Hadits: Tiga Karunia Utama yaitu Keamanan, Kesehatan dan Kecukupan Pangan

Bismillahirrahmanirrahim. 

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang telah mencukupi kebutuhan hidup kita setiap harinya dengan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah mengajarkan kita makna syukur dan kesederhanaan dalam kehidupan.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Setiap pagi, saat kita membuka mata, mungkin yang pertama kali muncul dalam pikiran kita adalah rutinitas, target harian, atau kekhawatiran akan pekerjaan dan kehidupan. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak untuk menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan? Kita sehat, berada di lingkungan yang aman, dan memiliki makanan untuk dimakan. Tiga hal yang mungkin terlihat sederhana, tetapi sesungguhnya merupakan kekayaan yang luar biasa.

Dalam dua hadits yang agung, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Hadits 1:

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مُعَافًى فِي بَدَنِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيرِهَا، يَا ابْنَ جُعْشُمٍ، يَكْفِيكَ مِنْهَا مَا سَدَّ جُوعَكَ وَوَارَى عَوْرَتَكَ، وَإِنْ كَانَ بَيْتًا يُوَارِيكَ فَذَاكَ، فَلَقُ الْخُبْزِ وَمَاءُ الْجَرِّ، وَمَا فَوْقَ ذَلِكَ حِسَابٌ.

Barang siapa yang bangun di pagi hari dalam keadaan sehat tubuhnya, aman di tempat tinggalnya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya seluruhnya. Wahai Ibn Ju'syum, cukup bagimu dari dunia ini sekadar yang menghilangkan rasa laparmu dan menutupi auratmu. Dan jika ada sebuah rumah yang melindungimu, maka itu seperti sekeping roti dan air dari kantong kulit. Adapun yang lebih dari itu adalah (sekadar) tambahan yang akan diperhitungkan (di akhirat)

HR Ibnu Hibban (671)

Hadits 2:

Dari Ubaidillah bin Mihsan radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا.

Barang siapa di antara kalian yang bangun dalam keadaan aman di tempat tinggalnya, sehat tubuhnya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dihimpun untuknya.

HR At-Tirmizi (2346) dan Ibnu Majah (4141).


Syarah Hadits


نِعَمُ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى عِبَادِهِ كَثِيرَةٌ لَا تُحْصَى
Karunia-karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya sangat banyak dan tidak terhitung.

وَالرِّزْقُ مُتَعَدِّدٌ مُتَنَوِّعٌ
Dan rezeki itu beragam dan bervariasi.

فَلَيْسَ الرِّزْقُ مَحْصُورًا فِي الْمَالِ فَقَطْ
Karena rezeki tidak hanya terbatas pada harta saja.

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ مُعَلِّمًا أَصْحَابَهُ وَأُمَّتَهُ مِنْ بَعْدِهِمْ
Dan dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata, mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya dan umatnya setelah mereka.

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ
Barang siapa di antara kalian yang bangun di pagi hari...

أَي: أَيُّ عَبْدٍ كَانَ
Artinya: Siapa saja hamba Allah yang...

آمِنًا فِي سِرْبِهِ
Aman di tempat tinggalnya...

أَي: تَوَفَّرَ لَهُ الْأَمَانُ عَلَى نَفْسِهِ أَوْ عَلَى أَهْلِهِ وَجَمَاعَتِهِ
Yang berarti: Dia diberikan rasa aman untuk dirinya sendiri atau keluarganya dan kelompoknya.

وَقِيلَ: السِّرْبُ هُوَ السَّبِيلُ أَوْ الطَّرِيقُ
Ada yang mengatakan: 'as-Sirbu' adalah jalan atau rute.

وَقِيلَ: الْبَيْتُ
Ada juga yang mengatakan: 'as-Sirbu' adalah rumah.

مُعَافًى فِي جَسَدِهِ
Sehat tubuhnya...

أَي: تَحَصَّلَتْ لَهُ الْعَافِيَةُ فِي الْجَسَدِ فَسَلِمَ مِنَ الْمَرَضِ وَالْبَلَاءِ وَكَانَ صَحِيحًا
Artinya: Dia memperoleh kesehatan dalam tubuhnya, selamat dari penyakit dan bala, dan dalam keadaan sehat.

عِندَهُ قُوتُ يَوْمِهِ
Memiliki makanan untuk hari itu...

أَي: وَتَوَفَّرَ لَهُ رِزْقُ يَوْمِهِ وَمَا يَحْتَاجُهُ مِنْ مَئُونَةٍ وَطَعَامٍ وَشَرَابٍ يَكْفِي يَوْمَهُ
Artinya: Dia memiliki kecukupan rezeki untuk hari itu dan apa yang dia butuhkan untuk kebutuhan pokok, makanan, dan minuman yang cukup untuk hari itu.

فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Seolah-olah dunia telah dihimpun untuknya...

أَي: فَكَأَنَّمَا مَلَكَ الدُّنْيَا وَجَمَعَهَا كُلَّهَا
Artinya: Seolah-olah dia telah memiliki dunia ini dan mengumpulkannya seluruhnya.

فَمَنْ تَوَفَّرَ لَهُ الْأَمَانُ وَالْعَافِيَةُ وَالرِّزْقُ لَا يَحْتَاجُ إِلَى شَيْءٍ بَعْدَ ذَلِكَ
Barang siapa yang diberikan rasa aman, kesehatan, dan kecukupan rezeki, maka dia tidak membutuhkan sesuatu setelah itu.

فَكَانَ كَمَنْ مَلَكَ الدُّنْيَا وَجَمَعَهَا فَلَا يَحْتَاجُ إِلَى شَيْءٍ آخَرَ
Dia seperti orang yang telah memiliki dunia ini dan mengumpulkannya, sehingga tidak membutuhkan sesuatu yang lain.

وَعَلَى الْعَبْدِ أَنْ يَحْمَدَ اللَّهَ تَعَالَى وَيَشْكُرَهُ عَلَى هَذِهِ النِّعَمِ
Dan hamba itu harus memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bersyukur atas nikmat-nikmat ini.

وَفِي الْحَدِيثِ: بَيَانُ ضَرُورَةِ حَاجَةِ الْإِنْسَانِ إِلَى الْأَمَانِ وَالْعَافِيَةِ وَالْقُوتِ
Dan dalam hadits ini, dijelaskan tentang betapa pentingnya kebutuhan manusia akan rasa aman, kesehatan, dan kecukupan pangan.

 

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/133419


Pelajaran dari Hadits ini


 

 

1. Keberagaman Rezeki

Hadits ini mengingatkan kita bahwa rezeki tidak hanya terbatas pada harta, tetapi juga mencakup berbagai bentuk nikmat lain yang diberikan Allah. Rezeki bisa berupa kesehatan, keamanan, kebahagiaan, atau kedamaian. Dengan begitu, kita harus melihat rezeki secara lebih luas dan tidak hanya fokus pada aspek materi saja.

2. Pentingnya Keamanan (Aman)

Keamanan adalah salah satu nikmat besar yang sering kali kita anggap remeh. Dalam hadits ini, Allah mengingatkan kita tentang pentingnya merasa aman baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Keamanan dalam kehidupan memungkinkan seseorang untuk menjalani hidup dengan tenang tanpa rasa takut. Oleh karena itu, kita perlu mensyukuri rasa aman yang kita rasakan setiap hari.

3. Kesehatan Sebagai Nikmat

Hadits ini juga menekankan pentingnya kesehatan tubuh. Dalam kondisi sehat, seseorang dapat beribadah, bekerja, dan menjalani kehidupannya dengan baik. Sehat adalah anugerah yang tidak boleh dianggap remeh, karena dengan tubuh yang sehat, kita memiliki kesempatan untuk berbuat baik dan menjalani hidup dengan maksimal. Kita juga diingatkan untuk menjaga kesehatan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

4. Kecukupan Pangan (Cukup untuk Hari Itu)

Nikmat berikutnya adalah kecukupan pangan. Dalam hadits ini, disebutkan bahwa seseorang yang memiliki makanan untuk hari itu seolah-olah sudah memiliki dunia ini. Ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur atas apa yang kita miliki, bahkan jika itu hanya cukup untuk kebutuhan dasar sehari-hari. Kecukupan pangan adalah salah satu tanda dari karunia Allah yang sangat besar.

5. Syukur atas Nikmat Sederhana

Hadits ini mengajarkan kita bahwa jika kita telah diberikan rasa aman, kesehatan, dan kecukupan pangan, kita seharusnya merasa cukup dan tidak selalu menginginkan lebih. Dunia ini bukanlah segala-galanya. Dengan tiga hal tersebut saja, kita seolah-olah telah memiliki seluruh dunia. Ini mengajak kita untuk bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang ada, serta menghindari sifat serakah atau terus merasa kurang.

6. Menghargai Nikmat yang Tersedia

Hadits ini mengajarkan bahwa meskipun kita mungkin tidak memiliki kekayaan atau harta yang melimpah, jika kita memiliki keamanan, kesehatan, dan kecukupan pangan, kita sudah diberi nikmat yang luar biasa. Oleh karena itu, kita harus selalu menghargai dan mensyukuri apa yang telah Allah berikan. Dengan mensyukuri nikmat yang ada, kita akan mendapatkan keberkahan lebih dari Allah.

7. Mengingatkan untuk Tidak Terlalu Berambisi

Hadits ini juga bisa menjadi pengingat agar kita tidak terlalu berambisi mengejar dunia yang fana. Dunia yang kita kejar sering kali hanya menambah beban, sedangkan dengan memiliki tiga nikmat dasar tersebut (keamanan, kesehatan, dan kecukupan pangan), kita sudah dalam kondisi yang sangat baik. Ini mengajarkan kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup dan menghindari kebahagiaan yang hanya bersifat sementara.

8. Tanggung Jawab untuk Bersyukur

Kita juga diajarkan bahwa setelah mendapatkan tiga nikmat tersebut, kita memiliki tanggung jawab untuk bersyukur kepada Allah. Syukur bukan hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan, seperti menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan, beribadah, dan membantu sesama. Mensyukuri nikmat Allah adalah bagian dari cara kita menjaga dan memperpanjang nikmat yang telah diberikan-Nya.

9. Prioritas dalam Kehidupan

Hadits ini mengarahkan kita untuk mengetahui apa yang benar-benar penting dalam kehidupan: keamanan, kesehatan, dan kecukupan pangan. Ketiga hal ini adalah prioritas utama yang harus disyukuri setiap hari. Jika kita memiliki ketiga hal ini, kita seharusnya merasa puas dan cukup. Allah mengingatkan kita untuk tidak terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat duniawi yang dapat membawa kecemasan dan kerisauan.

10. Sifat Tawadhu' (Rendah Hati)

Pelajaran terakhir yang bisa diambil dari hadis ini adalah tentang sikap tawadhu' atau rendah hati. Seseorang yang merasa cukup dengan apa yang Allah berikan (keamanan, kesehatan, kecukupan pangan) tidak akan merasa sombong atau iri hati terhadap orang lain. Dia akan selalu merasa bersyukur dan tidak terbebani dengan keinginan duniawi yang berlebihan.

Kesimpulan:

Hadits ini memberikan pelajaran tentang pentingnya rasa syukur, penghargaan terhadap nikmat yang sederhana namun luar biasa, serta ajakan untuk merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah. Rasa aman, kesehatan, dan kecukupan pangan adalah harta yang sangat berharga, dan kita seharusnya merasa cukup dan bersyukur atas karunia tersebut.


----- Penutup ----

Pesan dari hadits ini begitu mendalam. Rasulullah mengingatkan kita bahwa nikmat dunia bukanlah tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar kita. Bahkan, beliau menegaskan bahwa apa yang melebihi kebutuhan itu adalah tambahan yang akan diperhitungkan oleh Allah.

Hadirin sekalian,

Hari ini, kita telah menggali lebih dalam makna hadits ini. Semoga kita bisa mengambil hikmah, bersyukur atas nikmat kecil yang sering terlupakan, serta menyikapi kelebihan harta yang dimiliki.

Akhirnya, melalui kajian ini, kita semua berharap dapat lebih memahami pentingnya rasa cukup (qana‘ah) dan bersyukur, sehingga hidup kita menjadi lebih damai dan berkah.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberkahi waktu kita dan membuka hati kita untuk memetik pelajaran dari hadits ini. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers