya di akhirat, sehingga kita harus berusaha memperbanyak amal ibadah.

5. Keutamaan Terus Meningkatkan Amal Kebaikan

Sahabat yang kedua tidak hanya panjang umur, tetapi juga tetap beribadah dengan baik. Ini menunjukkan bahwa keutamaan seseorang bukan hanya diukur dari jumlah tahunnya, tetapi dari kualitas amalnya selama hidupnya.

6. Pentingnya Mempersiapkan Akhirat

Hadits ini mengingatkan bahwa setiap detik dalam hidup kita berharga dan bisa digunakan untuk menambah pahala. Maka, kita harus selalu memperbanyak ibadah, dzikir, dan amal shalih agar memiliki akhir yang baik.

7. Tidak Ada yang Tahu Siapa yang Lebih Utama di Sisi Allah

Para sahabat awalnya mengira bahwa orang yang mati syahid lebih utama, tetapi Allah menunjukkan bahwa sahabat yang hidup lebih lama dengan amal shalih lebih utama. Ini mengajarkan kita untuk tidak mudah menilai seseorang dan menyerahkan urusan keutamaan kepada Allah.

8. Keutamaan Berita Gembira dalam Mimpi yang Shalih

Hadits ini menunjukkan bahwa mimpi yang benar bisa menjadi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana yang dialami oleh Thalhah bin Ubaidillah رضي الله عنه.

9. Kesempatan untuk Bertaubat dan Memperbaiki Diri

Seseorang yang diberikan umur panjang berarti memiliki kesempatan lebih untuk bertaubat, memperbaiki amal, dan menambah pahala. Maka, jangan menyia-nyiakan waktu hidup dengan hal yang sia-sia.

-----

Hadits ini mengajarkan bahwa panjang umur adalah anugerah besar jika diisi dengan amal shalih. Setiap kesempatan hidup harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah, puasa, shalat, dan amal kebaikan lainnya. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan, semakin tinggi derajat seseorang di sisi Allah.


Penutupan Kajian


Hadirin rahimakumullah,

Setelah kita mengkaji hadits yang diriwayatkan oleh Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, ada beberapa kesimpulan penting yang perlu kita ingat dan amalkan dalam kehidupan kita, terutama dalam menyongsong bulan suci Ramadhan:

Kesimpulan Pokok Kajian:

  1. Pentingnya memanfaatkan usia dengan amal shalih – Hadits ini mengajarkan bahwa umur panjang bukan sekadar bertambahnya angka, tetapi kesempatan untuk lebih banyak beribadah, bertaubat, dan meningkatkan kebaikan.
  2. Keutamaan ibadah yang terus meningkat – Meski mati syahid adalah kemuliaan besar, Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa seorang mukmin yang hidup lebih lama dan terus beramal shalih bisa mendapatkan derajat lebih tinggi.
  3. Ramadhan sebagai peluang emas – Jika seorang mukmin yang mendapatkan satu tahun tambahan dalam kehidupannya dapat melampaui keutamaan syahid, maka bagaimana dengan kita yang sebentar lagi akan bertemu Ramadhan? Betapa besar peluang yang ada untuk memperbanyak ibadah, shalat, puasa, tilawah, dan sedekah.

Nasihat dan Saran:

  • Jangan sia-siakan umur yang tersisa – Waktu adalah nikmat yang tak ternilai. Mari kita jadikan sisa umur kita sebagai ladang amal yang subur, terutama menjelang Ramadhan ini.
  • Persiapkan diri untuk Ramadhan sejak sekarang – Kita tidak tahu apakah ini akan menjadi Ramadhan terakhir kita, maka persiapkan diri dengan ilmu, niat yang lurus, dan rencana amal yang jelas.
  • Jangan menunda kebaikan – Setiap detik adalah kesempatan, dan setiap amal shalih yang dilakukan dengan keikhlasan akan menjadi investasi akhirat yang besar.

Harapan Setelah Kajian Ini:

Semoga setelah mengikuti kajian ini, kita semua semakin semangat dalam memperbaiki diri, semakin bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan semakin menyadari bahwa setiap tambahan umur adalah nikmat besar yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Kita berdoa kepada Allah ﷻ agar diberikan umur yang panjang dalam ketaatan, dimudahkan untuk beramal shalih, dan diberikan kesempatan meraih keberkahan bulan Ramadhan dengan ibadah yang maksimal. Semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang tidak hanya panjang umur, tetapi juga penuh dengan amal yang diterima di sisi-Nya.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَعْمَارِنَا وَأَعْمَالِنَا، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى صِيَامِهِ وَقِيَامِهِ، وَاجْعَلْنَا فِيهِ مِنَ الْمَقْبُولِينَ.

Ya Allah, berkahilah umur dan amal kami, sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan, dan bantulah kami untuk berpuasa dan menghidupkan malam-malamnya, serta jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diterima amalnya di dalamnya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang baik.

Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:

🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.



Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers