Sirah Nabawiyah (1): Kelahiran Nabi ﷺ di Tahun Gajah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita akan membahas suatu peristiwa besar yang menjadi awal dari perubahan besar dalam sejarah umat manusia, yaitu kelahiran Rasulullah Muhammad ﷺ. Kelahiran beliau bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi merupakan tanda kasih sayang Allah kepada dunia, sebagaimana firman-Nya:
"وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ"
"Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Namun, di tengah masyarakat kita saat ini, terdapat beberapa permasalahan mendasar terkait pemahaman akan kelahiran Rasulullah ﷺ yang perlu kita luruskan dan renungkan.
Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat
-
Minimnya Pemahaman tentang Signifikansi Kelahiran Nabi ﷺ
Banyak umat Islam yang hanya memahami kelahiran Nabi ﷺ sebagai sebuah peristiwa historis, tanpa menggali lebih dalam tentang makna dan hikmahnya. Padahal, kelahiran beliau membawa perubahan besar dalam peradaban manusia, menghapuskan kesyirikan, kebodohan, dan kezaliman yang merajalela. -
Kurangnya Kesadaran akan Kondisi Sosial Jahiliyah Sebelum Kedatangan Nabi ﷺ
Sebelum kelahiran Rasulullah ﷺ, masyarakat Arab berada dalam kebodohan moral, menyembah berhala, menindas kaum lemah, dan mengabaikan hak-hak perempuan. Dengan mempelajari latar belakang kelahiran Nabi ﷺ, kita dapat memahami betapa besarnya nikmat Islam dan perjuangan beliau dalam mengubah keadaan dunia. -
Kurangnya Penghargaan terhadap Perjuangan Nabi Muhammad ﷺ
Banyak orang mengaku mencintai Nabi ﷺ, tetapi tidak mengenal perjuangan beliau sejak lahir hingga diutus menjadi rasul. Mereka tidak memahami bagaimana beliau lahir dalam keadaan yatim, tumbuh tanpa sosok ayah, menghadapi berbagai tantangan, hingga akhirnya membawa risalah Islam yang menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. -
Sikap Berlebihan dan Kurang Berimbang dalam Memperingati Kelahiran Nabi ﷺ
Sebagian umat Islam terlalu fokus pada perayaan kelahiran Rasulullah ﷺ tanpa mendalami pelajaran dan hikmahnya. Sebaliknya, sebagian yang lain justru mengabaikan sama sekali pembahasan tentang kelahiran beliau, seolah-olah tidak ada manfaatnya. Kajian ini hadir untuk memberikan pemahaman yang benar dan berimbang tentang kelahiran Nabi ﷺ.
Urgensi Mempelajari Kajian Ini
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Mengapa kita perlu mempelajari tentang kelahiran Nabi Muhammad ﷺ? Ada beberapa alasan utama yang menjadikan kajian ini sangat penting:
-
Meneguhkan Keimanan kepada Nabi Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ bukan hanya seorang tokoh sejarah, tetapi beliau adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah. Memahami kelahirannya berarti memahami bagaimana Allah telah menyiapkan beliau sebagai pemimpin umat manusia sejak sebelum kelahirannya. -
Menguatkan Rasa Cinta kepada Rasulullah ﷺ
Cinta kepada Rasulullah ﷺ bukan hanya dengan ungkapan lisan, tetapi juga dengan memahami perjalanan hidup beliau. Dengan mengenal bagaimana beliau lahir dalam kondisi yatim, dibesarkan dalam kesederhanaan, dan mengalami berbagai ujian, kita akan semakin mencintai beliau dan meneladani akhlaknya. -
Mengambil Hikmah dari Kehidupan Nabi ﷺ Sejak Kecil
Kelahiran dan masa kecil Rasulullah ﷺ penuh dengan hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Bagaimana beliau tumbuh dalam lingkungan yang keras tetapi tetap memiliki kepribadian yang mulia, bagaimana beliau menghadapi kehilangan kedua orang tuanya tetapi tetap menjadi pribadi yang kuat, dan bagaimana Allah menjaga beliau sejak kecil untuk menjadi pembawa risalah terakhir. -
Menjelaskan Kebenaran Sejarah kepada Umat Islam dan Dunia
Ada banyak kesalahpahaman di kalangan umat Islam maupun non-Muslim tentang kelahiran Rasulullah ﷺ. Sebagian menganggapnya sebagai peristiwa biasa, sementara yang lain menganggapnya sebagai mitos. Dengan kajian ini, kita bisa memahami dan menjelaskan kepada dunia bahwa kelahiran Rasulullah ﷺ adalah bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan manusia.
Hadirin yang berbahagia,
Kajian ini bukan hanya sekadar mengenang kelahiran Nabi ﷺ, tetapi lebih dari itu, ini adalah momen bagi kita untuk memahami makna kehadiran beliau di dunia. Kelahiran Rasulullah ﷺ bukan hanya peristiwa bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh manusia, karena beliau datang membawa cahaya Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Semoga dengan kajian ini, kita bisa lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad ﷺ dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kelahiran
Nabi
Muhammad bin Abdullah ﷺ lahir.
Tahun Hijriyah: 53 sebelum Hijrah (QH). Tahun Masehi: 571 M.
Rincian
Peristiwa:
Para ahli sejarah dan sirah berbeda pendapat dalam menentukan hari dan bulan
kelahiran Nabi ﷺ, namun mereka sepakat bahwa kelahirannya terjadi pada hari
Senin di Tahun Gajah. Ibnu Qayyim berkata: "Tidak ada perbedaan pendapat
bahwa beliau ﷺ lahir di tengah kota Makkah, dan bahwa kelahirannya terjadi
pada Tahun Gajah."
عنِ ابنِ عبَّاسٍ رضيَ اللهُ عنهُما أنَّه قالَ: (وُلِدَ رسولُ اللهِ صلَّى
اللهُ عليهِ وسلَّم عامَ الفيلِ)، وهوَ الَّذي لا يَشكُّ فيهِ أحدٌ مِن
العُلَماءِ. ونَقلَ خَليفةُ بنُ خَيَّاطٍ، وابنُ الجزَّارِ، وابنُ دِحيةَ، وابنُ
الجَوزيِّ فيهِ الإجماعَ.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: "Rasulullah ﷺ lahir pada Tahun
Gajah." Hal ini merupakan sesuatu yang tidak diperselisihkan oleh para
ulama. Khalifah bin Khayyat, Ibnu al-Jazzar, Ibnu Dihyah, dan Ibnu al-Jauzi
telah menukil adanya ijma’ dalam hal ini.
وأمَّا مَولِدُه يَومَ الإثنينِ، فَعَن أبي قَتادَةَ الأنصاريِّ رضيَ اللهُ
عنهُ قالَ: "سُئِلَ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم عن صِيامِ يَومِ الإثنينِ؟
قالَ: "ذَاكَ يَومٌ وُلِدتُ فيهِ، ويَومٌ بُعِثتُ أو أُنزِلَ علَيَّ فيهِ".
Adapun
mengenai kelahirannya pada hari Senin, dari Abu Qatadah al-Ansari radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: "Rasulullah ﷺ ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau
bersabda: 'Itulah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan
wahyu kepadaku.'"
قالَ ابنُ كَثيرٍ: "وأبعَدَ بل أخطأَ مَن قالَ: وُلِدَ يَومَ
الجُمُعَةِ لِسَبعَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِن رَبِيعٍ الأوَّلِ".
Ibnu
Katsir berkata: "Pendapat yang menyatakan bahwa beliau ﷺ lahir pada hari
Jumat, tanggal 17 Rabiul Awal, adalah pendapat yang jauh dari kebenaran, bahkan
keliru."
أمَّا مَوضِعُ الخِلافِ فقد كانَ في تَحديدِ الشَّهرِ واليَومِ منهُ، رَوَى
ابنُ إسحاقَ عن نَفَرٍ مِن أصحابِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم قالوا
لهُ: يا رسولَ اللهِ، أخبِرْنا عن نَفسِك. قالَ: (نَعَمْ، أنا دَعوةُ أبي إبراهِيمَ،
وبُشرى عيسى، ورأتْ أمِّي حينَ حَمَلَتْ بي أنَّهُ خَرَجَ مِنها نورٌ أضاءَ لها
قُصورَ الشَّامِ).
Adapun
yang menjadi perbedaan pendapat adalah dalam penentuan bulan dan tanggal
kelahiran beliau. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari sekelompok sahabat Rasulullah ﷺ bahwa mereka bertanya kepadanya: "Wahai Rasulullah,
ceritakanlah kepada kami tentang dirimu." Maka beliau ﷺ bersabda: "Ya,
aku adalah doa ayahku Ibrahim, dan kabar gembira yang dibawa oleh Isa. Ibuku
melihat, ketika mengandungku, seolah-olah keluar darinya cahaya yang menerangi
istana-istana di Syam."
وكانت وِلادتُه صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم بعدَ وَفاةِ والدِه عبدِ اللهِ،
حيثُ كانَ حَمْلًا في بَطنِ أمِّهِ حينَ تُوفِّي والدُه، فَنَشَأَ صلَّى اللهُ
عليهِ وسلَّم يَتيمًا.
Kelahiran
Nabi ﷺ terjadi setelah wafatnya ayah beliau, Abdullah. Saat itu,
beliau masih dalam kandungan ibunya ketika ayahnya wafat. Maka, Nabi ﷺ tumbuh dalam keadaan yatim.
وكانت وِلادتُه في دارِ أبي طالِبٍ بِشِعبِ بَني هاشِمٍ.
Beliau
ﷺ lahir di rumah Abu Thalib, di perkampungan Bani Hasyim.
Sumber: https://dorar.net/history/event/1
Mengapa Tahun Kelahiran Nabi Disebut Tahun Gajah?
Tahun kelahiran Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai Tahun Gajah (عَامُ الفِيْلِ). Penamaan ini merujuk pada peristiwa besar yang terjadi pada tahun tersebut, yaitu penyerangan Ka’bah oleh pasukan Abrahah, gubernur dari Yaman yang berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Aksum (Habasyah/Ethiopia).
Abrahah membangun sebuah gereja besar bernama Al-Qullays di Sana’a, Yaman, dengan tujuan menggantikan Ka’bah sebagai pusat ibadah orang Arab. Namun, usaha ini gagal karena orang-orang Arab tetap setia melakukan ibadah haji ke Ka’bah. Abrahah pun marah dan berniat menghancurkan Ka’bah dengan membawa pasukan yang termasuk beberapa ekor gajah perang.
Ketika pasukan Abrahah sampai di Makkah, mereka justru mengalami kehancuran akibat azab Allah. Burung Ababil datang dari arah langit, membawa batu dari neraka dan menghancurkan pasukan Abrahah (QS Al-Fīl: 1-5).
Karena peristiwa ini sangat besar dan dikenang oleh seluruh masyarakat Arab, tahun itu pun disebut sebagai Tahun Gajah (عَامُ الفِيْلِ ), yang juga menjadi tahun kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.
Kebiasaan Orang Quraisy dalam Menamakan Tahun dengan Peristiwa, Bukan Angka
Pada masa sebelum Islam, bangsa Arab (terutama Quraisy) tidak menggunakan sistem penanggalan tahun berdasarkan angka, seperti kalender Masehi atau Hijriyah yang kita kenal sekarang. Sebagai gantinya, mereka menamai setiap tahun berdasarkan peristiwa penting yang terjadi pada tahun tersebut.
Contoh Penamaan Tahun Berdasarkan Peristiwa
-
Tahun Gajah ('Ām al-Fīl) – 571 M
-
Dinamakan berdasarkan peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan Abrahah dengan gajah.
-
-
Tahun Al-Fijar (Tahun Perang Fijar)
-
Merujuk pada perang yang terjadi antara suku Quraisy dan suku Qais Ailan, yang terjadi sebelum Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu.
-
-
Tahun Rekonstruksi Ka’bah
-
Tahun ketika suku Quraisy merenovasi Ka’bah dan terjadi peristiwa penting, yaitu Nabi Muhammad ﷺ menjadi penengah dalam peletakan Hajar Aswad.
-
-
Tahun Hijrah
-
Tahun ketika Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat berhijrah dari Makkah ke Madinah.
-
-
Tahun Wada’ (Tahun Perpisahan)
-
Tahun ketika Rasulullah ﷺ melaksanakan Haji Wada’ (Haji Perpisahan), yang juga menjadi tahun wafatnya beliau.
-
Karena orang Arab saat itu tidak memiliki sistem angka dalam penanggalan tahunan, mereka lebih mengandalkan ingatan kolektif masyarakat terhadap peristiwa besar yang terjadi. Metode ini efektif dalam budaya mereka yang mengutamakan hafalan dan lisan dalam menyampaikan sejarah.
Perubahan Penamaan Tahun setelah Islam
Setelah Islam berkembang, sistem penamaan tahun berdasarkan peristiwa masih digunakan sampai masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Namun, untuk memudahkan administrasi pemerintahan Islam, sistem kalender Hijriyah mulai digunakan secara resmi.
-
Kalender Hijriyah dihitung berdasarkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad ﷺ ke Madinah, yang terjadi pada tahun 622 Masehi.
-
Tahun pertama dalam kalender Islam pun dimulai dari peristiwa hijrah ini, bukan dari kelahiran atau wafatnya Nabi.
Hikmah
Nabi Muhammad ﷺ Dilahirkan
sebagai Anak Yatim
Nabi Muhammad ﷺ lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib, wafat ketika beliau masih dalam kandungan ibunya, Aminah binti Wahb. Kemudian, ibunya juga wafat saat beliau masih kecil, sehingga beliau tumbuh dalam asuhan kakeknya, Abdul Muththalib, dan setelah itu dirawat oleh pamannya, Abu Thalib.
Keadaan yatim ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan memiliki hikmah yang mendalam. Berikut adalah beberapa hikmah utama dari ketetapan Allah ini:
1. Menunjukkan Kekuatan dan Kemandirian Seorang Rasul
Nabi Muhammad ﷺ sejak kecil harus menghadapi kehidupan dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Tidak memiliki ayah dan ibu membuat beliau lebih cepat mandiri, belajar bertahan hidup, dan menghadapi kesulitan tanpa bergantung pada orang tua.
2. Tidak Terikat oleh Pengaruh Sosial dan Keluarga dalam Misi Kenabiannya
Jika Nabi ﷺ tumbuh di bawah pengaruh seorang ayah yang berpengaruh atau kaya raya, mungkin orang-orang akan menganggap bahwa Islam hanyalah ajaran keluarganya atau hasil dari pengaruh ayahnya. Dengan menjadi yatim, beliau justru lebih independen dan bebas dari klaim bahwa risalahnya berasal dari latar belakang keluarganya semata.
3. Allah yang Langsung Membimbing dan Mendidiknya
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?" (QS Ad-Dhuha: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang langsung mengurus dan membimbing Nabi ﷺ dalam perjalanan hidupnya. Keadaan yatim ini menunjukkan bahwa bimbingan Allah lebih dominan dalam hidup beliau dibandingkan bimbingan manusia.
4. Menjadikan Nabi ﷺ Lebih Dekat dengan Kaum yang Lemah dan Tertindas
Sebagai seorang yang tumbuh tanpa orang tua, Nabi ﷺ memahami kesulitan hidup kaum miskin, anak yatim, dan orang-orang yang lemah. Inilah yang menjadikan beliau seorang pemimpin yang penuh kasih sayang kepada kaum dhuafa dan mengajarkan umatnya untuk menyayangi anak yatim.
Sabda Nabi ﷺ:
"Aku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti ini" (sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah yang berdekatan) (HR. Bukhari).
5. Mengajarkan Umatnya untuk Bergantung Hanya kepada Allah
Nabi ﷺ tumbuh tanpa perlindungan orang tua, namun beliau tetap menjadi manusia paling mulia. Ini mengajarkan kepada umat Islam bahwa kebesaran seseorang tidak bergantung pada siapa orang tuanya, tetapi pada bagaimana ia menjalani hidupnya dengan iman dan ketakwaan kepada Allah.
Makna Ucapan Nabi ﷺ:
“Ibuku melihat, ketika beliau mengandungku, ada cahaya keluar
darinya yang menerangi istana-istana di Syam”.
1. Konteks Hadis
Ucapan ini berasal dari sebuah riwayat yang dikutip oleh Ibnu Ishaq dalam kitab Sirah-nya, yang juga dinukil oleh para ulama seperti Al-Baihaqi dalam Dalā’il al-Nubuwwah dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak.
Hadis ini menggambarkan peristiwa luar biasa yang dialami oleh Aminah binti Wahb, ibu Rasulullah ﷺ, saat beliau mengandung Nabi Muhammad ﷺ. Cahaya yang keluar dari tubuhnya dianggap sebagai isyarat kenabian dan pertanda besar akan kehadiran seorang pembawa cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia.
2. Tafsir dan Makna yang Terkandung
a. Cahaya sebagai Simbol Hidayah dan Petunjuk
Cahaya dalam konteks Islam sering kali digunakan sebagai simbol petunjuk dan kebenaran. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ
"Dan Kami berikan kepadanya cahaya yang dengan itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia." (QS Al-An’am: 122)
Cahaya yang keluar dari ibu Nabi ﷺ bisa ditafsirkan sebagai isyarat bahwa beliau akan menjadi pembawa cahaya hidayah bagi umat manusia, sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an:
وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
"Dan sebagai penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya, serta sebagai cahaya yang menerangi." (QS Al-Ahzab: 46)
Jadi, cahaya ini bukan cahaya fisik biasa, tetapi perlambang dari kenabian dan wahyu yang akan menerangi dunia setelah diutusnya Nabi Muhammad ﷺ.
b. Penerangan Istana-Istana di Syam: Isyarat Perluasan Islam
Wilayah Syam (Suriah, Yordania, Palestina, dan Lebanon saat ini) saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium), yang merupakan peradaban besar di dunia.
Cahaya yang menerangi istana-istana di Syam menandakan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ akan sampai ke wilayah itu dan Islam akan berjaya di sana.
Fakta sejarah membuktikan bahwa:
-
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Syam berhasil ditaklukkan oleh kaum Muslimin setelah pertempuran Yarmuk (636 M), di mana Kekaisaran Romawi Timur mengalami kekalahan besar.
-
Damaskus, Yerusalem, dan wilayah Syam lainnya menjadi pusat peradaban Islam selama berabad-abad.
Ini membuktikan bahwa cahaya yang disebutkan dalam hadis ini memang menjadi kenyataan dalam sejarah.
c. Kabar Gembira bagi Ibu Nabi Muhammad ﷺ
Menurut Imam Al-Suyuthi dalam Al-Khasha’ish al-Kubra, cahaya ini juga merupakan kabar gembira bagi Aminah binti Wahb, bahwa anak yang dikandungnya bukan anak biasa, tetapi seseorang yang akan membawa perubahan besar bagi dunia.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ibu Nabi ﷺ mengalami berbagai keistimewaan saat mengandungnya, seperti tidak merasa berat atau mengalami kelelahan sebagaimana ibu hamil lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah telah menyiapkan Nabi Muhammad ﷺ sejak dalam kandungan sebagai seorang utusan-Nya.
Wallahu a'lam.
Makna Ucapan Nabi ﷺ:
"Aku
adalah doa (permohonan) dari ayahku, Ibrahim.".
1. Apa Maksud Nabi ﷺ Sebagai “Doa Ibrahim”
Ucapan ini merujuk pada doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim عليه السلام ketika beliau membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail عليه السلام. Allah mengabadikan doa ini dalam Al-Qur'an:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah, serta mensucikan mereka. Sungguh, Engkau-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS Al-Baqarah: 129)
Doa ini adalah permohonan agar Allah mengutus seorang rasul dari keturunan Ismail yang akan membimbing umat manusia dengan wahyu-Nya.
Nabi Muhammad ﷺ kemudian diutus sebagai penggenapan doa ini. Maka, beliau berkata "Aku adalah doa ayahku Ibrahim", sebagai bentuk pengakuan bahwa beliau adalah nabi yang telah diprediksi dan diharapkan sejak zaman Nabi Ibrahim 'alaihissalam.
2. Hubungan Nabi Muhammad ﷺ dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam
-
Nabi Muhammad ﷺ adalah keturunan langsung dari Nabi Ibrahim melalui garis keturunan Ismail.
-
Nabi Ibrahim عليه السلام disebut sebagai bapak para nabi karena dari keturunannya lahir banyak nabi, termasuk Nabi Musa, Isa, dan akhirnya Muhammad ﷺ.
-
Ka’bah yang dibangun oleh Ibrahim dan Ismail adalah kiblat umat Islam, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir yang membawa penyempurnaan ajaran tauhid yang dibawa oleh Ibrahim.
Dalam sebuah hadis, Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى بَنِي هَاشِمٍ مِنْ قُرَيْشٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ.
"Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilih aku dari Bani Hasyim."
(HR Muslim no. 2276)
Hadis ini menegaskan bahwa Nabi ﷺ adalah hasil dari keturunan pilihan yang berawal dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam.
3. Hikmah dan Makna yang Bisa Dipetik
-
Kenabian Muhammad ﷺ adalah bagian dari rencana Allah sejak zaman Nabi Ibrahim.
-
Beliau bukan sekadar nabi yang muncul tiba-tiba, tetapi telah dipersiapkan dalam sejarah panjang kenabian.
-
-
Kisah ini menunjukkan bahwa doa yang tulus dari seorang hamba akan dikabulkan oleh Allah, meskipun mungkin baru terwujud ratusan atau bahkan ribuan tahun kemudian.
-
Nabi Ibrahim 'alaihissalam berdoa, tetapi Rasulullah ﷺ baru lahir ribuan tahun setelahnya. Ini mengajarkan kita untuk tetap yakin bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah dengan cara dan waktu yang terbaik.
-
-
Islam adalah kelanjutan dari agama Nabi Ibrahim 'alaihissalam, bukan ajaran baru.
-
Itulah sebabnya Islam sering disebut sebagai "Millah Ibrahim" (agama Ibrahim) dalam Al-Qur’an.
-
-
Kedudukan Nabi Muhammad ﷺ sebagai pemimpin para nabi sudah dirancang sejak awal.
-
Bahkan, dalam hadis lain Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
إِنِّي عِندَ اللَّهِ مَكْتُوبٌ خَاتَمُ النَّبِيِّينَ وَإِنَّ آدَمَ لَمُنْجَدِلٌ فِي طِينَتِهِ
"Aku sudah ditulis di sisi Allah sebagai penutup para nabi, sementara Adam masih dalam bentuk tanahnya."
(HR Ahmad, no. 17163, shahih menurut Al-Albani)Artinya, takdir beliau sebagai nabi terakhir telah ditetapkan sejak awal penciptaan manusia.
-
4. Faedah
🔹 Nabi Muhammad ﷺ adalah jawaban atas doa Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika beliau memohon kepada Allah agar dari keturunannya lahir seorang rasul yang membimbing umat manusia.
🔹 Doa ini menunjukkan kesinambungan antara ajaran Nabi Ibrahim dan Islam, di mana Nabi Muhammad ﷺ adalah penyempurnaan ajaran tauhid tersebut.
🔹 Kejadian ini juga mengajarkan kepada kita bahwa doa yang tulus, meskipun tidak langsung terkabul, pasti akan direalisasikan oleh Allah pada waktu yang terbaik.
🔹 Nabi Muhammad ﷺ adalah puncak dari silsilah kenabian dan memiliki kedudukan yang sudah dirancang oleh Allah sejak zaman Nabi Adam 'alaihissalam.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Makna Ucapan Nabi ﷺ:
"Dan (aku adalah) kabar gembira dari Isa alaihissalam".
1. Apa Maksud “Kabar Gembira dari Isa”
Bagian dari ucapan Nabi ﷺ ini merujuk kepada janji yang pernah disampaikan oleh Nabi Isa alaihissalam kepada kaumnya, yaitu Bani Israil, tentang kedatangan seorang rasul setelahnya. Hal ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an:
وَإِذْ
قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِيٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّي رَسُولُ ٱللَّهِ
إِلَيْكُم مُّصَدِّقًۭا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۭا
بِرَسُولٍۢ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُ أَحْمَدُ
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: 'Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang datang) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad.'" (QS As-Saff: 6)
Dalam ayat ini, Nabi Isa عليه السلام secara eksplisit menyebutkan nama Rasulullah ﷺ sebagai 'Ahmad', salah satu nama beliau yang berarti "yang paling terpuji."
2. Kaitan dengan Kitab-Kitab Sebelumnya (Taurat & Injil)
Para ulama Islam meyakini bahwa berita kedatangan Nabi Muhammad ﷺ telah disebutkan dalam kitab-kitab suci sebelumnya, meskipun sebagian umat Kristen saat ini tidak lagi mengakui hal tersebut.
Beberapa ayat dalam Injil diyakini oleh para mufasir sebagai isyarat tentang kedatangan Nabi Muhammad ﷺ, seperti:
-
Yohanes 14:16 (Perjanjian Baru, Injil Kristen)
-
"Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya."
-
Dalam teks Yunani asli, kata yang digunakan untuk "Penolong" adalah Παράκλητος (Parakletos), yang bisa berarti penghibur, pemberi kabar baik, atau rasul pembawa wahyu.
-
Beberapa ulama Islam menafsirkan kata "Parakletos" sebagai "Ahmad", yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
-
-
Yohanes 16:7-8
-
"Namun benar yang Kukatakan ini: adalah lebih baik bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu. Tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."
-
Ayat ini sering dikaitkan dengan nubuat tentang kedatangan Nabi Muhammad ﷺ setelah Nabi Isa عليه السلام.
-
-
Ulangan 18:18 (Taurat, Kitab Perjanjian Lama)
-
"Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang nabi dari antara saudara mereka, seperti engkau ini (Musa), dan Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya."
-
Nabi Muhammad ﷺ sering dibandingkan dengan Nabi Musa عليه السلام karena keduanya sama-sama membawa syariat yang lengkap dan mendirikan sebuah umat baru.
-
3. Perbedaan Ahmad dan Muhammad
Dalam QS As-Saff: 6, Nabi Muhammad ﷺ disebut dengan nama Ahmad, bukan Muhammad. Para ulama menjelaskan bahwa:
-
"Ahmad" adalah nama beliau dalam konteks pujian di langit, di antara para malaikat.
-
"Muhammad" adalah nama beliau dalam konteks dunia, karena beliau dipuji oleh umat manusia.
-
Sebagian ulama juga mengatakan bahwa nama "Ahmad" lebih menunjukkan sifat beliau yang penuh syukur dan senantiasa memuji Allah, sedangkan "Muhammad" menunjukkan bahwa beliau adalah manusia yang paling banyak dipuji.
4. Hikmah dan Pelajaran dari Ucapan Nabi ﷺ
-
Islam adalah agama yang melanjutkan risalah para nabi sebelumnya, bukan agama yang muncul tiba-tiba.
-
Nabi Isa عليه السلام sendiri sudah memberi kabar gembira tentang kedatangan Rasulullah ﷺ.
-
Ini menegaskan bahwa Islam bukanlah ajaran baru, tetapi kelanjutan dari ajaran tauhid Nabi Ibrahim عليه السلام yang dibawa oleh para nabi.
-
-
Keabsahan Kenabian Muhammad ﷺ telah diakui oleh nabi-nabi terdahulu.
-
Baik dalam Al-Qur'an maupun dalam kitab-kitab terdahulu, ada isyarat tentang kedatangan Rasulullah ﷺ sebagai nabi terakhir.
-
-
Mengajarkan kita untuk menghargai dan memahami hubungan antara Islam, Kristen, dan Yahudi.
-
Meski agama-agama ini berbeda dalam keyakinan, ada hubungan sejarah yang tidak bisa diabaikan.
-
-
Nabi Muhammad ﷺ adalah rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya untuk orang Arab.
-
Kabar gembira dari Nabi Isa عليه السلام menunjukkan bahwa beliau akan menjadi nabi bagi seluruh umat manusia.
-
5. Faedah
🔹 Ucapan وَبُشْرَىٰ عِيسَىٰ (Aku adalah kabar gembira dari Isa) menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah diprediksi dan dijanjikan dalam ajaran para nabi sebelumnya.
🔹 Nabi Isa عليه السلام sendiri telah memberi tahu Bani Israil bahwa setelahnya akan datang seorang rasul yang bernama Ahmad (Muhammad ﷺ).
🔹 Hal ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah bagian dari kesinambungan ajaran tauhid yang dibawa oleh para nabi, bukan agama baru.
🔹 Kabar gembira ini adalah bukti tambahan bahwa Nabi Muhammad ﷺ benar-benar seorang nabi yang telah diutus oleh Allah.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Pelajaran dari Kajian Sirah Ini
Kajian tentang kelahiran Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana yang disampaikan di atas mengandung banyak pelajaran penting, baik dari segi sejarah Islam, aqidah, maupun ibrah kehidupan. Berikut ini beberapa pelajaran yang dapat dipetik secara rinci:
1. Kepastian Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ di Tahun Gajah
-
Para ulama sepakat bahwa Nabi Muhammad ﷺ lahir pada Tahun Gajah, yang bertepatan dengan 571 Masehi.
-
Hal ini menunjukkan bahwa kelahiran beliau adalah bagian dari peristiwa besar dalam sejarah Arab, yaitu penyerangan Ka'bah oleh pasukan Abrahah yang digagalkan oleh Allah dengan mengirim burung Ababil (QS Al-Fil: 1-5).
-
Pelajaran: Kelahiran Nabi ﷺ sudah disiapkan oleh Allah dalam momentum besar, menunjukkan bahwa misinya bukanlah perkara biasa, tetapi suatu tugas kenabian yang sangat agung.
2. Kelahiran Nabi ﷺ pada Hari Senin
-
Berdasarkan hadits dari Abu Qatadah, Nabi ﷺ menjelaskan bahwa beliau lahir pada hari Senin.
-
Ini menjadi alasan mengapa sebagian ulama menganjurkan untuk berpuasa pada hari Senin sebagai bentuk syukur atas kelahiran beliau.
-
Pelajaran: Hari Senin menjadi hari yang penuh keberkahan, karena merupakan hari kelahiran dan hari diutusnya Nabi ﷺ.
3. Perbedaan Pendapat tentang Tanggal Kelahiran
-
Para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal kelahiran beliau, ada yang mengatakan 8 Rabiul Awal, 9 Rabiul Awal, dan yang paling masyhur adalah 12 Rabiul Awal.
-
Namun, yang lebih penting dari tanggalnya adalah pemahaman bahwa kelahiran beliau adalah rahmat bagi seluruh alam (QS Al-Anbiya: 107).
-
Pelajaran: Yang lebih utama bukanlah meributkan tanggal lahir beliau, tetapi memahami hikmah dan pesan dakwahnya.
4. Nabi ﷺ Adalah Doa Nabi Ibrahim dan Kabar Gembira dari Nabi Isa
-
Dalam hadis, Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa beliau adalah hasil dari doa Nabi Ibrahim (QS Al-Baqarah: 129) dan kabar gembira dari Nabi Isa (QS Ash-Shaff: 6).
-
Ini menunjukkan bahwa misi kenabian beliau sudah dinubuatkan dalam agama-agama sebelumnya.
-
Pelajaran: Islam adalah kelanjutan dari agama tauhid sebelumnya, dan keberadaan Nabi Muhammad ﷺ telah direncanakan oleh Allah sebagai rasul terakhir.
5. Keberkahan yang Tampak pada Saat Kelahiran Nabi ﷺ
-
Ibunda Nabi, Aminah, melihat cahaya keluar dari tubuhnya yang menerangi istana-istana di Syam.
-
Ini menunjukkan bahwa kelahiran Nabi membawa keberkahan yang besar, bukan hanya bagi bangsa Arab tetapi juga dunia secara keseluruhan.
-
Pelajaran: Kehadiran Nabi ﷺ membawa cahaya ilmu, petunjuk, dan hidayah yang menerangi seluruh umat manusia.
6. Nabi ﷺ Lahir dalam Keadaan Yatim
-
Nabi Muhammad ﷺ lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya, Abdullah, wafat sebelum beliau lahir.
-
Ini menjadi salah satu tanda kemuliaan beliau karena Allah langsung membimbing dan melindunginya sejak kecil (QS Adh-Dhuha: 6-8).
-
Pelajaran: Allah menjaga hamba-hamba pilihan-Nya dan mengajarkan bahwa keterbatasan hidup bukanlah penghalang untuk meraih kejayaan.
7. Kelahiran Nabi ﷺ di Makkah, di Perkampungan Bani Hasyim
-
Beliau lahir di rumah Abu Thalib, di daerah Bani Hasyim.
-
Ini menunjukkan bahwa beliau berasal dari keluarga yang terpandang di kalangan Quraisy.
-
Pelajaran: Meskipun berasal dari keluarga terpandang, beliau tetap hidup sederhana dan tidak bergantung pada status sosial, melainkan pada akhlak dan ketaatan kepada Allah.
Kesimpulan Umum
Kajian ini memberikan banyak pelajaran penting, di antaranya:
-
Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ adalah rahmat bagi seluruh alam.
-
Momentum kelahiran beliau menunjukkan bahwa Allah telah mempersiapkannya sebagai nabi terakhir dengan tanda-tanda yang jelas.
-
Islam bukanlah agama yang berdiri sendiri, tetapi kelanjutan dari agama tauhid yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
-
Kisah hidup Nabi sejak kecil menunjukkan bahwa beliau adalah manusia pilihan Allah yang dipersiapkan dengan bimbingan langsung dari-Nya.
-
Daripada memperdebatkan tanggal lahir Nabi, yang lebih penting adalah memahami dan mengamalkan ajaran serta sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga pelajaran ini memperkuat kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ dan menjadikan kita lebih bersemangat dalam meneladani akhlak serta ajaran beliau.
Penutup Kajian Sirah
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah kita mengkaji tentang kelahiran Nabi Muhammad ﷺ, kita dapat mengambil berbagai faedah yang sangat berharga dari peristiwa agung ini. Kelahiran Rasulullah ﷺ bukan sekadar sebuah peristiwa historis, tetapi merupakan bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Islam.
Faedah dari Kajian Sirah Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ
-
Meningkatkan Keimanan kepada Allah
Peristiwa kelahiran Nabi Muhammad ﷺ menunjukkan bagaimana Allah telah mengatur setiap detail kehidupan beliau sejak sebelum lahir hingga diutus menjadi nabi. Hal ini mengajarkan kita tentang ke-Mahakuasaan Allah dalam menentukan takdir umat manusia. -
Menguatkan Kecintaan kepada Rasulullah ﷺ
Mengenal lebih dalam tentang kehidupan Rasulullah ﷺ sejak lahir akan menumbuhkan rasa cinta yang lebih dalam kepada beliau. Kita akan semakin menghargai perjuangan dan pengorbanannya dalam menyebarkan Islam, sehingga cinta kita kepada beliau tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga diwujudkan dalam pengamalan sunnahnya. -
Meneladani Kesabaran dan Keteguhan Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ lahir dalam keadaan yatim, tumbuh dalam keterbatasan, dan mengalami berbagai ujian sejak kecil. Namun, beliau tetap memiliki akhlak yang mulia, semangat yang tinggi, dan tekad yang kuat. Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa ujian dalam hidup bukanlah alasan untuk menyerah, tetapi justru menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri. -
Menyadari Besarnya Rahmat Islam bagi Umat Manusia
Kelahiran Rasulullah ﷺ adalah bentuk rahmat Allah bagi seluruh alam. Beliau datang membawa ajaran yang mengajarkan tauhid, keadilan, kasih sayang, dan akhlak yang luhur. Dengan memahami ini, kita akan semakin bersyukur atas nikmat Islam dan berusaha mengamalkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan kita.
Harapan setelah mengikuti kajian ini
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Ilmu yang kita pelajari hari ini tidak boleh hanya berhenti pada pemahaman semata, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa hal yang kita harapkan sebagai bentuk penerapan dari kajian ini:
-
Menjadikan Rasulullah ﷺ sebagai Suri Teladan
Sebagai umatnya, kita tidak cukup hanya mengenang kelahiran beliau, tetapi harus menjadikannya sebagai panutan dalam setiap aspek kehidupan kita. Mulai dari akhlak, ibadah, hingga cara berinteraksi dengan sesama manusia. -
Menumbuhkan Rasa Syukur atas Nikmat Islam
Kita adalah umat yang paling beruntung karena Allah telah mengutus Rasulullah ﷺ untuk membimbing kita. Dengan memahami sirah beliau, kita akan semakin bersyukur atas nikmat Islam dan berusaha lebih taat dalam menjalankan ajaran agama ini. -
Meningkatkan Kepedulian terhadap Sesama
Rasulullah ﷺ adalah sosok yang penuh kasih sayang, terutama terhadap fakir miskin, anak yatim, dan kaum yang lemah. Sebagai umatnya, kita harus meneladani sikap ini dengan meningkatkan kepedulian sosial, membantu sesama, dan berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. -
Berusaha Menghidupkan Sunnah Rasulullah ﷺ
Kecintaan kita kepada Nabi ﷺ harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengamalkan sunnahnya, baik dalam hal ibadah, akhlak, maupun cara bermuamalah. Semakin banyak sunnah yang kita hidupkan, semakin dekat kita dengan Rasulullah ﷺ di akhirat kelak.
Hadirin yang berbahagia,
Semoga kajian ini menjadi wasilah bagi kita untuk semakin mengenal, mencintai, dan meneladani Rasulullah ﷺ dalam kehidupan kita. Mari kita jadikan ilmu yang telah kita pelajari ini sebagai pendorong untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita sebagai umat yang selalu mengikuti petunjuk Rasulullah ﷺ dan diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan beliau di akhirat kelak dalam keadaan ridha dan diridhai.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَتْبَاعِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَاحْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ، وَاسْقِنَا مِنْ حَوْضِهِ، وَارْزُقْنَا شَفَاعَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk pengikut Nabi-Mu Muhammad ﷺ, kumpulkanlah kami dalam golongannya, berilah kami minum dari telaganya, dan anugerahkanlah kepada kami syafaatnya pada hari kiamat, dengan rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Pengasih di antara para pengasih."
Kita tutup kajian ini dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ