Hadits: Allah Cemburu Kepada Orang Beriman Yang Melakukan Apa Yang Allah Haramkan
Bismillah ..
Mari
kita renungkan sejenak sebuah cerita untuk mengantarkan kita memahami hadits yang
akan dikaji, cerita dalam mungkin terjadi di kehidupan kita.
Seorang
suami yang begitu mencintai istrinya, berkorban banyak hal untuk
kebahagiaannya, tiba-tiba mengetahui bahwa istrinya memberikan kesetiaan kepada
lelaki lain. Apa yang akan dirasakan oleh suami itu?
Tentu
ia akan merasa sangat kecewa, terluka, dan marah. Mengapa? Karena ia memiliki
hak atas kesetiaan sang istri, hak yang diberikan oleh ikatan pernikahan yang
suci. Perasaan itu kita kenal sebagai cemburu.
Namun,
bayangkanlah, ..
bila
seorang suami yang hanya manusia biasa saja merasa begitu cemburu ketika haknya
dilanggar, bagaimana dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan
segalanya kepada kita—nikmat kehidupan, rezeki, bahkan petunjuk untuk
keselamatan dunia dan akhirat? Lalu kita, hamba-Nya, malah melanggar aturan-Nya
dan menyerahkan kesetiaan kita kepada hal-hal yang diharamkan-Nya. Bukankah ini
lebih menyakitkan?
Dalam
sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa Allah
memiliki sifat cemburu, dan cemburu Allah itu adalah ketika seorang mukmin
melakukan apa yang diharamkan-Nya. Ini bukanlah cemburu seperti yang dimiliki
oleh makhluk, melainkan cemburu yang sesuai dengan keagungan-Nya. Cemburu Allah
adalah tanda kasih sayang-Nya kepada kita, agar kita tidak tersesat dan menjauh
dari rahmat-Nya.
Mari kita pelajari bersama hadits ini, agar kita lebih memahami hak-hak Allah atas kita dan bagaimana kita menjaga diri dari perbuatan yang dapat mengundang murka-Nya. Semoga pembahasan ini menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi kita semua.
--------------------
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ اللَّهَ يَغَارُ،
وإنَّ المُؤْمِنَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ المُؤْمِنُ ما حَرَّمَ
عليه
Terjemahan:
Sesungguhnya Allah itu memiliki sifat ghirah (cemburu),
dan seorang mukmin juga memiliki sifat ghirah. Adapun ghirah Allah adalah
ketika seorang mukmin melakukan apa yang telah diharamkan atasnya.
Sahih Al-Jami (1862)
Syarah Hadits
اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مُتَّصِفٌ
بِصِفَاتِ الْجَلَالِ وَالْكَمَالِ
Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan.
وَقَدْ حَدَّ حُدُودًا وَشَرَائِعَ
Dan Dia telah menetapkan batasan-batasan dan syariat-syariat.
وَأَمَرَ الْأَنْبِيَاءَ وَالْمُرْسَلِينَ
بِتَبْلِيغِهَا
Serta memerintahkan para nabi dan rasul untuk menyampaikannya.
فَأَقَامَ الْحُجَّةَ عَلَى النَّاسِ
Dengan itu, Dia menegakkan hujjah atas manusia.
وَأَعْلَمَهُمْ بِالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ
Dan Dia memberitahu mereka tentang yang halal dan yang haram.
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يُخْبِرُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan.
أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَغَارُ
Bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki sifat cemburu.
وَأَنَّ غَيْرَتَهُ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ
مَا حَرَّمَ اللَّهُ
Dan cemburu-Nya adalah ketika seorang mukmin melakukan sesuatu yang diharamkan
oleh Allah.
وَمَعْنَاهُ: أَنَّ غَيْرَتَهُ ثَابِتَةٌ
لِأَجْلِ أَلَّا يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَحَارِمَهُ
Maknanya adalah bahwa sifat cemburu-Nya itu ada untuk menjaga agar seorang
mukmin tidak melanggar hal-hal yang diharamkan oleh-Nya.
وَخَصَّ الْمُؤْمِنَ دُونَ غَيْرِهِ
Dan Dia mengkhususkan mukmin, bukan yang lainnya.
لِأَنَّ انْتِهَاكَ الْمَحَارِمِ مِنَ
الْمُؤْمِنِ أَعْظَمُ مِنْ وُقُوعِهِ مِنْ غَيْرِهِ
Karena pelanggaran terhadap hal-hal yang haram oleh seorang mukmin lebih besar
dosanya dibandingkan oleh orang lain.
وَغَيْرَةُ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ جِنْسِ
صِفَاتِهِ الَّتِي يَخْتَصُّ بِهَا
Cemburu Allah Ta’ala termasuk sifat-Nya yang khas dan hanya dimiliki oleh-Nya.
فَهِيَ لَيْسَتْ مُمَاثِلَةً لِغَيْرَةِ
الْمَخْلُوقِ
Sifat ini tidak sama dengan sifat cemburu makhluk.
بَلْ هِيَ صِفَةٌ تَلِيقُ بِعَظَمَتِهِ دُونَ
تَكْيِيفٍ أَوْ تَشْبِيهٍ أَوْ تَعْطِيلٍ
Namun, ini adalah sifat yang sesuai dengan kebesaran-Nya tanpa menetapkan
bentuk, menyerupakan, atau meniadakannya.
وَفِي الْحَدِيثِ: إِثْبَاتُ صِفَةِ
الْغَيْرَةِ لِلَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
Dalam hadits ini terdapat penetapan sifat cemburu bagi Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
وَفِيهِ: التَّحْذِيرُ مِنْ اقْتِرَافِ
الْمُحَرَّمَاتِ
Dan di dalamnya terdapat peringatan untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang
haram.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/16273
Pelajaran dari hadits ini
1. Penetapan Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala
- Sifat Cemburu Allah (الغيرة):
Hadits ini menetapkan bahwa Allah memiliki sifat cemburu yang khas bagi-Nya. Ini adalah bagian dari sifat-sifat Allah yang sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa menyerupai sifat makhluk. - Keunikan Sifat Allah:
Sifat cemburu Allah berbeda dari makhluk, karena sifat-Nya bersih dari penyerupaan (تشبيه), pengosongan makna (تعطيل), atau pemikiran tentang bentuk (تكييف).
2. Kemuliaan dan Keagungan Allah dalam Syariat-Nya
- Allah telah menetapkan batasan (حدود) dan aturan (شرائع) untuk menjaga kemuliaan dan ketertiban dalam kehidupan manusia.
- Penyampaian syariat melalui para nabi dan rasul menunjukkan keadilan dan hikmah Allah, yang tidak membiarkan manusia dalam kebodohan tanpa panduan.
3. Pentingnya Menjaga Hal-Hal yang Diharamkan (محرمات)
- Larangan Melakukan Hal Haram:
Pelanggaran terhadap apa yang diharamkan Allah adalah sesuatu yang tidak Allah ridai, terutama jika dilakukan oleh seorang mukmin. - Khususnya Mukmin:
Hadits ini menekankan bahwa pelanggaran dari seorang mukmin lebih besar dosanya dibandingkan orang yang tidak beriman, karena mukmin lebih mengetahui batasan dan hukum Allah.
4. Peringatan Keras untuk Menjauhi Dosa
- Hadits ini memperingatkan agar seorang mukmin tidak mendekati atau melakukan perbuatan haram, karena ini dapat menimbulkan murka Allah.
- Pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan menunjukkan kelemahan iman seseorang.
5. Penegakan Hujjah atas Manusia
- Allah telah memberi manusia pengetahuan tentang halal dan haram melalui para rasul. Dengan ini, manusia tidak memiliki alasan untuk mengingkari hukum Allah.
6. Keutamaan Mukmin dalam Pandangan Allah
- Mukmin adalah hamba yang diberi tanggung jawab lebih besar untuk menjaga syariat Allah. Hal ini menunjukkan kedekatan dan perhatian khusus Allah kepada orang-orang yang beriman.
7. Konsep Keimanan yang Menjaga dari Perbuatan Haram
- Iman yang Sempurna Menjaga dari Dosa:
Mukmin yang benar-benar memahami keimanan akan menjauhi perbuatan haram, karena ia tahu bahwa hal itu bertentangan dengan cinta Allah.
8. Adanya Peringatan tentang Konsekuensi Dosa
- Dosa yang dilakukan oleh seorang mukmin memiliki konsekuensi lebih berat, baik di dunia maupun akhirat, dibandingkan dosa yang dilakukan oleh orang yang tidak mengetahui kebenaran.
9. Keselarasan Sifat Allah dengan Hikmah dan Keadilan
- Sifat cemburu Allah menunjukkan bahwa Dia menjaga kehormatan dan kemuliaan makhluk-Nya. Sifat ini menjadi bukti bahwa Allah sangat mencintai ketaatan dari hamba-Nya dan sangat membenci pelanggaran terhadap syariat-Nya.