Hadits: Tiga Penghalang Masuk Surga Yaitu Kesombongan, Korupsi, dan Utang
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, suri teladan umat manusia hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui berbagai sifat dan perbuatan yang dapat membahayakan diri kita, baik di dunia maupun di akhirat. Banyak orang yang terjerumus dalam kesombongan, tidak merasa bersalah saat mengambil hak orang lain secara tidak jujur, serta meremehkan hutang tanpa niat untuk melunasinya. Padahal, ketiga perkara ini menjadi penghalang seseorang untuk meraih rahmat Allah dan masuk ke dalam surga.
Dalam hadits yang akan kita kaji hari ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan jelas memperingatkan bahwa ada tiga perkara yang jika seseorang meninggal dalam keadaan bersih dari ketiganya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Tiga perkara tersebut adalah kesombongan, pengkhianatan dalam mengambil harta yang bukan haknya (ghulul), dan meninggal dalam keadaan masih memiliki hutang yang belum dilunasi padahal ia mampu membayarnya. Ini menunjukkan betapa beratnya konsekuensi dari sifat-sifat buruk tersebut di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hadirin sekalian,
Kajian ini sangat penting karena akan membantu kita memahami bahaya dari kesombongan, ketidakjujuran, dan kelalaian dalam menunaikan hak orang lain. Kita akan membahas bagaimana cara menghindari tiga sifat ini, serta bagaimana Islam mengajarkan untuk selalu menjaga amanah, rendah hati, dan bertanggung jawab dalam kehidupan kita. Dengan mengikuti kajian ini, diharapkan kita dapat lebih berhati-hati dalam bersikap dan berinteraksi dengan sesama, sehingga kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa berakhlak mulia, menjauhkan kita dari sifat-sifat tercela, dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya tanpa hisab. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Mari kita kaji hadits ini bersama-sama:
-----
Hadits 1:
Dari Tsauban radhiyallahu
‘anhu, bekas budak Rasulullah ﷺ, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَن فَارَقَ الرُّوحُ
جَسَدَهُ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ: مِنَ الْكِبْرِ، وَالدَّيْنِ،
وَالْغُلُولِ؛ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ، أَوْ قَالَ: لَهُ الْجَنَّةُ.
Barang siapa yang ruhnya berpisah dari jasadnya dalam
keadaan terbebas dari tiga hal: kesombongan, utang, dan ghulul (korupsi, kecurangan dalam harta rampasan
perang); maka wajib baginya surga, atau beliau bersabda: baginya surga.
Kitab
"Al-Bahr az-Zakhkhar" jilid ke-10, halaman 95
Hadits 2:
Dari Tsauban radhiyallahu
‘anhu, bekas budak Rasulullah ﷺ, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَن فَارَقَ الرُّوحُ
الجَسَدَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ، دَخَلَ الْجَنَّةَ: مِنَ الْكِبْرِ،
وَالْغُلُولِ، وَالدَّيْنِ.
Barang siapa yang ruhnya berpisah dari jasadnya dalam
keadaan terbebas dari tiga hal, maka dia akan masuk surga: dari kesombongan, kecurangan
(ghulul), dan utang.
HR Ibnu
Majah (1971)
Syarah Hadits
لَقَدْ بَيَّنَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الأَعْمَالَ الفَاضِلَةَ الَّتِي تُدْخِلُ الجَنَّةَ
بِرَحْمَةِ اللهِ
Sungguh Nabi ﷺ telah menjelaskan kepada kita amalan-amalan yang utama, yang
dapat memasukkan seseorang ke surga dengan rahmat Allah.
كَمَا أَظْهَرَ الأَعْمَالَ السَّيِّئَةَ الَّتِي تَحْجُبُ عَنِ الجَنَّةِ،
وَتِلْكَ الَّتِي تُرْدِي فِي النَّارِ
Sebagaimana beliau juga telah menampakkan amalan-amalan
buruk yang dapat menghalangi dari surga, dan amalan-amalan yang dapat
menjerumuskan ke dalam neraka.
لِيَكُونَ المُسْلِمُ عَلَى بَصِيرَةٍ مِنْ
أَمْرِهِ
Agar seorang Muslim memiliki kejelasan dalam urusannya.
وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يَرْوِي ثَوْبَانُ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan di hadits ini, Tsauban, bekas budak Rasulullah ﷺ, meriwayatkan.
عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ:
Dari Rasulullah ﷺ, ia berkata:
منْ فَارَقَ الرُّوحُ الجَسَدَ، أَيْ: مَنْ فَارَقَتْ رُوحُهُ جَسَدَهُ
'Barang siapa yang ruhnya berpisah dari jasadnya,' yaitu
barang siapa yang ruhnya meninggalkan tubuhnya.
وَهَذَا كِنَايَةٌ عَنِ المَوْتِ
Dan ini adalah kiasan untuk kematian.
وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلاثٍ، أَيْ: وَهُوَ خَالٍ وَلَمْ يَقَعْ فِي إِحْدَى
هَذِهِ الخِصَالِ
'Dan ia bebas dari tiga hal,' yaitu dalam keadaan bersih dan tidak terjatuh
pada salah satu dari sifat-sifat tersebut.
أَوْ أَنَّ مَنْ وَقَعَ فِيهَا، ثُمَّ تَابَ عَنْهَا وَرَدَّ الحُقُوقَ
لِأَصْحَابِهَا
Atau barang siapa yang pernah terjatuh padanya, lalu ia bertaubat darinya dan
mengembalikan hak-hak kepada pemiliknya.
دَخَلَ الجَنَّةَ، أَيْ: كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُدْخِلَهُ
الجَنَّةَ
'Maka ia masuk surga,' yaitu menjadi hak Allah untuk memasukkannya ke surga.
الأُولَى: مِنَ الكِبْرِ، وَهُوَ بَطَرُ الحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Yang pertama: 'Dari kesombongan,' yaitu menolak kebenaran dan merendahkan
manusia.
كَمَا فَسَّرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثٍ
آخَرَ
Sebagaimana Nabi ﷺ menafsirkannya dalam hadits yang lain.
وَهُوَ مَا يَأْتِي فِي النَّفْسِ مِنْ عُجْبٍ وَتَعَالٍ عَلَى خَلْقٍ مِنْ
خَلْقِ اللهِ
Yaitu sifat yang muncul dalam diri berupa kekaguman terhadap diri sendiri dan
merasa lebih tinggi dari makhluk-makhluk Allah.
وَالغُلُولِ وَهُوَ مَا سُرِقَ وَأُخِذَ مِنَ الغَنِيمَةِ قَبْلَ أَنْ
تُقْسَمَ
'Dan ghulul,' yaitu sesuatu yang dicuri dan diambil dari harta rampasan perang
sebelum dibagikan.
وَالدَّيْنِ وَهُوَ أَنْ يَأْخُذَ مَالَ الغَيْرِ عَلَى وَجْهِ الحَاجَةِ
'Dan utang,' yaitu mengambil harta orang lain dengan alasan kebutuhan.
ثُمَّ يَمُوتَ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَهُ
Kemudian meninggal sebelum melunasinya.
قِيلَ: إِنَّ هَذَا مُقَيَّدٌ عَلَى مَنْ قَدَرَ عَلَى القَضَاءِ وَخَالَفَ
فِي الوَفَاءِ بِهِ
Dikatakan, ini berlaku pada orang yang mampu melunasinya, namun ia melanggar
janji untuk melunasinya.
وَفِي الحَدِيثِ: التَّحْذِيرُ مِنْ هَذِهِ الصِّفَاتِ الرَّدِيئَةِ
Dan dalam hadits ini terdapat peringatan dari sifat-sifat buruk ini.
وَأَنَّهَا سَبَبٌ لِلْحَجْبِ عَنِ الجَنَّةِ
Dan bahwa sifat-sifat tersebut menjadi sebab terhalangnya seseorang dari surga.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/65376
Pelajaran dari Hadits ini
1. Keutamaan Ilmu dan Penjelasan Rasulullah ﷺ
- Rasulullah ﷺ telah menjelaskan kepada umatnya tentang amalan yang dapat mendekatkan seseorang kepada surga dengan rahmat Allah, serta amalan yang dapat menjauhkan seseorang dari surga dan memasukkannya ke dalam neraka. Hal ini menunjukkan kasih sayang Rasulullah ﷺ yang ingin umatnya selamat dan berilmu dalam menjalani kehidupan.
2. Tiga Dosa Besar yang Harus Dijauhi
Dalam hadits ini disebutkan tiga perkara yang, jika seseorang meninggal dalam keadaan terbebas darinya, akan menjadikannya berhak masuk surga. Ketiga dosa ini adalah:
Kibr (Kesombongan):
- Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain, sebagaimana disebutkan dalam hadits lain: "Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim).
- Kesombongan merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya karena membuat seseorang sulit menerima nasihat dan hidayah.
Ghulul (Penggelapan Harta Rampasan):
- Ghulul adalah mengambil harta rampasan perang secara tidak sah sebelum dibagikan kepada yang berhak. Ini meliputi bentuk-bentuk ketidakjujuran dalam urusan harta secara umum.
- Hal ini mengajarkan pentingnya amanah dalam menjaga harta milik bersama atau milik orang lain.
Dain (Hutang yang Tidak Dilunasi):
- Hutang menjadi penghalang seseorang dari surga jika ia mampu melunasinya namun mengabaikannya. Bahkan, dalam hadits lain disebutkan bahwa jiwa seorang mukmin tergantung pada hutangnya hingga ia melunasinya (HR. Tirmidzi).
- Hal ini menekankan pentingnya menyelesaikan kewajiban finansial kepada orang lain sebelum meninggal dunia.
3. Makna Tobat dan Mengembalikan Hak
- Orang yang pernah terjatuh dalam salah satu dari tiga dosa tersebut namun bertaubat dengan sungguh-sungguh, serta mengembalikan hak-hak yang telah dirampas kepada pemiliknya, tetap memiliki kesempatan untuk masuk surga. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya yang mau kembali ke jalan yang benar.
4. Peringatan Keras terhadap Sifat Buruk
- Hadits ini merupakan peringatan keras untuk menjauhi sifat-sifat buruk seperti kesombongan, pengkhianatan, dan ketidakjujuran dalam urusan harta, serta kelalaian dalam menyelesaikan hutang.
- Ketiga sifat ini tidak hanya merugikan hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia.
5. Pentingnya Menyelesaikan Urusan Dunia sebelum Wafat
- Hadits ini mengingatkan kita untuk menyelesaikan segala urusan dunia, terutama yang berkaitan dengan hak-hak manusia, sebelum ajal tiba. Hal ini mencakup melunasi hutang, mengembalikan amanah, dan meminta maaf atas kesalahan.
6. Hubungan antara Akhlak dan Keimanan
- Hadits ini menunjukkan bahwa amal perbuatan dan akhlak seseorang sangat berpengaruh terhadap keselamatannya di akhirat. Keimanan tidak cukup hanya dalam hati, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
7. Rahmat Allah sebagai Kunci Surga
- Meskipun seseorang terbebas dari dosa-dosa besar, masuk surga tetaplah karena rahmat Allah. Oleh karena itu, seorang Muslim harus senantiasa berdoa dan memohon ampunan kepada Allah.
8. Peringatan tentang Bahaya Hutang
- Hutang ditekankan secara khusus dalam hadits ini, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini dalam Islam. Tidak hanya berdampak pada hubungan sosial, tetapi juga dapat menjadi penghalang seseorang dari surga.
Kesimpulan
Hadits ini adalah panduan yang jelas tentang amalan yang harus dijauhi agar seorang Muslim dapat mendekatkan dirinya kepada Allah dan mendapatkan rahmat-Nya. Kesombongan, pengkhianatan, dan kelalaian dalam melunasi hutang adalah dosa-dosa besar yang harus dihindari.
Mari kita bayangkan:
- Kesombongan adalah penyakit hati yang sering kali tidak kita sadari. Sebuah sifat yang membuat seseorang memandang rendah orang lain dan menolak kebenaran.
- Utang, meskipun terlihat sederhana, adalah beban besar yang tidak hanya memengaruhi kehidupan dunia, tetapi juga dapat menahan seseorang dari kemuliaan di akhirat.
- Ghulul, atau kecurangan, adalah perbuatan melanggar amanah, baik dalam harta maupun kepercayaan, yang mendatangkan kerugian bagi orang lain.
Hadits ini menjadi cermin bagi kita semua. Apakah hati kita telah bersih dari kesombongan? Apakah kita telah berusaha melunasi utang-utang kita? Apakah kita benar-benar jujur dalam menjaga amanah yang Allah titipkan kepada kita?
Hadirin sekalian,
Hadits ini tidak hanya memberikan harapan, tetapi juga tantangan. Jika kita mampu menjaga diri dari tiga perkara ini, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan surga untuk kita. Semoga kajian ini menjadi pintu pembuka bagi kita semua untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan meningkatkan amal shaleh sebagai bekal untuk bertemu dengan-Nya kelak.
Mari kita dengarkan dan renungkan dengan hati yang terbuka, semoga Allah memudahkan kita untuk mengambil hikmah dari pelajaran ini. Aamiin.