Kajian: Ucapan Tahni-ah di Hari Idul Fitri

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Hadirin sekalian, rahimakumullah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan membahas sebuah tema yang tampak sederhana namun memiliki nilai yang besar dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu hukum dan faedah ucapan selamat hari raya dalam Islam.

Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat

Hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, merupakan momen yang dinantikan oleh setiap Muslim. Ini adalah hari kebahagiaan yang Allah berikan sebagai bagian dari syariat Islam. Di hari yang penuh berkah ini, kaum Muslimin saling berkunjung, mempererat silaturahmi, serta mengucapkan selamat satu sama lain dengan harapan dan doa kebaikan.

Namun, di tengah kebiasaan ini, sering muncul pertanyaan di masyarakat:

  • Apakah ucapan selamat hari raya memiliki dasar dalam syariat?

  • Apakah mengucapkan تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ (Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kalian) adalah sunnah?

  • Bagaimana pandangan para ulama terkait tradisi ini?

  • Apakah ucapan lain seperti "Selamat Idul Fitri" juga diperbolehkan dalam Islam?

Sebagian orang ragu atau bahkan menganggap bahwa memberikan ucapan selamat hari raya adalah bid'ah yang tidak memiliki dasar dalam Islam. Di sisi lain, ada pula yang terlalu bebas dalam mengucapkan selamat tanpa memperhatikan makna dan kandungan doa yang sesuai dengan ajaran Islam.

Urgensi Mempelajari Bab Ini

Kajian ini menjadi penting karena:

  1. Menguatkan pemahaman kita tentang sunnah yang benar – Dengan mengetahui dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadits, dan atsar sahabat, kita dapat beramal dengan ilmu yang benar dan menjauhkan diri dari sikap berlebihan atau kelalaian dalam beragama.

  2. Menjaga ukhuwah Islamiyah – Ucapan selamat hari raya bukan sekadar basa-basi, tetapi bagian dari bentuk kasih sayang sesama Muslim yang diperintahkan dalam Islam.

  3. Meneladani para sahabat Nabi ﷺ – Para sahabat Rasulullah ﷺ terbiasa saling mengucapkan doa kebaikan pada hari raya, sehingga ini adalah amalan yang memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam.

  4. Menyebarkan kebahagiaan sesuai dengan syariat – Islam menganjurkan umatnya untuk menunjukkan kegembiraan di hari raya, namun dengan tetap berada dalam koridor sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.

Oleh karena itu, marilah kita simak pembahasan ini dengan saksama agar kita semakin paham bagaimana sikap yang tepat dalam menyikapi tradisi ini berdasarkan ilmu dan bimbingan para ulama. Semoga kajian ini membawa manfaat bagi kita semua dan menjadikan kita lebih bijak dalam mengamalkan sunnah Rasulullah ﷺ.


Materi Kajian


التَّهْنِئَةُ بِالعِيدِ
Ucapan Selamat Hari Raya

لَا بَأْسَ بِالتَّهْنِئَةِ بِالعِيدِ، وَهَذَا بِاتِّفَاقِ الْمَذَاهِبِ الفِقْهِيَّةِ الْأَرْبَعَةِ: الحَنَفِيَّةِ، وَالمَالِكِيَّةِ، وَالشَّافِعِيَّةِ، وَالحَنَابِلَةِ.

Tidak mengapa memberikan ucapan selamat hari raya, dan ini adalah kesepakatan dari empat mazhab fikih: Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah.


الأدلَّةُ 

(Dalil-dalilnya):

أوَّلًا: مِنَ الآثَارِ
(Pertama: Dari Atsar Sahabat)

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الأَلْهَانِيِّ، قَالَ: (رَأَيْتُ أَبَا أُمَامَةَ البَاهِلِيَّ يَقُولُ فِي العِيدِ لِأَصْحَابِهِ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ).

Dari Muhammad bin Ziyad Al-Alhani, ia berkata:
"Aku melihat Abu Umamah Al-Bahili mengucapkan kepada para sahabatnya di hari raya:

Taqabbalallahu minna wa minkum

(Semoga Allah menerima (amal ibadah) dari kami dan dari kalian)."


عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، قَالَ: (كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَوْا يَوْمَ العِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ).

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata: "Para sahabat Rasulullah apabila bertemu pada hari raya, sebagian mereka mengucapkan kepada sebagian yang lain: Taqabbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima (amal ibadah) dari kami dan dari kalian)."


ثَانِيًا: عُمُومُ الأَدِلَّةِ فِي مَشْرُوعِيَّةِ التَّهْنِئَةِ لِمَا يَحْدُثُ مِنْ نِعْمَةٍ، أَوْ يَنْدَفِعُ مِنْ نِقْمَةٍ

(Kedua: Dalil Secara Umum tentang Disyariatkannya Ucapan Selamat atas Datangnya Nikmat atau Hilangnya Musibah)


وَمِنْ ذَلِكَ: مَا جَاءَ فِي قِصَّةِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ لَمَّا تَخَلَّفَ عَنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ، فَإِنَّهُ لَمَّا بُشِّرَ بِقَبُولِ تَوْبَتِهِ وَمَضَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَامَ إِلَيْهِ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ فَهَنَّأَهُ.


Di antara dalilnya adalah kisah Ka’ab bin Malik ketika tertinggal dari Perang Tabuk.

Ketika ia diberi kabar gembira bahwa taubatnya diterima, lalu ia mendatangi Nabi , maka Thalhah bin Ubaidillah berdiri dan mengucapkan selamat kepadanya.

Sumber: https://dorar.net/feqhia/1766


Pelajaran dari Kajian ini


Memberikan ucapan selamat di hari raya adalah sunnah yang baik, telah dilakukan oleh para sahabat, dan memiliki nilai ibadah karena mengandung doa. Selain itu, ini adalah momen untuk mempererat silaturahmi dan menunjukkan kebahagiaan sesuai dengan ajaran Islam.

Berikut adalah pelajaran yang dapat diambil terkait ucapan selamat hari raya (التَّهْنِئَةُ بِالعِيدِ):

1. Disyariatkannya Ucapan Selamat Hari Raya

Dari atsar para sahabat yang disebutkan, jelas bahwa mereka memiliki kebiasaan saling mengucapkan تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ (Semoga Allah menerima amal ibadah dari kami dan kalian) ketika bertemu di hari raya. Ini menunjukkan bahwa mengucapkan selamat pada hari raya adalah bagian dari ajaran Islam dan telah dilakukan oleh generasi terbaik umat Islam, yaitu para sahabat.

2. Kesepakatan Mazhab Fikih tentang Kebolehan Ucapan Selamat Hari Raya

Empat mazhab fikih besar (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah) sepakat bahwa mengucapkan selamat hari raya adalah sesuatu yang diperbolehkan (mubah), bahkan dianjurkan (mustahabb), karena hal ini merupakan bagian dari muamalah yang baik dan menjaga ukhuwah Islamiyah.

3. Pentingnya Mendoakan Kebaikan untuk Sesama Muslim

Ucapan تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ bukan sekadar ungkapan selamat, tetapi juga doa agar Allah menerima amal ibadah seseorang. Ini mengajarkan bahwa dalam setiap interaksi sosial, seorang Muslim hendaknya selalu menyisipkan doa dan harapan baik untuk saudaranya.

4. Hari Raya adalah Momen Silaturahmi dan Saling Memaafkan

Dalam hadits disebutkan bahwa para sahabat saling bertemu dan mengucapkan tahni’ah pada hari raya. Ini menunjukkan bahwa Idul Fitri dan Idul Adha adalah momen yang tepat untuk mempererat hubungan sosial, saling bersilaturahmi, dan memaafkan kesalahan satu sama lain.

5. Dalil Umum tentang Ucapan Selamat atas Nikmat dan Hilangnya Musibah

Hadits tentang kisah Ka’ab bin Malik ketika diterima taubatnya oleh Allah menunjukkan bahwa Islam menganjurkan memberikan ucapan selamat dalam berbagai keadaan yang membawa kebahagiaan, seperti diterimanya taubat, datangnya nikmat, atau hilangnya musibah. Dengan demikian, ucapan selamat hari raya dapat dimasukkan dalam kategori ini.

6. Menunjukkan Kegembiraan dalam Syariat Islam

Hari raya dalam Islam adalah momen kebahagiaan yang disyariatkan, sebagaimana hadits Nabi ﷺ:
"Setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan adanya ucapan selamat, seorang Muslim menunjukkan kebahagiaan dan berbagi kegembiraan dengan saudara-saudaranya, yang sesuai dengan sunnah dalam Islam.

7. Contoh Akhlak Mulia dari Para Sahabat

Para sahabat Nabi ﷺ adalah teladan dalam hal akhlak dan interaksi sosial. Mereka tidak hanya beribadah secara individu tetapi juga menjaga hubungan sosial dengan baik, termasuk dengan saling mendoakan dan memberikan ucapan selamat di hari raya.

8. Menunjukkan Bahwa Tradisi yang Baik dan Tidak Bertentangan dengan Syariat Dapat Diterima

Ucapan selamat hari raya termasuk dalam adat kebiasaan yang baik (‘urf shahih), yang selama tidak bertentangan dengan syariat, maka diperbolehkan. Hal ini sejalan dengan kaidah fikih:

العَادَةُ مُحَكَّمَةٌ

"Adat kebiasaan dapat dijadikan sebagai hukum selama tidak bertentangan dengan syariat." 

 


Penutup Kajian


Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah kita mengkaji tema tentang ucapan selamat hari raya dalam Islam, kita dapat mengambil beberapa pelajaran berharga yang perlu kita terapkan, terutama menjelang dan saat perayaan Idul Fitri nanti.

Faedah dari Kajian Ini

  1. Ucapan selamat hari raya adalah bagian dari ajaran Islam – Sebagaimana telah dijelaskan melalui dalil dari atsar para sahabat, tradisi ini bukan sekadar budaya tanpa dasar, tetapi merupakan kebiasaan yang memiliki landasan dalam sunnah.

  2. Momen hari raya adalah waktu untuk mempererat ukhuwah Islamiyah – Dengan memberikan ucapan selamat yang mengandung doa kebaikan, kita dapat memperkuat hubungan dengan sesama Muslim dan memperbanyak amal shalih.

  3. Meneladani akhlak para sahabat dalam berinteraksi – Para sahabat Rasulullah ﷺ selalu saling mendoakan di hari raya, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan dan kasih sayang antarsesama.

  4. Menjaga keseimbangan dalam beragama – Kita belajar untuk tidak berlebihan dalam menyikapi suatu amalan. Ucapan selamat hari raya bukanlah bid'ah yang dilarang, tetapi juga bukan ibadah yang diwajibkan, melainkan bagian dari mu’amalah yang baik selama tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan syariat.

Harapan untuk Penerapan di Hari Raya Idul Fitri

Saat Idul Fitri tiba, marilah kita menghidupkan sunnah ini dengan tetap menjaga adab dan ketulusan:
✅ Mengucapkan تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ atau doa-doa lain yang baik, dengan niat mempererat ukhuwah.
✅ Mengedepankan keikhlasan dalam berinteraksi, bukan hanya sekadar formalitas atau kebiasaan kosong.
✅ Menjadikan hari raya sebagai momen untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang.
✅ Mencontoh para sahabat dengan tetap menjaga kesederhanaan dalam berhari raya, menjauhkan diri dari perbuatan yang berlebihan, serta mengutamakan ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Nasihat: Meneladani Para Sahabat Nabi ﷺ

Wahai saudaraku, mari kita ingat bahwa para sahabat Nabi ﷺ adalah generasi terbaik yang selalu mengutamakan ilmu dalam setiap amalan mereka. Mereka tidak hanya sekadar merayakan hari raya, tetapi menjadikannya sebagai ajang untuk menambah keimanan dan meningkatkan amal shalih. Jika mereka mengucapkan tahni'ah (ucapan selamat) di hari raya, itu bukan sekadar tradisi, melainkan bagian dari rasa syukur mereka kepada Allah.

Oleh karena itu, marilah kita meneladani mereka:
💠 Menjadikan hari raya sebagai momen syukur, bukan sekadar perayaan duniawi.
💠 Menghidupkan sunnah dengan kesederhanaan dan kemuliaan akhlak.
💠 Menjaga lisan dari ucapan yang sia-sia, dan menggantinya dengan doa serta dzikir.
💠 Menjaga persaudaraan Islam dengan saling memaafkan dan mempererat silaturahmi.

Semoga kajian ini memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadhan dan mengaruniakan kita keistiqamahan setelahnya.

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الأَعْمَالِ

"Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kalian semua."

Kita tutup kajian singkat ini dengan membaca doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ



Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers