Tafsir: Sekecil Apa pun Amal Pasti Dihisab (QS Al-Anbiya 47)

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Saudara-saudaraku sekalian, 

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat berbagai bentuk ketidakadilan terjadi di sekitar kita. Ada orang yang bekerja keras dengan penuh kejujuran, tetapi justru ditindas atau tidak mendapatkan haknya. Ada pula orang yang melakukan banyak keburukan, tetapi seakan-akan hidupnya tetap nyaman tanpa balasan yang setimpal. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di benak banyak orang: di manakah keadilan? Apakah segala amal yang kita lakukan akan benar-benar diperhitungkan?

Selain itu, sebagian manusia meremehkan dosa-dosa kecil, menganggapnya sepele, dan mengabaikan amal baik yang tampak sederhana. Padahal, dalam Islam, setiap perbuatan—baik ataupun buruk—akan diperhitungkan dengan keadilan mutlak oleh Allah ﷻ. Sayangnya, banyak di antara kita yang lalai akan hakikat ini.

🔹 Tujuan dan Urgensi Kajian:
Kajian kita kali ini bertujuan untuk meneguhkan keyakinan bahwa tidak ada satu pun amal yang luput dari perhitungan Allah ﷻ. Kita akan membahas ayat dari Surah Al-Anbiya' ayat 47, di mana Allah menegaskan bahwa pada hari kiamat akan ada timbangan keadilan yang sempurna. Tidak ada satu jiwa pun yang akan dizalimi, dan bahkan amal sekecil biji sawi pun akan dihitung dan diberi balasan yang setimpal.

Mengapa hal ini penting bagi kita? Karena dengan memahami konsep ini:

  1. Kita akan semakin yakin terhadap keadilan Allah dan tidak akan ragu bahwa setiap kebaikan dan keburukan akan mendapatkan balasannya.

  2. Kita akan lebih berhati-hati dalam beramal, tidak menyepelekan dosa kecil, dan tidak meremehkan amal shalih sekecil apa pun.

  3. Kita akan semakin sabar dan ikhlas dalam menghadapi ketidakadilan dunia, karena yakin bahwa ada hari perhitungan yang pasti.

  4. Kita akan terdorong untuk memperbaiki niat dan kualitas amal, agar apa yang kita lakukan benar-benar diterima oleh Allah ﷻ.

Oleh karena itu, marilah kita pelajari tafsir ayat ini dengan seksama, agar semakin kokoh iman kita terhadap hari perhitungan, semakin giat dalam berbuat kebaikan, dan semakin berhati-hati dalam menjauhi dosa serta kezaliman. Semoga Allah ﷻ memberikan kita pemahaman yang benar dan menjadikan kajian ini sebagai bekal amal shalih bagi kita semua. آمين يا رب العالمين.

📖 Mari kita mulai pembahasan tafsir ayat ini!

-----

Al-Quran Surat Al-Anbiya (47)

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍۢ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

"Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak ada seorang pun yang dirugikan barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (dan memasukkannya ke dalam perhitungan). Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan."

(QS. Al-Anbiya: 47)


Arti Per Kalimat


وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ

Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat

Allah menegaskan bahwa pada hari kiamat akan ada timbangan keadilan yang akan menimbang amal manusia dengan sangat teliti tanpa ada kecurangan sedikit pun.


فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا

Maka tidak ada seorang pun yang dizalimi barang sedikit pun

Setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan amalnya, tanpa dikurangi kebaikannya atau ditambahkan keburukannya.


وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍۢ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا

Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (dan memasukkannya ke dalam perhitungan)

Allah menjelaskan bahwa amal sekecil apapun, bahkan sebesar biji sawi, tidak akan terlewat dari perhitungan dan akan mendapatkan balasan yang adil.


وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan

Allah sendiri yang akan menghitung semua amal manusia dengan ilmu-Nya yang sempurna, tanpa membutuhkan bantuan siapa pun, dan perhitungan-Nya sangat adil serta tidak bisa diganggu gugat.

 


Tafsir Ayat (Tafsir Al-Qurtubi)


يُخْبِرُ تَعَالَىٰ عَنْ حُكْمِهِ الْعَدْلِ، وَقَضَائِهِ الْقِسْطِ بَيْنَ عِبَادِهِ إِذَا جَمَعَهُمْ فِي يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَأَنَّهُ يَضَعُ لَهُمُ الْمَوَازِينَ الْعَادِلَةَ، الَّتِي يُبَيِّنُ فِيهَا مِثْقَالَ الذَّرِّ، الَّذِي تُوزَنُ بِهِ الْحَسَنَاتُ وَالسَّيِّئَاتُ، ﴿فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ﴾ مُسْلِمَةٌ أَوْ كَافِرَةٌ ﴿شَيْئًا﴾ بِأَنْ تُنْقَصَ مِنْ حَسَنَاتِهَا، أَوْ يُزَادَ فِي سَيِّئَاتِهَا.

﴿وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ﴾ الَّتِي هِيَ أَصْغَرُ الْأَشْيَاءِ وَأَحْقَرُهَا، مِنْ خَيْرٍ أَوْ شَرٍّ ﴿أَتَيْنَا بِهَا﴾ وَأَحْضَرْنَاهَا، لِيُجَازَىٰ بِهَا صَاحِبُهَا، كَقَوْلِهِ: ﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾.

وَقَالُوا ﴿يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا﴾.

﴿وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ﴾ يَعْنِي بِذَلِكَ نَفْسَهُ الْكَرِيمَةَ، فَكَفَىٰ بِهِ حَاسِبًا، أَي: عَالِمًا بِأَعْمَالِ الْعِبَادِ، حَافِظًا لَهَا، مُثَبِّتًا لَهَا فِي الْكِتَابِ، عَالِمًا بِمَقَادِيرِهَا وَمَقَادِيرِ ثَوَابِهَا وَعِقَابِهَا وَاسْتِحْقَاقِهَا، مُوَصِّلًا لِلْعُمَّالِ جَزَاءَهَا.

Allah Ta’ala memberitakan tentang hukum-Nya yang adil dan keputusan-Nya yang penuh keadilan di antara hamba-hamba-Nya ketika Dia mengumpulkan mereka pada hari kiamat.

Dia akan meletakkan timbangan yang adil, yang dengannya ditimbang sekecil apa pun amal, yang digunakan untuk menimbang kebaikan dan keburukan.

فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ  Maka tidak ada seorang pun yang dizalimi, baik Muslim maupun kafir.

 شَيْئًا  barang sedikit pun, yakni dengan dikurangi kebaikannya atau ditambahkan keburukannya.

وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ  Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi, yaitu sesuatu yang paling kecil dan paling remeh, baik dari kebaikan maupun keburukan,

 أَتَيْنَا بِهَا  pasti Kami mendatangkannya (dan memasukkannya ke dalam perhitungan) yakni Kami akan menghadirkannya agar pelakunya diberi balasan atasnya. Sebagaimana firman-Nya:

﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾
(QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Dan mereka akan berkata:

﴿يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا﴾
(QS. Al-Kahf: 49)

وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ  Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. Maksudnya, Allah Ta’ala sendiri yang menghitung amal perbuatan hamba-Nya, maka cukuplah Dia sebagai penghisab. Yakni, Dia Maha Mengetahui seluruh amal mereka, menjaganya, mencatatnya dalam kitab-Nya, mengetahui kadar amal itu, kadar pahala dan hukumannya, serta menentukan hak yang layak bagi masing-masing pelakunya, dan menyampaikan balasan kepada mereka.

Maraji: Tafsir Al-Qurtubi


Pelajaran dari Ayat ini


Tafsir ini mengajarkan bahwa Allah adalah Hakim yang Maha Adil, tidak akan menzalimi hamba-Nya, dan akan memberikan balasan atas setiap amal, sekecil apa pun. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan, serta selalu mengingat bahwa seluruh amal kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di hari kiamat.

Berikut adalah beberapa pelajaran penting dari tafsir ayat-ayat di atas: 

1. Allah Maha Adil dalam Keputusan-Nya

Allah Ta’ala memberitakan bahwa Dia akan mengadili hamba-hamba-Nya dengan keadilan mutlak di hari kiamat. Tidak ada satu pun amal, baik besar maupun kecil, yang luput dari perhitungan-Nya.

2. Tidak Ada Kezaliman dalam Perhitungan Amal

Allah menegaskan:

﴿فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا﴾

"Maka tidaklah dizalimi suatu jiwa pun sedikit pun." (QS. Al-Anbiya: 47)

  • Setiap manusia akan menerima balasan sesuai dengan amalnya tanpa ada pengurangan kebaikan atau penambahan keburukan yang bukan dari perbuatannya.

  • Ini menunjukkan kesempurnaan keadilan Allah.

3. Sekecil Apa pun Amal, Akan Dibalas

Allah berfirman:

﴿وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا﴾

"Dan jika ada (amal) seberat biji sawi, Kami akan mendatangkannya."

  • Ini menunjukkan bahwa amal sekecil apapun, baik kebaikan maupun keburukan, tetap akan diperhitungkan dan diberi balasan.

  • Hal ini ditegaskan pula dalam firman-Nya:

    ﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾

    (Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan keburukan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).) (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

  • Ini menjadi peringatan bagi manusia untuk tidak meremehkan amal kebaikan, sekalipun kecil, serta menjauhi keburukan walaupun tampak sepele.

4. Segala Amal Dicatat dengan Sempurna

Allah berfirman tentang orang-orang yang terkejut melihat catatan amal mereka di akhirat:

﴿يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا﴾

"Celakalah kami! Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil maupun yang besar, melainkan semuanya tercatat? Dan mereka mendapati apa yang telah mereka kerjakan hadir di hadapan mereka." (QS. Al-Kahf: 49)

  • Ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun amal yang terlupakan atau terabaikan dalam catatan Allah.

  • Setiap manusia akan melihat hasil dari perbuatannya, baik maupun buruk.

5. Allah Sendiri yang Menghitung Amal Hamba-Nya

Allah menegaskan dalam firman-Nya:

﴿وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ﴾

"Dan cukuplah Kami sebagai penghitung."

  • Allah sendiri yang menghitung amal perbuatan manusia dengan ilmu-Nya yang sempurna.

  • Tidak ada kemungkinan kesalahan dalam perhitungan Allah.

6. Konsekuensi dari Keadilan Allah

  • Orang yang berbuat baik, meskipun hanya sedikit, akan melihat balasannya.

  • Orang yang berbuat buruk, meskipun sekecil dzarrah, juga akan melihat akibatnya.

  • Ini menjadi motivasi bagi setiap Muslim untuk terus meningkatkan amal shalih dan menjauhi dosa sekecil apapun.

7. Pentingnya Ikhlas dalam Beramal

Karena setiap amal akan ditimbang dan diperhitungkan, maka niat seseorang harus lurus dan benar. Amal yang tidak ikhlas karena Allah akan sia-sia meskipun besar jumlahnya.


Penutup Kajian


Saudara-saudaraku sekalian, 

Setelah kita mempelajari tafsir ayat ini, ada beberapa pelajaran berharga yang harus kita renungkan dan amalkan. Kita telah memahami bahwa Allah ﷻ akan menegakkan keadilan yang mutlak pada hari kiamat. Tidak ada satu amal pun yang akan luput dari perhitungan-Nya, baik itu sebesar gunung maupun sekecil biji sawi. Tidak ada kedzaliman dalam perhitungan Allah, setiap kebaikan akan dibalas dengan sempurna, dan setiap keburukan yang dilakukan tanpa taubat juga akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Dengan pemahaman ini, ada beberapa hal yang harus kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Meningkatkan Kesadaran Akan Hisab Allah – Setiap langkah, perkataan, dan perbuatan kita akan diperhitungkan. Maka, kita harus selalu introspeksi dan bertanya, apakah amal kita akan diterima di sisi Allah?

  2. Tidak Meremehkan Kebaikan Sekecil Apa Pun – Bisa jadi amalan kecil yang kita anggap remeh, seperti senyum kepada sesama, membantu orang dalam kesulitan, atau berdzikir dalam kesunyian, menjadi berat di timbangan kebaikan kita.

  3. Menjauhi Dosa, Sekecil Apa Pun – Sebagaimana kebaikan yang kecil bisa memberatkan timbangan amal, dosa kecil yang diremehkan juga bisa menjadi bumerang yang membawa kehancuran jika terus dilakukan tanpa taubat.

  4. Bersabar dalam Menghadapi Ketidakadilan Dunia – Jika kita mengalami kedzaliman atau melihat orang yang tampak lolos dari kejahatan di dunia ini, kita harus yakin bahwa keadilan Allah akan ditegakkan sepenuhnya di akhirat. Tidak ada yang bisa lolos dari pengadilan-Nya.

  5. Memperbaiki Niat dan Kualitas Ibadah – Semua amal akan ditimbang dengan adil. Maka, kita harus memastikan bahwa ibadah kita dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ, agar amal kita memiliki bobot di sisi Allah.

🔹 Harapan dari Kajian Ini:
Semoga setelah kajian ini, kita semua semakin bertakwa kepada Allah, semakin giat dalam beramal shalih, semakin berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, serta semakin yakin akan keadilan Allah di akhirat. Janganlah kita tertipu dengan kesenangan dunia yang sementara, karena sesungguhnya kehidupan sejati adalah kehidupan akhirat.

Akhir kata, marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan keistiqamahan dalam kebaikan, diampuni dosa-dosa kita, dan diberikan hisab yang ringan pada hari kiamat. آمين يا رب العالمين.

Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers