Hadits: Amalan Minimal Bagi Wanita Muslimah Untuk Meraih Surga
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta kesempatan untuk duduk dalam majelis ilmu yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya yang setia mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.
Hadirin sekalian,
Kita hidup di zaman di mana nilai-nilai Islam sering kali terpinggirkan oleh arus pemikiran modern yang tidak selalu sejalan dengan ajaran agama. Banyak wanita Muslimah yang mengalami kebingungan dalam menjalankan peran mereka, baik sebagai individu yang bertakwa kepada Allah ﷻ, sebagai istri dalam rumah tangga, maupun sebagai bagian dari masyarakat. Sering kali, kita melihat pergeseran nilai dalam keluarga Muslim, di mana ada yang menganggap kewajiban agama sebagai beban, sementara tuntutan duniawi justru dijadikan prioritas utama.
Di tengah fenomena ini, kajian kita hari ini menjadi sangat relevan dan penting. Kita akan membahas sebuah hadits Nabi ﷺ yang menegaskan bagaimana wanita Muslimah bisa meraih derajat yang tinggi di sisi Allah ﷻ dengan menjalankan beberapa amalan utama, nanti amalannya akan kita bacakan di hadits.
Semoga kajian ini menjadi jalan bagi kita semua, khususnya bagi para Muslimah, untuk semakin memahami posisi dan peran mereka dalam Islam, serta semakin dekat kepada Allah ﷻ dengan mengamalkan tuntunan Rasulullah ﷺ.
Mari kita simak hadits berikut ini:
-----
Hadits ke-1:
Dari Abdurrahman bin Auf radhiyallahu’anhu, dia berkata:
إِذَا صَلَّتِ
الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ
زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ٱدْخُلِي ٱلْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ ٱلْجَنَّةِ
شِئْتِ.
Apabila
seorang wanita mengerjakan salat lima waktunya, berpuasa pada bulan
(Ramadhan)-nya, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka akan
dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang
engkau kehendaki.
HR Ahmad (1661), Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Awsath
(8805).
Hadits ke-2:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata:
إِذَا صَلَّتِ
الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ
زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ٱدْخُلِي ٱلْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ ٱلْجَنَّةِ
شِئْتِ.
"Apabila
seorang wanita mengerjakan salat lima waktunya, berpuasa pada bulan
(Ramadhan)-nya, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka akan
dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang
engkau kehendaki.’"
HR Ibnu Hibban (4163) dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam
Al-Awsath (4715).
Syarah Hadits
لِلْمَرْأَةِ
الصَّالِحَةِ -الَّتِي تُؤَدِّي فُرُوضَهَا وَتُطِيعُ زَوْجَهَا- مَكَانَةٌ
كَبِيرَةٌ عِنْدَ رَبِّهَا.
Bagi wanita salehah—yang menunaikan kewajibannya dan menaati suaminya—terdapat
kedudukan yang besar di sisi Tuhannya.
فَيَرْضَى عَنْهَا، وَيُخَيِّرُهَا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ لِلدُّخُولِ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
Maka Allah meridhainya, dan pada hari kiamat, ia diberi
pilihan untuk masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ
يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dan dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا
Jika seorang wanita menunaikan salat lima waktunya
يَعْنِي: إِذَا أَدَّتِ الصَّلَوَاتِ
الْخَمْسَ الْمَكْتُوبَاتِ كَمَا يَنْبَغِي وَحَافَظَتْ عَلَى أَوْقَاتِهَا
Artinya: Jika ia melaksanakan salat lima waktu yang telah diwajibkan
sebagaimana mestinya dan menjaga waktunya
وَصَامَتْ شَهْرَهَا
Dan ia berpuasa pada bulan wajibnya
أَيْ: شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَتَمَّتْ مَا
فَاتَهَا مِنْهُ لِعُذْرٍ
Yaitu bulan Ramadan, serta menyempurnakan mengganti yang terlewat darinya
karena suatu uzur
وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا
Dan ia menjaga kehormatannya (farjinya)
بِأَنْ حَفِظَتْهُ عَنِ الْحَرَامِ،
كَالزِّنَا وَالسِّحَاقِ وَغَيْرِهِ
Dengan menjaga dirinya dari perbuatan haram, seperti zina, lesbianisme, dan
selainnya
وَالْفَرْجُ يُطْلَقُ عَلَى الْقُبُلِ
وَالدُّبُرِ، وَأَكْثَرُ اسْتِعْمَالِهِ عُرْفًا فِي الْقُبُلِ
Kata farj digunakan untuk menyebut kemaluan bagian depan dan belakang, tetapi
lebih sering digunakan dalam pengertian kemaluan bagian depan
وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا
Dan ia menaati suaminya
أَيْ: فِي كُلِّ مَا يَتَعَلَّقُ بِحُقُوقِهِ
الْمَشْرُوعَةِ، وَفِي غَيْرِ مَعْصِيَةٍ
Yaitu dalam semua perkara yang berkaitan dengan hak-haknya yang sesuai dengan
syariat, serta bukan dalam maksiat
قِيلَ لَهَا: ٱدْخُلِي ٱلْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ
أَبْوَابِ ٱلْجَنَّةِ شِئْتِ
Maka dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja
yang engkau kehendaki"
يَعْنِي: يُنَادَى عَلَيْهَا مِنْ أَبْوَابِ
الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ
Artinya: Ia akan diseru dari delapan pintu surga
تَكْرِيمًا وَتَشْرِيفًا
Sebagai bentuk pemuliaan dan penghormatan kepadanya
لِأَنَّ هَذِهِ الْخِلَالَ هِيَ أُمَّهَاتُ
أَفْعَالِ الْخَيْرِ، وَأَسْبَابُ دُخُولِ الْجَنَّةِ
Karena amalan-amalan ini adalah pokok dari perbuatan baik dan sebab masuknya
seseorang ke dalam surga
فَإِذَا وَفَّتْ بِهَا الْمَرْأَةُ وُقِيَتْ
شَرَّ مَا عَدَاهَا
Maka apabila seorang wanita telah memenuhi amalan-amalan tersebut, ia akan
terjaga dari keburukan lainnya
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/119219
Pelajaran dari hadits ini
1. Keutamaan Wanita Shalihah di Sisi Allah
- Hadits ini menunjukkan bahwa wanita yang memenuhi kriteria yang disebutkan di hadits ini memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
- Allah memberikan penghormatan khusus dengan membebaskannya memilih pintu surga mana yang ingin ia masuki.
2. Pentingnya Menjalankan Ibadah Wajib
- Shalat Lima Waktu: Seorang wanita yang menjaga shalat wajibnya dengan baik dan tepat waktu menunjukkan ketundukan dan ketaatan kepada Allah.
- Puasa di Bulan Ramadan: Melaksanakan puasa Ramadan dengan sempurna dan mengganti puasa yang tertinggal karena udzur menunjukkan ketaatan dalam beribadah.
3. Menjaga Kesucian Diri dan Kehormatan
- Menjaga Farji (Kemaluan): Seorang wanita harus menjaga diri dari perbuatan zina, lesbianisme, dan segala bentuk pelanggaran kesucian diri.
- Ini menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan dan harga diri dalam Islam.
4. Ketaatan kepada Suami dalam Hal yang Ma’ruf
- Mentaati Suami: Wanita diperintahkan untuk menaati suaminya dalam hal yang baik dan tidak dalam maksiat.
- Ketaatan ini bukan bentuk penindasan, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab dalam rumah tangga agar tercipta keharmonisan.
5. Wanita sebagai Pilar Kebaikan dalam Keluarga
- Hadits ini menggarisbawahi bahwa wanita berperan penting dalam menciptakan rumah tangga yang berkah dan harmoni.
- Dengan menjaga ibadah, kesucian, dan ketaatan kepada suami, wanita menjadi sumber kebaikan yang besar dalam keluarga.
6. Pintu Surga yang Terbuka Lebar untuk Wanita Shalihah
- Hadits ini menjanjikan kemuliaan bagi wanita shalihah dengan diberi kebebasan memilih pintu surga mana yang ia kehendaki.
- Ini menunjukkan bahwa dengan memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam hadits, seorang wanita dapat meraih kebahagiaan abadi di akhirat.
Penutupan Kajian
Alhamdulillah, kita telah sampai di penghujung kajian ini. Semoga Allah ﷻ menjadikan ilmu yang kita pelajari hari ini sebagai ilmu yang bermanfaat, yang mengantarkan kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.
Dari kajian hadits yang telah kita bahas, kita dapat mengambil beberapa poin penting:
- Wanita yang menjaga shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatan dirinya, dan menaati suaminya dalam perkara yang ma’ruf dijanjikan surga oleh Allah ﷻ. Ini adalah kemuliaan besar yang diberikan kepada wanita Muslimah sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang dari Allah ﷻ.
- Islam sangat menghargai peran dan kedudukan wanita. Bukan hanya dalam keluarga, tetapi juga dalam masyarakat. Ketaatan seorang wanita kepada Allah ﷻ akan membawa keberkahan bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya.
- Ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi jalan menuju ketakwaan dan kebahagiaan hakiki. Wanita yang melaksanakan kewajibannya dengan ikhlas akan mendapatkan ridha Allah ﷻ serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.
- Taat kepada suami dalam perkara yang baik adalah bagian dari ibadah. Namun, ini tidak berarti ketaatan buta, tetapi ketaatan yang dilandasi dengan kesadaran bahwa seorang istri dan suami memiliki hak dan kewajiban yang harus dijaga dalam bingkai syariat Islam.
Sebagai penutup, ada beberapa nasihat yang ingin kami sampaikan:
- Bagi para Muslimah, marilah kita menjalankan peran kita sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya. Mari kita perbaiki shalat kita, tingkatkan ibadah kita, dan jaga kehormatan diri kita agar kita termasuk dalam golongan wanita yang dijanjikan surga.
- Bagi para suami dan laki-laki Muslim, mari kita menjadi pemimpin yang baik bagi keluarga kita. Islam mengajarkan keseimbangan dalam hak dan kewajiban, sehingga rumah tangga yang dibangun di atas ketakwaan akan melahirkan generasi yang berkualitas.
- Jangan pernah meremehkan amalan yang tampak sederhana, karena bisa jadi amalan itulah yang menjadi sebab kita mendapatkan rahmat Allah ﷻ.
Akhirnya, semoga kajian ini tidak hanya menambah wawasan kita, tetapi juga menjadi motivasi bagi kita untuk lebih baik dalam menjalankan perintah Allah ﷻ. Semoga Allah ﷻ memberikan kita keistiqamahan dalam ketaatan dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya melalui pintu mana pun yang kita kehendaki.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ
نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan
rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa
dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang
baik.
Akhirnya, kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:
🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
وَالسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.