Hadits: Dzikir 'Subhanallahi Wa Bihamdihi' Menghapus Dosa Meskipun Sebanyak Buih Lautan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala
kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Baik disadari atau tidak, lisan kita kerap terjatuh dalam perkataan yang sia-sia, tangan dan kaki kita bisa tergelincir dalam perbuatan yang tidak diridhai Allah, bahkan hati pun sering kali lalai dari mengingat-Nya. Seiring berjalannya waktu, dosa yang menumpuk bisa menjadi penyebab hati mengeras, menjauh dari kebaikan, dan semakin sulit menerima hidayah.
Namun, di tengah kelemahan manusia ini, Allah ﷻ yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menyediakan berbagai jalan untuk menghapus dosa-dosa, di antaranya adalah dzikir, yaitu mengingat Allah dengan lisan dan hati. Salah satu dzikir yang memiliki keutamaan luar biasa adalah mengucapkan "سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ" sebanyak 100 kali dalam sehari, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadis yang akan kita kaji hari ini.
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa dengan dzikir yang ringan di lisan, tetapi berat dalam timbangan amal, Allah ﷻ berkenan mengampuni dosa-dosa kita, bahkan jika dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Ini adalah sebuah kabar gembira yang seharusnya membangkitkan semangat kita untuk senantiasa berdzikir, terlebih lagi di zaman ini, di mana kelalaian terhadap dzikir sudah menjadi hal yang umum di masyarakat.
Betapa banyak orang yang lisannya lebih terbiasa dengan obrolan duniawi dibandingkan menyebut nama Allah. Berapa banyak waktu yang terbuang dalam hal yang tidak bermanfaat, sementara dzikir yang hanya memakan waktu beberapa menit bisa menjadi penyebab dihapuskannya dosa dan bertambahnya kebaikan. Oleh karena itu, kajian ini menjadi penting agar kita memahami betapa besarnya manfaat dzikir, bagaimana mengamalkannya dengan istiqamah, serta bagaimana menerapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan mempelajari hadis ini, kita semua dapat menjadi hamba yang senantiasa mengingat Allah, menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia, dan meraih ampunan serta rahmat-Nya.
للَّهُمَّ اجْعَلْنَا
مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
Ya Allah, jadikanlah kami ((baik laki-laki maupun perempuan) termasuk orang-orang yang banyak berdzikir kepada-Mu,
Mari kita kaji hadits mulia ini:
-----
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَن قَالَ: سُبْحَانَ
اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ؛ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ
كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Barang siapa yang mengucapkan: 'Subhanallah wa
bihamdihi, dalam satu hari 100 kali maka akan dihapuskan dosa-dosanya
meskipun sebanyak buih lautan.
HR Al-Bukhari (6405) dan Muslim (2691).
Arti per Kata
مَن قَالَ
Barang siapa yang mengucapkan
Siapa pun yang melakukan amalan yang disebutkan akan
mendapatkan keutamaan yang dijelaskan setelahnya.
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Mahasuci Allah dan segala pujian bagi-Nya.
Dzikir ini mengandung tasbih (penyucian Allah dari
segala kekurangan) dan tahmid (pujian kepada Allah atas segala kesempurnaan dan
nikmat-Nya).
فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ
Dalam sehari sebanyak seratus kali.
Batasan ini menunjukkan keutamaan amalan yang dilakukan
secara istiqamah dalam sehari, bukan hanya sekali-sekali.
حُطَّتْ خَطَايَاهُ
Maka akan dihapuskan dosa-dosanya.
Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang mengucapkan
dzikir ini dengan ikhlas, sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang-Nya.
وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Meskipun (dosa-dosanya) sebanyak buih lautan.
Perumpamaan ini menunjukkan betapa banyaknya dosa yang
dapat diampuni dengan amalan ringan ini, karena buih lautan sangat banyak dan
sulit dihitung.
Syarah Hadits
ذِكْرُ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِمَّا
يُؤْنِسُ الرُّوحَ وَالقَلْبَ
Dzikir kepada Allah, Mahasuci dan Mahatinggi, termasuk sesuatu yang menghibur
jiwa dan hati,
وَيَرْزُقُ النَّفْسَ الطُّمَأْنِينَةَ
dan memberikan ketenangan kepada jiwa,
وَيُثَقِّلُ مَوَازِينَ العَبْدِ
بِالحَسَنَاتِ
serta memberatkan timbangan amal seorang hamba dengan kebaikan,
وَيُنَجِّي اللَّهُ تَعَالَى بِهِ صَاحِبَهُ
مِنَ الهَمِّ وَالغَمِّ
dan Allah Ta’ala menyelamatkan orang yang berdzikir dengannya dari kecemasan
dan kesedihan,
فَيَكْشِفُ ضُرَّهُ وَيُذْهِبُ غَمَّهُ
maka Dia akan menghilangkan kesusahannya dan mengangkat kesedihannya.
وَفِي هَذَا الحَدِيثِ دَلَّ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُسْلِمَ عَلَى مَا تُوضَعُ بِهِ خَطَايَا
العَبْدِ وَذُنُوبُهُ وَتُمْحَى
Dalam hadis ini, Rasulullah ﷺ menunjukkan kepada seorang Muslim cara
yang dapat menghapus kesalahan dan dosa seorang hamba,
وَلَوْ كَانَتْ كَثِيرَةً كَزَبَدِ البَحْرِ
meskipun jumlahnya banyak seperti buih di lautan,
وَهُوَ: مَا يَعْلُو البَحْرَ مِنَ
الرَّغْوَةِ وَالفَقَاقِيعِ عِنْدَ تَمَوُّجِهِ وَهَيَجَانِهِ
yaitu sesuatu yang mengapung di atas laut berupa busa dan gelembung ketika
airnya bergelombang dan bergejolak,
وَيُعَبَّرُ بِهِ عَنْ كَثْرَةِ الذُّنُوبِ
وَعَدَمِ حَصْرِهَا
dan perumpamaan ini digunakan untuk menggambarkan banyaknya dosa yang tidak
dapat dihitung,
وَمَعَ كَثْرَتِهَا الهَائِلَةِ يَغْفِرُهَا
اللَّهُ لِمَنْ أَتَى بِهَذَا الذِّكْرِ
dan meskipun jumlahnya begitu besar, Allah tetap mengampuninya bagi siapa saja
yang mengucapkan dzikir ini,
وَتِلْكَ مُبَالَغَةٌ فِي بَيَانِ سَعَةِ
مَغْفِرَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَعَظِيمِ رَحْمَتِهِ
dan ini merupakan bentuk penekanan dalam menjelaskan luasnya ampunan Allah
Ta’ala dan besarnya rahmat-Nya,
وَذَلِكَ بِأَنْ يَقُولَ فِي اليَوْمِ مِائَةَ
مَرَّةٍ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
yaitu dengan mengucapkan dalam sehari sebanyak seratus kali: Subḥanallah
wa biḥamdihi,
أَيْ: أَحْمَدُ اللَّهَ عَلَى مَا يَسَّرَ
مِنَ التَّسْبِيحِ وَالطَّاعَاتِ
artinya, "Aku memuji Allah atas kemudahan yang diberikan dalam bertasbih
dan menaati-Nya."
وَالتَّسْبِيحُ: تَنْزِيهُ اللَّهِ تَعَالَى
عَنْ كُلِّ نَقْصٍ وَعَيْبٍ
Sedangkan tasbih adalah mensucikan Allah Ta’ala dari segala kekurangan dan
cacat.
وَ الذُّنُوبُ الَّتِي تُحَطُّ بِالتَّسْبِيحِ
هِيَ الصَّغَائِرُ
Adapun dosa-dosa yang dihapus dengan tasbih adalah dosa-dosa kecil,
وَقِيلَ: يُحْتَمَلُ الكَبَائِرُ
dan ada yang mengatakan bahwa kemungkinan juga mencakup dosa-dosa besar,
الَّتِي تَتَعَلَّقُ بِحُقُوقِ اللَّهِ
تَعَالَى لَا بِحُقُوقِ العِبَادِ
yaitu dosa-dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah Ta’ala, bukan hak-hak
sesama manusia,
لِأَنَّ حُقُوقَهُمْ لَا تَنْحَطُّ إِلَّا
بِاسْتِرْضَائِهِمْ
karena hak-hak mereka tidak akan terhapus kecuali dengan meminta kerelaan
mereka.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/40346
Pelajaran dari hadits ini
1. Keutamaan Dzikir sebagai Penghapus Dosa
Hadis ini menegaskan bahwa membaca Subḥānallāh wa biḥamdihī sebanyak 100 kali dalam sehari dapat menghapus dosa-dosa, bahkan jika dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Ini menunjukkan bahwa dzikir memiliki dampak luar biasa dalam membersihkan diri dari dosa, terutama dosa-dosa kecil.
2. Luasnya Rahmat dan Ampunan Allah
Perumpamaan buih lautan menegaskan bahwa sebanyak apa pun dosa seorang hamba, Allah tetap Maha Pengampun. Hadis ini menggambarkan luasnya kasih sayang Allah yang mencakup segala sesuatu, dan tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, selama hamba tersebut kembali kepada-Nya dengan taubat dan dzikir.
3. Dzikir Memberikan Ketenangan Jiwa
Dalam syarah hadits disebutkan bahwa dzikir kepada Allah dapat menenangkan hati dan jiwa (يُؤْنِسُ الرُّوحَ والقَلْبَ، وَيَرْزُقُ النَّفْسَ الطُّمَأْنِينَةَ). Ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d [13:28]:
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang."
4. Dzikir Sebagai Timbangan Amal yang Berat
Dzikir ini juga menambah pahala dan memberatkan timbangan kebaikan (يُثَقِّلُ مَوَازِينَ العَبْدِ بالحَسَنَاتِ). Dalam banyak hadis lain, Rasulullah ﷺ menekankan bahwa dzikir merupakan amalan ringan di lisan, tetapi berat di timbangan pada hari kiamat.
5. Dzikir Sebagai Sarana Menghilangkan Kecemasan dan Kesedihan
Disebutkan dalam syarah hadits bahwa Allah menyelamatkan orang yang berdzikir dari kesedihan dan kesulitan hidup (وَيُنَجِّي اللَّهُ تَعَالَى بِهِ صَاحِبَهُ مِنَ الهَمِّ وَالغَمِّ). Ini berarti bahwa mengingat Allah dapat menjadi solusi bagi siapa saja yang sedang menghadapi masalah, kecemasan, atau kesedihan.
6. Keutamaan Dzikir dengan Lafaz yang Ringan
Lafaz "Subḥānallāh wa biḥamdihī" sangat pendek dan mudah diucapkan, tetapi memiliki pahala yang besar. Ini menunjukkan bahwa amalan yang sederhana bisa memiliki dampak yang luar biasa jika dilakukan dengan keikhlasan dan istiqamah.
7. Dosa yang Dihapus dengan Dzikir Ini
Hadis ini juga menjelaskan bahwa dosa yang dihapus adalah dosa kecil, sebagaimana dijelaskan dalam banyak syarah hadis. Namun, ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa dosa besar juga bisa diampuni jika seseorang melakukannya dengan penuh taubat dan keikhlasan, meskipun hak-hak manusia tetap harus diselesaikan dengan meminta maaf atau mengganti kerugian.
8. Anjuran untuk Istiqamah dalam Dzikir
Hadis ini menggunakan redaksi "dalam sehari seratus kali", menunjukkan bahwa amalan ini lebih utama jika dilakukan secara rutin setiap hari. Konsistensi dalam mengamalkan dzikir ini adalah salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah.
Penutupan Kajian
Setelah kita mengkaji hadis mulia tentang keutamaan dzikir "سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ" sebanyak 100 kali dalam sehari, ada beberapa faedah penting yang harus kita renungkan dan amalkan dalam kehidupan kita.
Pertama, dzikir adalah ibadah yang ringan di lisan, tetapi berat di timbangan amal. Rasulullah ﷺ mengajarkan dzikir ini sebagai sarana untuk menghapus dosa, bahkan jika dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah ﷻ bagi hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya.
Kedua, dzikir mendatangkan ketenangan hati dan menghilangkan kesedihan. Dalam kehidupan ini, manusia sering menghadapi berbagai tekanan, kekhawatiran, dan kesulitan. Namun, mereka yang istiqamah dalam berdzikir akan mendapatkan ketenangan jiwa, karena dzikir adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya.
Ketiga, dzikir memperberat timbangan amal di akhirat. Pada hari kiamat, setiap manusia akan ditimbang amal perbuatannya. Bagi orang yang banyak berdzikir, timbangan kebaikannya akan semakin berat, sehingga menjadi sebab masuknya mereka ke dalam surga dengan izin Allah.
Hadirin sekalian,
Hadis ini bukan hanya sekadar teori yang kita pelajari dalam majelis ilmu, tetapi merupakan amalan yang harus kita bawa dalam kehidupan sehari-hari. Betapa mudahnya melafalkan "سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ", namun betapa besarnya pahala yang dijanjikan. Maka, mari kita mulai dari sekarang untuk membiasakan dzikir ini setiap hari, menjadikannya sebagai rutinitas yang melekat dalam keseharian kita.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya, diberikan keistiqamahan dalam beribadah, serta diampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan yang akan datang.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ
نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan
rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa
dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang
baik.
Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:
🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
وَالسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.