Hadits Arbain ke-12: Tanda Kebaikan Islam Seseorang Adalah Meninggalkan Apa-Apa Yang Tidak Bermanfaat Baginya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Saudara-saudariku yang dirahmati Allah, pada kesempatan yang mulia ini, kita akan membahas sebuah hadits yang sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, baik dalam konteks sosial, pribadi, maupun agama. Hadits yang akan kita kaji ini adalah nasihat yang sangat mendalam dan menyentuh esensi hidup seorang Muslim.

Latar belakang hadits ini perlu kita pahami dengan baik karena pada kenyataannya, kita hidup dalam zaman yang penuh dengan gangguan informasi, perdebatan, dan interaksi sosial yang kadang kala membawa kita kepada hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Banyak sekali hal-hal yang tidak bermanfaat yang datang kepada kita—baik dalam bentuk percakapan yang tidak ada gunanya, urusan pribadi orang lain yang tidak terkait dengan kita, bahkan sampai hal-hal yang bersifat spekulatif atau khayalan yang tidak bisa kita kontrol.

Fenomena ini sangat sering kita temui di tengah-tengah masyarakat, terutama dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang memungkinkan kita terhubung dengan siapa saja, kapan saja. Media sosial misalnya, seringkali membuat kita terjebak dalam diskusi atau perdebatan yang tidak produktif, yang justru mengarah pada fitnah, kebohongan, dan perpecahan. Tak jarang, kita mendapati diri kita sibuk dengan perkara-perkara yang tidak mendatangkan manfaat, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain.

Hadits ini mengingatkan kita tentang urgensi untuk menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita bahwa seorang Muslim yang baik adalah mereka yang mampu menahan diri dari terlibat dalam urusan yang tidak berguna, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun dalam perhatian kita terhadap hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan diri kita.

Mengapa hadits ini sangat penting untuk kita pelajari? Pertama, karena dalam kehidupan sehari-hari kita sangat sering terjebak dalam hal-hal yang tidak membawa manfaat. Kedua, banyak dari kita yang sering merasa kebingungan dalam menentukan prioritas dalam hidup, apakah sesuatu itu benar-benar penting ataukah hanya sekadar hiburan semata yang tidak memberikan dampak positif dalam hidup kita. Oleh karena itu, hadits ini memberikan kita panduan yang jelas: fokus pada apa yang bermanfaat, hindari apa yang tidak penting.

Saudara-saudari yang dirahmati Allah, dalam kajian ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai makna hadits ini, bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari, serta apa saja hal-hal yang harus kita hindari agar hidup kita semakin terarah dan penuh dengan keberkahan. Semoga dengan mempelajari hadits ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu menjaga lisan, tindakan, dan perhatian kita hanya pada hal-hal yang memberi manfaat bagi diri kita dan orang lain, serta lebih dekat dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Marilah kita buka kajian ini dengan semangat untuk memperbaiki diri, dan semoga ilmu yang kita peroleh dapat bermanfaat di dunia dan akhirat. Aamiin.

-----

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْهِ

Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya.

HR At-Tirmidzi (2317) dan Ibnu Majah (3976).

 


Arti per Kata


من حُسْنِ إِسْلَامِ
Di antara kebaikan Islam

Kebaikan Islam seorang individu dapat terlihat dari bagaimana ia menjalani ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Islam yang baik akan tercermin dari perbuatan dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran agama.


الْمَرْءِ
Seseorang

Yaitu setiap orang yang mengamalkan Islam dalam kehidupannya.


تَرْكُه
Meninggalkan

Tindakan meninggalkan atau tidak terlibat dalam suatu hal. Dalam konteks ini, berarti tidak membuang waktu atau energi untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.


مَا لَا يَعْنِيهِ
Apa yang tidak bermanfaat baginya

Segala hal yang tidak berhubungan atau tidak memberikan manfaat langsung bagi seseorang dalam urusan agama, kehidupan pribadi, maupun sosial. Ini mencakup perbuatan-perbuatan yang sia-sia atau tidak perlu dilakukan.


Syarah Hadits


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَهْتَمُّ اهْتِمَامًا بَالِغًا بِالْأَخْلَاقِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh memperhatikan akhlak.

وَكَثِيرًا مَا كَانَ يَحُثُّ عَلَى فَضَائِلِ الْأَخْلَاقِ وَيَمْدَحُهَا
Dan sering kali beliau menganjurkan tentang keutamaan akhlak dan memujinya.

وَيُحَذِّرُ مِنْ مَسَاوِئِ الْأَخْلَاقِ وَيَذُمُّهَا
Dan beliau memperingatkan dari keburukan akhlak dan mencelanya.

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan dalam hadis ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
'Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.'

وَالْمَقْصُودُ أَنَّ مِنْ كَمَالِ مَحَاسِنِ إِسْلَامِ الْمُسْلِمِ وَتَمَامِ إِيمَانِهِ
Yang dimaksud adalah bahwa di antara kesempurnaan kebaikan Islam seorang Muslim dan sempurnanya iman seseorang,

ابْتِعَادُهُ عَمَّا لَا يَخُصُّهُ وَلَا يُهِمُّهُ وَمَا لَا يُفِيدُهُ مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَفْعَالِ
adalah menjauhi apa yang tidak berhubungan dengannya, tidak penting baginya, dan tidak bermanfaat baginya dari perkataan dan perbuatan.

وَعَدَمُ تَدَخُّلِهِ فِي شُؤُونِ غَيْرِهِ
Dan tidak mencampuri urusan orang lain.

وَعَدَمُ تَطَفُّلِهِ عَلَى غَيْرِهِ فِيمَا لَا يَنْفَعُهُ وَلَا يُفِيدُهُ
Dan tidak ikut campur dalam urusan orang lain yang tidak bermanfaat dan tidak berguna baginya.

وَيَدْخُلُ أَيْضًا فِي عُمُومِ الْمَعْنَى
Dan ini juga termasuk dalam pengertian umum.

الِابْتِعَادُ عَمَّا لَا يَعْنِي مِمَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Menjauhi apa yang tidak bermanfaat, yaitu apa yang diharamkan oleh Allah.

وَمَا كَرِهَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan apa yang dibenci oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

وَكَذَٰلِكَ مَا لَا يُحْتَاجُ إِلَيْهِ مِنْ فُضُولِ الْمُبَاحَاتِ مِنَ الْكَلَامِ وَالْأَفْعَالِ وَالْأَحْوَالِ
Begitu juga apa yang tidak dibutuhkan dari kebiasaan yang tidak dilarang, baik dalam perkataan, perbuatan, atau keadaan.

فَمِمَّا لَا يَعْنِي الْإِنسَانَ لَيْسَ مَحْصُورًا فِي الْأُمُورِ الدُّنْيَوِيَّةِ
Karena apa yang tidak bermanfaat bagi manusia tidak hanya terbatas pada urusan duniawi.

بَلْ إِنَّ مِمَّا لَا يَعْنِيهِ أَيْضًا مَا هُوَ مُتَعَلِّقٌ بِأُمُورٍ أُخْرَوِيَّةٍ
Tetapi juga termasuk apa yang berkaitan dengan urusan ukhrawi.

كَحَقَائِقِ الْغَيْبِ وَتَفَاصِيلِ الْحِكَمِ فِي الْخَلْقِ وَالْأَمْرِ
Seperti hakikat perkara ghaib dan rincian hikmah dalam penciptaan dan urusan Allah.

وَمِنْهَا السُّؤَالُ وَالْبَحْثُ عَنْ مَسَائِلَ مُقَدَّرَةٍ وَمُفْتَرَضَةٍ لَمْ تَقَعْ
Di antaranya adalah bertanya dan mencari tahu tentang hal-hal yang belum ditentukan atau yang tidak terjadi.

أَوْ لَا تَكَادُ تَقَعُ، أَوْ لَا يُتَصَوَّرُ وُقُوعُهَا
Atau hal-hal yang hampir tidak terjadi, atau yang tidak dapat dibayangkan akan terjadi.

وَفِي الْحَدِيثِ: الْحَثُّ عَلَى الْانشِغَالِ بِمَا يَنْفَعُ وَيُفِيدُ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا
Dan dalam hadis ini, ada anjuran untuk sibuk dengan apa yang bermanfaat dan berguna dalam agama dan dunia.

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/147242


Pelajaran dari Hadits ini


Secara keseluruhan, pelajaran utama dari hadis ini adalah untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat, baik itu dalam percakapan, perbuatan, atau perhatian terhadap urusan yang tidak relevan. Hal ini tidak hanya mencakup aspek duniawi, tetapi juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga akhlak dan berfokus pada hal-hal yang sesuai dengan ajaran agama. Berikut adalah pelajaran yang dapat dipetik dari hadis tersebut:

  1. Pentingnya Fokus pada Hal-hal yang Bermanfaat
    Hadis ini mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bermanfaat dalam kehidupan, baik itu dalam hal agama maupun dunia. Menjauhi hal-hal yang tidak ada manfaatnya adalah salah satu ciri keislaman yang baik. Hal ini mencakup ucapan, perbuatan, dan perhatian kita terhadap hal-hal yang relevan dan berguna, serta menghindari gangguan atau pembicaraan yang tidak perlu.

  2. Kebaikan Islam Tercermin dalam Perilaku Sehari-hari
    Salah satu indikator keislaman yang baik adalah bagaimana seseorang mengelola waktunya dan menjaga diri dari perkara yang tidak bermanfaat. Dalam hal ini, kualitas Islam seseorang dapat dilihat dari ketegasan dalam menjaga diri agar tidak terlibat dalam hal-hal yang tidak penting, baik dalam aspek sosial maupun pribadi.

  3. Menghindari Tindakan yang Tidak Berhubungan dengan Kita
    Hadis ini juga mengingatkan kita untuk tidak mencampuri urusan orang lain atau hal-hal yang tidak berhubungan dengan kita. Hal ini terkait dengan prinsip menjaga adab dalam berinteraksi dengan sesama, serta menghindari tindakan atau komentar yang tidak diperlukan dalam kehidupan orang lain.

  4. Menjauhi Pembicaraan yang Tidak Perlu (Ghibah dan Fitnah)
    Meninggalkan apa yang tidak bermanfaat juga mencakup berbicara tentang orang lain atau isu-isu yang tidak penting, yang bisa menimbulkan gosip atau fitnah. Oleh karena itu, menjaga lisan dari percakapan yang tidak bermanfaat adalah bagian dari menjaga akhlak yang baik.

  5. Kepedulian terhadap Hal-hal yang Diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya
    Hadis ini menegaskan bahwa kita harus menghindari apa yang dilarang atau tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam konteks ini, apa yang tidak bermanfaat bukan hanya yang bersifat duniawi, tetapi juga yang berhubungan dengan agama, seperti berbicara tentang perkara-perkara ghaib yang tidak dapat kita ketahui atau mencari-cari hal yang belum tentu terjadi.

  6. Menjauhi Pembicaraan atau Aktivitas yang Tidak Berguna dalam Kehidupan Sehari-hari
    Selain perkara yang berhubungan dengan masalah agama dan ukhrawi, hadis ini juga mengingatkan untuk menghindari kebiasaan berbicara atau melakukan hal-hal yang tidak ada gunanya dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbicara tanpa tujuan yang jelas atau melakukan aktivitas yang tidak membawa hasil yang bermanfaat.

  7. Menghindari Pertanyaan atau Pembicaraan yang Tidak Relevan dengan Kondisi Saat Ini
    Pembicaraan atau pertanyaan yang mengarah pada hal-hal yang tidak relevan atau belum terjadi, seperti mencari tahu tentang masa depan atau hal-hal yang tidak mungkin terjadi, juga termasuk dalam kategori hal-hal yang tidak bermanfaat. Hal ini mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang penting dan relevan dengan situasi saat ini.

  8. Pentingnya Keutamaan Akhlak dalam Islam
    Hadis ini mengajarkan bahwa memperhatikan akhlak yang baik dalam segala aspek kehidupan sangat penting dalam Islam. Dengan menjaga diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat, kita menjaga diri agar tetap berada dalam kebaikan dan dapat berfokus pada hal-hal yang lebih positif dan produktif.

  9. Hikmah dalam Menjaga Lisan dan Tindakan
    Hadis ini juga mengingatkan kita bahwa menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat adalah salah satu tanda keislaman yang baik. Kita diajarkan untuk berbicara hanya jika itu memberikan manfaat, baik dalam konteks agama maupun sosial.


Penutupan Kajian


Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam majelis ilmu ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah memberikan kita petunjuk hidup yang sempurna, termasuk dalam aspek akhlak dan cara bersikap terhadap sesama.

Saudara-saudariku yang dirahmati Allah, kita telah mendalami makna dari sebuah hadits yang sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, yaitu "مِن حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ"—"Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." 

Hadits ini memberikan kita pemahaman yang jelas mengenai pentingnya memilah dan memilih perkara yang kita perhatikan, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun dalam kegiatan sehari-hari.

Faedah besar yang kita peroleh dari hadits ini adalah kesadaran untuk tidak terjebak dalam aktivitas yang hanya menghabiskan waktu dan energi tanpa memberikan manfaat. Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh dengan berbagai distraksi ini, sangat mudah bagi kita untuk terperangkap dalam hal-hal yang tidak relevan atau bahkan merugikan. Dengan mempraktikkan hadits ini, kita diajarkan untuk lebih fokus pada apa yang benar-benar penting, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.

Harapan kami, semoga hadits ini tidak hanya menjadi pengetahuan yang kita simpan dalam hati, tetapi benar-benar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Semoga setiap dari kita dapat 

  • lebih bijak dalam mengatur waktu, 
  • menghindari perdebatan yang tidak perlu, dan 
  • fokus pada hal-hal yang bermanfaat—baik dalam hubungan dengan sesama, keluarga, pekerjaan, maupun ibadah kita kepada Allah. 

Kita harus terus berusaha untuk memperbaiki diri, menjaga lisan, dan tidak mencampuri urusan orang lain yang bukan menjadi tanggung jawab kita.

Dengan penerapan hadits ini, insyaAllah kita akan semakin mendekatkan diri kepada Allah, memperoleh kebahagiaan dalam hidup ini, dan tentu saja mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah kita. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat, tetapi juga aktif mencari kebaikan dan manfaat untuk diri kita dan orang lain.

Akhir kata, marilah kita berdoa kepada Allah agar ilmu yang kita pelajari dalam kajian ini dapat bermanfaat, memotivasi kita untuk terus memperbaiki akhlak dan tindakan, serta menjadikan kita umat yang lebih baik dalam pandangan-Nya. Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah untuk selalu mengamalkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupan kita sehari-hari.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang baik.

Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:

🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.


Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers