Sirah Sahabat Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu 'Anhu

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ,

Hari ini kita akan bersama-sama mengkaji sirah salah satu sahabat Rasulullah ﷺ yang agung, yaitu Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, seorang pejuang yang setia, seorang dermawan yang luar biasa, dan seorang mukmin yang memiliki keteguhan iman yang tak tergoyahkan.

Latar Belakang Permasalahan: Mengapa Kita Harus Mengkaji Sirah Sahabat?

Di zaman ini, kita melihat berbagai krisis dalam keteladanan dan karakter umat Islam. Banyak dari kita lebih mengenal tokoh-tokoh dunia yang jauh dari nilai-nilai Islam daripada mengenal pahlawan sejati dalam sejarah Islam. Padahal, para sahabat adalah contoh terbaik dalam keimanan, ketakwaan, keberanian, pengorbanan, dan akhlak mulia.

1️⃣ Krisis Teladan bagi Generasi Muda

  • Banyak anak muda yang mengidolakan figur yang jauh dari nilai Islam, sehingga kehilangan semangat dalam menegakkan agama.

  • Padahal, jika mereka mengenal Thalhah bin Ubaidillah, mereka akan menemukan sosok yang berjiwa pemimpin, berani, pekerja keras, dan penuh pengorbanan demi Islam.

2️⃣ Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Pengorbanan untuk Agama

  • Dalam masyarakat modern, banyak orang lebih mementingkan kenyamanan dan kepentingan pribadi.

  • Thalhah bin Ubaidillah mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi pribadi yang rela berkorban untuk Allah dan Rasul-Nya, seperti ketika ia melindungi Rasulullah ﷺ dengan tubuhnya di Perang Uhud.

3️⃣ Minimnya Kesadaran akan Pentingnya Persaudaraan dan Kedermawanan

  • Banyak terjadi perpecahan di antara umat Islam, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun organisasi.

  • Thalhah adalah contoh sahabat yang penuh dengan ukhuwah Islamiyah, seorang yang sangat dermawan dan selalu membantu saudaranya.

Urgensi Mengkaji Sirah Thalhah bin Ubaidillah

Mengapa kita harus mengenal dan mengkaji kisah hidup Thalhah bin Ubaidillah?

Meneladani Keberanian dan Keteguhan Iman

  • Thalhah adalah salah satu pejuang terdepan dalam Islam, yang rela mempertaruhkan nyawanya demi Rasulullah ﷺ.

  • Jika kita ingin menjadi mukmin yang kokoh dalam menghadapi tantangan zaman, kita harus belajar dari keberaniannya.

Belajar tentang Keutamaan Kedermawanan

  • Di era kapitalisme ini, banyak orang terjebak dalam kecintaan terhadap harta.

  • Thalhah dikenal sebagai “Thalhah Al-Khair” karena kemurahan hatinya dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah.

Menghidupkan Semangat Pengorbanan untuk Islam

  • Beliau tidak hanya berjuang dengan pedang, tetapi juga dengan hartanya, jiwanya, dan pengabdiannya untuk agama Allah.

  • Ini mengajarkan kita bahwa Islam tidak hanya butuh pemikir dan ilmuwan, tetapi juga pejuang dan dermawan yang berkontribusi dalam berbagai aspek.


Hadirin yang dirahmati oleh Allah,

Dengan memahami kisah hidup Thalhah bin Ubaidillah, kita akan melihat bagaimana seorang sahabat mengabdikan hidupnya untuk Islam dengan penuh keikhlasan, keberanian, dan pengorbanan. Semoga kajian ini menginspirasi kita semua untuk meneladani akhlak dan perjuangan beliau, sehingga kita bisa menjadi hamba Allah yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi umat.

Mari kita memasuki kajian ini dengan hati yang terbuka dan niat yang tulus, semoga Allah menjadikan majelis ini sebagai taman ilmu yang diberkahi, dan menanamkan dalam diri kita semangat para sahabat Rasulullah ﷺ.


Wafatnya Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu 'Anhu


Wafatnya Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu 'Anhu

Tahun Hijriyah: 36 H
Bulan Qamariyah: Jumadil Ula
Tahun Masehi: 656 M

Detail Peristiwa

Abu Muhammad Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka‘b bin Sa‘d bin Taim bin Murrah bin Ka‘b bin Lu’ayy. Ibunya adalah Sha‘bah binti Al-Hadrami, saudari dari Al-Ala’. Ia masuk Islam sejak awal dan termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (العشرة المبشرين بالجنة).

Thalhah adalah salah satu orang yang pertama masuk Islam, dia masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Rasulullah mempersaudarakannya dengan Abu Ayyub Al-Anshari.

Pada Perang Uhud, ia menunjukkan keberanian luar biasa dalam melindungi Rasulullah . Ia menangkis serangan dengan tangannya sehingga jarinya terluka dan menjadi lumpuh. Rasulullah bersabda:

"أَوْجَبَ طَلْحَةُ"

"Thalhah telah mewajibkan (surga bagi dirinya)."
(HR. At-Tirmidzi, no. 3748, hasan menurut Al-Albani)

Selain itu, Nabi juga bersabda tentangnya:

﴿مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَـٰهَدُوا ٱللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا ﴾

"Di antara orang-orang mukmin itu ada yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)."
(QS. Al-Ahzab: 23)

Kemudian Rasulullah bersabda:

"مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ قَدْ قَضَى نَحْبَهُ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ"

"Barang siapa yang ingin melihat seseorang yang berjalan di muka bumi sementara ia telah menunaikan janjinya (syahid), maka hendaklah ia melihat Thalhah."
(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, no. 5621, dishahihkan oleh Adz-Dzahabi)

Thalhah bin Ubaidillah gugur pada hari Perang Jamal. Ketika Ali bin Abi Thalib menemukannya di antara para korban yang gugur, ia mendudukkannya, mengusap debu dari wajahnya, dan berkata:

عَزيزٌ عَلَيَّ أن أراك مُجَدَّلًا تحت نُجومِ السَّماءِ أبا محمَّدٍ

"Sungguh menyedihkan aku melihatmu tergeletak di bawah bintang-bintang langit, wahai Abu Muhammad."

Kemudian Ali menangis dan berkata:

وَدِدْتُ أَنِّي مِتُّ قَبْلَ هَذَا بِعِشْرِينَ سَنَةً.

"Aku berharap seandainya aku mati dua puluh tahun sebelum peristiwa ini terjadi."

Semoga Allah meridhai Thalhah bin Ubaidillah dan menempatkannya di surga bersama para syuhada.

Sumber: https://dorar.net/history/event/244


Thalhah di Perang Jamal


Dalam Perang Jamal (656 M / 36 H), Thalhah bin Ubaidillah awalnya berada di pihak yang berseberangan dengan Ali bin Abi Thalib.

Ia bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Aisyah radhiyallahu 'anha bersama Zubair bin Awwam, yang bertujuan untuk menuntut keadilan atas terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu.

Namun, Thalhah tidak memiliki niat untuk berperang melawan Ali secara langsung.

Sebelum perang benar-benar dimulai, Ali bin Abi Thalib berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Setelah berdialog dengan Ali dan menyadari bahwa pertempuran ini bisa mengarah pada fitnah besar di antara kaum Muslimin, Thalhah memutuskan untuk tidak ikut bertempur dan menarik diri dari peperangan.

Thalhah Gugur Setelah Menarik Diri

Ketika Thalhah meninggalkan medan perang, ia terkena panah dari pasukan yang dipimpin oleh Marwan bin Al-Hakam (salah satu pendukung Bani Umayyah yang saat itu berada di pihak Aisyah). Panah tersebut melukai fatal kakinya hingga akhirnya ia wafat.

Ketika Ali bin Abi Thalib menemukan jenazah Thalhah setelah pertempuran usai, ia menangis dan berkata:
"Sungguh menyedihkan aku melihatmu tergeletak di bawah bintang-bintang langit, wahai Abu Muhammad."


Kemudian Ali berkata:
"Aku berharap seandainya aku mati dua puluh tahun sebelum peristiwa ini terjadi."

Maka, dalam perang Jamal ini:

·          Thalhah awalnya berada di pihak Aisyah, bukan karena ingin melawan Ali, tetapi untuk menuntut keadilan atas wafatnya Utsman bin Affan.

·          Ia akhirnya menyadari bahwa perang ini hanya akan membawa fitnah dan memutuskan untuk keluar dari pertempuran.

·          Namun, sebelum benar-benar pergi, ia terbunuh oleh panah dari pasukan Marwan bin Al-Hakam.

·          Ali tetap menghormati Thalhah dan merasa sedih atas wafatnya, menunjukkan bahwa tidak ada kebencian pribadi di antara mereka.

Jadi, meskipun Thalhah berada di pihak yang berseberangan dalam Perang Jamal, ia tidak bertempur melawan Ali dan akhirnya gugur setelah memilih untuk meninggalkan pertempuran.

 


Makna Perkataan Ali di Perang Jamal:
Aku berharap seandainya aku mati 20 tahun sebelum peristiwa ini terjadi


 Perkataan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu:

وَدِدْتُ أَنِّي مِتُّ قَبْلَ هَذَا بِعِشْرِينَ سَنَةً.

"Aku berharap seandainya aku mati dua puluh tahun sebelum peristiwa ini terjadi."

mengandung rasa kesedihan dan penyesalan mendalam atas terjadinya Perang Jamal, di mana kaum Muslimin justru bertempur sesama mereka sendiri.

Makna Perkataan Ali

  1. Kesedihan atas fitnah yang terjadi di kalangan kaum Muslimin

    • Perang Jamal adalah salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Ali sangat berduka karena peperangan ini tidak seharusnya terjadi, mengingat yang bertikai adalah para sahabat Nabi ﷺ yang mulia.

    • Ali menyadari bahwa umat Islam telah terpecah dan darah kaum Muslimin tertumpah tanpa alasan yang benar.

  2. Kesedihan atas wafatnya sahabat-sahabat mulia

    • Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam adalah dua sahabat utama Rasulullah ﷺ yang dijamin masuk surga.

    • Meskipun mereka sempat berada di pihak yang berlawanan, Ali tidak pernah membenci mereka. Justru, ia sangat sedih melihat Thalhah terbunuh dalam peperangan yang sebenarnya bisa dihindari.

    • Ali menangis ketika menemukan jenazah Thalhah, membersihkan debu dari wajahnya, dan mengungkapkan kesedihannya.

  3. Harapan agar tidak menghadapi ujian berat seperti ini

    • Dengan mengatakan bahwa ia berharap telah mati 20 tahun sebelumnya, Ali menunjukkan betapa beratnya ujian dan tanggung jawab yang ia pikul sebagai khalifah.

    • Sebagai pemimpin kaum Muslimin, ia dihadapkan pada situasi sulit: harus menjaga persatuan umat, tetapi juga harus menghadapi kelompok yang menuntut keadilan atas terbunuhnya Utsman bin Affan.

  4. Rasa lelah dalam menghadapi konflik internal

    • Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, banyak fitnah besar terjadi di kalangan kaum Muslimin, termasuk pembunuhan Khalifah Utsman yang menjadi pemicu Perang Jamal.

    • Ali merasa bahwa jika ia telah wafat lebih dahulu, mungkin ia tidak harus menyaksikan kehancuran akibat perpecahan di antara sahabat-sahabat yang sebelumnya bersatu dalam perjuangan Islam.

Maka, perkataan ini menunjukkan kesedihan, kepedihan, dan beban moral Ali dalam menghadapi Perang Jamal. Ia tidak menginginkan peperangan ini, tidak membenci Thalhah dan Zubair, serta sangat berduka atas kehancuran persaudaraan kaum Muslimin akibat fitnah yang terjadi.

Hal ini juga menjadi peringatan bagi kita bahwa perpecahan dalam Islam adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan harus dihindari sejauh mungkin. 

 


Thalhah Masuk Islam Melalui Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq


Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu adalah salah satu sahabat Nabi ﷺ yang masuk Islam di usia muda, bahkan termasuk dalam lima orang pertama yang masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq.


Perjalanan Dagang ke Syam dan Ramalan Seorang Rahib

Sebelum masuk Islam, Thalhah adalah seorang pedagang yang sering bepergian ke negeri Syam (Suriah). Dalam salah satu perjalanannya, ia mengalami peristiwa mengejutkan yang menjadi awal hidayahnya.

🔹 Saat berada di Busra (Syam), Thalhah bertemu dengan seorang rahib Nasrani yang memiliki pengetahuan tentang kitab-kitab terdahulu.
🔹 Rahib tersebut bertanya kepadanya, "Apakah ada seseorang di tanah Hijaz yang mengaku sebagai nabi?"
🔹 Thalhah, yang saat itu belum mendengar tentang dakwah Rasulullah ﷺ, menjawab, "Saya tidak tahu."
🔹 Rahib itu kemudian berkata, "Telah datang seorang nabi yang terakhir dari tanah suci. Namanya Ahmad (Muhammad). Ia akan muncul di Makkah dan berhijrah ke negeri yang subur dan penuh dengan pohon kurma. Ikutilah dia, karena dia adalah nabi yang benar!"

Perkataan rahib itu terus terngiang dalam pikiran Thalhah selama perjalanan pulang ke Makkah.


Thalhah Kembali ke Makkah dan Mendengar tentang Rasulullah ﷺ

Setibanya di Makkah, Thalhah mendengar kabar mengejutkan:

➡ Ada seorang pria dari Bani Hasyim yang mengaku sebagai nabi dan menyeru manusia untuk menyembah Allah Yang Maha Esa.

➡ Orang pertama yang membenarkan dakwahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Karena penasaran, Thalhah segera menemui Abu Bakar dan bertanya, "Apakah benar ada seseorang yang mengaku sebagai nabi?"

Abu Bakar dengan penuh keyakinan menjawab:

"Benar, dia adalah Muhammad bin Abdullah. Ia adalah utusan Allah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu."

Thalhah teringat dengan ramalan rahib di Syam, yang cocok dengan apa yang dikatakan Abu Bakar. Tanpa ragu, ia langsung menemui Rasulullah ﷺ bersama Abu Bakar.


Thalhah Masuk Islam dan Menghadapi Siksaan Quraisy

💎 Setelah bertemu Rasulullah ﷺ dan mendengar dakwahnya, Thalhah langsung masuk Islam tanpa ragu.
💎 Ia menjadi bagian dari gelombang pertama kaum Muslimin yang menerima Islam di Makkah.
💎 Namun, karena ia berasal dari keluarga bangsawan, masuk Islamnya menjadi ancaman bagi pemuka Quraisy.

Salah satu pemuka Quraisy yang sangat marah adalah Naufal bin Khuwaylid, yang dijuluki "Singa Quraisy".

  • Naufal menangkap Thalhah dan Abu Bakar, lalu mengikat mereka berdua dengan satu tali di tengah kota Makkah sebagai bentuk penghinaan.
  • Mereka berdua disiksa di depan umum, agar kaum Quraisy tidak mengikuti jejak mereka masuk Islam.
  • Namun, keteguhan iman mereka tidak tergoyahkan. Karena kejadian ini, Thalhah dan Abu Bakar mendapat julukan "Al-Qarinain" (Dua yang Terikat Bersama).


Pelajaran dari Kisah Masuk Islamnya Thalhah Ini

Hidayah bisa datang dari mana saja.

  • Thalhah tidak mencari kebenaran, tetapi Allah memberinya petunjuk melalui seorang rahib.

Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat berpengaruh.

  • Abu Bakar bukan hanya sahabat Nabi ﷺ, tetapi juga seorang pendakwah yang bijak. Berkatnya, banyak sahabat utama masuk Islam, termasuk Thalhah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Abdurrahman bin Auf.

Keteguhan dalam menghadapi ujian.

  • Thalhah mengalami penyiksaan berat, tetapi tidak pernah mundur dari keimanannya.

Islam lebih berharga dari kedudukan dan kekayaan.

  • Sebagai seorang pedagang kaya dari keluarga terhormat, Thalhah bisa saja tetap berada di zona nyaman. Namun, ia lebih memilih kebenaran meskipun harus kehilangan status dan menghadapi siksaan.

Kisah masuk Islamnya Thalhah bin Ubaidillah adalah bukti bahwa ketulusan dalam mencari kebenaran akan selalu membawa seseorang pada hidayah. Ia menerima Islam karena hatinya terbuka, lalu tetap teguh meskipun menghadapi cobaan berat.

Semoga kita bisa meneladani keberanian, keteguhan, dan semangatnya dalam membela Islam! Allahumma amin.

 


Thalhah Dijamin Masuk Surga


Thalhah bin Ubaidillah termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (Al-‘Asyarah Al-Mubasyirun bil Jannah) karena berbagai keutamaan dan jasa besarnya dalam Islam. Rasulullah ﷺ secara langsung menyebutkan namanya dalam hadits berikut:

Hadits tentang Sepuluh Sahabat yang Dijamin Masuk Surga

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’d bin Abi Waqqash di surga, Sa’id bin Zaid di surga, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga."
(HR. At-Tirmidzi, no. 3747, hasan menurut Al-Albani)

Mengapa Thalhah Dijamin Masuk Surga?

1️⃣ Masuk Islam di Awal Dakwah

  • Thalhah adalah salah satu orang pertama yang masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

  • Ia masuk Islam di usia muda dan menghadapi berbagai siksaan serta tekanan dari kaum Quraisy.

2️⃣ Berkorban untuk Rasulullah ﷺ di Perang Uhud

  • Dalam Perang Uhud, Thalhah menunjukkan keberanian luar biasa.

  • Ketika pasukan Muslim tercerai-berai, ia melindungi Rasulullah ﷺ dengan tubuhnya sendiri.

  • Ia terkena banyak luka, bahkan jarinya putus ketika menangkis serangan musuh yang mengarah ke Nabi ﷺ.

  • Rasulullah ﷺ bersabda tentangnya:
    "أَوْجَبَ طَلْحَةُ" (Thalhah telah mewajibkan surga bagi dirinya.) (HR. At-Tirmidzi, no. 3748, hasan menurut Al-Albani)

3️⃣ Dikenal sebagai ‘Thalhah yang Dermawan’

  • Thalhah sangat kaya dan sangat dermawan dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah.

  • Ia sering membantu fakir miskin dan membiayai perjuangan Islam.

  • Rasulullah ﷺ bahkan menyebutnya sebagai "Thalhah Al-Khair" (Thalhah yang baik) dan "Thalhah Al-Fayyadh" (Thalhah yang dermawan).

4️⃣ Menepati Janji kepada Allah

  • Rasulullah ﷺ bersabda:
    "مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ قَدْ قَضَى نَحْبَهُ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ"
    "Barang siapa yang ingin melihat seseorang yang berjalan di muka bumi sementara ia telah menunaikan janjinya (syahid), maka hendaklah ia melihat Thalhah."
    (HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Adz-Dzahabi)

  • Ini merujuk pada kesungguhan dan keikhlasan Thalhah dalam perjuangan Islam.

5️⃣ Kesetiaan kepada Rasulullah ﷺ

  • Ia selalu setia dan membela Rasulullah ﷺ dalam berbagai peristiwa.

  • Meskipun berada di pihak Aisyah dalam Perang Jamal, ia akhirnya menyadari kekeliruannya dan menarik diri sebelum terbunuh.

  • Ali bin Abi Thalib tetap menghormatinya dan menangis atas kepergiannya.

Kesimpulan

Thalhah dijamin masuk surga karena:
✅ Keimanan dan keislamannya yang kokoh sejak awal.
✅ Pengorbanannya yang luar biasa dalam melindungi Rasulullah ﷺ.
✅ Kedermawanannya dalam membantu umat Islam.
✅ Kejujuran dan keteguhannya dalam menepati janji kepada Allah.
✅ Kesetiaannya dalam membela Islam hingga akhir hayatnya.

Semoga kita dapat meneladani keutamaan Thalhah bin Ubaidillah dan mendapatkan ridha Allah. Allahumma amin. 


Pelajaran dari Sirah


Dari kisah dan hadits tentang Thalhah bin Ubaidillah, kita dapat mengambil beberapa pelajaran penting:

  1. Meneladani para sahabat yang dijamin masuk surga dengan meningkatkan kualitas iman dan amal.

  2. Berani berkorban dalam membela agama dan berpegang teguh pada kebenaran.

  3. Menjaga persaudaraan Islam, meskipun pernah terjadi perbedaan pendapat.

  4. Menghindari fitnah dan konflik, serta selalu mengutamakan ukhuwah Islamiyah.

  5. Menepati janji kepada Allah dengan tetap istiqamah hingga akhir hayat.

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat kita petik:


1. Keutamaan Thalhah bin Ubaidillah dalam Islam

Thalhah bin Ubaidillah adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (Al-‘Asyarah Al-Mubasyirun bil Jannah). Hal ini menunjukkan keistimewaan dan kemuliaannya di sisi Allah. Nabi ﷺ bersabda:

"أَوْجَبَ طَلْحَةُ"

"Thalhah telah mewajibkan (surga bagi dirinya)."
(HR. At-Tirmidzi, no. 3748, hasan menurut Al-Albani)

Pelajaran: Seorang Muslim hendaknya meneladani sifat dan perjuangan para sahabat yang dijamin masuk surga dengan memperbanyak amal kebaikan dan mempertahankan keimanan hingga akhir hayat.


2. Keberanian dan Pengorbanan dalam Membela Islam

Dalam Perang Uhud, Thalhah menunjukkan keberanian luar biasa dalam membela Rasulullah ﷺ. Ia melindungi Nabi ﷺ dengan tubuhnya sendiri hingga tangannya terluka parah.

Pelajaran:

  • Seorang Muslim harus siap berkorban demi agama dan membela kebenaran dengan segala daya dan upaya.

  • Membela agama bukan hanya dengan fisik, tetapi juga dengan ilmu, harta, dan berbagai potensi yang dimiliki.


3. Kesabaran dan Keteguhan dalam Iman

Rasulullah ﷺ bersabda:

"مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ قَدْ قَضَى نَحْبَهُ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ"

"Barang siapa yang ingin melihat seseorang yang berjalan di muka bumi sementara ia telah menunaikan janjinya (syahid), maka hendaklah ia melihat Thalhah."
(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, no. 5621, dishahihkan oleh Adz-Dzahabi)

Pelajaran:

  • Seorang Muslim harus memiliki tekad kuat dalam memenuhi janji kepada Allah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Thalhah.

  • Keimanan yang kokoh harus tetap dijaga hingga ajal menjemput, sebagaimana firman Allah:

    ﴿وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُّسْلِمُونَ﴾

    "Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (QS. Ali ‘Imran: 102)


4. Akhlak dalam Perselisihan dan Penyikapan Terhadap Fitnah

Thalhah bin Ubaidillah terlibat dalam Perang Jamal, sebuah fitnah besar yang terjadi di antara kaum Muslimin. Namun, setelah perang berakhir, Ali bin Abi Thalib tetap menghormati Thalhah, bahkan menangisi kematiannya.

Ali berkata saat melihat jasad Thalhah:


"Sungguh menyedihkan aku melihatmu tergeletak di bawah bintang-bintang langit, wahai Abu Muhammad."
Lalu ia menangis dan berkata:

وَدِدْتُ أَنِّي مِتُّ قَبْلَ هَذَا بِعِشْرِينَ سَنَةً.

"Aku berharap seandainya aku mati dua puluh tahun sebelum peristiwa ini terjadi."

Pelajaran:

  • Menghormati sesama Muslim meskipun pernah berselisih pendapat dalam urusan dunia.

  • Dalam menghadapi fitnah, seorang Muslim harus berhati-hati dan tetap berpegang teguh pada prinsip Islam.

  • Tidak boleh menyimpan dendam atau kebencian terhadap saudara seiman.


5. Keutamaan Menjaga Janji kepada Allah

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

﴿مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَـٰهَدُوا ٱللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا ﴾
"Di antara orang-orang mukmin itu ada yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)."
(QS. Al-Ahzab: 23)

Pelajaran:

  • Seorang Muslim harus berusaha memenuhi janji dan komitmen dalam menjalankan agama.

  • Keimanan harus dibuktikan dengan tindakan nyata, bukan hanya ucapan.

  • Seorang mukmin yang teguh dalam imannya akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.

 


Penutup Kajian Sirah


Hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ,

Alhamdulillah, kita telah bersama-sama mengkaji sirah sahabat mulia, Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, seorang pejuang Islam yang dijamin surga, seorang yang rela mengorbankan jiwa dan hartanya demi agama Allah. Semoga kajian ini tidak hanya menjadi tambahan wawasan, tetapi juga mengubah pola pikir dan sikap kita dalam menjalani kehidupan.

Faedah yang Bisa Kita Petik dari Sirah Thalhah bin Ubaidillah

🔹 Keberanian dan Pengorbanan untuk Islam

  • Thalhah mengajarkan kita untuk berani membela kebenaran, tidak hanya dalam peperangan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

  • Di tengah godaan dunia, kita perlu keberanian untuk tetap teguh dalam menjalankan agama, menegakkan keadilan, dan membela yang lemah.

🔹 Semangat Kedermawanan dan Kepedulian Sosial

  • Beliau bukan hanya seorang pejuang di medan perang, tetapi juga seorang yang sangat dermawan, membantu orang miskin dan mendukung perjuangan Islam dengan hartanya.

  • Ini menjadi motivasi bagi kita untuk selalu berbagi dan membantu sesama, karena harta yang diberkahi adalah harta yang digunakan di jalan Allah.

🔹 Kesetiaan dan Kecintaan kepada Rasulullah ﷺ

  • Thalhah menunjukkan bukti nyata cinta kepada Nabi ﷺ, dengan mempertaruhkan nyawanya dalam Perang Uhud untuk melindungi beliau.

  • Kita pun harus mencintai Rasulullah ﷺ dengan mengikuti sunnah dan ajarannya, serta meneladani para sahabat dalam mengamalkan Islam secara kaffah.

🔹 Mengutamakan Ukhuwah Islamiyah

  • Thalhah adalah contoh seorang sahabat yang menjaga persaudaraan Islam dan menjauhi perpecahan.

  • Dalam kehidupan kita, mari kita hindari permusuhan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam komunitas Muslim, karena perpecahan hanya melemahkan kita.

Harapan dan Penerapan Faedah Sirah dalam Kehidupan Sehari-hari

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah,

🌿 Mari kita ambil pelajaran dari kisah Thalhah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari:
Jadilah orang yang berani membela kebenaran, meskipun sulit dan penuh rintangan.
Gunakan harta kita di jalan Allah, bantu sesama, dan jangan terikat dengan kecintaan dunia.
Jaga persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah, hindari perpecahan, dan bersikap lapang dada dalam menghadapi perbedaan.
Cintailah Rasulullah ﷺ dengan mengikuti ajarannya, bukan hanya dalam ucapan, tetapi juga dalam perbuatan.

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang diberikan taufik untuk meneladani kehidupan para sahabat, sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bertakwa, dan lebih bermanfaat bagi umat ini

Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers