Hadits: Wahai Abu Umair, Apa yang Dilakukan oleh Nugair?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ،
أَمَّا بَعْدُ:
Hadirin yang dirahmati Allah, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas sebuah hadits yang mengandung pelajaran berharga tentang akhlak mulia Nabi Muhammad ﷺ, terutama dalam interaksi beliau dengan sesama, baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Hadits ini memiliki urgensi yang sangat besar untuk kita pelajari, terlebih jika kita melihat kondisi masyarakat saat ini.
Latar Belakang Permasalahan
Kita hidup di zaman di mana kelembutan akhlak mulai tergerus oleh kerasnya kehidupan. Banyak orang tua yang sibuk dengan urusan dunia hingga lupa memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya. Tidak sedikit yang menganggap bahwa bermain dan bercanda dengan anak kecil adalah hal yang sepele, padahal itu bagian dari sunnah Nabi ﷺ.
Di sisi lain, hubungan sosial di tengah masyarakat juga semakin renggang. Ada orang-orang yang lebih mudah tersinggung, sulit tersenyum, dan bahkan merasa gengsi untuk bersikap ramah kepada orang lain, terutama kepada anak-anak. Ini adalah realita yang bertolak belakang dengan akhlak Nabi ﷺ, yang senantiasa memancarkan kelembutan dan kasih sayang kepada siapa saja, termasuk anak-anak kecil.
Selain itu, banyak dari kita yang kurang memahami adab dalam berinteraksi, baik dengan keluarga, anak-anak, maupun sesama Muslim. Hadits yang akan kita pelajari hari ini akan memberikan panduan yang jelas bagaimana meneladani akhlak Nabi ﷺ dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam mendidik anak, membangun hubungan sosial, maupun menjaga kebersihan lingkungan sebelum beribadah.
Urgensi Mempelajari Hadits Ini
Hadits ini mengajarkan kepada kita beberapa poin penting:
- Meneladani akhlak mulia Nabi ﷺ, khususnya dalam kelembutan dan kasih sayang terhadap anak-anak.
- Pentingnya memperhatikan kebersihan tempat ibadah, sebagaimana Nabi ﷺ memerintahkan untuk menyapu dan membasahi tikar sebelum shalat berjamaah.
- Anjuran bercanda yang baik, selama tidak mengandung dosa, seperti Nabi ﷺ yang bergurau dengan Abu Umair tentang burung kecilnya.
- Memberikan perhatian kepada anak-anak, karena ini adalah bagian dari mendidik mereka dengan kasih sayang, bukan hanya dengan perintah dan larangan.
- Keutamaan membangun hubungan sosial yang baik, baik dengan orang tua maupun anak-anak, agar kehidupan bermasyarakat lebih harmonis.
Dengan memahami hadits ini, kita akan belajar bagaimana menjadikan Islam sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan, bukan hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam hubungan sosial dan interaksi sehari-hari.
Dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ
خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ: أَبُو عُمَيْرٍ -قَالَ: أَحْسِبُهُ-
فَطِيمًا، وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ؟
نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ، فَرُبَّمَا حَضَرَ الصَّلَاةَ وَهُوَ فِي بَيْتِنَا،
فَيَأْمُرُ بِالبِسَاطِ الَّذِي تَحْتَهُ فَيُكْنَسُ وَيُنْضَحُ، ثُمَّ يَقُومُ
وَنَقُومُ خَلْفَهُ، فَيُصَلِّي بِنَا.
Nabi ﷺ adalah orang yang paling baik akhlaknya. Aku memiliki seorang saudara laki-laki yang dipanggil Abu ‘Umair—(perawi berkata: Aku mengira dia) sudah disapih. Dan ketika Nabi ﷺ datang, beliau berkata kepadanya, “Wahai Abu ‘Umair, apa yang dilakukan oleh Nugair?” (Nugair adalah burung kecil yang biasa ia mainkan).
Terkadang Nabi ﷺ menghadiri shalat saat beliau berada di
rumah kami. Maka beliau memerintahkan agar tikar yang ada di bawahnya disapu
dan diperciki air, lalu beliau berdiri, dan kami pun berdiri di belakangnya,
kemudian beliau shalat bersama kami.
HR Al-Bukhari (6203),
dan Muslim (2150)
Arti Per
Kalimat
كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا
Nabi ﷺ adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Ini menunjukkan sifat mulia Nabi Muhammad ﷺ dalam berinteraksi
dengan sesama manusia, termasuk anak-anak.
وَكَانَ لِي أَخٌ
يُقَالُ لَهُ: أَبُو عُمَيْرٍ
Aku memiliki seorang saudara laki-laki yang dipanggil Abu
‘Umair.
Yang berbicara di sini adalah Anas bin Malik. Ia
menyebut bahwa ia memiliki seorang saudara laki-laki yang lebih kecil bernama
Abu ‘Umair.
قَالَ: أَحْسِبُهُ-
فَطِيمًا
(Perawi berkata: Aku mengira dia) sudah disapih.
Kalimat ini tambahan dari perawi hadits yang
meriwayatkan dari Anas bin Malik. "Fathīmā" berarti anak tersebut
sudah tidak lagi menyusu.
وَكَانَ إِذَا جَاءَ
قَالَ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ؟
Jika Nabi ﷺ datang, beliau berkata kepadanya,
"Wahai Abu ‘Umair, apa yang dilakukan oleh Nugair?"
Ini
menunjukkan kebiasaan Nabi ﷺ dalam bercanda dengan anak kecil, dan beliau ﷺ menanyakan tentang burung peliharaannya
(Nugair).
نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ
بِهِ
(Nugair) adalah burung kecil yang biasa ia mainkan.
Nugair adalah nama burung kecil yang menjadi hewan
peliharaan Abu ‘Umair.
فَرُبَّمَا حَضَرَ
الصَّلَاةَ وَهُوَ فِي بَيْتِنَا
Terkadang Nabi ﷺ menghadiri shalat
saat beliau berada di rumah kami.
Ini menunjukkan bahwa Nabi ﷺ sering mengunjungi rumah keluarga Anas bin
Malik dan terkadang shalat di sana.
فَيَأْمُرُ بِالبِسَاطِ
الَّذِي تَحْتَهُ فَيُكْنَسُ وَيُنْضَحُ
Maka beliau memerintahkan agar tikar yang ada di bawahnya
disapu dan diperciki air.
Ini menunjukkan kebiasaan Nabi ﷺ menjaga
kebersihan tempat shalat. "Yuknas" berarti disapu, dan "yunḍaḥ"
berarti diperciki air agar debu tidak berterbangan.
ثُمَّ يَقُومُ
وَنَقُومُ خَلْفَهُ، فَيُصَلِّي بِنَا
Lalu beliau berdiri, dan kami pun berdiri di belakangnya,
kemudian beliau shalat bersama kami.
Ini menunjukkan bahwa Nabi ﷺ mengimami shalat
di rumah sahabat, yang juga menunjukkan keutamaan shalat berjamaah.
Syarah Hadits
1. Akhlak Mulia Nabi ﷺ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا وَعِشْرَةً
Nabi
ﷺ adalah manusia yang paling baik akhlaknya
dan pergaulannya.
وَكَانَ يُفِيضُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ
وَمُلَاطَفَتِهِ عَلَى كُلِّ مَنْ حَوْلَهُ كِبَارًا وَصِغَارًا
Beliau
senantiasa memancarkan akhlak mulia dan kelembutan kepada semua orang di
sekitarnya, baik yang tua maupun yang muda.
2. Tentang
Anas bin Malik dan Abu Umair
وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخْبِرُ أَنَسُ بْنُ
مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -وَهُوَ خَادِمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-
Dalam
hadits ini, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
yang merupakan pelayan Nabi ﷺ,
mengabarkan:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا؛ وَذَلِكَ مِمَّا يَرَاهُ مِنْ
تَعَامُلِهِ
Bahwa
Nabi ﷺ adalah manusia
yang paling baik akhlaknya, dan itu terlihat dari interaksinya.
وَكَانَ لِأَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَخٌ
يُسَمَّى أَبَا عُمَيْرٍ
Anas
radhiyallahu ‘anhu
memiliki seorang saudara yang bernama Abu Umair.
وَكَانَ أَخُوهُ مِنْ أُمِّهِ أُمِّ سُلَيْمٍ
مِنْ زَوْجِهَا أَبِي طَلْحَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Saudara
itu berasal dari ibu yang sama, yaitu Ummu Sulaim, dan dari suaminya Abu
Thalhah radhiyallahu 'anhuma .
وَكَانَ هَذَا الطِّفْلُ صَغِيرًا قَدْ فُطِمَ
مِنَ الرَّضَاعَةِ
Anak
kecil ini masih kecil dan baru saja disapih dari menyusu.
وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كُلَّمَا أَتَى إِلَى بَيْتِ أَبِي طَلْحَةَ يُلَاعِبُ هَذَا الصَّغِيرَ
Setiap
kali Nabi ﷺ datang ke
rumah Abu Thalhah, beliau bermain dengan anak kecil ini.
وَيَقُولُ لَهُ: «يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا
فَعَلَ النُّغَيْرُ؟»
Dan
beliau berkata kepadanya: "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh
Nugair?"
وَالنُّغَيْرُ: تَصْغِيرُ النُّغَرِ، وَهُوَ
طَائِرٌ صَغِيرٌ كَالْعُصْفُورِ
Nugair
adalah bentuk kecil dari kata "Nughar", yaitu burung kecil seperti
burung pipit.
وَقَدْ سَأَلَهُ عَنْهُ لَمَّا بَلَغَهُ
حُزْنُ الصَّغِيرِ عَلَى مَوْتِ هَذَا الطَّائِرِ
Nabi
ﷺ menanyakan tentang burung itu karena
beliau mengetahui bahwa anak kecil ini bersedih atas kematiannya.
فَقَدْ كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُحْسِنُ إِلَى الأَطْفَالِ، وَيُمَازِحُهُمْ، وَيَلِينُ فِي
تَعَامُلِهِ مَعَهُمْ
Sungguh,
Nabi ﷺ sangat baik
kepada anak-anak, bercanda dengan mereka, dan bersikap lembut dalam
berinteraksi dengan mereka.
3. Kebersihan Sebelum Shalat
ثُمَّ أَخْبَرَ أَنَسٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ بِالبِسَاطِ
الَّذِي يَجْلِسُونَ عَلَيْهِ، فَيُكْنَسُ وَيُنْضَحُ
Kemudian
Anas radhiyallahu ‘anhu
mengabarkan bahwa Nabi ﷺ
memerintahkan agar tikar yang mereka duduki itu disapu dan diperciki dengan
air.
أَيْ: يُرَشُّ عَلَيْهِ الْمَاءُ، فَيُصَلِّي
بِهِمْ جَمَاعَةً
Yakni,
diperciki air lalu beliau shalat bersama mereka secara berjamaah.
4. Faedah
dari Hadits Ini
وَفِي الحَدِيثِ: تَوَاضُعُ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا كَانَ عَلَيْهِ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ وَكَرَمِ
الشَّمَائِلِ
Dalam
hadits ini terdapat pelajaran tentang ketawadhuan Nabi ﷺ, akhlak mulianya, dan sifat-sifatnya yang
penuh kemuliaan.
وَفِيهِ: مُدَاعَبَةُ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلصِّغَارِ، وَالمُزَاحُ مَعَهُمْ، وَإِدْخَالُ
السُّرُورِ عَلَيْهِمْ
Juga
terdapat pelajaran bahwa Nabi ﷺ
bercanda dengan anak kecil, bergurau dengan mereka, dan membuat mereka senang.
وَفِيهِ: مَشْرُوعِيَّةُ الكُنْيَةِ
لِلصَّبِيِّ، وَقَبْلَ أَنْ يُولَدَ لِلرَّجُلِ
Hadits
ini menunjukkan bahwa diperbolehkan memberi kunyah (nama panggilan) kepada anak
kecil, bahkan sebelum seorang laki-laki memiliki anak.
وَفِيهِ: مَشْرُوعِيَّةُ المِزَاحِ فِيمَا
لَيْسَ إِثْمًا، وَلَعِبُ الصَّبِيِّ بِالعُصْفُورِ، وَتَمْكِينُ الوَلِيِّ
إِيَّاهُ مِنْ ذَلِكَ
Diperbolehkan
bercanda selama tidak mengandung dosa, membiarkan anak kecil bermain dengan
burung kecil, serta orang tua memperbolehkan hal tersebut.
وَفِيهِ: مَشْرُوعِيَّةُ السَّجْعِ بِالكَلامِ
الحَسَنِ بِلَا كُلْفَةٍ
Diperbolehkan
menggunakan kata-kata yang berima indah (saj’ - sajak), selama tidak dibuat-buat dan
berlebihan.
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/12361
Pelajaran dari Hadits ini
Hadits ini memberikan banyak pelajaran tentang akhlak mulia Nabi ﷺ, kelembutan terhadap anak-anak, kebersihan sebelum shalat, serta anjuran bercanda dengan cara yang baik. Nabi ﷺ menjadi teladan dalam memperlakukan anak-anak dengan kasih sayang. Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat kita petik:
1. Akhlak Mulia Nabi ﷺ
- Nabi ﷺ memiliki akhlak terbaik dalam bergaul dengan semua orang, baik orang dewasa maupun anak-anak.
- Beliau tidak bersikap kaku, tetapi penuh kelembutan dan kasih sayang dalam interaksi sosialnya.
2. Kelembutan dan Perhatian Nabi ﷺ kepada Anak-Anak
- Nabi ﷺ bercanda dan bermain dengan anak kecil, menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kasih sayang kepada mereka.
- Nabi ﷺ menanyakan tentang burung kecil Abu ‘Umair untuk menghiburnya setelah kehilangan burung peliharaannya.
- Ini menunjukkan perhatian Nabi ﷺ terhadap perasaan anak-anak, bahkan dalam hal-hal yang tampak sepele.
3. Anjuran Memanggil Anak Kecil dengan Kunyah (Nama Panggilan Terhormat)
- Nabi ﷺ memanggil anak kecil dengan kunyah (nama kehormatan), seperti “Abu ‘Umair.”
- Ini menunjukkan bahwa memberikan kunyah kepada anak kecil adalah hal yang dianjurkan dalam Islam karena dapat membuat mereka merasa dihargai dan dihormati.
4. Bolehnya Anak Kecil Memiliki Hewan Peliharaan
- Hadits ini menjadi dalil diperbolehkannya anak-anak bermain dengan hewan, seperti burung kecil (nugair).
- Orang tua tidak perlu terlalu ketat melarang anak bermain dengan hewan, asalkan tidak membahayakan dan tetap dalam batas kewajaran.
5. Bolehnya Bercanda Selama Tidak Melanggar Syariat
- Nabi ﷺ bercanda dengan Abu ‘Umair tanpa berbohong atau melampaui batas.
- Ini menjadi dalil bahwa bercanda dalam Islam diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur dusta, celaan, atau melanggar adab.
6. Anjuran Menggunakan Kalimat yang Indah dan Bermakna
- Nabi ﷺ menggunakan kalimat yang indah dan puitis, seperti: "يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ؟"
- Ini menunjukkan keutamaan berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan, bahkan saat bercanda.
7. Kasih Sayang Islam terhadap Semua Kalangan
- Hadits ini menggambarkan bahwa Islam mengajarkan kasih sayang kepada semua kalangan, termasuk anak kecil.
- Nabi ﷺ mengajarkan bahwa perhatian kepada anak-anak adalah bagian dari ibadah dan akhlak yang baik.
8. Kebiasaan Nabi ﷺ dalam Menjaga Kebersihan Sebelum Shalat
- Nabi ﷺ memerintahkan membersihkan tempat shalat sebelum digunakan, yaitu dengan menyapu dan menyiramnya dengan air.
- Ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan tempat ibadah agar nyaman saat digunakan untuk shalat.
9. Keutamaan Shalat Berjamaah
- Nabi ﷺ shalat berjamaah di rumah sahabatnya, menunjukkan bahwa shalat berjamaah sangat dianjurkan.
- Ini juga menunjukkan bolehnya shalat berjamaah di rumah dalam keadaan tertentu, terutama jika ada uzur untuk pergi ke masjid.
10. Kesederhanaan dan Ketawadhuan Nabi ﷺ
- Meskipun beliau adalah pemimpin umat, Nabi ﷺ tetap rendah hati dan mau bermain serta berinteraksi dengan anak kecil.
- Hal ini menjadi contoh bahwa seorang pemimpin tidak boleh sombong dan harus tetap dekat dengan rakyatnya.
Penutup
Kajian
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah kita bersama-sama mempelajari hadits ini dan menggali hikmah serta faedahnya, kita dapat memahami bahwa Rasulullah ﷺ adalah suri teladan terbaik dalam akhlak dan interaksi sosial. Hadits ini mengajarkan kepada kita beberapa pelajaran penting yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Faedah Hadits yang Telah Kita Pelajari
- Meneladani akhlak Nabi ﷺ dalam kelembutan, kasih sayang, dan keramahan terhadap semua orang, termasuk anak kecil.
- Pentingnya memperhatikan kebersihan tempat ibadah, sebagaimana Nabi ﷺ selalu memastikan kebersihan sebelum shalat.
- Anjuran bercanda yang baik dan mendidik, selama tidak mengandung dosa dan tetap dalam batasan yang diperbolehkan dalam Islam.
- Pentingnya memberikan perhatian kepada anak-anak, karena perhatian kecil bisa berdampak besar dalam tumbuh kembang mereka.
- Menjalin hubungan sosial yang baik, baik dalam keluarga maupun masyarakat, agar tercipta kehidupan yang harmonis dan penuh keberkahan.
Harapan Penerapan Hadits dalam Kehidupan Sehari-hari
Semoga setelah mempelajari hadits ini, kita semua semakin berusaha meneladani akhlak Nabi ﷺ dalam keseharian kita. Mulai dari bersikap lembut kepada keluarga, bermain dengan anak-anak, menjaga kebersihan tempat ibadah, hingga memperbaiki hubungan sosial dengan sesama Muslim.
Kita berharap, hadits ini bukan hanya menjadi ilmu yang dihafal, tetapi juga menjadi amal yang diamalkan, sehingga kehidupan kita semakin dipenuhi dengan nilai-nilai Islam yang indah. Rasulullah ﷺ telah memberikan contoh terbaik, maka tugas kita adalah menghidupkan sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Allah ﷻ memberikan kita taufik untuk mengamalkan ilmu ini dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang berakhlak mulia, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Kita tutup dengan membaca doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ.