Hadits: Belum Shalat Karena Lupa

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah ﷻ yang telah mensyariatkan kepada kita ibadah-ibadah yang agung dan menjadikan salat sebagai pilar utama dalam agama Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, dan seluruh umat beliau hingga akhir zaman.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Di tengah kesibukan dunia yang silih berganti—urusan pekerjaan, tuntutan keluarga, dan godaan teknologi—banyak dari kita yang secara tidak sadar mulai mengabaikan ibadah yang paling fundamental dalam Islam: salat. Salah satu bentuk pengabaian itu adalah ketika seseorang lupa menunaikan salat pada waktunya, namun tidak merasa itu sebuah masalah besar. Ada yang sengaja menunda-nunda, ada pula yang tertidur dan ketika terbangun memilih melanjutkan aktivitas lain sebelum menunaikan salat yang tertinggal. Bahkan, ada pula yang merasa bahwa salat yang terlewat karena lupa atau ketiduran tidak perlu diganti lagi.

Padahal, hadits yang akan kita bahas hari ini secara jelas dan tegas menunjukkan betapa agungnya kedudukan salat, sehingga ketika seseorang lupa menunaikannya, maka tidak ada kafarah atau pengganti yang lain kecuali segera menunaikannya begitu dia mengingatnya. Hadits ini menjadi pengingat keras bagi kita semua agar tidak meremehkan satu pun waktu salat, meskipun itu karena alasan yang tampaknya ringan seperti lupa atau tertidur.

Urgensi hadits ini dipelajari sangat tinggi, karena ia mengajarkan kepada kita nilai pentingnya salat dalam kehidupan seorang Muslim, bagaimana Islam menilai kelalaian terhadap salat, dan apa yang harus dilakukan ketika seorang hamba jatuh dalam kelalaian tersebut. Ini bukan hanya persoalan fikih, tetapi juga menyangkut akhlak terhadap Allah dan kepedulian terhadap hubungan ruhani kita dengan-Nya.

Maka hari ini, kita akan merenungi hadits tentang seseorang yang lupa salat, bagaimana kafarah atau penebusnya.

Mari kita buka hati dan pikiran kita, karena mungkin di antara kita ada yang selama ini belum benar-benar memahami bagaimana menyikapi salat yang tertinggal, atau bahkan belum memahami betapa besar dosa meninggalkan salat, meski dengan alasan lupa. Semoga kajian ini menjadi titik tolak perubahan dalam kehidupan salat kita semua.


Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ نَسِىَ صَلاَةً فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهَا لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ.

Barangsiapa lupa satu shalat, hendaklah dia shalat ketika mengingatnya. Tidak ada penghapus dosa meninggalkan shalat kecuali itu.

HR Al-Bukhari (597) dan Muslim (684).

mp3: https://t.me/mp3qhn/200


Arti dan Penjelasan Per Kalimat


مَنْ نَسِيَ صَلَاةً
Barang siapa yang lupa salat

Perkataan ini menunjukkan bahwa seorang Muslim bisa saja lalai atau lupa dalam kewajiban salatnya karena keterbatasan manusiawi.

Lupa di sini bukan karena disengaja meninggalkan salat, melainkan karena benar-benar hilang dari ingatan atau karena tertidur.

Hal ini menunjukkan keluasan rahmat Islam yang membedakan antara dosa karena kesengajaan dan karena ketidaksengajaan.

Dalam konteks fikih, orang yang lupa salat tidak dianggap berdosa selama tidak meremehkan atau menyepelekan salat secara umum.

Perkataan ini juga menjadi dasar bahwa hukum asal tanggungan salat tidak gugur hanya karena lupa, melainkan wajib dilaksanakan ketika sudah ingat.


فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا
Maka hendaklah dia shalat ketika mengingatnya.

Perkataan ini adalah perintah langsung dari Rasulullah untuk segera melaksanakan salat yang tertinggal karena lupa saat sudah teringat.

Perintah ini menunjukkan kewajiban qada’ (mengganti) salat, dan tidak boleh menundanya lagi setelah sadar atau ingat.

Waktu pelaksanaannya tidak lagi terikat dengan waktu salat yang aslinya, melainkan berpindah ke saat seseorang ingat.

Imam an-Nawawi menegaskan bahwa kewajiban mengganti salat ini berlaku seketika tanpa perlu menunggu waktu salat berikutnya.

Dalam konteks spiritual, perintah ini menanamkan kesadaran bahwa tanggungan kepada Allah tetap ada, dan segera menunaikannya menunjukkan keimanan dan kesungguhan taubat.


لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَٰلِكَ
Tidak ada penghapus dosa (kafarah) meninggalkan shalat kecuali itu

Perkataan ini menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menebus salat yang tertinggal karena lupa adalah dengan melakukannya saat teringat.

Tidak ada bentuk kafarah lain seperti sedekah, puasa, atau doa-doa tertentu yang bisa menggugurkan kewajiban salat tersebut.

Hal ini sekaligus membantah anggapan bahwa salat yang tertinggal karena lupa bisa dibiarkan begitu saja karena “tidak disengaja”.

Dalam Islam, tanggung jawab seorang hamba kepada Allah sangat besar, namun jalan keluarnya juga sangat jelas dan tidak membingungkan.

Dengan melaksanakan salat saat ingat, maka ia telah memenuhi hak Allah dan tidak lagi menanggung beban dosa atas keterlambatannya.


Syarah Hadits


شَأْنُ الصَّلَاةِ فِي الْإِسْلَامِ عَظِيمٌ
Keutamaan salat dalam Islam itu agung.

وَلَهَا مِنَ الْأَهَمِّيَّةِ مَا يَجْعَلُ الْمُحَافَظَةَ عَلَيْهَا مِنْ شَعَائِرِ الدِّينِ اللَّازِمَةِ
Dan ia memiliki urgensi yang menjadikan menjaga salat termasuk syiar agama yang wajib.

فَهِيَ عِمَادُ الدِّينِ
Karena salat adalah tiang agama.

وَقَدْ جَعَلَ كَفَّارَةَ مَنْ نَسِيَ صَلَاةً أَنَّهُ يُصَلِّيهَا عِنْدَ تَذَكُّرِهَا
Dan sungguh, Allah menjadikan kafarah (penebus) bagi orang yang lupa salat adalah dengan menunaikannya ketika ia mengingatnya.

وَهَذَا مِنْ عَظِيمِ قَدْرِهَا وَفَضْلِهَا وَمَكَانَتِهَا فِي الشَّرْعِ
Dan ini menunjukkan betapa agung kedudukannya, keutamaannya, dan posisinya dalam syariat.

فَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَسِيَ صَلَاةً فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا»
Dalam hadis ini, Nabi bersabda: "Barang siapa lupa salat, maka hendaklah ia menunaikannya ketika ia ingat."

أَيْ: مَنْ نَسِيَ أَدَاءَ أَيِّ صَلَاةٍ حَتَّى خَرَجَ وَقْتُهَا
Artinya: barang siapa lupa menunaikan salat apa pun hingga keluar waktunya,

فَلْيُبَادِرْ وَلْيُسْرِعْ إِلَى قَضَائِهَا حَالَ تَذَكُّرِهِ لَهَا
Maka hendaklah ia segera dan bersegera menqadha (mengganti) salat itu saat ia mengingatnya.

فَلَا مَحْوَ وَسَتْرَ لِذَنْبِ تَرْكِهَا وَلَوْ نِسْيَانًا إِلَّا أَنْ يُصَلِّيَهَا الْمُسْلِمُ عِنْدَ تَذَكُّرِهَا
Tidak ada penghapus dan penutup dosa karena meninggalkannya, meskipun karena lupa, kecuali dengan menunaikannya ketika seorang Muslim mengingatnya.

كَمَا قَالَ اللهُ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: {وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي}
Sebagaimana firman Allah dalam Kitab-Nya yang mulia: {Dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku} (Thaha: 14).

أَيْ: أَقِمِ الصَّلَاةَ إِذَا ذَكَرْتَ الصَّلَاةَ الْمَنْسِيَّةَ وَمَتَى ذَكَرْتَ أَنَّ عَلَيْكَ صَلَاةً
Artinya: dirikanlah salat ketika kamu mengingat salat yang terlupa, dan kapan pun kamu ingat bahwa kamu memiliki tanggungan salat,

سَوَاءٌ كُنْتَ فِي وَقْتِهَا أَوْ لَمْ تَكُنْ
Baik kamu berada di dalam waktunya atau tidak.

لِأَجْلِ أَنْ تَذْكُرَنِي فِي الصَّلَاةِ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّعْظِيمِ
Karena agar kamu mengingat-Ku dalam salat dengan tasbih dan pengagungan.

لِأَنْ أَذْكُرَكَ بِالثَّنَاءِ وَالْمَدْحِ
Agar Aku mengingatmu dengan pujian dan sanjungan.

وَفِي الْحَدِيثِ: بَيَانُ أَهَمِّيَّةِ الصَّلَاةِ، وَعَدَمِ التَّهَاوُنِ فِي أَدَائِهَا
Dan dalam hadis ini terdapat penjelasan tentang pentingnya salat, dan larangan meremehkan dalam menunaikannya.

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/24559


Pelajaran dari Hadits ini


Hadits ini mengajarkan bahwa meskipun lupa adalah sifat manusiawi, kewajiban salat tetap harus ditunaikan segera setelah sadar. Islam sangat memahami kelemahan manusia, namun tetap menjaga tanggung jawab hamba terhadap Tuhannya. Tidak ada pengganti untuk salat selain menunaikannya, dan Allah memberikan kesempatan luas untuk memperbaiki amal selama masih ada niat yang tulus.

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini yaitu:

1. Kemanusiaan dalam Lupa

Perkataan مَنْ نَسِيَ صَلَاةً (Barang siapa yang lupa salat) mengajarkan bahwa Islam memahami sifat dasar manusia yang bisa lupa atau lalai. Rasulullah ﷺ tidak menyamakan orang yang lupa dengan orang yang sengaja meninggalkan salat. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, setiap perbuatan dilihat dari niat dan kondisi pelakunya. Hadis ini menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak menuntut di luar kemampuan.


2. Kewajiban Mengganti Salat yang Tertinggal

Perkataan فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا (Maka hendaklah ia mengerjakannya ketika ia ingat) menekankan bahwa salat yang tertinggal tidak gugur  karena lupa, tetapi tetap menjadi kewajiban yang harus ditunaikan. Islam tidak menghapus tanggungan salat, tetapi memberi kesempatan untuk memperbaiki ketika seseorang telah sadar. Ini sejalan dengan sabda Nabi ﷺ dalam hadis lain:

مَن نَسِيَ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

(Barang siapa lupa salat atau tertidur darinya, maka tebusannya adalah salat ketika ia ingat) – HR. Muslim (684).
Ayat Al-Qur’an juga menegaskan pentingnya menjaga salat, seperti dalam QS. Al-Ma’arij: 34-35:

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ، أُو۟لَٰٓئِكَ فِى جَنَّٰتٍۢ مُّكْرَمُونَ

(Dan orang-orang yang memelihara salatnya, mereka itulah yang akan mendapat tempat yang mulia di dalam surga).


3. Tidak Ada Tebusan Selain Menunaikannya

Perkataan لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَٰلِكَ (Tidak ada kafarah baginya selain itu) menegaskan bahwa satu-satunya cara menebus salat yang tertinggal karena lupa adalah dengan langsung mengerjakannya. Tidak ada amalan lain yang bisa menggantikan salat, seperti sedekah atau puasa, karena salat adalah hak Allah yang tidak bisa diganti dengan amal sosial. Hal ini diperkuat dalam QS. Maryam ayat 59:

فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

(Maka datanglah setelah mereka pengganti yang menyia-nyiakan salat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan).
Ini menekankan pentingnya menjaga salat dan tidak mencari jalan pintas untuk menggantinya.


4. Keutamaan Segera Menunaikan Kewajiban Ketika Ingat

Perintah salat “ketika ingat” menunjukkan bahwa kewajiban itu tidak boleh ditunda. Semakin cepat seseorang menunaikan salat setelah ingat, semakin besar pahala dan semakin kecil kemungkinan dia mengabaikannya lagi. Dalam QS. Ali Imran ayat 133 Allah memerintahkan:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ

(Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian).
Maka dari itu, menunda-nunda setelah sadar adalah bentuk kelalaian baru yang bisa mengurangi keberkahan amal.


5. Kaitan Lupa dengan Syaitan

Lupa dalam konteks salat seringkali disebabkan oleh gangguan syaitan yang mencoba melalaikan manusia dari ibadah. Dalam QS. Yusuf ayat 42 disebutkan:

فَأَنسَىٰهُ ٱلشَّيْطَٰنُ ذِكْرَ رَبِّهِ

(Lalu setan menjadikannya lupa mengingat Tuhannya).
Dengan ini kita diajak untuk selalu mohon perlindungan kepada Allah agar tidak mudah dilalaikan, terutama dari ibadah salat yang merupakan tiang agama. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk membaca doa:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَىٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

(Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu) – HR. Abu Dawud.


6. Salat adalah Hak Allah yang Tidak Bisa Ditawar

Salat bukan hanya rutinitas, melainkan bentuk perjanjian hamba kepada Tuhannya. Maka tidak ada alasan apa pun, kecuali lupa atau tertidur, yang bisa menjadi uzur. Allah berfirman dalam QS. Taha ayat 14:

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ

(Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku).
Dengan demikian, salat adalah ibadah yang berdiri sendiri dan tidak bisa dikompensasi oleh ibadah lain, sekalipun dengan niat baik.



Penutup Kajian


 Jamaah yang dirahmati Allah,

Setelah kita bersama-sama mempelajari hadits Nabi ﷺ yang agung ini, kita semakin menyadari bahwa salat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi ia adalah hubungan langsung antara kita dengan Allah ﷻ—hubungan yang tidak boleh diputus dalam keadaan apa pun, bahkan ketika kita lupa sekalipun. Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa lupa bukanlah alasan untuk tidak mengqadha salat. Justru, saat ingat, itulah tanda kasih sayang Allah yang masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki.

Hadits yang telah kita kaji ini hendaknya menjadi pegangan yang sangat kuat bahwa tidak ada alasan untuk meremehkan salat yang tertinggal.

Faedah besar dari hadits ini adalah kesadaran bahwa setiap waktu salat yang kita tinggalkan tanpa uzur syar’i adalah amanah yang belum ditunaikan, dan akan terus menjadi tanggungan sampai kita menyempurnakannya. Ini adalah bentuk tanggung jawab spiritual yang harus dijaga oleh setiap Muslim.

Harapan kami, setelah kajian ini, setiap kita menjadi lebih disiplin terhadap waktu salat. Dan bila suatu saat kita benar-benar lupa atau tertidur, jangan tunda ketika ingat—segerakanlah salat saat itu juga. Jangan remehkan satu pun salat, karena salat adalah tiang agama. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita semua hamba-hamba yang menjaga salat, mencintai salat, dan tidak meninggalkannya dalam kondisi apa pun.

Mari kita tutup dengan doa agar Allah memudahkan kita dalam menjaga salat lima waktu, memberi kita kekuatan untuk bertaubat atas kelalaian kita di masa lalu, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyuk dalam salat serta istiqamah dalam kebaikan.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُحَافِظِينَ عَلَى الصَّلَاةِ، الْخَاشِعِينَ فِيهَا، الْمُسْتَقِيمِينَ عَلَى طَاعَتِكَ حَتَّى نَلْقَاكَ. آمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menjaga salat, yang khusyuk di dalamnya, dan yang istiqamah di atas ketaatan kepada-Mu hingga kami berjumpa dengan-Mu. Aamiin, wahai Tuhan semesta alam.

Kita tutup dengan doa kafaratul majelis 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers