Tafsir: Ayat Yang Menjelaskan Berbagai Kelompok Agama Manusia
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kita segala nikmat-Nya, baik nikmat iman, kesehatan, maupun kesempatan untuk bersama-sama menghadiri kajian ini. Semoga kajian ini menjadi jalan kita untuk lebih mendalami ajaran agama kita, serta menjadi bekal yang bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.
Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, kita akan membahas suatu permasalahan yang sangat penting dan relevan dengan kondisi masyarakat kita saat ini, yaitu pemikiran yang berkembang di kalangan sebagian kelompok tertentu yang beranggapan bahwa semua agama itu benar dan bahwa semua penganut agama, tanpa terkecuali, pasti masuk surga. Pemikiran ini, yang seringkali disebut sebagai pemikiran liberal atau pluralisme agama, belakangan ini semakin sering digemakan di tengah-tengah masyarakat, bahkan ada yang mencapnya sebagai pandangan yang lebih moderat dan inklusif.
Namun, sebagai umat Islam yang beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad ﷺ, kita perlu memahami dengan baik apakah benar semua agama itu sama dan apakah setiap orang yang berpegang pada agama lain, selain Islam, juga akan masuk surga. Apakah pandangan semacam ini sejalan dengan ajaran Islam yang kita anut, ataukah sebaliknya, ia bertentangan dengan prinsip-prinsip pokok dalam ajaran agama kita?
Latar belakang permasalahan ini semakin mendesak untuk kita kaji, mengingat banyaknya pengaruh pemikiran liberal yang menyusup ke dalam ranah pendidikan, media, dan bahkan diskusi-diskusi agama, yang berusaha mempromosikan gagasan bahwa semua agama adalah jalan yang sah menuju keselamatan. Akibatnya, kita seringkali menemui orang-orang yang ragu, bingung, atau bahkan cenderung menganggap remeh kebenaran ajaran agama Islam, karena terpengaruh oleh pandangan ini.
Oleh karena itu, tujuan dari kajian ini sangat jelas dan penting. Pertama, kita ingin mengkaji sejauh mana pandangan pluralisme agama yang menganggap semua agama itu benar dan mengarah ke surga, sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Kedua, kita ingin memahami urgensi menjaga kemurnian akidah kita sebagai umat Islam, bahwa keyakinan terhadap keesaan Allah dan wahyu-Nya yang disampaikan melalui Rasulullah ﷺ adalah dasar utama bagi keselamatan kita. Ketiga, kajian ini juga bertujuan untuk memperkuat pemahaman kita bahwa Islam memiliki aturan yang jelas mengenai jalan menuju surga, yaitu melalui tauhid dan amal saleh yang sesuai dengan ajaran-Nya.
Hadirin yang dirahmati Allah, kajian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat kebenaran agama dalam Islam, serta bagaimana kita seharusnya memandang pandangan-pandangan yang berkembang di luar ajaran Islam. Semoga kajian ini dapat membekali kita dengan pengetahuan yang benar, sehingga kita dapat memperkokoh keyakinan kita, serta mampu menjelaskan dan mempertahankan kebenaran agama Islam dengan cara yang bijaksana dan penuh kasih sayang, sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ.
Mari kita bersama-sama mengikuti kajian ini dengan penuh perhatian, agar kita semua bisa meraih pemahaman yang lebih baik dan semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Semoga Allah memberikan keberkahan dalam setiap langkah kita dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu istiqamah di jalan-Nya.
Mari kita kaji ayatnya:
-----
Al-Quran Surat Al-Hajj
(17)
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلْمَجُوسَ
وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ إِنَّ ٱللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ
إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang
Yahudi, orang-orang Shabi'in, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan
orang-orang musyrik, sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka
pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu."
(QS. Al-Hajj: 17)
Arti Per
Kalimat
إِنَّ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman
Yang dimaksud adalah kaum Muslimin, yaitu mereka yang beriman kepada Allah,
Rasul-Nya Muhammad ﷺ,
kitab-kitab-Nya, malaikat-Nya, hari akhir, dan takdir.
Keimanan dalam Islam mencakup
keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan amal dengan perbuatan.
وَٱلَّذِينَ
هَادُوا۟
Dan orang-orang
Yahudi
Mereka adalah pengikut ajaran
Nabi Musa 'alaihis salam yang disebut Yahudi
(alladzīna hādū).
Dinamakan Yahudi karena mereka
mengatakan "إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ"
(inna hudnā ilaika) yang
berarti sesungguhnya kami kembali kepada-Mu
(QS. Al-A'raf: 156).
Namun, dalam perjalanan
sejarahnya, banyak di antara mereka yang menyimpang dari ajaran Nabi Musa
dengan mengubah kitab Taurat dan menolak Nabi Muhammad ﷺ.
وَٱلصَّٰبِـِٔينَ
Dan orang-orang
Shabi'in
Menurut sebagian ulama,
mereka adalah kaum yang berada di antara Yahudi dan Nasrani.
Sebagian lainnya mengatakan
mereka adalah penyembah bintang dan benda-benda langit.
Ada juga yang berpendapat
bahwa mereka adalah kelompok yang memiliki ajaran yang tidak jelas antara
tauhid dan kemusyrikan.
وَٱلنَّصَٰرَىٰ
Dan orang-orang
Nasrani
Mereka adalah pengikut Nabi
Isa 'alaihis salam.
Dinamakan Nasrani karena
mereka berasal dari daerah Nazareth
(tempat asal Nabi Isa) atau karena mereka mengatakan "نَحْنُ أَنْصَارُ
اللَّهِ" (nahnu anṣārullah – kami
adalah penolong Allah) dalam QS. As-Saff: 14.
Ajaran mereka mengalami
banyak perubahan setelah Nabi Isa diangkat ke langit, terutama dengan munculnya
konsep Trinitas yang
bertentangan dengan ajaran tauhid.
وَٱلْمَجُوسَ
Dan orang-orang
Majusi
Mereka adalah penyembah api
yang berasal dari Persia.
Keyakinan mereka didasarkan
pada dualisme, yaitu
adanya dua kekuatan besar dalam alam semesta: cahaya (baik) dan kegelapan (jahat).
Islam menganggap keyakinan
ini sebagai bentuk kesyirikan karena meyakini adanya dua tuhan.
وَٱلَّذِينَ
أَشْرَكُوا۟
Dan orang-orang
musyrik
Mereka adalah penyembah
berhala, khususnya orang-orang Arab sebelum Islam yang menyembah Latta, Uzza,
dan Manat.
Syirik adalah dosa terbesar
dalam Islam, yaitu menyekutukan Allah dengan makhluk lain dalam ibadah, doa,
atau keyakinan.
Berbeda dengan Ahli Kitab
(Yahudi dan Nasrani), kaum musyrik tidak memiliki kitab suci yang diwahyukan.
إِنَّ
ٱللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ
Sesungguhnya
Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat
Allah akan menentukan nasib
masing-masing kelompok berdasarkan amal dan keyakinan mereka.
Orang-orang yang beriman
kepada Allah dengan benar akan masuk surga.
Orang-orang yang menyimpang
dari jalan-Nya akan menerima hukuman sesuai dengan kesalahan mereka.
Ini menunjukkan bahwa hanya
di akhiratlah keadilan sejati akan ditegakkan.
إِنَّ
ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ
Sesungguhnya
Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu
Allah mengetahui semua amal,
perkataan, dan keyakinan setiap manusia.
Tidak ada yang bisa
disembunyikan dari Allah.
Ini menjadi peringatan bahwa
setiap perbuatan manusia akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Tafsir
Ayat (Tafsir Al-Qurtubi)
قَوْلُهُ
تَعَالَى: ﴿إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا﴾ أَيْ بِاللَّهِ وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ.
(وَالَّذِينَ
هادُوا) الْيَهُودُ، وَهُمُ الْمُنْتَسِبُونَ إِلَى مِلَّةِ مُوسَى عَلَيْهِ
السَّلَامُ.
(وَالصَّابِئِينَ)
هُمْ قَوْمٌ يَعْبُدُونَ النُّجُومَ.
(وَالنَّصارى)
هُمُ الْمُنْتَسِبُونَ إِلَى مِلَّةِ عِيسَى.
(وَالْمَجُوسَ)
هم عبد ة النِّيرَانِ الْقَائِلِينَ أَنَّ لِلْعَالَمِ أَصْلَيْنِ: نُورٌ
وَظُلْمَةٌ. قَالَ قَتَادَةُ: الْأَدْيَانُ خَمْسَةٌ، أَرْبَعَةٌ لِلشَّيْطَانِ
وَوَاحِدٌ لِلرَّحْمَنِ. وَقِيلَ: الْمَجُوسُ فِي الْأَصْلِ النُّجُوسُ
لِتَدَيُّنِهِمْ بِاسْتِعْمَالِ النَّجَاسَاتِ، وَالْمِيمُ وَالنُّونُ
يَتَعَاقَبَانِ كَالْغَيْمِ وَالْغَيْنِ، وَالْأَيْمِ وَالْأَيْنِ. وَقَدْ مَضَى
فِي الْبَقَرَةِ هَذَا كُلُّهُ مُسْتَوْفًى .
(وَالَّذِينَ
أَشْرَكُوا) هُمُ الْعَرَبُ عَبَدَةُ الْأَوْثَانِ.
(إِنَّ
اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيامَةِ) أَيْ يَقْضِي وَيَحْكُمُ،
فَلِلْكَافِرِينَ النَّارُ، وَلِلْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةُ. وَقِيلَ: هَذَا
الْفَصْلُ بِأَنْ يُعَرِّفَهُمُ الْمُحِقَّ مِنَ الْمُبْطِلِ بِمَعْرِفَةٍ
ضَرُورِيَّةٍ، وَالْيَوْمَ يَتَمَيَّزُ الْمُحِقُّ عَنِ الْمُبْطِلِ بِالنَّظَرِ
وَالِاسْتِدْلَالِ.
(إِنَّ
اللَّهَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ) أَيْ مِنْ أَعْمَالِ خَلْقِهِ وَحَرَكَاتِهِمْ
وأقوالهم، فلا يعزب عنه شي مِنْهَا، سُبْحَانَهُ! وَقَوْلُهُ "إِنَّ اللَّهَ
يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ" خَبَرُ "إِنَّ" فِي قَوْلِهِ "إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا" كَمَا تَقُولُ: إِنَّ زَيْدًا إِنَّ الْخَيْرَ عِنْدَهُ.
وَقَالَ الْفَرَّاءُ: وَلَا يَجُوزُ فِي الْكَلَامِ إِنَّ زَيْدًا إِنَّ أَخَاهُ
مُنْطَلِقٌ، وَزَعَمَ أَنَّهُ إِنَّمَا جَازَ فِي الْآيَةِ لِأَنَّ فِي الْكَلَامِ
مَعْنَى الْمُجَازَاةِ، أَيْ مَنْ آمَنَ وَمَنْ تَهَوَّدَ أَوْ تَنَصَّرَ أَوْ
صَبَأَ يُفْصَلُ بَيْنَهُمْ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. وَرَدَّ
أَبُو إِسْحَاقَ عَلَى الْفَرَّاءِ هَذَا الْقَوْلَ، وَاسْتَقْبَحَ قَوْلَهُ: لَا
يَجُوزُ إِنَّ زَيْدًا إِنَّ أَخَاهُ مُنْطَلِقٌ، قَالَ: لِأَنَّهُ لَا فَرْقَ
بَيْنَ زَيْدٍ وَبَيْنَ الَّذِينَ، وَ "إِنَّ" تَدْخُلُ عَلَى كُلِّ
مُبْتَدَإٍ فَتَقُولُ إِنَّ زَيْدًا هُوَ مُنْطَلِقٌ، ثُمَّ تَأْتِي بِإِنَّ
فَتَقُولُ: إِنَّ زَيْدًا إِنَّهُ مُنْطَلِقٌ. وَقَالَ الشَّاعِرُ:
إِنَّ
الْخَلِيفَةَ إِنَّ اللَّهَ سَرْبَلَهُ ... سِرْبَالَ عِزٍّ بِهِ ترجى الخواتيم.
Arti per
kalimat
قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا﴾
Firman-Nya Ta'ala: Sesungguhnya orang-orang yang beriman
أَيْ بِاللَّهِ وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ.
Yaitu beriman kepada Allah dan Muhammad ﷺ.
(وَالَّذِينَ هادُوا)
Dan orang-orang Yahudi
الْيَهُودُ، وَهُمُ الْمُنْتَسِبُونَ إِلَى
مِلَّةِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ.
Orang-orang Yahudi, mereka yang mengaku mengikuti agama Musa ‘alaihis salam.
(وَالصَّابِئِينَ)
Dan orang-orang Shabi'in
هُمْ قَوْمٌ يَعْبُدُونَ النُّجُومَ.
Mereka adalah kaum yang menyembah bintang-bintang.
(وَالنَّصارى)
Dan orang-orang Nasrani
هُمُ الْمُنْتَسِبُونَ إِلَى مِلَّةِ عِيسَى.
Mereka yang mengaku mengikuti agama Isa.
(وَالْمَجُوسَ)
Dan orang-orang Majusi
هم عبد ة النِّيرَانِ الْقَائِلِينَ أَنَّ
لِلْعَالَمِ أَصْلَيْنِ: نُورٌ وَظُلْمَةٌ.
Mereka adalah para penyembah api yang berkeyakinan bahwa alam semesta memiliki
dua asal: cahaya dan kegelapan.
قَالَ قَتَادَةُ: الْأَدْيَانُ خَمْسَةٌ،
أَرْبَعَةٌ لِلشَّيْطَانِ وَوَاحِدٌ لِلرَّحْمَنِ.
Qatadah berkata: Agama itu ada lima, empat untuk setan dan satu untuk Tuhan
Yang Maha Pengasih.
وَقِيلَ: الْمَجُوسُ فِي الْأَصْلِ النُّجُوسُ
لِتَدَيُّنِهِمْ بِاسْتِعْمَالِ النَّجَاسَاتِ
Dikatakan bahwa asal kata Majusi adalah Najusi karena mereka beragama dengan
menggunakan benda najis.
(وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا)
Dan orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik)
هُمُ الْعَرَبُ عَبَدَةُ الْأَوْثَانِ.
Mereka adalah bangsa Arab penyembah berhala.
(إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ)
Sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat.
أَيْ يَقْضِي وَيَحْكُمُ، فَلِلْكَافِرِينَ
النَّارُ، وَلِلْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةُ.
Yaitu, Allah akan mengadili dan menetapkan hukum, bagi orang-orang kafir adalah
neraka, dan bagi orang-orang beriman adalah surga.
(إِنَّ اللَّهَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ)
Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
أَيْ مِنْ أَعْمَالِ خَلْقِهِ وَحَرَكَاتِهِمْ
وأقوالهم، فلا يعزب عنه شي مِنْهَا، سُبْحَانَهُ!
Yaitu, dari amal perbuatan makhluk-Nya, gerakan mereka, dan perkataan mereka,
tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-Nya, Maha Suci Allah!
وَقَوْلُهُ "إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ
بَيْنَهُمْ"
Dan firman-Nya: Sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka.
خَبَرُ "إِنَّ" فِي قَوْلِهِ
"إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا"
Ini adalah khabar (predikat) dari kata inna dalam firman-Nya: Sesungguhnya
orang-orang yang beriman.
كَمَا تَقُولُ: إِنَّ زَيْدًا إِنَّ الْخَيْرَ
عِنْدَهُ.
Sebagaimana engkau mengatakan: Sesungguhnya Zaid, sesungguhnya kebaikan ada
padanya.
وَقَالَ الْفَرَّاءُ: وَلَا يَجُوزُ فِي
الْكَلَامِ إِنَّ زَيْدًا إِنَّ أَخَاهُ مُنْطَلِقٌ،
Al-Farra’ berkata: Tidak boleh dalam bahasa Arab mengatakan: Sesungguhnya Zaid,
sesungguhnya saudaranya berangkat.
وَزَعَمَ أَنَّهُ إِنَّمَا جَازَ فِي الْآيَةِ
لِأَنَّ فِي الْكَلَامِ مَعْنَى الْمُجَازَاةِ،
Ia menganggap bahwa hal ini dibolehkan dalam ayat karena ada makna mujazah (balasan).
أَيْ مَنْ آمَنَ وَمَنْ تَهَوَّدَ أَوْ
تَنَصَّرَ أَوْ صَبَأَ يُفْصَلُ بَيْنَهُمْ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ.
Yakni, siapa yang beriman, menjadi Yahudi, Nasrani, atau Shabi'in, akan diberi
keputusan di antara mereka, dan perhitungan mereka ada di sisi Allah ‘Azza wa
Jalla.
وَرَدَّ أَبُو إِسْحَاقَ عَلَى الْفَرَّاءِ
هَذَا الْقَوْلَ،
Abu Ishaq membantah pendapat Al-Farra’ ini.
وَاسْتَقْبَحَ قَوْلَهُ: لَا يَجُوزُ إِنَّ
زَيْدًا إِنَّ أَخَاهُ مُنْطَلِقٌ،
Dan ia menganggap buruk perkataannya: Tidak boleh mengatakan: Sesungguhnya
Zaid, sesungguhnya saudaranya berangkat.
قَالَ: لِأَنَّهُ لَا فَرْقَ بَيْنَ زَيْدٍ
وَبَيْنَ الَّذِينَ،
Ia berkata: Karena tidak ada perbedaan antara kata "Zaid" dan kata
"orang-orang yang" (dalam konteks ini).
وَ "إِنَّ" تَدْخُلُ عَلَى كُلِّ
مُبْتَدَإٍ فَتَقُولُ إِنَّ زَيْدًا هُوَ مُنْطَلِقٌ،
Dan kata inna bisa masuk ke dalam setiap mubtada’ (subjek kalimat), sehingga
engkau bisa mengatakan: Sesungguhnya Zaid, dialah yang berangkat.
ثُمَّ تَأْتِي بِإِنَّ فَتَقُولُ: إِنَّ
زَيْدًا إِنَّهُ مُنْطَلِقٌ.
Kemudian engkau bisa menambahkan inna lagi, sehingga engkau mengatakan: Sesungguhnya
Zaid, sesungguhnya dia berangkat.
وَقَالَ الشَّاعِرُ:
Dan seorang penyair berkata:
إِنَّ الْخَلِيفَةَ إِنَّ اللَّهَ سَرْبَلَهُ
... سِرْبَالَ عِزٍّ بِهِ ترجى الخواتيم
Sesungguhnya khalifah, sesungguhnya Allah telah memakaikannya...
Jubah kemuliaan, dengannya diharapkan akhir yang baik.
Maraji: Tafsir Al-Qurtubi
Pelajaran dari Ayat ini
Tafsir ini memberikan wawasan luas dalam hal akidah, tafsir, bahasa Arab, dan prinsip-prinsip Islam dalam memahami perbedaan kepercayaan manusia.
1. Penjelasan Tentang Berbagai Kelompok Keagamaan
Allah menyebutkan beberapa kelompok manusia dalam ayat ini:
-
Orang-orang yang beriman: Mereka adalah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad ﷺ.
-
Orang-orang Yahudi (alladzīna hādū) : Mereka adalah pengikut ajaran Nabi Musa 'alaihis salam.
-
Orang-orang Shabi'in: Mereka adalah kaum penyembah bintang.
-
Orang-orang Nasrani: Mereka adalah pengikut ajaran Nabi Isa 'alaihis salam.
-
Orang-orang Majusi: Penyembah api yang meyakini adanya dua kekuatan utama di alam semesta, yaitu cahaya dan kegelapan.
-
Orang-orang musyrik: Kaum penyembah berhala, yang dalam konteks ayat ini merujuk pada orang-orang Arab.
Pelajaran:
-
Al-Qur'an mengakui adanya berbagai agama di dunia dan menjelaskan dasar kepercayaan mereka.
-
Islam mengajarkan bahwa keimanan yang benar adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad ﷺ.
-
Kepercayaan yang menyimpang, seperti menyembah bintang atau api, dianggap sebagai bentuk kesesatan.
2. Penegasan Bahwa Allah Akan Memutuskan Perkara di Akhirat
Firman Allah: "Sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat."
-
Ini menunjukkan bahwa kebenaran sejati akan terungkap dengan jelas di akhirat.
-
Orang-orang yang beriman akan masuk surga, sedangkan orang-orang kafir akan masuk neraka.
-
Di dunia, manusia masih harus menggunakan dalil dan logika untuk membedakan kebenaran dan kebatilan, tetapi di akhirat semuanya akan menjadi nyata.
Pelajaran:
-
Keputusan akhir berada di tangan Allah, bukan manusia.
-
Akhirat adalah tempat keadilan sejati, di mana setiap orang akan menerima balasan atas amal mereka.
-
Kebenaran mutlak akan terlihat jelas di akhirat, berbeda dengan dunia di mana banyak orang masih berselisih dalam memahami kebenaran.
3. Keimanan kepada Ilmu dan Pengawasan Allah
Firman Allah: "Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu."
-
Allah mengetahui semua amal dan gerakan makhluk-Nya.
-
Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengawasan-Nya.
-
Ini adalah dalil tentang sifat Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Mengawasi.
Pelajaran:
-
Kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi dapat mencegah seseorang dari melakukan maksiat.
-
Allah tidak membutuhkan saksi dalam memberi keputusan karena Dia mengetahui segala sesuatu.
-
Dalam Islam, setiap amal sekecil apa pun akan diperhitungkan di akhirat.
4. Kajian Tata Bahasa Arab dalam Al-Qur'an
-
Ada perbedaan pendapat antara Al-Farra’ dan Abu Ishaq dalam memahami struktur kalimat dalam ayat ini.
-
Al-Farra’ berpendapat bahwa tidak boleh mengatakan: "Sesungguhnya Zaid, sesungguhnya saudaranya pergi."
-
Namun, dalam ayat ini, struktur tersebut dibolehkan karena adanya makna balasan (mujazah), yakni siapa pun yang memiliki keyakinan tertentu akan mendapat keputusan dari Allah.
-
Abu Ishaq membantah Al-Farra’ dengan argumen bahwa dalam bahasa Arab, kata inna bisa masuk ke dalam setiap subjek kalimat.
Pelajaran:
-
Al-Qur'an memiliki keindahan dan keunikan dalam penggunaan bahasa.
-
Para ulama bahasa mendalami struktur kalimat dalam Al-Qur'an untuk memahami maknanya dengan lebih tepat.
-
Pemahaman bahasa Arab yang kuat sangat penting dalam ilmu tafsir.
5. Perbedaan Antara Dunia dan Akhirat dalam Mengenali Kebenaran
-
Di dunia, kebenaran harus dicari melalui dalil, argumentasi, dan pembuktian.
-
Di akhirat, kebenaran akan menjadi jelas tanpa perlu pembuktian logis.
-
Ini menegaskan bahwa kehidupan dunia adalah ujian, sedangkan akhirat adalah tempat pembalasan.
Pelajaran:
-
Umat Islam harus menggunakan akal dan dalil untuk memahami agama dengan benar.
-
Jangan berharap semua orang akan menerima kebenaran di dunia, karena masih ada unsur ujian.
-
Tetap teguh dalam iman, meskipun banyak orang yang meragukan atau menentang.
6. Keutamaan Islam Sebagai Agama yang Hak
-
Qatadah mengatakan bahwa agama itu ada lima: empat untuk setan, satu untuk Ar-Rahman.
-
Ini menegaskan bahwa hanya Islam yang merupakan agama yang benar di sisi Allah.
Pelajaran:
-
Keimanan kepada Allah dan Islam harus dijaga dari pengaruh kepercayaan-kepercayaan lain yang menyimpang.
-
Penyimpangan dalam akidah bisa berasal dari kepercayaan yang salah tentang Tuhan atau penyembahan selain Allah.
Kesimpulan Umum
-
Islam adalah agama yang benar, sementara agama lain memiliki penyimpangan dalam akidahnya.
-
Allah akan memutuskan semua perbedaan di hari kiamat, dan keadilan-Nya akan ditegakkan dengan sempurna.
-
Allah mengetahui segala sesuatu dan tidak ada amal yang tersembunyi dari-Nya.
-
Keimanan harus berdasarkan dalil dan pengetahuan, bukan hanya mengikuti tradisi atau hawa nafsu.
Penutup
Kajian
Alhamdulillah, kita telah sampai di penghujung kajian ini. Marilah kita bersama-sama mengucapkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kemudahan kepada kita untuk mengikuti kajian ini hingga akhir. Semoga ilmu yang telah kita pelajari dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi kita semua.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Faedah yang bisa kita ambil dari kajian hari ini sangatlah besar. Pertama, kita telah mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat ajaran Islam, terutama tentang masalah keyakinan kita terhadap kebenaran agama. Kita juga telah lebih jelas mengetahui bahwa pandangan liberal yang menyatakan semua agama itu sama dan setiap penganutnya pasti masuk surga, jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Hanya agama Islam yang diterima oleh Allah sebagai jalan yang sah menuju surga, seperti yang tertuang dalam banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah ﷺ.
Pemahaman ini sangat penting, karena dapat menjaga kita dari pengaruh pemikiran yang menyimpang yang saat ini mulai tersebar di masyarakat. Pemikiran liberal semacam ini berpotensi merusak akidah umat Islam, yang seharusnya teguh dalam keyakinannya bahwa hanya Islam-lah agama yang diterima di sisi Allah. Kita harus berhati-hati dengan ajaran-ajaran yang mencoba menyesatkan dan menebarkan kebingungannya, dengan dalih toleransi yang sebenarnya lebih mendekati relativisme, yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip dasar akidah Islam.
Sebagai umat Islam, kita diingatkan bahwa setiap amal perbuatan kita, baik dalam ibadah maupun muamalah, harus dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa hanya Allah yang Maha Esa, dan hanya agama Islam yang diterima-Nya. Oleh karena itu, mari kita terus memperdalam ilmu agama, menjaga akidah kita, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pemikiran berbeda, kita harus tetap mengedepankan prinsip-prinsip Islam dengan penuh kasih sayang, namun tetap tegas dalam menjaga kebenaran yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Hadirin yang saya hormati, kita juga diingatkan untuk senantiasa berhati-hati dalam menerima informasi atau pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kita harus mengukur setiap pandangan dan gagasan dengan neraca wahyu yang bersumber dari Al-Quran dan hadits. Dengan demikian, kita dapat menghindari pengaruh-pengaruh yang dapat merusak akidah dan menjauhkan kita dari jalan yang lurus.
Semoga apa yang telah kita pelajari pada hari ini dapat menjadi bekal yang bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk tetap teguh dalam keimanan dan senantiasa berjalan di atas jalan yang benar, yakni jalan Islam yang diridhai-Nya.
Mari kita tutup kajian ini dengan doa, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberi kita hidayah, taufik, dan istiqamah dalam menjalani kehidupan ini sesuai dengan syariat-Nya. Semoga kita juga diberikan kemampuan untuk menjaga dan memperbaiki diri serta keluarga kita agar senantiasa berada di jalan yang lurus.
Amin, ya rabbal 'alamin.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ