Sirah Nabawiyah (10): Perjalanan Nabi ﷺ ke Syam untuk Kedua Kalinya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah,

Di tengah zaman yang penuh dengan krisis moral dan ketidakjujuran, kajian tentang kehidupan Nabi Muhammad ﷺ menjadi semakin penting untuk kita gali dan pelajari. Masyarakat saat ini menghadapi berbagai permasalahan yang sangat relevan dengan kisah perjalanan dagang Rasulullah ﷺ ke Syam, di antaranya:

1️⃣ Krisis Kejujuran dalam Perdagangan dan Dunia Kerja

Banyak orang yang menganggap bahwa keberhasilan dalam bisnis atau karier hanya bisa diraih dengan cara-cara licik, manipulasi, dan kebohongan. Fenomena ini terlihat dalam berbagai bentuk:

  • Praktik kecurangan dalam bisnis seperti menipu konsumen, menjual barang dengan informasi yang menyesatkan, atau melakukan suap demi keuntungan.

  • Ketidakjujuran dalam pekerjaan, seperti korupsi, menggelapkan uang perusahaan, atau tidak bertanggung jawab dalam amanah yang diberikan.

Padahal, Islam sangat menekankan nilai kejujuran, profesionalisme, dan amanah dalam mencari rezeki. Perjalanan Nabi ﷺ ke Syam adalah contoh nyata bagaimana beliau mengajarkan bahwa keberhasilan sejati datang dari integritas, bukan dari tipu daya.

2️⃣ Lemahnya Kemandirian Ekonomi di Kalangan Umat Islam

Banyak umat Islam yang masih mengalami ketergantungan ekonomi, baik secara individu maupun sebagai sebuah komunitas.

  • Kurangnya semangat entrepreneurship di kalangan muslim, padahal Rasulullah ﷺ sendiri adalah seorang pedagang yang sukses sebelum menjadi nabi.

  • Banyaknya umat Islam yang berutang dan terlilit riba karena tidak memiliki kemandirian dalam mengelola keuangan.

Melalui kisah perjalanan Nabi ﷺ ini, kita belajar bahwa umat Islam harus mandiri secara ekonomi, bekerja keras, dan menghindari riba serta transaksi yang haram.

3️⃣ Pemilihan Pasangan Hidup yang Berorientasi Materi

Di zaman sekarang, banyak orang memilih pasangan berdasarkan harta dan status sosial, bukan karena keimanan dan akhlak.

  • Banyaknya pernikahan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai Islam sehingga mudah retak karena ujian dunia.

  • Masyarakat lebih menilai seseorang dari kedudukannya, bukan dari amanah dan kejujurannya seperti yang dilakukan oleh Sayyidah Khadijah radhiyallahu 'anha saat memilih Rasulullah ﷺ sebagai suaminya.

Melalui kisah ini, kita belajar bahwa karakter dan akhlak jauh lebih utama daripada sekadar kekayaan dalam memilih pasangan hidup.

🔎 Mengapa Kajian Ini Penting?

📌 Pertama, kisah ini mengajarkan kita bagaimana Nabi Muhammad ﷺ membangun kepercayaan dalam dunia bisnis, sesuatu yang sangat relevan di era modern.

📌 Kedua, perjalanan ini menjadi awalan bagi pernikahan Nabi ﷺ dengan Khadijah, yang merupakan contoh terbaik dalam memilih pasangan hidup berdasarkan iman dan akhlak.

📌 Ketiga, kisah ini membuktikan bahwa kemuliaan seseorang bukan diukur dari kekayaannya, tetapi dari integritas dan kejujurannya.

Oleh karena itu, mari kita menyelami kisah perjalanan kedua Nabi Muhammad ﷺ ke Syam ini dengan hati yang terbuka, agar kita bisa mengambil ibrah dan menerapkannya dalam kehidupan kita.

✨ Semoga Allah menjadikan kita bagian dari umat yang meneladani Rasulullah ﷺ dalam segala aspek kehidupan, baik dalam perdagangan, pekerjaan, maupun dalam memilih pasangan hidup. Aamiin.

📖 Mari kita mulai kajian ini


Perjalanan Nabi  ke Syam untuk Kedua Kalinya


سَفَرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمَرَّةِ الثَّانِيَةِ إِلَى الشَّامِ.
Perjalanan Nabi  ke Syam untuk Kedua Kalinya.

الْعَامُ الْهَجْرِيُّ: ٢٨ ق هـ، الشَّهْرُ الْقَمَرِيُّ: ذُو الْحِجَّةِ، الْعَامُ الْمِيلَادِيُّ: ٥٩٦ م.
Tahun Hijriyah: 28 sebelum Hijrah, bulan Qamariyah: Dzulhijjah, tahun Masehi: 596 M.


تَفَاصِيلُ الْحَدَثِ:
Rincian Peristiwa:

لَمَّا بَلَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا وَعِشْرِينَ سَنَةً، وَلَيْسَ لَهُ بِمَكَّةَ اسْمٌ إِلَّا "الأَمِينُ" لِمَا تَكَامَلَ فِيهِ مِنْ خِصَالِ الْخَيْرِ،

Ketika Rasulullah  mencapai usia dua puluh lima tahun, dan di Makkah beliau tidak memiliki julukan selain "Al-Amin" (Yang Terpercaya) karena kesempurnaan akhlaknya yang baik,

قَالَ لَهُ عَمُّهُ أَبُو طَالِبٍ: "يَا ابْنَ أَخِي، أَنَا رَجُلٌ لَا مَالَ لِي، وَقَدِ اشْتَدَّ الزَّمَانُ عَلَيْنَا، وَأَلَحَّتْ عَلَيْنَا سِنُونَ مُنْكَرَةٌ، وَلَيْسَ لَنَا مَادَّةٌ وَلَا تِجَارَةٌ،

Pamannya, Abu Thalib, berkata kepadanya: "Wahai keponakanku, aku adalah seorang laki-laki yang tidak memiliki harta, dan keadaan telah menjadi sulit bagi kami, serta tahun-tahun yang berat menimpa kami. Kami tidak memiliki sumber daya atau perdagangan ...,

... وَهَذِهِ عِيرُ قَوْمِكَ قَدْ حَضَرَ خُرُوجُهَا إِلَى الشَّامِ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ تَبْعَثُ رِجَالًا مِنْ قَوْمِكَ فِي عِيرَانِهَا، فَيَتَّجِرُونَ لَهَا فِي مَالِهَا، وَيُصِيبُونَ مَنَافِعَ،

... sedangkan kafilah dagang kaummu telah bersiap untuk berangkat ke Syam. Khadijah binti Khuwailid mengirimkan orang-orang dari kaummu dalam kafilahnya untuk berdagang dengan hartanya, dan mereka mendapatkan keuntungan...

 ..فَلَوْ جِئْتَهَا فَوَضَعْتَ نَفْسَكَ عَلَيْهَا لَأَسْرَعَتْ إِلَيْكَ، وَفَضَّلَتْكَ عَلَى غَيْرِكَ، لِمَا يَبْلُغُهَا عَنكَ مِنْ طَهَارَتِكَ ..

.. Seandainya engkau mendatanginya dan menawarkan diri untuk ikut berdagang, niscaya dia akan segera menerimamu dan mengutamakanmu di atas yang lain karena apa yang telah didengarnya tentang kebersihan pribadimu...

 ... وَإِنْ كُنْتُ لَأَكْرَهُ أَنْ تَأْتِيَ الشَّامَ، وَأَخَافُ عَلَيْكَ مِنْ يَهُودَ، وَلَكِنْ لَا نَجِدُ مِنْ ذَلِكَ بُدًّا".
..Meskipun aku sebenarnya tidak suka engkau pergi ke Syam dan aku khawatir terhadapmu dari orang-orang Yahudi di sana, tetapi kita tidak punya pilihan lain."


وَكَانَتْ خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ امْرَأَةً تَاجِرَةً ذَاتَ شَرَفٍ وَمَالٍ كَثِيرٍ وَتِجَارَةٍ تَبْعَثُ بِهَا إِلَى الشَّامِ،
Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita pedagang yang memiliki kehormatan, banyak harta, dan perdagangan yang ia kirimkan ke Syam.

فَتَكُونُ عِيرُهَا كَعَامَّةِ عِيرِ قُرَيْشٍ، وَكَانَتْ تَسْتَأْجِرُ الرِّجَالَ وَتَدْفَعُ إِلَيْهِمُ الْمَالَ مُضَارَبَةً

Kafilah dagangnya sebanding dengan kafilah dagang Quraisy secara umum. Ia biasa menyewa orang-orang dan memberikan modal kepada mereka dengan sistem mudharabah.

وَبَلَغَ خَدِيجَةَ مَا كَانَ مِنْ صِدْقِ حَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِظَمِ أَمَانَتِهِ، وَكَرَمِ أَخْلَاقِهِ، فَأَرْسَلَتْهُ فِي تِجَارَتِهَا،

Khadijah telah mendengar tentang kejujuran perkataan Nabi , kebesaran amanahnya, serta kemuliaan akhlaknya, maka ia pun mengutusnya dalam perniagaannya.

فَخَرَجَ مَعَ غُلَامِهَا مَيْسَرَةَ حَتَّى قَدِمَ الشَّامَ...

Rasulullah  berangkat bersama pembantu Khadijah, Maisarah, hingga mereka tiba di Syam.


...وَجَعَلَ عُمُومَتُهُ يُوصُونَ بِهِ أَهْلَ الْعِيرِ حَتَّى قَدِمَ الشَّامَ، ".
Para paman Nabi  berpesan kepada orang-orang di kafilah dagang agar menjaga beliau hingga tiba di Syam.

فَنَزَلَا فِي سُوقِ بُصْرَى فِي ظِلِّ شَجَرَةٍ قَرِيبًا مِنْ صَوْمَعَةِ رَاهِبٍ يُقَالُ لَهُ: نِسْطُورَا، ٌ

Sesampainya di sana, Nabi  dan Maisarah singgah di pasar Busra, berteduh di bawah sebuah pohon dekat sebuah biara tempat tinggal seorang rahib bernama Nastura.

فَاطَّلَعَ الرَّاهِبُ إِلَى مَيْسَرَةَ - وَكَانَ يَعْرِفُهُ - فَقَالَ: "يَا مَيْسَرَةُ، مَنْ هَذَا الَّذِي نَزَلَ تَحْتَ هَذِهِ الشَّجَرَةِ؟"،

Rahib itu melihat Maisarah, yang sudah dikenalnya, lalu bertanya, "Wahai Maisarah, siapa orang yang berteduh di bawah pohon ini?"

فَقَالَ مَيْسَرَةُ: "رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ مِنْ أَهْلِ الْحَرَمِ". فَقَالَ لَهُ الرَّاهِبُ: "مَا نَزَلَ تَحْتَ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا نَبِيّ

Maisarah menjawab, "Seorang lelaki dari Quraisy, penduduk tanah suci (Makkah)." Rahib itu berkata, "Tidak ada yang pernah berteduh di bawah pohon ini kecuali seorang nabi."


ثُمَّ بَاعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِلْعَتَهُ - يَعْنِي: تِجَارَتَهُ - الَّتِي خَرَجَ بِهَا، وَاشْتَرَى مَا أَرَادَ أَنْ يَشْتَرِيَ،

Kemudian Rasulullah  menjual barang dagangannya—yakni perdagangan yang beliau bawa—dan membeli barang yang beliau inginkan.

ثُمَّ أَقْبَلَ قَافِلًا إِلَى مَكَّةَ وَمَعَهُ مَيْسَرَةُ،

Setelah itu, beliau kembali ke Makkah bersama Maisarah.

فَلَمَّا قَدِمَ مَكَّةَ عَلَى خَدِيجَةَ بِمَالِهَا بَاعَتْ مَا جَاءَ بِهِ بِأَضْعَافَ أَوْ قَرِيبًا، Sesampainya di Makkah, beliau menyerahkan hasil perdagangan kepada Khadijah, dan ia pun menjualnya dengan keuntungan berlipat ganda atau mendekati itu.

وَحَدَّثَهَا مَيْسَرَةُ عَنْ قَوْلِ الرَّاهِبِ، وَمَا رَأَى مِنْ شَأْنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ...
Maisarah pun menceritakan kepada Khadijah tentang perkataan rahib serta hal-hal luar biasa yang ia lihat pada diri Nabi  selama perjalanan.


...فَعَرَضَتْ نَفْسَهَا عَلَيْهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، وَكَانَتْ أَوْسَطَ نِسَاءِ قُرَيْشٍ نَسَبًا وَأَعْظَمَهُنَّ شَرَفًا، وَأَكْثَرَهُنَّ مَالًا،

Mendengar hal tersebut, Khadijah menawarkan dirinya untuk dinikahi oleh Nabi . Ia adalah wanita Quraisy yang memiliki nasab paling terhormat, kedudukan paling mulia, dan harta paling banyak.

 فَلَمَّا قَالَتْ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ ذَلِكَ لِأَعْمَامِهِ، فَخَرَجَ مَعَهُ عَمُّهُ حَمْزَةُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى خُوَيْلِدِ بْنِ أَسَدٍ فَخَطَبَهَا إِلَيْهِ،

Ketika Khadijah mengutarakan keinginannya kepada Rasulullah , beliau pun menyampaikan hal itu kepada para pamannya. Kemudian, beliau berangkat bersama pamannya, Hamzah, hingga mendatangi ayah Khadijah, Khuwailid bin Asad, lalu melamarnya untuk Nabi .

فَتَزَوَّجَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ أَوَّلَ امْرَأَةٍ تَزَوَّجَهَا، وَلَمْ يَتَزَوَّجْ عَلَيْهَا غَيْرَهَا حَتَّى مَاتَتْ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا.
Akhirnya, Rasulullah  menikahi Khadijah, dan ia menjadi istri pertama beliau. Dan beliau  tidak menikahi wanita lain selama Khadijah masih hidup hingga wafatnya, semoga Allah meridainya.

Sumber: https://dorar.net/history/event/10


Pelajaran dari Kajian Sirah ini


Kisah perjalanan kedua Nabi Muhammad ﷺ ke Syam mengandung banyak pelajaran berharga dalam berbagai aspek kehidupan, baik dari segi akhlak, kejujuran dalam berdagang, kebijaksanaan, hingga tanda-tanda kenabian. Berikut ini adalah beberapa pelajaran yang dapat kita petik:


1. Keutamaan Kejujuran dan Amanah dalam Kehidupan

Nabi ﷺ dikenal dengan julukan Al-Amin (yang terpercaya) karena sifat jujur dan amanah yang sudah terlihat sejak muda. Bahkan, sebelum beliau diangkat menjadi nabi, masyarakat Quraisy telah mempercayainya dalam berbagai urusan, termasuk dalam perdagangan.

📌 Pelajaran:

  • Kejujuran dan amanah adalah kunci utama dalam membangun reputasi yang baik.

  • Orang yang memiliki integritas akan selalu mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

  • Sifat jujur dan amanah adalah bagian dari akhlak seorang muslim yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا"

"Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar (memilih) selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (kondisi barang dagangan), maka akan diberkahi dalam jual-beli mereka. Namun, jika mereka menyembunyikan dan berbohong, maka akan dihapus keberkahan jual-beli mereka."
(HR. Bukhari No. 2079, Muslim No. 1532)


2. Peran Keluarga dalam Mendukung Karier dan Kehidupan

Paman Nabi ﷺ, Abu Thalib, menyadari bahwa beliau membutuhkan sumber penghasilan dan mendorongnya untuk berdagang dengan Khadijah radhiyallahu 'anha. Hal ini menunjukkan bagaimana peran keluarga sangat penting dalam membimbing dan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkembang.

📌 Pelajaran:

  • Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk masa depan seseorang. Dukungan dari orang tua atau wali sangat penting dalam memberikan arah kehidupan.

  • Mencari nafkah adalah bagian dari ibadah. Abu Thalib memahami bahwa berdagang adalah cara terbaik bagi Nabi ﷺ untuk mendapatkan penghidupan yang halal.

  • Orang tua/wali hendaknya membimbing anak-anak dalam memilih jalan yang baik dalam mencari rezeki.


3. Keberkahan dalam Bisnis yang Jujur dan Profesional

Nabi Muhammad ﷺ tidak hanya dikenal sebagai pedagang yang jujur tetapi juga sebagai pebisnis yang profesional. Ketika berdagang di Syam, beliau mampu mendapatkan keuntungan besar karena strategi bisnisnya yang baik dan kejujurannya yang tinggi.

📌 Pelajaran:

  • Keberkahan bisnis datang dari kejujuran dan transparansi. Nabi ﷺ tidak pernah menipu dalam perdagangan dan selalu memberikan informasi yang benar kepada pelanggan.

  • Profesionalisme dalam bekerja sangat penting. Nabi ﷺ bekerja dengan sungguh-sungguh dan hasilnya membawa keberkahan bagi dirinya dan orang lain.

  • Kejujuran dalam bisnis tidak hanya mendatangkan keuntungan dunia tetapi juga keberkahan di akhirat.


4. Tanda-Tanda Kenabian yang Semakin Jelas

Ketika Nabi ﷺ berada di Syam, seorang rahib bernama Nastura melihat beliau duduk di bawah pohon dan menyatakan:
"Tidak ada yang pernah duduk di bawah pohon ini kecuali seorang nabi."

📌 Pelajaran:

  • Sejak sebelum diangkat menjadi nabi, tanda-tanda kenabian sudah mulai tampak pada diri Rasulullah ﷺ.

  • Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan hidup Nabi ﷺ sudah diarahkan oleh Allah untuk menjadi seorang utusan-Nya.

  • Pengetahuan para ahli kitab tentang tanda-tanda kenabian membuktikan bahwa kerasulan Nabi Muhammad ﷺ telah disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu.

🔎 Dalil:
Allah ﷻ berfirman:

"الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ..."

"(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka..."
(QS. Al-A'raf: 157)


5. Keutamaan Khadijah sebagai Wanita Mulia

Setelah mendengar tentang akhlak Nabi ﷺ dari Maysarah, Khadijah radhiyallahu 'anha semakin yakin bahwa beliau adalah sosok pria yang istimewa. Akhirnya, beliau sendiri yang mengajukan lamaran kepada Nabi ﷺ.

📌 Pelajaran:

  • Wanita boleh mengambil inisiatif dalam pernikahan jika menemukan calon suami yang baik.

  • Pernikahan yang didasarkan pada akhlak dan keimanan lebih utama daripada sekadar harta dan status sosial.

  • Khadijah adalah contoh wanita yang cerdas, mandiri, dan berani mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ"

"Wanita terbaik pada zamannya adalah Maryam binti ‘Imran, dan wanita terbaik pada zamannya adalah Khadijah binti Khuwailid."
(HR. Bukhari No. 3432, Muslim No. 2430)


6. Hikmah dalam Memilih Pasangan Hidup

Nabi Muhammad ﷺ menerima lamaran Khadijah radhiyallahu 'anha karena beliau melihat keutamaan dan keshalihannya. Pernikahan mereka pun menjadi contoh pernikahan yang penuh keberkahan dan keteladanan.

📌 Pelajaran:

  • Memilih pasangan hidup harus didasarkan pada kebaikan agama dan akhlak.

  • Pernikahan yang penuh kasih sayang dan saling mendukung akan membawa keberkahan.

  • Setia dalam rumah tangga adalah bagian dari akhlak yang baik. Nabi ﷺ tidak menikah dengan wanita lain selama Khadijah masih hidup.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ"

"Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, pilihlah yang memiliki agama, niscaya engkau beruntung." (HR. Bukhari No. 5090, Muslim No. 1466)

  


7. Semangat dan Kemandirian dalam Mencari Rezeki

Nabi Muhammad ﷺ tidak mengandalkan bantuan dari orang lain secara pasif, meskipun beliau berasal dari keturunan bangsawan Quraisy. Ketika diajak berdagang oleh pamannya, beliau menerimanya dengan penuh tanggung jawab dan berusaha sebaik mungkin.

📌 Pelajaran:

  • Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja keras dan mandiri dalam mencari nafkah.

  • Tidak boleh bergantung kepada orang lain tanpa usaha sendiri.

  • Kesuksesan datang dari kerja keras, kejujuran, dan kesabaran.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ"

"Tidak ada makanan yang lebih baik daripada makanan yang dihasilkan dari kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud pun makan dari hasil kerja tangannya."
(HR. Bukhari No. 2072)


8. Keutamaan Berdagang sebagai Profesi yang Mulia

Perdagangan adalah salah satu cara mencari rezeki yang sangat dianjurkan dalam Islam. Nabi Muhammad ﷺ sendiri memilih jalan ini sebagai profesinya sebelum menjadi rasul.

📌 Pelajaran:

  • Perdagangan adalah salah satu profesi yang penuh keberkahan jika dilakukan dengan jujur.

  • Islam mendorong umatnya untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi agar mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

  • Seorang pedagang jujur akan mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ"

"Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada." (HR. Tirmidzi No. 1209, Hasan Shahih)


9. Kepekaan dalam Menilai Orang yang Baik dan Berkarakter

Khadijah radhiyallahu 'anha tidak memilih suami hanya berdasarkan kekayaan atau status sosial, tetapi melihat karakter, akhlak, dan amanah Nabi Muhammad ﷺ.

📌 Pelajaran:

  • Dalam memilih pasangan, hendaknya lebih mengutamakan akhlak dan keimanan daripada sekadar kekayaan dan keturunan.

  • Menilai seseorang dari kejujuran dan integritasnya adalah prinsip yang penting dalam kehidupan.

  • Kepekaan terhadap karakter seseorang akan membantu dalam memilih mitra bisnis, pergaulan, dan pasangan hidup yang baik.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ، إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ"

"Jika datang kepada kalian seseorang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya untuk melamar, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas."
(HR. Tirmidzi No. 1084, Hasan)


10. Keutamaan Berinteraksi dengan Orang yang Shalih dan Berilmu

Ketika dalam perjalanan ke Syam, Nabi ﷺ bertemu dengan rahib Nastura, yang merupakan seorang ahli kitab yang mengetahui tanda-tanda kenabian. Keberadaan Nastura menunjukkan bahwa orang-orang shalih dan berilmu dapat mengenali kebenaran dan memberikan nasihat yang berharga.

📌 Pelajaran:

  • Berinteraksi dengan orang yang berilmu akan memberikan banyak manfaat.

  • Orang yang berilmu dapat melihat tanda-tanda kebenaran lebih awal daripada orang awam.

  • Menuntut ilmu dan bergaul dengan ulama serta orang-orang shalih adalah kunci mendapatkan bimbingan yang benar.

🔎 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"إِنَّمَا مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ، إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ، إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً"

"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi, bisa saja ia memberimu, atau kamu membeli darinya, atau setidaknya kamu mendapatkan aroma wangi darinya. Sedangkan pandai besi, bisa saja ia membakar bajumu, atau kamu mendapatkan bau tidak sedap darinya."
(HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)


11. Keteladanan dalam Menjaga Kepercayaan dalam Bisnis dan Pekerjaan

Khadijah radhiyallahu 'anha memilih Nabi ﷺ untuk mengelola perdagangannya karena telah mendengar tentang sifat jujurnya. Kepercayaan yang diberikan oleh Khadijah menunjukkan bahwa menjaga nama baik dalam bisnis sangat penting.

📌 Pelajaran:

  • Kepercayaan adalah aset berharga dalam bisnis dan kehidupan sosial.

  • Seorang muslim harus menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

  • Integritas dalam pekerjaan dan bisnis akan membawa keuntungan yang lebih besar dibandingkan sekadar mencari keuntungan dengan cara yang tidak jujur.

🔎 Dalil:
Allah ﷻ berfirman:

"إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا"

"Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya."
(QS. An-Nisa: 58)



Penutup Kajian Sirah


Hadirin yang dirahmati Allah,

Kita telah menelaah kisah perjalanan kedua Rasulullah ﷺ ke Syam, sebuah episode dalam kehidupan beliau yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga. Dari kajian ini, kita dapat menyimpulkan beberapa poin utama yang harus menjadi perhatian dan bekal dalam kehidupan kita:

📌 Ringkasan Faedah Kajian

1️⃣ Kejujuran dan Amanah adalah Kunci Keberhasilan

  • Nabi ﷺ mendapatkan kepercayaan Khadijah radhiyallahu ‘anha bukan karena harta, tetapi karena kejujuran, profesionalisme, dan akhlaknya yang mulia.

  • Dalam kehidupan kita, baik sebagai pedagang, pekerja, atau pemimpin, kejujuran adalah aset utama yang akan mendatangkan keberkahan.

2️⃣ Pentingnya Kemandirian Ekonomi Umat Islam

  • Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa bekerja dan berdagang dengan cara yang halal adalah bentuk ibadah.

  • Kita harus berusaha mandiri secara finansial, menghindari riba, dan membangun bisnis yang berkah dengan prinsip Islam.

3️⃣ Pemilihan Pasangan Hidup yang Berorientasi pada Akhlak dan Keimanan

  • Khadijah radhiyallahu ‘anha memilih Rasulullah ﷺ sebagai suami karena melihat akhlak dan amanahnya.

  • Maka, dalam memilih pasangan, kita harus mengutamakan keimanan, karakter, dan tanggung jawab, bukan sekadar harta atau status sosial.

4️⃣ Keberkahan dari Bisnis yang Bersih dan Profesional

  • Nabi ﷺ berdagang dengan prinsip keadilan, kejujuran, dan tidak mengambil keuntungan yang zalim.

  • Seorang muslim harus menjunjung tinggi etika bisnis Islam agar mendapatkan keberkahan dalam rezekinya.

🌟 Harapan dan Doa

Semoga kajian ini tidak hanya menjadi sekadar wawasan, tetapi benar-benar kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
✅ Bagi para pedagang, semoga menjadi lebih jujur dan profesional dalam berbisnis.

✅ Bagi para pekerja dan pemimpin, semoga menjalankan amanah dengan tanggung jawab dan integritas.

✅ Bagi para pemuda yang mencari pasangan, semoga menjadikan keimanan dan akhlak sebagai standar utama, sebagaimana yang dilakukan oleh Khadijah radhiyallahu ‘anha.

🔹 Semoga Allah menjadikan kita bagian dari umat yang mengikuti jejak Rasulullah ﷺ dalam semua aspek kehidupan, menghidupkan sunnahnya, dan meraih keberkahan dunia serta akhirat.

📖 Kita tutup kajian ini dengan doa kafaratul majelis: 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيقِ،

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ


Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers