Tafsir: Pembagian Tugas dan Peran dalam Islam (QS At-Taubah 122)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang dengan kasih sayang-Nya kita diberikan kesempatan untuk berkumpul pada hari ini dalam rangka memperdalam pemahaman kita terhadap agama-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah mengikuti sunnah-Nya hingga hari kiamat.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah ayat yang sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi umat Islam dewasa ini, baik secara individu maupun kolektif. Ayat yang akan kita bahas adalah Surat At-Taubah ayat 122.
Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat:
Saat ini, kita menyaksikan masyarakat yang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari persoalan ekonomi, sosial, hingga moral. Tidak jarang kita melihat umat Islam terpecah dalam banyak hal, mulai dari perbedaan pendapat dalam masalah agama hingga perbedaan dalam cara menjalankan dakwah. Padahal, esensi dari dakwah adalah mengajak umat kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan. Namun, seringkali tantangan ini muncul karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang mendalam dan menyeluruh.
Sebagai contoh, banyak di antara kita yang terkadang terlalu sibuk dengan urusan duniawi hingga melupakan pentingnya ilmu agama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagian besar umat Islam, terutama di kalangan muda, merasa bahwa tugas mengajarkan agama adalah tanggung jawab para ulama atau guru agama saja, tanpa menyadari bahwa setiap individu berperan dalam menyebarkan ilmu dan memberi manfaat kepada sesama.
Selain itu, tantangan dalam dakwah juga semakin kompleks dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sering kali membawa dampak negatif, seperti penyebaran ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan prinsip ajaran Islam yang benar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dengan benar bagaimana seharusnya kita sebagai umat Islam bergerak dalam menghadapi tantangan ini, dan bagaimana kita dapat memanfaatkan pembagian tugas yang dijelaskan dalam ayat ini.
Urgensi Pembelajaran Tafsir Ayat Ini:
Melalui tafsir ayat ini, kita akan belajar tentang pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai pembagian tugas di kalangan umat Islam dalam mencapai tujuan bersama, yakni memperbaiki kondisi agama dan dunia. Ayat ini mengajarkan kita bahwa tidak semua orang harus bergerak di bidang yang sama pada waktu yang bersamaan. Sebagian dari kita harus mengabdikan diri untuk menuntut ilmu agama, sementara yang lainnya berperan dalam tugas sosial, ekonomi, atau pertahanan umat.
Tafsir ini juga menjelaskan bahwa dakwah tidak hanya menjadi tugas orang-orang tertentu, tetapi setiap orang yang memiliki ilmu dan pemahaman yang cukup, wajib menyebarkannya kepada orang lain. Ilmu yang bermanfaat akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi umat. Hal ini penting agar kita tidak hanya menjadi individu yang tahu, tetapi juga menjadi individu yang peduli untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain.
Mengapa tafsir ini begitu penting untuk dipelajari? Karena ayat ini tidak hanya relevan untuk kondisi umat Islam pada masa Nabi SAW, tetapi juga sangat relevan dengan kondisi kita sekarang. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tantangan, penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang jelas mengenai pembagian tugas dalam kehidupan sosial dan dakwah. Pembelajaran ini mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu dan kemampuan kita sebaik-baiknya, serta saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama demi kemaslahatan umat.
Dengan mempelajari tafsir ayat ini, kita akan semakin menyadari betapa pentingnya ilmu agama dalam kehidupan kita. Ilmu bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk disebarkan kepada orang lain agar umat ini dapat berkembang dalam kebaikan dan menghindari kemudaratan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk tidak hanya fokus pada tugas pribadi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi umat dalam menyebarkan ilmu dan kebaikan.
Semoga kajian ini membawa manfaat dan membuka hati serta pikiran kita untuk terus berusaha memperbaiki diri dan masyarakat kita, serta berkontribusi dalam dakwah dan penyebaran ilmu yang bermanfaat.
-----
Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 122
وَمَا كَانَ
الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ
مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ
إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi
(ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya..
QS At-Taubah
(122).
Arti Per
Kalimat
وَمَا كَانَ
الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا كَافَّةً
Dan
tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi berperang semuanya.
Allah menjelaskan bahwa tidak semua orang beriman harus keluar berjihad
secara bersamaan. Jika seluruh kaum Muslimin pergi berperang, maka akan ada
banyak kepentingan umat yang terabaikan, terutama dalam hal pendidikan dan
pembinaan agama.
فَلَوْلَا نَفَرَ مِن
كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ
Maka
mengapa tidak ada sekelompok dari tiap-tiap golongan di antara mereka yang
berangkat (untuk menuntut ilmu)?
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan adanya pembagian tugas
dalam umat. Sebagian dari mereka harus tetap tinggal dan tidak ikut berperang,
bukan karena lalai, tetapi untuk tugas lain yang lebih besar, yaitu menuntut
ilmu agama.
لِّيَتَفَقَّهُوا فِي
الدِّينِ
Untuk
memperdalam ilmu agama (tafaqquh fi ad-din).
Orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang bukan berarti mereka lalai
atau pengecut, melainkan mereka memiliki tugas khusus untuk mendalami ilmu
agama (tafaqquh). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu agama dalam
kehidupan umat Islam.
وَلِيُنذِرُوا
قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ
Dan
agar mereka memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya.
Orang-orang yang telah menuntut ilmu diwajibkan untuk mengajarkan dan
mendakwahkan ilmu yang mereka peroleh kepada masyarakat. Ilmu yang mereka
pelajari tidak boleh hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi harus disebarkan
agar masyarakat bisa memahami agama dengan benar.
لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Agar
mereka dapat menjaga diri (dari keburukan dan kesesatan).
Tujuan dari menuntut ilmu dan berdakwah adalah agar umat Islam memahami
ajaran agama dan bisa menjaga diri dari kebodohan, penyimpangan, serta
kesalahan dalam menjalankan syariat Islam. Dengan ilmu, umat Islam akan lebih
berhati-hati dalam beribadah dan bermuamalah.
Tafsir Ayat
يَقُولُ تَعَالَى: ـ
مُنبِّهًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا يَنْبَغِي لَهُمْ ـ ﴿وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ
لِيَنْفِرُوا كَافَّةً﴾ أَي: جَمِيعًا لِقِتَالِ عَدُوِّهِمْ، فَإِنَّهُ يَحْصُلُ
عَلَيْهِمُ الْمَشَقَّةُ بِذَٰلِكَ، وَتَفُوتُ بِهِ كَثِيرٌ مِنَ الْمَصَالِحِ
الْأُخْرَىٰ، ﴿فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ﴾ أَي: مِنَ
الْبُلْدَانِ، وَالْقَبَائِلِ، وَالْأَفْخَاذِ ﴿طَائِفَةٌ﴾ تَحْصُلُ بِهَا
الْكِفَايَةُ وَالْمَقْصُودُ لَكَانَ أَوْلَىٰ.
ثُمَّ نَبَّهَ عَلَىٰ
أَنَّ فِي إِقَامَةِ الْمُقِيمِينَ مِنْهُمْ وَعَدَمِ خُرُوجِهِمْ مَصَالِحَ لَوْ
خَرَجُوا لَفَاتَتْهُمْ، فَقَالَ: ﴿لِيَتَفَقَّهُوا﴾ أَي: الْقَاعِدُونَ ﴿فِي
الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ﴾ أَي:
لِيَتَعَلَّمُوا الْعِلْمَ الشَّرْعِيَّ، وَيَعْلَمُوا مَعَانِيهِ، وَيَفْقَهُوا
أَسْرَارَهُ، وَلِيَعْلَمُوا غَيْرَهُمْ، وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا
إِلَيْهِمْ.
فِي هَذَا فَضِيلَةُ
الْعِلْمِ، وَخُصُوصًا الْفِقْهِ فِي الدِّينِ، وَأَنَّهُ أَهَمُّ الْأُمُورِ،
وَأَنَّ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا، فَعَلَيْهِ نَشْرُهُ وَبَثُّهُ فِي الْعِبَادِ،
وَنَصِيحَتُهُمْ فِيهِ، فَإِنَّ انْتِشَارَ الْعِلْمِ عَنْ الْعَالِمِ، مِنْ بَرَكَتِهِ
وَأَجْرِهِ، الَّذِي يَنْمِي لَهُ.
وَأَمَّا اقْتِصَارُ
الْعَالِمِ عَلَىٰ نَفْسِهِ، وَعَدَمُ دَعْوَتِهِ إِلَىٰ سَبِيلِ اللَّهِ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ، وَتَرْكُ تَعْلِيمِ الْجُهَّالِ مَا
لَا يَعْلَمُونَ، فَأَيُّ مَنَفَعَةٍ حَصَلَتْ لِلْمُسْلِمِينَ مِنْهُ؟ وَأَيُّ
نَتِيجَةٍ نَتَجَتْ مِنْ عِلْمِهِ؟ وَغَايَتُهُ أَنْ يَمُوتَ، فَيَمُوتُ عِلْمُهُ
وَثَمَرَتُهُ، وَهَذَا غَايَةُ الْحِرْمَانِ، لِمَنْ آتَاهُ اللَّهُ عِلْمًا
وَمَنَحَهُ فَهْمًا.
وَفِي هَذِهِ الْآيَةِ
أَيْضًا دَلِيلٌ وَإِرْشَادٌ وَتَنْبِيهٌ لَطِيفٌ، لِفَائِدَةٍ مُهِمَّةٍ، وَهِيَ:
أَنَّ الْمُسْلِمِينَ يَنْبَغِي لَهُمْ أَنْ يُعِدُّوا لِكُلِّ مَصْلَحَةٍ مِنْ
مَصَالِحِهِمُ الْعَامَّةِ مَنْ يَقُومُ بِهَا، وَيُوَفِّرُوا وَقْتَهُ عَلَيْهَا،
وَيُجْتَهِدُوا فِيهَا، وَلَا يَفِتَّتُوا إِلَىٰ غَيْرِهَا، لِتَقُومَ
مَصَالِحُهُمْ، وَتَتِمَّ مَنَافِعُهُمْ، وَلِتَكُونَ وَجْهَةُ جَمِيعِهِمْ،
وَنِهَايَةُ مَا يَقْصِدُونَ قَصْدًا وَاحِدًا، وَهُوَ قِيَامُ مَصْلَحَةِ
دِينِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ، وَلَوْ تَفَرَّقَتِ الطُّرُقُ وَتَعَدَّدَتِ الشَّرَابُ،
فَأَعْمَالٌ مُتَبَايِنَةٌ، وَالْقَصْدُ وَاحِدٌ، وَهَذِهِ مِنَ الْحِكْمَةِ
الْعَامَّةِ النَّافِعَةِ فِي جَمِيعِ الْأُمُورِ.
يَقُولُ تَعَالَى: ـ مُنبِّهًا لِعِبَادِهِ
الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا يَنْبَغِي لَهُمْ ـ
Allah berfirman: Memberi
peringatan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman tentang apa yang seharusnya bagi
mereka
﴿وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً﴾
"Dan tidak sepatutnya orang-orang beriman semuanya berangkat"
أَي: جَمِيعًا لِقِتَالِ عَدُوِّهِمْ،
فَإِنَّهُ يَحْصُلُ عَلَيْهِمُ الْمَشَقَّةُ بِذَٰلِكَ، وَتَفُوتُ بِهِ كَثِيرٌ
مِنَ الْمَصَالِحِ الْأُخْرَىٰ،
Yaitu: semuanya untuk berperang melawan musuh mereka, karena hal itu
menyebabkan kesulitan bagi mereka dan akan menyebabkan hilangnya banyak
maslahat lainnya.
﴿فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ﴾
"Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang
pergi (untuk menuntut ilmu)?"
أَي: مِنَ الْبُلْدَانِ، وَالْقَبَائِلِ،
وَالْأَفْخَاذِ
Yaitu: dari negara, suku, dan kelompok-kelompok mereka
﴿طَائِفَةٌ﴾
"Sebuah kelompok"
تَحْصُلُ بِهَا الْكِفَايَةُ وَالْمَقْصُودُ
لَكَانَ أَوْلَىٰ.
"Yang dengannya cukup dan tercapai tujuan, maka itu lebih utama."
ثُمَّ نَبَّهَ عَلَىٰ أَنَّ فِي إِقَامَةِ
الْمُقِيمِينَ مِنْهُمْ وَعَدَمِ خُرُوجِهِمْ مَصَالِحَ لَوْ خَرَجُوا
لَفَاتَتْهُمْ،
Kemudian Allah memberi peringatan bahwa dalam keberadaan orang-orang yang tetap
tinggal dan tidak pergi, terdapat maslahat, jika mereka pergi, akan hilanglah
maslahat tersebut.
فَقَالَ: ﴿لِيَتَفَقَّهُوا﴾
Maka Allah berfirman: "Agar mereka memahami"
أَي: الْقَاعِدُونَ
Yaitu: orang-orang yang tinggal
﴿فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا
إِلَيْهِمْ﴾
"Dalam agama dan agar mereka memperingatkan kaum mereka ketika mereka
kembali kepada mereka."
أَي: لِيَتَعَلَّمُوا الْعِلْمَ الشَّرْعِيَّ،
وَيَعْلَمُوا مَعَانِيهِ، وَيَفْقَهُوا أَسْرَارَهُ، وَلِيَعْلَمُوا غَيْرَهُمْ،
وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ.
Yaitu: agar mereka mempelajari ilmu syar'i, memahami maknanya, mendalami
rahasianya, mengajarkan orang lain, dan memberi peringatan kepada kaum mereka
jika mereka kembali kepada mereka.
فِي هَذَا فَضِيلَةُ الْعِلْمِ، وَخُصُوصًا
الْفِقْهِ فِي الدِّينِ، وَأَنَّهُ أَهَمُّ الْأُمُورِ،
Dalam hal ini terdapat keutamaan ilmu, khususnya fiqh dalam agama, dan bahwa
itu adalah hal yang paling penting.
وَأَنَّ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا، فَعَلَيْهِ
نَشْرُهُ وَبَثُّهُ فِي الْعِبَادِ، وَنَصِيحَتُهُمْ فِيهِ،
Dan bahwa siapa yang mempelajari ilmu, maka dia wajib menyebarkannya dan
menyebarluaskannya kepada hamba-hamba Allah, serta menasihati mereka
tentangnya.
فَإِنَّ انْتِشَارَ الْعِلْمِ عَنْ
الْعَالِمِ، مِنْ بَرَكَتِهِ وَأَجْرِهِ، الَّذِي يَنْمِي لَهُ.
Karena penyebaran ilmu dari seorang alim adalah berkah dan pahala yang akan
berkembang untuknya.
وَأَمَّا اقْتِصَارُ الْعَالِمِ عَلَىٰ
نَفْسِهِ، وَعَدَمُ دَعْوَتِهِ إِلَىٰ سَبِيلِ اللَّهِ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ، وَتَرْكُ تَعْلِيمِ الْجُهَّالِ مَا لَا
يَعْلَمُونَ،
Adapun jika seorang alim hanya terbatas pada dirinya sendiri, tidak mengajak
kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan tidak mengajarkan
orang-orang jahil apa yang mereka tidak ketahui,
فَأَيُّ مَنَفَعَةٍ حَصَلَتْ لِلْمُسْلِمِينَ
مِنْهُ؟
Maka manfaat apa yang diperoleh oleh kaum Muslimin darinya?
وَأَيُّ نَتِيجَةٍ نَتَجَتْ مِنْ عِلْمِهِ؟
Dan hasil apa yang diperoleh dari ilmunya?
وَغَايَتُهُ أَنْ يَمُوتَ، فَيَمُوتُ عِلْمُهُ
وَثَمَرَتُهُ، وَهَذَا غَايَةُ الْحِرْمَانِ، لِمَنْ آتَاهُ اللَّهُ عِلْمًا
وَمَنَحَهُ فَهْمًا.
Tujuan akhirnya adalah ia mati, dan ilmunya serta buahnya akan mati bersamanya,
dan ini adalah puncak dari kerugian, bagi siapa yang diberikan oleh Allah ilmu
dan diberi-Nya pemahaman.
وَفِي هَذِهِ الْآيَةِ أَيْضًا دَلِيلٌ
وَإِرْشَادٌ وَتَنْبِيهٌ لَطِيفٌ، لِفَائِدَةٍ مُهِمَّةٍ، وَهِيَ:
Dan dalam ayat ini juga terdapat bukti, petunjuk, dan peringatan yang halus
untuk faedah yang penting, yaitu:
أَنَّ الْمُسْلِمِينَ يَنْبَغِي لَهُمْ أَنْ
يُعِدُّوا لِكُلِّ مَصْلَحَةٍ مِنْ مَصَالِحِهِمُ الْعَامَّةِ مَنْ يَقُومُ بِهَا،
وَيُوَفِّرُوا وَقْتَهُ عَلَيْهَا، وَيُجْتَهِدُوا فِيهَا،
Bahwa orang-orang Muslim seharusnya menyiapkan bagi setiap maslahat dari
kepentingan umum mereka seseorang yang akan melaksanakannya, mengalokasikan
waktunya untuk itu, dan berusaha sungguh-sungguh dalam hal tersebut,
وَلَا يَفِتَّتُوا إِلَىٰ غَيْرِهَا،
لِتَقُومَ مَصَالِحُهُمْ، وَتَتِمَّ مَنَافِعُهُمْ،
Dan tidak berpaling ke yang lainnya, agar maslahat mereka dapat terwujud dan
manfaat mereka dapat terpenuhi,
وَلِتَكُونَ وَجْهَةُ جَمِيعِهِمْ،
وَنِهَايَةُ مَا يَقْصِدُونَ قَصْدًا وَاحِدًا، وَهُوَ قِيَامُ مَصْلَحَةِ
دِينِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ،
Dan agar tujuan mereka semua memiliki satu arah, dengan tujuan yang sama, yaitu
terwujudnya maslahat agama dan dunia mereka,
وَلَوْ تَفَرَّقَتِ الطُّرُقُ وَتَعَدَّدَتِ
الشَّرَابُ، فَأَعْمَالٌ مُتَبَايِنَةٌ، وَالْقَصْدُ وَاحِدٌ، وَهَذِهِ مِنَ
الْحِكْمَةِ الْعَامَّةِ النَّافِعَةِ فِي جَمِيعِ الْأُمُورِ.
Meskipun jalan-jalan mereka terpisah dan berbagai sumber ada, namun tujuan
mereka tetap satu, dan ini adalah hikmah umum yang bermanfaat dalam segala
urusan.
Maraji: Tafsir
As-Sa’di
Pelajaran dari Ayat ini
1. Pentingnya Kerja Sama dan Pembagian Tugas
- Pelajaran: Allah mengingatkan bahwa umat Islam tidak seharusnya semua berangkat sekaligus dalam menghadapi musuh. Hal ini mengandung pelajaran bahwa tidak semua anggota masyarakat harus melakukan hal yang sama pada saat yang sama. Sebagian bisa fokus pada tugas tertentu, seperti melaksanakan dakwah atau mempelajari agama, sementara sebagian lagi bisa berperan dalam tugas lainnya.
- Aplikasi: Dalam kehidupan modern, ini mengajarkan kita pentingnya pembagian tugas dalam suatu organisasi atau masyarakat, agar semua urusan bisa berjalan dengan baik dan efisien. Tidak semua orang harus melakukan hal yang sama, tetapi setiap orang memiliki peran yang saling melengkapi.
2. Pentingnya Ilmu dan Pendidikan
- Pelajaran: Allah menekankan pentingnya belajar agama dan memahami ajaran Islam dengan baik, serta mengajarkan ilmu itu kepada orang lain setelah mempelajarinya. Ini adalah kewajiban umat Islam untuk memahami agama mereka dengan benar dan mengajarkan kepada orang lain.
- Aplikasi: Kita diajarkan untuk tidak hanya mencari ilmu demi diri sendiri, tetapi juga menyebarkan ilmu yang telah dipelajari agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Dalam konteks pendidikan, penting untuk tidak hanya belajar, tetapi juga mengajarkan apa yang kita ketahui kepada orang lain, terutama dalam hal-hal yang bermanfaat bagi umat.
3. Sebar Luaskan Ilmu
- Pelajaran: Sebagaimana disebutkan dalam tafsir, penyebaran ilmu adalah berkah dan pahala bagi yang mengajarkannya. Dengan mengajarkan ilmu, seseorang tidak hanya memperoleh manfaat di dunia, tetapi juga di akhirat.
- Aplikasi: Mengajarkan orang lain adalah bentuk kontribusi terhadap umat dan masyarakat. Ini juga menunjukkan bahwa pengajaran bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk maslahat bersama. Dalam dunia modern, ini relevan dengan semangat berbagi pengetahuan dalam pendidikan formal maupun non-formal.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
- Pelajaran: Dalam ayat ini, Allah mengajarkan bahwa umat Islam harus mempersiapkan sumber daya manusia untuk setiap kebutuhan atau maslahat umum, agar setiap hal bisa dilaksanakan dengan baik. Pembagian kerja antara yang pergi untuk berperang dan yang tetap tinggal untuk menuntut ilmu menunjukkan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia yang efektif.
- Aplikasi: Dalam konteks organisasi, baik itu lembaga dakwah, sekolah, maupun lembaga sosial, penting untuk memiliki manajemen yang baik dalam mengelola tenaga kerja. Setiap orang harus diberi tugas yang sesuai dengan kemampuannya agar dapat memberikan kontribusi maksimal.
5. Kepentingan Tugas Khusus dan Fokus
- Pelajaran: Allah mengingatkan kita bahwa tidak semua orang harus ikut serta dalam setiap hal yang terjadi. Setiap orang memiliki peran yang khusus sesuai dengan kemampuannya. Jika semua orang bergerak dalam satu arah, maka akan ada banyak manfaat yang terlewatkan. Fokus pada tugas masing-masing sesuai dengan kepentingan bersama adalah hal yang perlu dijaga.
- Aplikasi: Dalam kehidupan sehari-hari, ini mengajarkan kita untuk tidak tergesa-gesa mengikuti tren atau mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh orang lain. Fokus pada tugas yang kita punya dan pastikan kita menyelesaikan pekerjaan kita dengan baik.
6. Pentingnya Konsistensi dalam Mengembangkan Ilmu
- Pelajaran: Ilmu harus disebarluaskan dan terus dikembangkan. Tidak boleh ada orang yang hanya menyimpan ilmu untuk diri sendiri, karena hal ini tidak bermanfaat bagi umat secara keseluruhan.
- Aplikasi: Dalam dunia pendidikan, kita harus terus menerus berbagi dan mengembangkan ilmu. Para pengajar dan ilmuwan harus aktif dalam menyebarkan pengetahuan dan menjelaskan konsep-konsep yang sulit kepada masyarakat agar mereka dapat memperoleh manfaat yang luas dari ilmu tersebut.
7. Mengutamakan Misi Utama, yaitu Kepentingan Agama dan Dunia
- Pelajaran: Walaupun ada banyak hal yang harus dikerjakan, tujuan utama kita adalah menjaga dan memperbaiki keadaan agama dan dunia. Semua pekerjaan harus diarahkan untuk kepentingan ini. Umat Islam harus bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu kemaslahatan agama dan dunia.
- Aplikasi: Dalam dunia profesional maupun sosial, tujuan akhir dari segala aktivitas adalah untuk mencapai kebaikan bersama. Dalam bekerja, kita harus selalu mengingat bahwa setiap tindakan harus mendukung kepentingan yang lebih besar, yaitu kebaikan agama dan dunia.
8. Ketahanan dan Kebersamaan dalam Tujuan
- Pelajaran: Meskipun terdapat banyak cara dan jalan yang berbeda, tujuan akhir dari semua usaha tersebut adalah sama, yaitu mencapai kemaslahatan agama dan dunia. Ini menunjukkan bahwa meskipun jalannya berbeda, umat Islam harus memiliki tujuan yang sama dalam bekerja.
- Aplikasi: Dalam kehidupan sosial, meskipun terdapat banyak perbedaan dalam cara pandang, kita harus tetap mengingat tujuan akhir yang sama, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam bekerja dalam tim atau organisasi, memiliki tujuan yang jelas dan sama sangat penting agar segala usaha bisa berjalan dengan baik.
9. Kesadaran Akan Konsekuensi dari Ketidaktahuan
- Pelajaran: Jika seorang ilmuwan atau pemimpin tidak menyebarkan ilmunya dan hanya fokus pada dirinya sendiri, maka manfaat ilmunya tidak akan sampai ke orang lain. Ilmu yang hanya disimpan untuk diri sendiri adalah sia-sia dan akan hilang begitu orang tersebut meninggal.
- Aplikasi: Mengajarkan dan berbagi pengetahuan adalah kewajiban kita sebagai umat yang berilmu. Dengan menyebarkan ilmu, kita memberi manfaat yang tidak hanya untuk diri kita, tetapi juga untuk umat secara keseluruhan.
Penutup
Kajian
Alhamdulillah, kita telah menyelesaikan kajian tentang tafsir ayat Surat At-Taubah ayat 122. Semoga apa yang telah kita pelajari hari ini dapat memberikan pencerahan dan memperdalam pemahaman kita tentang pentingnya pembagian tugas dalam umat Islam, khususnya terkait dengan dakwah dan penuntutan ilmu.
Faedah Tafsir Ayat Ini:
Dari tafsir ayat ini, kita dapat mengambil beberapa faedah yang sangat penting dalam kehidupan kita:
-
Pembagian Peran yang Efektif: Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam suatu masyarakat, tidak semua orang harus melakukan hal yang sama pada waktu yang bersamaan. Ada yang berperan dalam bidang ilmu, ada yang berperan dalam bidang sosial, dan ada pula yang berperan dalam hal lain yang lebih dibutuhkan saat itu. Pembagian tugas yang baik ini akan memastikan bahwa setiap sektor kehidupan dapat berjalan dengan optimal, tanpa ada yang terabaikan.
-
Pentingnya Ilmu Agama: Dalam ayat ini, Allah SWT menekankan bahwa sebagian orang di antara umat harus menuntut ilmu agama dengan sungguh-sungguh. Ilmu agama yang benar dan mendalam akan menjadi pedoman hidup yang membantu umat Islam menjalani kehidupan dengan sesuai dengan syariat dan menghindari kebingungan di tengah tantangan zaman.
-
Wajibnya Menyebarkan Ilmu: Tidak cukup hanya menuntut ilmu untuk kepentingan diri sendiri, tetapi ilmu itu harus diajarkan kepada orang lain, terutama kepada masyarakat sekitar kita. Dengan demikian, manfaat ilmu akan terus berkembang dan berbuah banyak, baik di dunia maupun di akhirat.
-
Kepedulian Sosial dan Dakwah: Ayat ini juga menunjukkan pentingnya perhatian terhadap masyarakat yang lebih luas. Tidak cukup hanya untuk memikirkan urusan pribadi atau keluarga, tetapi umat Islam harus peduli terhadap kebaikan umat secara keseluruhan. Dakwah kepada umat sangat penting untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran Islam.
Harapan Penerapan Ayat Ini dalam Kehidupan Sehari-hari:
Sebagai peserta kajian, kita berharap agar apa yang telah kita pelajari dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa harapan yang perlu kita wujudkan adalah:
-
Membagi Waktu dan Tugas dengan Bijak: Semoga kita bisa mempraktikkan prinsip pembagian tugas yang diajarkan dalam ayat ini. Kita tidak perlu terlibat dalam semua urusan sekaligus, tetapi bisa fokus pada peran dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan umat. Misalnya, bagi yang memiliki kemampuan di bidang ilmu agama, hendaknya lebih banyak fokus pada pengajaran dan dakwah, sementara yang lain bisa berperan di bidang sosial atau ekonomi.
-
Menjadi Pembelajar dan Pengajar: Kita semua hendaknya terus berusaha meningkatkan pemahaman agama kita dan tidak berhenti belajar. Ilmu agama sangat penting untuk kehidupan kita, dan semakin banyak orang yang memiliki pengetahuan agama, semakin kuat umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman. Selain itu, kita juga diharapkan untuk mengajarkan ilmu yang kita pelajari kepada orang lain, baik keluarga, teman, atau masyarakat sekitar kita.
-
Mengutamakan Kebaikan Umat: Dalam setiap langkah hidup kita, baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun kehidupan sosial, marilah kita selalu mengingat bahwa tujuan utama kita adalah untuk membawa kebaikan bagi umat Islam secara keseluruhan. Setiap tindakan yang kita ambil seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
-
Aktif dalam Dakwah: Setiap kita, sesuai dengan kemampuan dan kondisi, hendaknya ikut serta dalam dakwah. Dakwah tidak selalu harus dalam bentuk ceramah formal, tetapi bisa dilakukan melalui interaksi sehari-hari, baik dengan keluarga, teman, atau orang-orang di sekitar kita. Dakwah adalah tanggung jawab kita bersama.
Penutupan:
Semoga tafsir ayat ini dapat memberi kita pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana kita harus berperan dalam masyarakat, dan bagaimana kita bisa bekerja sama untuk kepentingan agama dan umat. Mari kita jadikan ilmu yang kita peroleh dalam kajian ini sebagai bekal untuk kehidupan sehari-hari dan sebagai amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ