Hadits: Sebaik-baik Kalian adalah Yang Belajar Al-Quran dan Mengajarkannya
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala,
yang telah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, sang pembawa risalah, yang telah menjelaskan
Al-Quran dengan sebaik-baik penjelasan. Kepada para sahabatnya, keluarga, dan
seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah hadits yang sangat agung. Hadits ini bukan sekadar kalimat motivasi, tetapi ia adalah pedoman hidup yang memberikan arahan jelas tentang bagaimana seharusnya hubungan kita dengan Al-Quran. Namun, sebelum kita masuk ke inti pembahasan, mari kita renungkan sejenak kondisi masyarakat kita hari ini.
Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat:
1.
Minimnya Interaksi dengan Al-Quran
Di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang begitu deras, banyak dari
kita yang mulai menjauh dari Al-Quran. Al-Quran seringkali hanya menjadi hiasan
di rak buku, atau dibaca sekadar untuk mendapatkan pahala tanpa memahami
maknanya. Padahal, Al-Quran adalah petunjuk hidup yang seharusnya menjadi
panduan dalam setiap langkah kita.
2.
Krisis Pemahaman Agama
Banyaknya penyimpangan pemikiran dan tindakan di masyarakat seringkali berawal
dari kurangnya pemahaman terhadap Al-Quran. Tanpa pemahaman yang benar,
seseorang mudah terjerumus dalam kesesatan, bahkan mengatasnamakan agama untuk
membenarkan tindakan yang salah.
3.
Lemahnya Semangat Belajar dan Mengajar
Tidak sedikit dari kita yang merasa cukup dengan ilmu agama yang sedikit, atau
merasa tidak mampu untuk mempelajari Al-Quran lebih dalam. Di sisi lain, orang
yang memiliki ilmu Al-Quran seringkali enggan untuk mengajarkannya kepada orang
lain, padahal ilmu yang tidak diamalkan dan diajarkan akan sia-sia.
4.
Kurangnya Teladan dalam Mengamalkan Al-Quran
Al-Quran seringkali hanya menjadi bacaan tanpa diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, nilai-nilai Al-Quran tidak tercermin dalam
perilaku masyarakat, dan jarang kita temukan sosok yang benar-benar menjadi
teladan dalam mengamalkan Al-Quran.
Urgensi Mempelajari Hadits Ini:
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hadits ini menjadi sangat relevan untuk kita pelajari dan
renungkan bersama, karena ia memberikan solusi nyata terhadap permasalahan-permasalahan
di atas. Berikut beberapa alasan mengapa hadits ini penting untuk kita pahami:
1.
Mengembalikan Fungsi Al-Quran sebagai Petunjuk
Hadits ini mengingatkan kita bahwa Al-Quran bukan sekadar bacaan, tetapi ia
adalah pedoman hidup. Dengan mempelajari dan mengajarkannya, kita mengembalikan
Al-Quran pada fungsi utamanya, yaitu sebagai sumber hidayah dan solusi bagi
setiap masalah kehidupan.
2.
Membangun Masyarakat yang Qurani
Ketika setiap individu dalam masyarakat mempelajari dan mengajarkan Al-Quran,
maka akan tercipta masyarakat yang Qurani, yaitu masyarakat yang berpegang
teguh pada nilai-nilai Al-Quran dalam setiap aspek kehidupannya.
3.
Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Keilmuan
Mempelajari Al-Quran akan meningkatkan keimanan dan keilmuan seseorang,
sementara mengajarkannya akan memperluas manfaat ilmu tersebut kepada orang
lain. Ini adalah bentuk ibadah yang sangat mulia di sisi Allah.
4.
Menjadi Solusi bagi Krisis Akhlak
Dengan memahami dan mengamalkan Al-Quran, kita dapat mengatasi krisis akhlak
yang melanda masyarakat. Al-Quran mengajarkan nilai-nilai kejujuran, keadilan,
kasih sayang, dan kebijaksanaan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial.
5.
Mendapatkan Kedudukan Mulia di Sisi Allah
Hadits ini menjanjikan bahwa orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Quran
adalah sebaik-baik manusia. Ini adalah motivasi besar bagi kita untuk terus
berinteraksi dengan Al-Quran.
Tujuan Kajian Ini:
Melalui kajian ini, kita berharap dapat:
1.
Memahami makna dan kandungan
hadits ini secara mendalam.
2.
Menyadari pentingnya mempelajari
dan mengajarkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengambil langkah konkret untuk
lebih dekat dengan Al-Quran, baik sebagai pembelajar maupun pengajar.
4.
Menjadi pribadi yang tidak hanya
mencintai Al-Quran, tetapi juga mengamalkan dan menyebarkannya kepada orang
lain.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita buka hati dan pikiran kita untuk mengambil pelajaran
dari hadits ini. Semoga kajian ini menjadi langkah awal bagi kita untuk lebih
mencintai Al-Quran, mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, dan mengajarkannya
kepada orang lain. Dengan demikian, kita bukan hanya menjadi hamba-hamba Allah
yang taat, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi
masyarakat sekitar.
Baiklah, mari kita mulai kajian ini dengan membaca basmalah dan
memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dari Utsman bin
Affan radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda:
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya".
HR Al-Bukhari (5027),
dan At-Tirmidzi (2907)
Arti Per
Kalimat
خَيْرُكُمْ
(Sebaik-baik kalian)
Ini
menunjukkan bahwa ada tingkatan kebaikan di antara manusia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang terbaik adalah
orang yang memiliki hubungan khusus dengan Al-Quran, yaitu mempelajari dan
mengajarkannya. Ini adalah pujian dan motivasi besar bagi umat Islam
untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
مَنْ
(Orang yang)
Kata ini merujuk pada siapa saja yang memenuhi kriteria
setelahnya, yaitu mempelajari dan mengajarkan Al-Quran. Ini menunjukkan bahwa
keutamaan ini terbuka untuk semua orang, tanpa memandang status sosial, usia,
atau latar belakang.
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
(Mempelajari Al-Quran)
Mempelajari Al-Quran mencakup berbagai aspek, seperti:
·
Tilawah:
Membaca Al-Quran dengan benar sesuai tajwid.
·
Hafalan:
Menghafal ayat-ayat Al-Quran.
·
Pemahaman:
Memahami makna dan tafsirnya.
·
Pengamalan:
Mengimplementasikan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Mempelajari Al-Quran adalah langkah pertama untuk
mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah.
وَعَلَّمَهُ
(Dan mengajarkannya)
Mengajarkan Al-Quran adalah langkah selanjutnya setelah
mempelajarinya. Ini mencakup:
·
Mengajarkan bacaan
Al-Quran kepada orang lain.
·
Mengajarkan makna dan
tafsirnya.
·
Membimbing orang lain
untuk mengamalkan nilai-nilai Al-Quran.
Mengajarkan Al-Quran adalah amal jariyah (amal yang
pahalanya terus mengalir) karena ilmu yang diajarkan akan terus bermanfaat bagi
orang lain.
Syarah Hadits
الْقُرْآنُ الْكَرِيمُ
كَلَامُ اللهِ الْمُقَدَّسُ
Al-Quran
yang mulia adalah firman Allah yang suci
وَفِيهِ أَحْكَامُهُ
وَأَوَامِرُهُ وَنَوَاهِيهِ
Di
dalamnya terdapat hukum-hukum-Nya, perintah-perintah-Nya, dan
larangan-larangan-Nya
وَمَوَاعِظُهُ
Serta
nasihat-nasihat-Nya
وَغَيْرُ ذَلِكَ مِنَ
الْمَعَانِي النَّفِيسَةِ
Dan
selain itu, makna-makna berharga lainnya
الَّتِي تُسْتَخْرَجُ
بِالتَّدَبُّرِ وَالتَّعَقُّلِ
Yang
dapat digali melalui perenungan dan pemahaman mendalam
وَالْمُسْلِمُ
مُطَالَبٌ بِأَنْ يَقُومَ بِذَلِكَ
Seorang
Muslim dituntut untuk melakukannya
مَعَ حِفْظِ الْقُرْآنِ
وَمَعْرِفَةِ أَلْفَاظِهِ وَمَبَانِيهِ وَمَعَانِيهِ
Bersamaan
dengan menghafal Al-Quran, memahami lafaz-lafaznya, struktur bahasanya, dan
makna-maknanya
وَخَيْرُ الْأَعْمَالِ
وَأَنْفَعُهَا لِلْفَرْدِ وَالْمُجْتَمَعِ هُوَ تَعَلُّمُهُ وَتَعْلِيمُهُ
Dan
sebaik-baik amal serta yang paling bermanfaat bagi individu dan masyarakat
adalah mempelajarinya dan mengajarkannya
فَهُوَ طَرِيقُ
الْهِدَايَةِ وَالصَّلَاحِ
Karena
ia adalah jalan menuju petunjuk dan kebaikan
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ
يُخْبِرُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan
dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan
أَنَّ أَفْضَلَ
الْمُسْلِمِينَ وَأَرْفَعَهُمْ ذِكْرًا وَأَعْلَاهُمْ عِنْدَ اللهِ دَرَجَةً
Bahwa
sebaik-baik Muslim, yang paling tinggi sebutannya, dan yang paling tinggi
derajatnya di sisi Allah
مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ؛ تِلَاوَةً وَحِفْظًا وَتَرْتِيلًا
Adalah orang yang mempelajari Al-Quran; baik dalam hal
tilawah (membaca), menghafal, dan tartil (membaca dengan baik)
وَتَعَلَّمَهُ؛ فِقْهًا
وَتَفْسِيرًا
Serta
mempelajarinya; baik dalam hal fikih (pemahaman hukum) dan tafsir (penafsiran)
فَأَصْبَحَ عَالِمًا
بِمَعَانِيهِ
Sehingga
ia menjadi orang yang memahami makna-maknanya
فَقِيهًا فِي
أَحْكَامِهِ
Dan
ahli fikih dalam hukum-hukumnya
وَعَلَّمَ غَيْرَهُ مَا
عِنْدَهُ مِنْ عُلُومِ الْقُرْآنِ
Serta
mengajarkan kepada orang lain ilmu Al-Quran yang dimilikinya
مَعَ عَمَلِهِ بِهِ
Sambil
mengamalkannya
وَإِلَّا كَانَ
الْقُرْآنُ حُجَّةً عَلَيْهِ
Jika
tidak, Al-Quran akan menjadi hujjah (bukti) yang memberatkannya
وَلَيْسَ حُجَّةً لَهُ
Dan bukan menjadi hujjah yang membelanya
فَخَيْرُ النَّاسِ مَنْ
جَمَعَ بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَصْفَيْنِ
Maka sebaik-baik manusia adalah orang yang menggabungkan
dua sifat ini
مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
Yaitu orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya
قَالَ سَعْدُ بْنُ
عُبَيْدَةَ
Berkata Sa'ad bin 'Ubaidah
وَأَقْرَأَ أَبُو
عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيُّ النَّاسَ
Dan Abu Abdurrahman As-Sulami mengajarkan Al-Quran kepada
orang-orang
-أَيْ جَعَلَ يُعَلِّمُهُمُ
الْقُرْآنَ-
-Yakni, ia menjadikan dirinya mengajarkan Al-Quran kepada
mereka-
فِي إِمَارَةِ
عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
إِلَى أَنْ انْتَهَى
إِقْرَاؤُهُ النَّاسَ إِلَى زَمَنِ الْحَجَّاجِ بْنِ يُوسُفَ الثَّقَفِيِّ
Hingga
pengajarannya kepada orang-orang berlangsung sampai masa Al-Hajjaj bin Yusuf
Ats-Tsaqafi
وَهِيَ مُدَّةٌ
طَوِيلَةٌ
Dan itu adalah masa yang panjang
وَالَّذِي حَمَلَهُ
عَلَى ذَلِكَ هُوَ الْحَدِيثُ الَّذِي حَدَّثَ بِهِ عُثْمَانُ
Dan yang mendorongnya untuk melakukan itu adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Utsman
فِي أَفْضِلِيَّةِ مَنْ
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Tentang keutamaan orang yang mempelajari Al-Quran dan
mengajarkannya
وَأَقْعَدَهُ
مَقْعَدَهُ هَذَا
Dan ia mendudukkan dirinya pada posisi ini
وَأَشَارَ بِهِ إِلَى
مَقْعَدِهِ الَّذِي كَانَ يُقْرِئُ النَّاسَ فِيهِ
Dan ia menunjuk kepada tempat duduknya yang biasa ia
gunakan untuk mengajarkan Al-Quran kepada orang-orang
وَقِيلَ إِنَّهُ
أَرَادَ بِقَوْلِهِ «مَقْعَدِي هَذَا»
Dan dikatakan Sesungguhnya ia maksudkan dengan ucapannya,
"Tempat dudukku ini”
الْمَقْعَدَ الرَّفِيعَ
وَالْمَنْصِبَ الْجَلِيلَ
Adalah tempat duduk yang tinggi dan kedudukan yang mulia
الَّذِي حَصَلَ لَهُ
مَعَ طُولِ الْمُدَّةِ
Yang ia peroleh setelah waktu yang panjang
بِبَرَكَةِ تَعْلِيمِهِ
الْقُرْآنَ الْكَرِيمَ لِلنَّاسِ
Berkat keberkahan mengajarkan Al-Quran yang mulia kepada
orang-orang
وَفِي الْحَدِيثِ
بَيَانُ شَرَفِ الْقُرْآنِ وَفَضْلِ تَعَلُّمِهِ وَتَعْلِيمِهِ
Dan dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang kemuliaan
Al-Quran serta keutamaan mempelajari dan mengajarkannya
وَفِيهِ بَيَانُ فَضْلِ
حَامِلِ الْقُرْآنِ وَمُعَلِّمِهِ
Di dalamnya juga terdapat penjelasan tentang keutamaan
penghafal Al-Quran dan pengajarnya
وَأَنَّهُ خَيْرُ
الْمُؤْمِنِينَ
Dan bahwa ia adalah sebaik-baik orang beriman
لِأَنَّهُ أَعْظَمُهُمْ
نَفْعًا وَإِفَادَةً
Karena ia adalah orang yang paling besar manfaat dan
faedahnya
Maraji
https://dorar.net/hadith/sharh/13180
Pelajaran dari Hadits ini
·
Al-Quran sebagai Pedoman Hidup: Al-Quran adalah kalamullah (firman Allah) yang menjadi pedoman
hidup bagi setiap Muslim. Mempelajarinya berarti memahami petunjuk Allah untuk
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
·
Kewajiban Menuntut Ilmu: Hadits ini menegaskan bahwa
mempelajari Al-Quran adalah bagian dari menuntut ilmu, yang merupakan kewajiban
bagi setiap Muslim.
·
Pahala Besar: Orang yang mempelajari Al-Quran
akan mendapatkan pahala yang besar, karena ia berusaha memahami dan menghayati
firman Allah.
2. Keutamaan Mengajarkan Al-Quran
·
Menyebarkan Kebaikan: Mengajarkan Al-Quran kepada
orang lain adalah bentuk dakwah dan menyebarkan kebaikan. Ini termasuk dalam
amal jariyah (amal yang pahalanya terus mengalir) karena ilmu yang diajarkan
akan bermanfaat bagi banyak orang.
·
Tanggung Jawab Umat: Seorang yang telah mempelajari
Al-Quran memiliki tanggung jawab untuk mengajarkannya kepada orang lain,
sehingga ilmu itu tidak berhenti pada dirinya sendiri.
·
Kedudukan Tinggi di Sisi Allah: Orang yang mengajarkan Al-Quran memiliki kedudukan yang tinggi
di sisi Allah, karena ia membantu orang lain untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
3. Kombinasi Antara Ilmu dan Amal
·
Ilmu Harus Diamalkan: Hadits ini mengajarkan bahwa
ilmu Al-Quran tidak hanya untuk dipelajari, tetapi juga harus diamalkan. Orang
yang mempelajari Al-Quran kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
adalah orang yang paling utama.
·
Mengajarkan sebagai Bentuk Pengamalan: Mengajarkan Al-Quran kepada orang lain adalah bentuk
pengamalan ilmu, karena ia telah menyebarkan kebaikan dan membantu orang lain
untuk memahami agama.
4. Al-Quran sebagai Ukuran Kemuliaan
·
Parameter Kebaikan: Hadits ini menjadikan Al-Quran
sebagai parameter kebaikan seseorang. Semakin dekat seseorang dengan Al-Quran
(dengan mempelajari dan mengajarkannya), semakin mulia kedudukannya di sisi
Allah.
·
Bukan Hanya Hafalan, Tetapi Juga Pemahaman: Kemuliaan seseorang tidak hanya diukur dari hafalannya, tetapi
juga dari pemahamannya terhadap makna dan pengamalannya dalam kehidupan.
5. Tanggung Jawab Sosial
·
Membangun Masyarakat yang Qurani: Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Quran berkontribusi
dalam membangun masyarakat yang Qurani, yaitu masyarakat yang berpegang teguh
pada nilai-nilai Al-Quran.
·
Mencegah Kebodohan: Dengan mengajarkan Al-Quran,
seseorang membantu mencegah kebodohan dan kesesatan dalam masyarakat.
6. Motivasi untuk Konsisten
·
Konsisten dalam Belajar dan Mengajar: Hadits ini memotivasi setiap Muslim untuk konsisten dalam
mempelajari dan mengajarkan Al-Quran, karena hal itu adalah jalan menuju
kemuliaan.
·
Tidak Berhenti pada Tingkat Tertentu: Seorang Muslim harus terus meningkatkan pengetahuannya tentang
Al-Quran, baik dari segi bacaan, hafalan, tafsir, maupun pengamalannya.
7. Peringatan bagi yang Lalai
·
Al-Quran Bisa Menjadi Hujjah: Bagi orang yang mempelajari Al-Quran tetapi tidak
mengamalkannya, Al-Quran akan menjadi hujjah (bukti) yang memberatkannya di
akhirat. Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan antara ilmu dan amal.
8. Teladan dari Para Sahabat
·
Kisah Abu Abdurrahman As-Sulami: Seperti disebutkan dalam penjelasan hadits, Abu Abdurrahman
As-Sulami adalah contoh nyata dari orang yang konsisten mengajarkan Al-Quran
selama puluhan tahun. Ini menunjukkan betapa mulianya peran seorang pengajar
Al-Quran.
Kesimpulan:
Hadits ini mengajarkan bahwa mempelajari
dan mengajarkan Al-Quran adalah amalan yang paling utama
dan mulia. Seorang Muslim harus berusaha untuk:
1.
Mempelajari Al-Quran dengan
sungguh-sungguh.
2.
Mengamalkan isi Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari.
3.
Mengajarkan Al-Quran kepada orang
lain sebagai bentuk dakwah dan tanggung jawab sosial.
Dengan demikian, ia akan meraih
kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan menjadi bagian dari orang-orang yang
terbaik dalam umat ini. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari hadits
ini dan mengamalkannya dalam kehidupan kita. Aamiin.
Penutup
Kajian
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kemudahan dan keberkahan untuk menyelesaikan kajian kita pada hari ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang setia mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Sebelum kita mengakhiri kajian ini, mari kita renungkan kembali
faedah-faedah besar dari hadits yang telah kita bahas bersama:
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
"Sebaik-baik kalian adalah
orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya."
Faedah Hadits Ini:
1.
Al-Quran sebagai Sumber Kemuliaan
Hadits ini mengajarkan bahwa kemuliaan seorang Muslim terletak pada
interaksinya dengan Al-Quran. Semakin dekat seseorang dengan Al-Quran, semakin
mulia kedudukannya di sisi Allah.
2.
Ilmu yang Bermanfaat
Mempelajari Al-Quran adalah ilmu yang paling bermanfaat, karena ia membawa
hidayah dan petunjuk bagi kehidupan dunia dan akhirat. Sementara mengajarkannya
adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
3.
Tanggung Jawab Sosial
Hadits ini mengingatkan kita bahwa ilmu Al-Quran bukan hanya untuk diri
sendiri, tetapi juga harus diajarkan kepada orang lain. Ini adalah tanggung
jawab sosial setiap Muslim.
4.
Solusi bagi Krisis Masyarakat
Dengan mempelajari dan mengajarkan Al-Quran, kita dapat membangun masyarakat
yang Qurani, yaitu masyarakat yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Quran
dalam setiap aspek kehidupannya.
5.
Jalan Menuju Ridha Allah
Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Quran adalah orang yang dicintai
Allah. Ini adalah jalan terbaik untuk meraih ridha-Nya dan kebahagiaan abadi di
akhirat.
Harapan Penerapan Hadits Ini dalam Kehidupan Sehari-hari:
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah memahami faedah hadits ini, mari kita bersama-sama
berkomitmen untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa
harapan yang dapat kita wujudkan:
1.
Meningkatkan Interaksi dengan Al-Quran
Mari kita jadikan Al-Quran sebagai sahabat setia dalam keseharian kita.
Luangkan waktu untuk membaca, menghafal, dan memahami maknanya. Jadikan
Al-Quran sebagai pedoman dalam setiap keputusan dan tindakan kita.
2.
Mempelajari Al-Quran dengan Sungguh-sungguh
Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang kita miliki. Teruslah belajar, baik
melalui kajian, buku, atau berguru kepada ulama yang terpercaya. Pahami
Al-Quran secara mendalam, baik dari segi bacaan, tafsir, maupun hukum-hukumnya.
3.
Mengajarkan Al-Quran kepada Orang Lain
Jika kita telah mempelajari Al-Quran, jangan ragu untuk mengajarkannya kepada
orang lain. Mulailah dari keluarga terdekat, seperti anak, istri, atau saudara.
Jika memungkinkan, ajarkan juga kepada masyarakat sekitar. Ingat, ilmu yang
diajarkan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
4.
Mengamalkan Nilai-Nilai Al-Quran
Al-Quran bukan hanya untuk dibaca dan dipelajari, tetapi juga untuk diamalkan.
Jadikan nilai-nilai Al-Quran sebagai landasan dalam berinteraksi dengan sesama,
bekerja, bermuamalah, dan beribadah.
5.
Menjadi Teladan dalam Berinteraksi dengan Al-Quran
Jadilah teladan bagi orang lain dalam hal interaksi dengan Al-Quran. Tunjukkan
bahwa Al-Quran adalah sumber kebahagiaan dan solusi bagi setiap masalah
kehidupan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita akhiri kajian ini dengan tekad kuat untuk menjadi
hamba-hamba Allah yang dekat dengan Al-Quran. Jadikan hadits ini sebagai
motivasi untuk terus mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang
disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai خَيْرُكُمْ (sebaik-baik
kalian).
Mari kita tutup kajian ini dengan doa:
Semoga kajian ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkan ilmu yang telah kita dapatkan. Aamiin. Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.