Hadits: Orang Yang Mahir Membaca Al-Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ:

Alhamdulillah, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberi kita nikmat iman, Islam, serta kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu yang penuh keberkahan ini. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan ini, kita akan membahas sebuah hadits yang sangat penting terkait keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an. Hadits ini memberikan motivasi besar bagi kita semua, baik yang sudah mahir dalam membaca Al-Qur’an maupun yang masih terbata-bata dalam membacanya.

Namun, jika kita melihat kondisi umat Islam hari ini, ada beberapa permasalahan yang patut menjadi bahan renungan:

Latar Belakang Permasalahan

  1. Jauh dari Al-Qur’an
    Banyak di antara kita yang hanya membaca Al-Qur’an ketika ada momen tertentu, seperti bulan Ramadhan atau saat menghadiri acara keagamaan. Padahal, Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang seharusnya selalu kita baca dan renungkan setiap hari.

  2. Kurangnya Semangat Menghafal dan Memahami Al-Qur’an
    Banyak orang menganggap menghafal Al-Qur’an hanya kewajiban bagi santri atau ustadz, padahal Rasulullah ﷺ memotivasi kita semua untuk menjadi bagian dari ahlul Qur’an. Selain itu, masih banyak yang membaca Al-Qur’an tanpa memahami isinya, sehingga pesan dan hikmahnya tidak benar-benar diamalkan dalam kehidupan.

  3. Rasa Malu dan Putus Asa dalam Belajar Al-Qur’an
    Ada sebagian orang yang ingin belajar membaca Al-Qur’an, tetapi merasa malu karena usianya sudah tua atau karena terbata-bata saat membaca. Mereka takut dicemooh, sehingga akhirnya enggan belajar. Padahal, dalam hadits yang akan kita bahas, Rasulullah ﷺ justru memberikan motivasi besar kepada mereka yang masih kesulitan dalam membaca Al-Qur’an, bahkan mereka mendapatkan pahala dua kali lipat.

  4. Kurangnya Kesadaran tentang Besarnya Pahala bagi Ahli Al-Qur’an
    Sebagian orang tidak menyadari bahwa mereka yang mahir dalam membaca Al-Qur’an memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. Bahkan, dalam hadits ini disebutkan bahwa mereka akan bersama para malaikat yang mulia. Ini menunjukkan bahwa membaca dan menghafal Al-Qur’an bukan sekadar ibadah biasa, tetapi merupakan jalan menuju derajat yang tinggi di akhirat.

Urgensi Mempelajari Hadits Ini

Mengingat berbagai permasalahan tersebut, hadits yang akan kita bahas hari ini sangatlah penting untuk dipahami dan diamalkan. Hadits ini tidak hanya memberikan motivasi bagi para penghafal dan pembaca Al-Qur’an, tetapi juga memberikan semangat bagi mereka yang masih belajar dan merasa kesulitan.

Dari hadits ini, kita akan memahami bahwa:

  • Membaca Al-Qur’an dengan baik adalah ibadah yang sangat utama dan mendekatkan kita kepada Allah.
  • Orang yang masih belajar dan mengalami kesulitan tetap mendapatkan pahala yang besar.
  • Menghafal dan memahami Al-Qur’an adalah bagian dari upaya kita untuk meraih kedudukan mulia di dunia dan akhirat.
  • Islam tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga menghargai proses dan usaha yang dilakukan dalam mencari ilmu.

Maka dari itu, kajian ini sangat relevan bagi kita semua, baik yang sudah terbiasa membaca Al-Qur’an maupun yang masih dalam tahap belajar. InsyaAllah, dengan memahami hadits ini, kita akan semakin termotivasi untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua agar menjadi bagian dari ahlul Qur’an, yang mendapatkan syafaat dari Al-Qur’an di hari kiamat. Aamiin.

Mari kita simak dan renungkan hadits ini dengan penuh perhatian, semoga menjadi bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat.


Hadits ke-1:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

الماهِرُ بالقرآنِ معَ السَّفَرَةِ الكِرامِ البَرَرَةِ، والَّذِي يَقْرَؤُهُ وَيَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ.

"Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan merasa sulit dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala."

HR Al-Bukhari (4937) dan Muslim (798).


Arti Per Kalimat Hadits ke-1


الماهِرُ بالقرآنِ

Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an.

Maksudnya adalah seseorang yang membaca Al-Qur'an dengan lancar, fasih, dan sesuai dengan hukum tajwid tanpa kesalahan.


معَ السَّفَرَةِ الكِرامِ البَرَرَةِ

Bersama para malaikat yang mulia dan taat.

السَّفَرَةِ  (as-safarah) berarti para malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu.

الكِرامِ  (al-kirâm) berarti yang mulia, menunjukkan kemuliaan akhlak dan kedudukan mereka.

البَرَرَةِ  (al-bararah) berarti yang taat dan selalu berbuat kebaikan.

Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an akan mendapatkan kedudukan tinggi bersama malaikat yang membawa wahyu.


والَّذِي يَقْرَؤُهُ وَيَتَعْتَعُ فِيهِ

Dan orang yang membacanya dengan terbata-bata.

 يَقْرَؤُهُ  (yaqra’uhu) berarti membacanya.

وَيَتَعْتَعُ فِيهِ  (wayata‘ta‘u fīhi) berarti merasa kesulitan atau terbata-bata dalam membacanya.

Ini menunjukkan bahwa ada orang yang belum lancar membaca Al-Qur'an dan masih mengalami kesulitan.


وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ

Dan merasa berat dalam membacanya.

Maksudnya adalah orang tersebut berusaha membaca Al-Qur'an meskipun sulit baginya, baik karena belum terbiasa, belum lancar, atau karena belum memahami tajwid dengan baik.


لَهُ أَجْرَانِ

Maka ia mendapatkan dua pahala.

Pahala pertama karena ia tetap membaca Al-Qur'an meskipun sulit.

Pahala kedua karena ia bersabar dalam menghadapi kesulitan dan tetap berusaha memperbaiki bacaannya.


Hadits ke-2:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ، مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ؛ فَلَهُ أَجْرَانِ.

"Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia menjaganya (hafalannya), maka ia bersama para malaikat yang mulia dan taat. Dan perumpamaan orang yang membaca (Al-Qur’an) dan terus mengulang-ulangnya (karena belum hafal), serta merasa sulit dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala."

HR Muslim (798).


Arti Per Kalimat Hadits ke-2


مَثَلُ الذي يَقْرَأُ القُرْآنَ وهو حافِظٌ له
Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia menghafalnya

مَثَلُ  berarti  berarti perumpamaan atau gambaran tentang keadaan seseorang.

الذي يَقْرَأُ القُرْآنَ  yaitu orang yang membaca Al-Qur’an secara rutin.

وهو حافِظٌ له  dan dia juga menghafalnya dengan baik.

Maksudnya adalah seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan lancar, memahami isinya, dan menjaga hafalannya.


 مع السَّفَرَةِ الكِرامِ البَرَرَةِ
Bersama para malaikat yang mulia dan berbakti (kepada Allah).

مع  berarti "bersama" atau "di sisi".

السَّفَرَةِ  adalah para malaikat yang membawa wahyu dari Allah kepada para rasul.

الكِرامِ  berarti  yang mulia dalam kedudukan dan akhlaknya.

البَرَرَةِ  berarti  yang sangat taat dan berbakti kepada Allah.

Ini menunjukkan bahwa orang yang mahir membaca dan menghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan yang tinggi, sejajar dengan para malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu.


ومَثَلُ الذي يَقْرَأُ وهو يَتَعاهَدُهُ، وهو عليه شَدِيدٌ
Dan perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi ia masih belajar dan mengulanginya, sementara itu terasa berat baginya.

ومَثَلُ  perumpamaan lain, menunjukkan kelompok kedua.

الذي يَقْرَأُ  orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi belum lancar.

وهو يَتَعاهَدُهُ  dan  ia terus mengulang-ulang dan mempelajari Al-Qur’an agar tidak lupa.

وهو عليه شَدِيدٌ  berarti  tetapi hal itu terasa sulit dan berat baginya.

Ini menggambarkan orang yang masih berjuang membaca Al-Qur’an, mengalami kesulitan dalam membacanya, tetapi tetap berusaha.


فَلَهُ أجْرانِ
Maka baginya dua pahala.

فَلَهُ  maka dia mendapatkan.

أجْرانِ  dua pahala.

Satu pahala karena ia tetap membaca Al-Qur’an, dan pahala kedua karena usahanya yang gigih meskipun masih mengalami kesulitan.

Ini menunjukkan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang berusaha mendekat kepada Al-Qur’an, meskipun belum mahir.


Syarah Hadits


أَنزَلَ اللَّهُ القُرآنَ الكَرِيمَ هِدايَةً وَرَحمَةً لِلعالَمِينَ،
"Allah menurunkan Al-Qur’an yang mulia sebagai petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam."

فَيَنبَغِي أَنْ يُدَاوِمَ المُسلِمُ عَلَى قِرَاءَتِهِ وَحِفظِهِ، وَفَهمِ مَعَانِيهِ، وَالعَمَلِ بِمَقتَضَاهُ.
"Maka seharusnya seorang muslim senantiasa membaca, menghafal, memahami maknanya, dan mengamalkan isinya."

وَفِي هَذَا الحَدِيثِ أَخبَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الَّذِي يَقرَأُ القُرآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ حَاذِقٌ،
"Dalam hadits ini, Nabi mengabarkan bahwa orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir dan fasih,"

لَا يَتَوَقَّفُ وَلَا تَشُقُّ عَلَيهِ القِرَاءَةُ؛ لِجَودَةِ حِفظِهِ وَإِتقَانِهِ؛
"yang tidak terhenti-henti dalam membacanya dan tidak merasa kesulitan karena hafalannya yang baik dan penguasaannya yang sempurna,"

أَنَّ مَنزِلَتَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَهُمُ الرُّسُلُ، فَيَكُونُ رَفِيقًا لَهُم فِي مَنَازِلِهِم.
"maka kedudukannya bersama para malaikat yang mulia dan taat, yaitu para rasul, sehingga ia akan menjadi teman mereka dalam kedudukan mereka."

أَوِ المُرَادُ المَلَائِكَةُ المُكرَمُونَ المُقَرَّبُونَ عِندَ اللَّهِ تَعَالَى؛ لِعِصمَتِهِم وَنَزَاهَتِهِم عَن دَنَسِ المَعصِيَةِ وَالمُخَالَفَةِ،
"Atau yang dimaksud adalah para malaikat yang dimuliakan dan didekatkan kepada Allah Ta'ala karena mereka terjaga dari dosa dan bebas dari kotoran maksiat serta penyimpangan."

وَالبَرَرَةُ جَمعُ البَارِّ، وَهُمُ المُطِيعُونَ.
"Dan kata al-bararah adalah bentuk jamak dari al-barr yang berarti orang-orang yang taat."

وَيَحتَمِلُ أَنْ يَكُونَ مَعْنَى كَونِهِ مَعَ المَلَائِكَةِ: أَنَّ لَهُ فِي الآخِرَةِ مَنَازِلَ يَكُونُ فِيهَا رَفِيقًا لِلمَلَائِكَةِ السَّفَرَةِ؛
"Ada kemungkinan bahwa maksud ‘bersama para malaikat’ adalah ia akan memiliki kedudukan di akhirat yang menjadikannya sebagai teman para malaikat pembawa wahyu."

لِاتِّصَافِهِ بِصِفَتِهِم مِن حَملِ كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى،
"Karena ia memiliki sifat seperti mereka dalam membawa Kitab Allah Ta'ala."

وَيَحتَمِلُ أَنْ يُرَادَ أَنَّهُ عَامِلٌ بِعَمَلِهِم، وَسَالِكٌ مَسلَكَهُم.
"Dan ada kemungkinan bahwa maksudnya adalah ia beramal seperti mereka dan menempuh jalan mereka."

وَأَخبَرَ أَنَّ الَّذِي يَقرَأُ القُرآنَ، فَيَضبِطُهُ وَيَتَفَقَّدُهُ، وَيُكَرِّرُ قِرَاءَتَهُ حَتَّى لَا يَنسَاهُ،
"Dan Nabi mengabarkan bahwa orang yang membaca Al-Qur'an, lalu ia menjaga dan mengulang-ulangnya agar tidak lupa,"

وَيَشتَدُّ عَلَيهِ هَذَا الأَمرُ وَيَشُقُّ عَلَيهِ؛ لِضَعفِ حِفظِهِ وَإِتقَانِهِ؛
"dan ia merasa kesulitan serta berat dalam melakukannya karena kelemahan hafalannya dan kurangnya penguasaannya,"

فَإِنَّ لَهُ أَجرَينِ: أَجرًا لِقِرَاءَتِهِ، وَأَجرًا لِعَنَائِهِ وَمَا يُلَاقِيهِ مِن شِدَّةٍ فِي حِفظِهِ،
"maka ia mendapatkan dua pahala: satu pahala karena membacanya, dan satu pahala karena kesusahannya serta kesulitan yang ia hadapi dalam menghafalnya."

وَلَيسَ المُرَادُ أَنَّ أَجرَهُ أَكثَرُ مِن أَجرِ المَاهِرِ، بَلِ الأَوَّلُ أَكثَرُ؛
"Namun, bukan berarti pahalanya lebih besar daripada orang yang mahir membaca Al-Qur'an, justru yang pertama lebih besar."

وَلِذَا كَانَ مَعَ السَّفَرَةِ؛ فَالحَافِظُ لَا يَصِيرُ كَذَلِكَ إِلَّا بَعدَ عَنَاءٍ كَثِيرٍ وَمَشَقَّةٍ شَدِيدَةٍ غَالِبًا.
"Karena itulah ia bersama para malaikat. Seorang penghafal tidak akan mencapai tingkat itu kecuali setelah melewati banyak usaha dan kesulitan yang berat."

وَفِي الحَدِيثِ: الحَثُّ عَلَى حِفظِ القُرآنِ وَكَثرَةِ تِلَاوَتِهِ لِنَوَالِ الأَجرِ وَالثَّوَابِ،
"Hadits ini berisi anjuran untuk menghafal Al-Qur’an dan sering membacanya agar memperoleh pahala dan ganjaran."

وَبَيَانِ عُلُوِّ مَنزِلَةِ مَن فَعَلَ ذَلِكَ.
"Serta penjelasan tentang tingginya kedudukan orang yang melakukannya."

وَفِيهِ: بَيَانُ فَضلِ المَاهِرِ بِالقُرآنِ.
"Di dalamnya juga terdapat penjelasan tentang keutamaan orang yang mahir membaca Al-Qur'an."

وَفِيهِ: أَنَّ اللَّهَ سُبحَانَهُ وَتَعَالَى يُثِيبُ عَلَى مُحَاوَلَةِ فِعلِ الخَيرِ وَالطَّاعَةِ.
"Dan dalam hadits ini terdapat dalil bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi pahala atas usaha dalam melakukan kebaikan dan ketaatan."

Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/16397


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Al-Qur'an adalah Petunjuk dan Rahmat bagi Seluruh Manusia

    • Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi seluruh manusia.
    • Setiap muslim harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam segala aspek kehidupan.
    • Al-Qur’an mengandung rahmat, yaitu kebaikan dan keberkahan bagi siapa saja yang mengamalkannya.

2. Kewajiban Seorang Muslim terhadap Al-Qur'an

    • Seorang muslim tidak cukup hanya membaca Al-Qur’an, tetapi harus juga:
      1. Membaca: Rutin membaca Al-Qur’an agar selalu dekat dengan firman Allah.
      2. Menghafal: Menghafal Al-Qur’an agar menjadi bagian dari dirinya.
      3. Memahami makna: Tidak hanya membaca, tetapi juga memahami isi kandungan Al-Qur’an.
      4. Mengamalkan: Mengimplementasikan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
    • Membaca Al-Qur’an tanpa memahami dan mengamalkan isinya berarti belum menjalankan kewajiban secara sempurna.

3. Keutamaan Orang yang Mahir Membaca Al-Qur'an

    • Orang yang mahir membaca Al-Qur’an memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah.
    • Kedudukan mereka sejajar dengan para malaikat yang mulia, yaitu mereka yang dekat dengan Allah.
    • Mahir dalam membaca Al-Qur’an berarti memiliki bacaan yang fasih, tidak terbata-bata, serta memahami ilmu tajwid dengan baik.
    • Hal ini menunjukkan bahwa belajar membaca Al-Qur’an dengan baik adalah ibadah yang sangat tinggi nilainya.

4. Makna Bersama Para Malaikat

    • Ada dua tafsiran tentang "bersama malaikat":
      1. Bersama para nabi dan rasul di akhirat, menunjukkan tingginya kedudukan penghafal dan pembaca Al-Qur’an.
      2. Bersama para malaikat pembawa wahyu, menunjukkan kemuliaan mereka karena sama-sama menjaga wahyu Allah.
    • Orang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik akan mendapat kehormatan yang luar biasa di akhirat.

5. Keutamaan Orang yang Masih Belajar dan Mengalami Kesulitan dalam Membaca Al-Qur'an

    • Orang yang masih terbata-bata tetapi terus belajar tetap mendapatkan pahala yang besar.
    • Allah memberikan dua pahala bagi mereka:
      1. Pahala karena membaca Al-Qur’an.
      2. Pahala karena usaha dan kesulitan yang dihadapinya dalam belajar.
    • Hadits ini memotivasi orang yang baru belajar membaca Al-Qur’an agar tidak putus asa dan terus berusaha.
    • Allah tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga menghargai setiap usaha dalam mencari ilmu agama.

6. Pahala Orang yang Mahir Lebih Besar daripada yang Masih Belajar

    • Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an memiliki pahala yang lebih besar daripada yang masih belajar.
    • Sebab, untuk menjadi mahir seseorang harus melalui banyak usaha, latihan, dan kesabaran.
    • Kesulitan dalam belajar Al-Qur’an memang diberi pahala, tetapi kedudukan tertinggi tetap bagi yang sudah mahir dan menguasainya.
    • Ini mendorong setiap muslim untuk terus meningkatkan kualitas bacaannya dan tidak hanya puas dengan bacaan seadanya.

7. Hadits Ini Mendorong Umat Islam untuk Menjaga Hubungan dengan Al-Qur'an

    • Hadits ini menjadi motivasi agar umat Islam tidak jauh dari Al-Qur’an.
    • Menghafal dan membaca Al-Qur’an secara rutin adalah amal yang sangat dianjurkan.
    • Setiap muslim sebaiknya memiliki target harian dalam membaca Al-Qur’an.

8. Keutamaan Menghafal Al-Qur'an

    • Orang yang menghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
    • Menghafal Al-Qur’an menjadikan seseorang bagian dari kelompok yang istimewa di dunia dan akhirat.
    • Ini juga menunjukkan bahwa menghafal Al-Qur’an harus diiringi dengan pemahaman dan pengamalan isinya.

9. Allah Memberikan Pahala atas Usaha dalam Beribadah

    • Allah tidak hanya memberi pahala bagi orang yang sudah mahir, tetapi juga bagi mereka yang sedang berusaha.
    • Niat yang tulus untuk belajar dan mengamalkan Al-Qur’an sudah cukup untuk mendapatkan pahala besar.
    • Hadits ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menghargai setiap usaha dalam kebaikan.

 


Penutup Kajian


 Alhamdulillah, kita telah menyelesaikan kajian tentang keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan majelis ini sebagai majelis ilmu yang diberkahi dan memberikan manfaat bagi kehidupan kita.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Dari hadits yang telah kita bahas, ada beberapa faedah penting yang harus kita renungkan dan amalkan:

Faedah Hadits

  1. Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah

    • Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa mereka yang fasih dalam membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia.
    • Ini menunjukkan bahwa belajar membaca dan memahami Al-Qur’an bukan sekadar ibadah, tetapi juga jalan menuju kemuliaan di dunia dan akhirat.
  2. Orang yang masih belajar dan mengalami kesulitan tetap mendapatkan pahala besar

    • Jangan pernah merasa malu atau putus asa dalam belajar membaca Al-Qur’an.
    • Rasulullah ﷺ menjamin bahwa mereka yang terbata-bata dan menghadapi kesulitan akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala membaca dan pahala atas usaha serta kesungguhannya.
    • Ini menunjukkan betapa Islam menghargai usaha, bukan hanya hasil akhir.
  3. Al-Qur’an harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

    • Tidak cukup hanya membaca Al-Qur’an, kita juga harus berusaha memahami maknanya dan mengamalkan isinya.
    • Semakin kita mendekatkan diri dengan Al-Qur’an, semakin kita mendapat petunjuk dan rahmat dari Allah.
    • Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup akan membawa keberkahan dalam kehidupan kita.
  4. Setiap muslim harus terus meningkatkan interaksinya dengan Al-Qur’an

    • Baik yang sudah mahir maupun yang masih belajar, kita semua harus berusaha meningkatkan bacaan, hafalan, dan pemahaman terhadap Al-Qur’an.
    • Jika kita belum bisa menghafal secara keseluruhan, minimal kita memiliki target untuk membaca dan memahami beberapa ayat setiap hari.

Harapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Maka dari itu, hadirin sekalian, setelah memahami hadits ini, marilah kita mulai menerapkan kandungan hadits ini dalam kehidupan kita:

Bagi yang belum terbiasa membaca Al-Qur’an – Jangan takut untuk mulai belajar. Mulailah dari sedikit, tetapi rutin, dan jangan malu untuk meminta bimbingan dari yang lebih berilmu.

Bagi yang sudah bisa membaca tapi belum fasih – Tingkatkan kualitas bacaan dengan belajar tajwid dan memperbaiki kesalahan dalam membaca.

Bagi yang sudah mahir membaca – Jangan puas hanya dengan itu, tetapi juga pahami tafsir dan makna ayat-ayatnya serta amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi yang sudah menghafal Al-Qur’an – Jaga hafalan, perbanyak muraja’ah, dan ajarkan kepada orang lain agar semakin banyak umat Islam yang mencintai Al-Qur’an.

Dengan demikian, semoga setelah kajian ini kita tidak hanya sekadar memahami haditsnya, tetapi benar-benar mengamalkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai ahlul Qur’an, orang-orang yang dekat dengan Al-Qur’an, yang membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua mendapatkan keutamaan yang dijanjikan dalam hadits ini, dan kelak Al-Qur’an menjadi syafaat bagi kita di hari kiamat.

Allahumma amin.

Sebagai penutup, marilah kita berdoa agar Allah memberikan taufik dan kemudahan kepada kita semua dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ، الَّذِينَ هُمْ أَهْلُكَ وَخَاصَّتُكَ، وَاجْعَلِ الْقُرْآنَ حُجَّةً لَنَا، لَا حُجَّةً عَلَيْنَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا، وَارْزُقْنَا حِفْظَ الْقُرْآنِ وَالعَمَلَ بِهِ، يَا رَبَّ العَالَمِينَ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk dari ahlul Qur’an, yaitu orang-orang yang menjadi keluarga-Mu dan hamba-hamba pilihan-Mu. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai hujjah (pembela) bagi kami, bukan hujjah yang menentang kami. Ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta karuniakanlah kepada kami kemampuan untuk menghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya. Wahai Rabb semesta alam

Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers