Hadits: Tiga Doa Yang Mustajab Doa Orang Didzalimi Doa Musafir dan Doa Orang Tua Atas Anaknya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Hadirin rahimakumullah, semoga Allah merahmati kita semua.

Pada kesempatan yang penuh keberkahan ini, kita akan membahas sebuah hadis yang begitu relevan dengan realitas kehidupan kita sehari-hari. Hadis ini berbicara tentang tiga golongan yang doanya pasti dikabulkan oleh Allah ﷻ. Hadis ini bukan sekadar informasi, tetapi sebuah peringatan sekaligus kabar gembira bagi kita semua.

Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat

Di masyarakat kita, sering kita saksikan betapa banyak orang yang merasa dizalimi, namun mereka tak tahu harus berbuat apa. Ada pula orang yang sering bepergian, tetapi belum memahami bahwa safar adalah momen istimewa untuk berdoa. Dan yang lebih mengkhawatirkan, banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya, atau sebaliknya, ada orang tua yang tanpa sadar mendoakan keburukan bagi anak-anaknya.

1. Doa Orang yang Dizalimi
Berapa banyak orang yang mengalami ketidakadilan di sekitarnya? Para pekerja yang diperlakukan semena-mena oleh majikannya, orang yang hartanya dirampas tanpa hak, atau mereka yang dihina dan difitnah tanpa alasan yang benar. Terkadang, mereka hanya bisa menangis dalam diam, tidak bisa membalas secara langsung. Namun, Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa doa orang yang dizalimi adalah doa yang pasti dikabulkan. Ini adalah bentuk keadilan dari Allah ﷻ, agar kita tidak meremehkan kezaliman sekecil apa pun.

2. Doa Musafir
Beberapa dari kita sering bepergian, baik untuk urusan pekerjaan, dakwah, atau menuntut ilmu. Namun, sering kali kita tidak memanfaatkan perjalanan kita untuk memperbanyak doa. Padahal, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa doa seorang musafir adalah doa yang mustajab. Jika kita memahami keutamaan ini, kita akan lebih berhati-hati dalam berdoa ketika safar dan menjadikannya sebagai waktu yang penuh keberkahan.

3. Doa Orang Tua terhadap Anak
Berapa banyak orang tua yang, karena emosi sesaat, melontarkan doa buruk kepada anak-anaknya? "Semoga kamu susah hidupnya!", "Semoga kamu tidak bahagia!", dan berbagai ungkapan lainnya. Mereka mungkin tidak sadar bahwa doa tersebut bisa dikabulkan oleh Allah ﷻ, yang pada akhirnya membawa kesengsaraan bagi anaknya. Sebaliknya, ada pula anak-anak yang mengabaikan hak-hak orang tua, tidak berbakti, bahkan menyakiti hati mereka. Padahal, jika orang tua sampai mengadu kepada Allah ﷻ, doanya bisa menjadi sebab kehancuran bagi sang anak.

Urgensi Mempelajari Hadis Ini

Oleh karena itu, hadis ini harus kita pelajari dengan sungguh-sungguh. Kita perlu memahami:

  1. Bagaimana agar kita tidak menjadi orang yang menzalimi, sehingga doa buruk orang lain tidak menimpa kita.
  2. Bagaimana memanfaatkan momen safar dengan memperbanyak doa yang baik.
  3. Bagaimana menjaga hubungan orang tua dan anak agar doa yang keluar dari lisan orang tua adalah doa kebaikan, bukan doa keburukan.

Maka, mari kita telaah bersama hadis ini, menggali faedahnya, dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga kajian ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua.

-----

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ؛ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ.

Tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan di dalamnya: doa orang yang dizalimi, doa musafir, dan doa orang tua terhadap anaknya.

HR Abu Dawud 1536, At-Tirmidzi 1905, Ibnu Majah 3862, dan Ahmad 7501.


Arti per Kata


ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ
Tiga doa yang mustajab, yang tidak ada keraguan di dalamnya.

Hadis ini menjelaskan bahwa ada tiga jenis doa yang pasti dikabulkan oleh Allah . Ungkapan لَا شَكَّ فِيهِنَّ  menegaskan kepastian dikabulkannya doa tersebut, tanpa ada kemungkinan ditolak. Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh doa dalam kondisi-kondisi tertentu.


دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Doa orang yang terzalimi.

Orang yang mengalami kezaliman memiliki keistimewaan dalam doanya, karena Allah Maha Adil. Bahkan dalam riwayat lain disebutkan bahwa doa orang yang dizalimi akan langsung naik ke langit tanpa ada penghalang. Ini menjadi peringatan agar kita tidak berbuat zalim kepada siapa pun, karena doa mereka sangat cepat dikabulkan.


وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
Dan doa orang yang sedang bepergian.

Dalam Islam, perjalanan atau safar sering kali dikaitkan dengan kesulitan dan keterasingan. Karena itu, Allah memberikan keistimewaan kepada musafir dengan menjadikan doanya mustajab. Namun, ulama menekankan bahwa safar yang dimaksud adalah perjalanan yang mubah atau dalam rangka kebaikan, bukan perjalanan untuk maksiat.


وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Dan doa orang tua terhadap anaknya.

Doa orang tua, baik doa kebaikan maupun keburukan, memiliki dampak yang luar biasa bagi anaknya. Oleh sebab itu, Islam mengajarkan agar orang tua selalu mendoakan kebaikan bagi anak-anaknya dan menghindari doa buruk, karena bisa saja doa tersebut dikabulkan oleh Allah dan membawa dampak negatif bagi kehidupan sang anak. .


Syarah Hadits


فِي هَذَا الحَدِيثِ بَيَانُ بَعْضِ الدَّعَوَاتِ المُسْتَجَابَةِ
Dalam hadis ini terdapat penjelasan tentang beberapa doa yang dikabulkan.

حَيْثُ يَقُولُ النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Di mana Nabi bersabda:

"ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لَا شَكَّ فِيهِنَّ"
"Tiga doa yang pasti dikabulkan, tanpa ada keraguan di dalamnya".

أَيْ: إِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ لِثَلَاثَةِ أَنْوَاعٍ مِنَ الدَّعَوَاتِ يَقِينًا وَلَا يَرُدُّهَا أَبَدًا
Artinya: Allah pasti mengabulkan tiga jenis doa ini dengan keyakinan dan tidak akan menolaknya selamanya.


Doa Pertama: Doa Orang yang Dizalimi

"دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ"
"Doa orang yang dizalimi".

أَيْ: الدَّعْوَةُ الأُوْلَى الَّتِي يَسْتَجِيبُ اللَّهُ لَهَا وَلَا يَرُدُّهَا أَبَدًا
Artinya: Doa pertama yang pasti dikabulkan oleh Allah dan tidak akan ditolak selamanya.

إِذَا دَعَا الْمَظْلُومُ عَلَى الَّذِي ظَلَمَهُ
Jika orang yang dizalimi berdoa memohon keburukan terhadap orang yang menzaliminya.

فَإِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ لَهُ وَلَا يَرُدُّهُ
Maka Allah akan mengabulkannya dan tidak akan menolaknya.


Doa Kedua: Doa Musafir

"وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ"
"Dan doa orang yang sedang dalam perjalanan".

أَيْ: وَالدَّعْوَةُ الثَّانِيَةُ الَّتِي يَسْتَجِيبُ اللَّهُ لَهَا وَلَا يَرُدُّهَا أَبَدًا
Artinya: Doa kedua yang pasti dikabulkan oleh Allah dan tidak akan ditolak selamanya.

دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
Yaitu doa orang yang sedang bepergian.

وَهُوَ فِي حَالِ السَّفَرِ وَلَمْ يَرْجِعْ بَعْدُ
Ketika ia masih dalam keadaan safar dan belum kembali.

بِشَرْطِ أَنْ يَكُونَ سَفَرُهُ لَيْسَ فِي أَمْرٍ مُحَرَّمٍ
Dengan syarat bahwa perjalanannya bukan dalam perkara yang haram.


Doa Ketiga: Doa Orang Tua terhadap Anaknya

"وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ"
"Dan doa orang tua terhadap anaknya".

أَيْ: وَالدَّعْوَةُ الثَّالِثَةُ الَّتِي يَسْتَجِيبُ اللَّهُ لَهَا وَلَا يَرُدُّهَا أَبَدًا
Artinya: Doa ketiga yang pasti dikabulkan oleh Allah dan tidak akan ditolak selamanya.

إِذَا دَعَا الْوَالِدُ عَلَى وَلَدِهِ بِحَقٍّ
Jika orang tua berdoa memohon keburukan terhadap anaknya dengan alasan yang benar.

إِذَا عَقَّهُ أَوْ ظَلَمَهُ أَوْ لَمْ يَبَرَّهُ
Jika sang anak durhaka, menzalimi, atau tidak berbakti kepadanya.

وَيُعْطِهِ حُقُوقَ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Dan tidak memberikan hak-hak orang tua yang seharusnya diberikan kepadanya.

فَإِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ لَهُ وَلَا يَرُدُّ دَعْوَتَهُ أَبَدًا
Maka Allah pasti akan mengabulkan doanya dan tidak akan menolaknya selamanya.

وَقَوْلُهُ: "الْوَالِدُ" يَشْمَلُ الْأُمَّ أَيْضًا
Dan kata "orang tua" dalam hadis ini mencakup ibu juga.

وَقِيلَ: لَمْ تُذْكَرِ الْوَالِدَةُ؛ لِأَنَّ حَقَّهَا أَعْظَمُ
Dikatakan bahwa ibu tidak disebutkan secara khusus karena haknya lebih besar.

فَدُعَاؤُهَا أَوْلَى أَنْ يُسْتَجَابَ لَهُ
Sehingga doanya lebih utama untuk dikabulkan.


Faedah Hadis

وَفِي الحَدِيثِ: التَّرْغِيبُ فِي إِكْثَارِ الدُّعَاءِ فِي السَّفَرِ لِأَنَّهُ مُسْتَجَابٌ

Dan dalam hadis ini terdapat anjuran untuk memperbanyak doa ketika dalam perjalanan karena doa tersebut pasti dikabulkan.

وَفِيهِ: التَّحْذِيرُ مِنَ الظُّلْمِ وَالعُقُوقِ
Dan dalam hadis ini juga terdapat peringatan untuk menjauhi perbuatan zalim dan durhaka kepada orang tua.

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/70620


Pelajaran dari hadits ini


Hadis yang membahas tentang tiga doa yang pasti dikabulkan oleh Allah memiliki beberapa pelajaran penting yang dapat diambil, baik dari sisi akidah, akhlak, maupun muamalah. Berikut adalah rincian pelajaran yang dapat dipetik: 

1. Kepastian Dikabulkannya Tiga Doa Ini

Hadis ini menegaskan bahwa ada tiga jenis doa yang pasti dikabulkan oleh Allah tanpa ada keraguan sedikit pun, yaitu:

  • Doa orang yang dizalimi (دعوة المظلوم)
  • Doa musafir (دعوة المسافر)
  • Doa orang tua terhadap anaknya (دعوة الوالد على ولده)

Hal ini menunjukkan keadilan dan kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang berada dalam kondisi tertentu yang menjadikan doa mereka mustajab.


2. Keutamaan Doa dan Kekuatan Tawakal kepada Allah

Hadis ini mengajarkan bahwa doa adalah senjata utama seorang mukmin. Dalam situasi sulit, doa menjadi sarana utama untuk memohon pertolongan Allah. Ketiga doa yang disebutkan dalam hadis ini menunjukkan bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya tanpa jawaban, terutama dalam kondisi berikut:

  • Ketika terzalimi
  • Ketika berada dalam perjalanan (musafir)
  • Ketika doa datang dari orang tua terhadap anaknya

3. Peringatan Keras agar Tidak Berbuat Zalim

  • Doa orang yang dizalimi termasuk doa yang tidak akan ditolak oleh Allah, meskipun orang yang berdoa itu adalah orang fasik atau kafir.
  • Ini menjadi peringatan bagi setiap Muslim agar menjauhi perbuatan zalim dalam segala bentuknya, baik kepada individu maupun masyarakat.
  • Dalam hadis lain, Nabi ﷺ bersabda:

    اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا تَحْمِلُ عَلَى الْغَمَامِ، يَقُولُ اللَّهُ: وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ.


    ("Takutlah kalian terhadap doa orang yang dizalimi, karena ia akan naik ke langit. Allah berfirman: Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku pasti akan menolongmu meskipun setelah beberapa waktu"). (HR. Thabrani dan lainnya)

4. Keistimewaan Doa Musafir

  • Safar adalah keadaan yang penuh tantangan dan kelelahan, sehingga doa orang yang sedang dalam perjalanan lebih mudah dikabulkan.
  • Rasulullah ﷺ sendiri sering berdoa ketika dalam perjalanan.
  • Hadis ini mendorong kita untuk lebih banyak berdoa dalam keadaan safar, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta kebaikan dunia dan akhirat.
  • Namun, terdapat syarat penting agar doa musafir dikabulkan, yaitu safarnya harus dalam perkara yang halal dan bukan dalam rangka maksiat.

5. Besarnya Hak Orang Tua atas Anak

  • Doa orang tua terhadap anaknya adalah salah satu doa yang pasti dikabulkan. Ini menunjukkan betapa besarnya hak orang tua dalam Islam.
  • Anak harus selalu berusaha berbakti kepada orang tua dan tidak menyakiti mereka, karena jika mereka sampai mendoakan keburukan bagi anaknya, doa tersebut bisa dikabulkan.
  • Dalam Al-Qur'an, Allah berulang kali memerintahkan berbakti kepada orang tua, di antaranya:

    "وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا"
    (“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”) (QS. Al-Baqarah: 83)

  • Hadis ini juga menjadi peringatan bagi orang tua agar tidak sembarangan mendoakan keburukan bagi anaknya, karena bisa jadi doa itu dikabulkan dan menjadi penyesalan di kemudian hari.

6. Peran Besar Ibu dalam Doa

  • Meskipun dalam hadis ini disebutkan "الوالد" (ayah), para ulama menyebutkan bahwa doa ibu lebih besar kemungkinan dikabulkan karena kedudukannya yang lebih tinggi dalam Islam.
  • Ini sesuai dengan hadis lain ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah ﷺ:

    َا رَسُولَ اللَّهِ، مَن أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صُحْبَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَن؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَن؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَن؟ قَالَ: أَبُوكَ.


    (“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab: Ibumu. Kemudian siapa? Beliau menjawab: Ibumu. Kemudian siapa? Beliau menjawab: Ibumu. Kemudian siapa? Beliau menjawab: Ayahmu.”)
    (HR. Bukhari & Muslim)

  • Ini menunjukkan bahwa meskipun dalam hadis disebutkan "ayah", doa ibu tentu lebih mustajab lagi karena keutamaannya.

7. Keutamaan Memperbanyak Doa di Waktu Mustajab

  • Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu memanfaatkan waktu-waktu dan keadaan yang mustajab untuk berdoa.
  • Selain tiga keadaan yang disebutkan dalam hadis ini, ada waktu-waktu lain yang juga disebut mustajab, seperti:
    • Sepertiga malam terakhir
    • Saat sujud dalam shalat
    • Waktu antara azan dan iqamah
    • Hari Jumat
    • Saat berbuka puasa

8. Larangan Berbuat Durhaka kepada Orang Tua (عقوق الوالدين)

  • Hadis ini secara tidak langsung memperingatkan anak agar tidak durhaka kepada orang tuanya, karena jika orang tua sampai mendoakan keburukan, doa itu bisa dikabulkan.
  • Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar, sebagaimana dalam hadis lain Nabi ﷺ bersabda:

    "أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ..."

    (“Maukah kalian aku beritahu tentang dosa besar yang paling besar?” Kami berkata: ‘Tentu, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda: ‘Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua...’”) (HR. Bukhari & Muslim)

  • Karena itu, anak harus berusaha untuk selalu taat dan berbakti kepada orang tua.

Poin Penting dari Hadis Ini:

  1. Doa adalah senjata utama seorang mukmin, dan ada doa-doa tertentu yang pasti dikabulkan.
  2. Doa orang yang dizalimi pasti dikabulkan, sehingga kita harus berhati-hati agar tidak menzalimi orang lain.
  3. Musafir memiliki keistimewaan dalam doa, sehingga dianjurkan untuk banyak berdoa ketika bepergian.
  4. Doa orang tua terhadap anaknya sangat kuat, sehingga anak harus berbakti kepada orang tua, dan orang tua harus bijak dalam mendoakan anak.
  5. Islam sangat menekankan pentingnya bakti kepada orang tua dan memperingatkan keras tentang bahaya durhaka.
  6. Kita dianjurkan untuk selalu berdoa di waktu dan keadaan yang mustajab, termasuk dalam safar dan dalam kondisi terzalimi.
  7. Hadis ini juga mengajarkan nilai keadilan dalam Islam, di mana Allah akan selalu menolong orang yang terzalimi.

Penutupan Kajian


 Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita ilmu dan pemahaman melalui kajian hari ini. Kita telah mempelajari bersama sebuah hadis yang sangat penting dan penuh hikmah, yang mengajarkan kepada kita tentang tiga doa yang mustajab, yang dijamin akan dikabulkan oleh Allah ﷻ, yaitu doa orang yang terzalimi, doa orang yang sedang bepergian, dan doa orang tua terhadap anaknya.

Melalui hadis ini, kita juga diajarkan untuk selalu memanfaatkan setiap kesempatan berdoa dengan penuh kesadaran, terutama saat berada dalam kondisi yang diistimewakan, seperti ketika menjadi musafir atau saat mengalami ketidakadilan. Selain itu, kita diajarkan untuk menjaga hubungan baik dengan orang tua, karena mereka memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita, baik dalam doa mereka yang mustajab maupun dalam bentuk kasih sayang yang tiada tara.

Harapan Penerapan Hadis Ini dalam Kehidupan Sehari-hari:

Harapan kita, semoga setelah mempelajari hadis ini, kita semakin sadar untuk tidak berlaku zalim terhadap sesama, agar doa kita yang dizalimi tidak menjadi sebab turunnya azab Allah. Kita juga diingatkan untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan kita, seperti ketika bepergian, untuk memperbanyak doa dan meminta pertolongan Allah dalam setiap urusan. Tak kalah penting, kita harus menjaga hubungan dengan orang tua, berbakti kepada mereka, dan selalu memohon agar doa mereka untuk kita senantiasa membawa keberkahan.

Semoga dengan memahami dan mengamalkan faedah dari hadis ini, kita bisa menjadi umat yang lebih baik, lebih peduli terhadap sesama, dan senantiasa dekat dengan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Mari kita jadikan hadis ini sebagai pedoman hidup, agar doa-doa kita tidak hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang baik.

Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:

🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers