Hadits: Dzikir Pagi Doa Perlindungan dan Kesembuhan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, terutama nikmat iman dan kesehatan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, yang telah mengajarkan kepada kita petunjuk hidup yang sempurna, sehingga kita senantiasa berada di jalan yang diridhai oleh Allah ﷻ.
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan ini, ada tiga hal yang sering kali kita anggap biasa, namun sejatinya adalah anugerah besar dari Allah: kesehatan badan, pendengaran, dan penglihatan. Ketika tubuh sehat, kita bisa beribadah dengan khusyuk. Ketika telinga berfungsi dengan baik, kita bisa mendengar nasihat dan ayat-ayat Allah. Dan ketika mata kita melihat dengan jelas, kita bisa menyaksikan tanda-tanda kebesaran-Nya.
Namun, kesehatan bukanlah sesuatu yang bisa kita jaga hanya dengan usaha fisik semata. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk meminta perlindungan dan kesehatan kepada Allah setiap pagi dan petang, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang akan kita kaji ini. Hadits ini mencantumkan doa permohonan, ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran kita terhadap kelemahan diri dan ketergantungan kita kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Mari kita membaca hadits ini selengkapnya:
Dari Abu Bakrah Nufay' bin al-Harits radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
قَالَ عَبْدُ
الرَّحْمَٰنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ: يَا أَبَتِ، إِنِّي أَسْمَعُكَ تَدْعُو كُلَّ
غَادَةٍ:
Abdurrahman
bin Abi Bakrah berkata, Wahai ayahku, sungguh aku mendengar engkau berdoa
setiap pagi:
اللَّهمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي،
اللَّهمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنتَ؛
'Ya Allah, berikanlah kesembuhan pada tubuhku, ya Allah, berikanlah
kesembuhan pada pendengaranku, ya Allah, berikanlah kesembuhan pada
penglihatanku, tiada Tuhan selain Engkau';
تُعِيدُهَا ثَلاثًا حِينَ
تُصْبِحُ، وَثَلاثًا حِينَ تُمْسِي؟
engkau
mengulanginya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore?.
فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِنَّ، فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ
أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ.
Dia
(ayahnya) menjawab, Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW berdoa dengan
doa-doa tersebut, maka aku pun menyukai untuk mengikuti sunnah beliau.
قَالَ عَبَّاسٌ فِيهِ: وَتَقُولُ:
Abbas
berkata mengenai hal ini, Dan kamu juga mengucapkan:
اللَّهمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، اللَّهمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنتَ،
'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kemiskinan, ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, tiada Tuhan selain Engkau',
تُعِيدُهَا ثَلاثًا حِينَ تُصْبِحُ، وَثَلاثًا حِينَ تُمْسِي، فَتَدْعُو
بِهِنَّ، فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ.
mengulanginya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika
sore, kemudian kamu berdoa dengan doa-doa tersebut, maka aku pun menyukai untuk
mengikuti sunnah beliau.
HR Abu Daud
(5090)
Arti dan Penjelasan Per Kalimat
اللَّهُمَّ عَافِنِي
فِي بَدَنِي
Ya Allah, berikanlah aku kesehatan pada tubuhku.
Perkataan ini menunjukkan permohonan kepada Allah untuk
menjaga dan memelihara kondisi fisik secara keseluruhan.
Tubuh adalah wadah utama yang digunakan manusia untuk
menjalankan amanah hidup, beribadah, dan bermuamalah di muka bumi.
Permintaan afiyah (kesehatan) mencakup perlindungan dari
segala penyakit, kelemahan, dan segala bentuk gangguan fisik.
Doa ini juga mencerminkan kesadaran bahwa kekuatan tubuh
bukan hasil upaya manusia semata, melainkan anugerah Allah yang harus dijaga
dan disyukuri.
Dalam konteks syariat, tubuh yang sehat adalah sarana
penting untuk melaksanakan kewajiban seperti shalat, puasa, jihad, dan mencari
nafkah yang halal.
اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي
Ya Allah, berikanlah aku kesehatan pada pendengaranku.
Perkataan ini mengajarkan pentingnya memohon
perlindungan dan pemeliharaan terhadap indera pendengaran.
Pendengaran adalah pintu utama masuknya ilmu dan
informasi yang membentuk pemahaman serta akhlak seseorang.
Indera ini sangat penting dalam berinteraksi sosial dan
menerima ajaran agama melalui tilawah Al-Qur’an, nasihat, dan ceramah.
Doa ini juga bermakna permohonan agar pendengaran dijaga
dari hal yang haram seperti ghibah, namimah, dan musik yang melalaikan.
Ketajaman telinga dalam memahami kebenaran adalah bagian
dari nikmat yang sering dilupakan namun sangat menentukan arah hidup seseorang.
اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي
Ya Allah, berikanlah aku kesehatan pada penglihatanku.
Perkataan ini menunjukkan bahwa penglihatan adalah
karunia besar yang perlu dijaga dan disyukuri.
Mata bukan hanya alat melihat fisik, tetapi juga sarana memahami tanda-tanda kekuasaan
Allah di alam semesta.
Doa ini mencakup permohonan agar mata dijauhkan dari
penyakit dan dari melihat hal yang diharamkan.
Mata yang sehat secara lahir dan batin adalah mata yang
mampu menangkap cahaya petunjuk dan menjauhi fitnah dunia.
Dengan penglihatan, manusia dapat belajar, membaca
wahyu, dan menghindari bahaya, sehingga ia harus digunakan dalam ketaatan,
bukan maksiat.
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Tiada ilah selain Engkau.
Perkataan ini adalah puncak tauhid dan inti seluruh
ibadah.
Ucapan ini menyatakan pengesaan Allah dalam ibadah,
pengharapan, dan penyandaran segala urusan.
Ia
menunjukkan bahwa semua permohonan sebelumnya tidak akan berguna tanpa
keyakinan bahwa hanya Allah yang Maha Berkuasa mengabulkan.
Zikir ini juga menjadi penutup dan penguat permintaan,
sebagai bentuk pengakuan atas keesaan-Nya dalam mengatur hidup dan memberi
nikmat.
Dengan mengulangnya, seorang hamba menegaskan keyakinan
bahwa hanya Allah yang patut diminta, ditakuti, dan dicintai sepenuh hati.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran.
Perkataan ini menunjukkan permohonan perlindungan dari
dua bahaya besar yang dapat merusak dunia dan akhirat.
Kufur adalah musuh utama keimanan, dan kefakiran yang ekstrem bisa menjadi
jalan menuju kekufuran jika tidak dijaga dengan sabar dan iman.
Doa ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara spiritual dan material, bahwa
keduanya saling mempengaruhi.
Permohonan ini tidak sekadar menghindari kekurangan
harta, tetapi juga memohon keteguhan iman dalam segala kondisi ekonomi.
Rasulullah ﷺ menyandingkan
kufur dan faqir karena keduanya dapat mengguncang kehidupan manusia secara
total.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.
Perkataan ini adalah peringatan akan kehidupan setelah
mati dan permohonan untuk diselamatkan dari siksaan di alam barzakh.
Kubur bukan tempat akhir, tetapi awal perjalanan
akhirat, dan azab di dalamnya adalah nyata bagi orang yang durhaka.
Doa ini menumbuhkan kesadaran agar hidup dengan taqwa,
memperbanyak amal saleh, dan menjauhi dosa yang menyebabkan siksa kubur.
Seorang mukmin yang mengingat kubur akan lebih
berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan karena sadar akan
pertanggungjawaban.
Permintaan perlindungan ini juga menunjukkan kasih
sayang Allah yang luas, yang dapat menyelamatkan hamba-Nya bahkan setelah
kematian.
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Tiada ilah selain Engkau.
Pengulangan perkataan ini di akhir doa menegaskan
kembali sikap tawhid dan tawakal.
Ia mengandung makna bahwa segala perlindungan dan
pertolongan hanya akan berhasil jika dilandasi iman yang benar kepada Allah
semata.
Dengan menutup doa seperti ini, seorang hamba memperkuat
ikatan ruhaniahnya dengan Allah dan menyerahkan seluruh urusannya kepada-Nya.
Zikir ini menjadi penegas bahwa tidak ada daya dan upaya
kecuali dengan izin dan pertolongan dari Dzat yang Maha Esa.
Tauhid bukan hanya awal, tetapi juga akhir dari semua
permohonan dan perjuangan hidup seorang mukmin.
تُعِيدُهَا ثَلَاثًا حِينَ تُصْبِحُ، وَثَلَاثًا
حِينَ تُمْسِي
Engkau mengulanginya tiga kali saat pagi dan tiga kali saat sore.
Pengulangan doa ini tiga kali di waktu pagi dan sore
menunjukkan pentingnya konsistensi dalam dzikir dan doa harian.
Pagi adalah permulaan aktivitas, sedangkan sore adalah
penutup hari; keduanya merupakan momen strategis untuk mengingat Allah.
Mengulang tiga kali menunjukkan kesungguhan dan
memperkuat permohonan yang dipanjatkan.
Rasulullah ﷺ
mengajarkan umatnya untuk menjadikan waktu pagi dan petang sebagai waktu
istimewa dalam berdoa karena keduanya mengandung keberkahan dan penjagaan dari
segala keburukan.
فَتَدْعُو بِهِنَّ، فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ
بِسُنَّتِهِ
Lalu engkau berdoa dengan doa-doa itu, maka aku mencintai untuk mengikuti sunahnya.
Perkataan
ini menunjukkan sikap seorang sahabat Nabi yang penuh kecintaan kepada
Rasulullah ﷺ dan keinginannya yang kuat untuk meneladani beliau dalam segala
hal.
Berdoa dengan lafal yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ adalah bentuk ittiba’ (mengikuti) yang benar dalam ibadah.
Ungkapan ini
juga menegaskan bahwa sunnah Nabi tidak hanya dalam hal ibadah besar seperti
salat dan puasa, tetapi juga dalam kebiasaan harian seperti doa pagi dan
petang. Meneladani Rasulullah ﷺ adalah bukti cinta kepada beliau dan jaminan bagi keselamatan
dunia dan akhirat.
Syarah Hadits
كَانَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Para sahabat radhiyallahu 'anhum
يَحْرِصُونَ كُلَّ الْحِرْصِ
Sangat bersungguh-sungguh
عَلَى اتِّبَاعِ سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَدْيِهِ
Dalam mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan petunjuknya
وَكَانُوا يَحْرِصُونَ كَذَلِكَ عَلَى
تَعْلِيمِهَا لِمَنْ بَعْدَهُمْ
Dan mereka juga sangat bersungguh-sungguh dalam mengajarkannya kepada
orang-orang setelah mereka
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَحْكِي عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ
Dalam hadis ini, Abdurrahman bin Abi Bakrah menceritakan
أَنَّهُ قَالَ لِأَبِيهِ
Bahwa ia berkata kepada ayahnya
يَا أَبَتِ، إِنِّي أَسْمَعُكَ تَدْعُو كُلَّ
غَدَاةٍ
Wahai Ayah, aku mendengarmu berdoa setiap pagi
أَيْ: كُلَّ يَوْمٍ فِي وَقْتِ الصُّبْحِ
Yaitu: setiap hari pada waktu pagi
اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي
Ya Allah, sehatkanlah badanku
أَيْ: مِنَ الْأَمْرَاضِ وَالْأَسْقَامِ
لِأَقْوَى عَلَى الطَّاعَةِ
Yaitu: dari penyakit dan kelemahan agar aku kuat dalam ketaatan
اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ
عَافِنِي فِي بَصَرِي
Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku, Ya Allah, sehatkanlah penglihatanku
أَيْ: يَطْلُبُ أَنْ يُعَافِيَهُ اللَّهُ
تَعَالَى مِمَّا قَدْ يُصِيبُهُ بِالضَّعْفِ
Yaitu: ia meminta agar Allah Ta'ala menyelamatkannya dari kelemahan
فَلَا يُدْرِكُ نِعَمَ اللَّهِ تَعَالَى
الَّتِي تُدْرَكُ بِتِلْكَ الْحَاسَّتَيْنِ
Sehingga ia tidak kehilangan nikmat Allah yang dirasakan melalui kedua indera
tersebut
كَمَا فِي حَدِيثٍ آخَرَ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
Sebagaimana dalam hadis lain bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
اللَّهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا
وَأَبْصَارِنَا
Ya Allah, berikanlah kami manfaat dari pendengaran dan penglihatan kami
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau
أَيْ: لَا مَعْبُودَ بِحَقٍّ إِلَّا اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ
Yaitu: tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah 'Azza wa Jalla
قَالَ: تُعِيدُهَا ثَلَاثًا
Ia berkata: Engkau mengulanginya tiga kali
أَيْ: تُكَرِّرُهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Yaitu: mengulanginya sebanyak tiga kali
حِينَ تُصْبِحُ
Ketika engkau memasuki pagi
أَيْ: فِي الصَّبَاحِ بَعْدَ طُلُوعِ
الْفَجْرِ
Yaitu: pada pagi hari setelah terbit fajar
وَثَلَاثًا حِينَ تُمْسِي
Dan tiga kali ketika memasuki sore
أَيْ: تُكَرِّرُهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فِي
الْمَسَاءِ
Yaitu: mengulanginya sebanyak tiga kali di waktu sore
فَقَالَ أَبُو بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Maka Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu berkata
إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِنَّ
Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa
dengan doa-doa tersebut
أَيْ: بِهَذِهِ الْكَلِمَاتِ الْمَذْكُورَاتِ
Yaitu: dengan kata-kata yang telah disebutkan
فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ
Maka aku suka mengikuti sunnahnya
أَيْ: أَتَّبِعَ طَرِيقَتَهُ وَنَهْجَهُ
Yaitu: mengikuti jalannya dan metodenya
فَأَوْضَحَ أَنَّ سَبَبَ قَوْلِهِ لِهَذَا
الدُّعَاءِ هُوَ اتِّبَاعُ سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka ia menjelaskan bahwa alasan ia membaca doa ini adalah untuk mengikuti
sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
قَالَ عَبَّاسٌ - وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ
الْعَظِيمِ، أَحَدُ رُوَاةِ الْحَدِيثِ
Abbas berkata - yaitu Ibn 'Abd al-Azim, salah satu perawi hadis
فِيهِ، أَيْ: زَادَ فِي رِوَايَتِهِ
لِلْحَدِيثِ
Dalam riwayat ini, yaitu ia menambahkan dalam periwayatannya terhadap hadis ini
وَتَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
Dan engkau juga mengucapkan: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
أَيْ: أَلْتَجِئُ وَأَعْتَصِمُ بِكَ
Yaitu: aku meminta perlindungan dan bersandar kepada-Mu
مِنَ الْكُفْرِ؛ بَعْدَ الْإِيمَانِ
Dari kekufuran setelah beriman
وَالْفَقْرِ؛ فِي النَّفْسِ وَالْمَالِ
Dan kefakiran baik dalam jiwa maupun harta
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، تُعِيدُهَا
ثَلَاثًا حِينَ تُصْبِحُ، وَثَلَاثًا حِينَ تُمْسِي؛ فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ
بِسُنَّتِهِ
Tidak ada Tuhan selain Engkau, diulang tiga kali saat pagi dan tiga kali saat
sore; maka aku suka mengikuti sunnahnya
وَفِي الْحَدِيثِ: إِثْبَاتُ عَذَابِ
الْقَبْرِ
Dalam hadis ini terdapat penetapan adanya azab kubur
وَفِيهِ: حَثٌّ لِمَنْ بِهِ غَمٌّ وَهَمٌّ
أَنْ يَلْجَأَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى بِالدُّعَاءِ
Dan di dalamnya terdapat anjuran bagi yang sedang dirundung kesedihan untuk
berdoa kepada Allah Ta'ala
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/28806
Pelajaran dari Hadits ini
Pentingnya Doa untuk Kesehatan dan Kebaikan
Dalam hadits ini, kita diajarkan untuk memohon perlindungan dari Allah dalam aspek kehidupan yang sangat mendasar, seperti kesehatan tubuh, pendengaran, dan penglihatan. Doa ini menunjukkan bahwa menjaga tubuh dan indera yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kemampuan beribadah dan melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya. Memohon perlindungan ini mengingatkan kita untuk selalu merasa bergantung pada Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.Perhatian terhadap Sunah Nabi Muhammad SAW
Hadits ini juga menekankan pentingnya mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Abu Bakarah radliallahu anhu menyebutkan bahwa ia mengucapkan doa ini karena ia mendengar Rasulullah SAW mengucapkannya. Ini mengajarkan kita untuk meneladani apa yang diajarkan oleh Nabi dalam doa-doa dan amalan sehari-hari. Dengan mengikuti sunnah beliau, kita bisa memperoleh kebaikan dan keberkahan dalam hidup.Keutamaan Mengulang Doa
Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengulang doa ini tiga kali di pagi hari dan tiga kali di malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa pengulangan doa adalah cara yang efektif untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak permohonan kita kepada-Nya. Keberkahan dalam mengulang doa ini adalah untuk memperkuat keyakinan dan meningkatkan keikhlasan dalam berdoa.Pengakuan atas Ketergantungan kepada Allah
Pada bagian akhir doa, kita diajarkan untuk mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan diminta pertolongan. Pengakuan ini adalah pengingat untuk senantiasa berserah diri kepada Allah, karena hanya Dia yang memiliki kuasa atas segala sesuatu. Ini juga mengajarkan kita untuk merendahkan hati dan tidak merasa mampu tanpa pertolongan-Nya.Pentingnya Memohon Perlindungan dari Kejahatan Dunia dan Akhirat
Dalam doa tersebut, terdapat permohonan perlindungan dari kekufuran, kemiskinan, dan azab kubur. Ini menunjukkan pentingnya untuk senantiasa berdoa agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan dunia dan akhirat kita. Perlindungan dari azab kubur adalah hal yang sangat penting karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kita meninggal.Bentuk Ibadah yang Ringan dan Berkualitas
Doa yang diajarkan dalam hadits ini relatif pendek, namun mengandung banyak makna dan manfaat. Ini mengajarkan kita bahwa ibadah tidak harus selalu berupa amalan yang berat, tetapi yang penting adalah kesungguhan dalam berdoa dan memohon kepada Allah dengan hati yang tulus dan penuh harapan.Doa sebagai Sarana untuk Menenangkan Jiwa
Doa ini juga mengandung unsur menenangkan jiwa. Ketika seseorang merasa khawatir atau gelisah, berdoa dengan kalimat-kalimat yang penuh pengharapan kepada Allah dapat memberikan ketenangan. Dengan berdoa, kita juga merasa dekat dengan Allah, yang merupakan sumber ketenangan sejati.
Dari hadits ini, kita bisa mengambil pelajaran untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai hal yang tidak baik, mengikuti sunnah Nabi dalam doa dan amalan, serta melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Penutup Kajian
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah,
Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari kekufuran, kefakiran, dan azab kubur. Keselamatan jiwa dan akhirat sama pentingnya dengan keselamatan jasmani. Betapa banyak orang yang sehat raganya, namun hatinya sakit karena jauh dari Allah. Betapa banyak orang yang kuat fisiknya, namun jiwanya kosong dari iman.
Maka, dari hadits ini kita belajar bahwa menjaga kesehatan bukan hanya sekadar menjaga pola makan dan berolahraga, tetapi juga dengan doa dan tawakal kepada Allah. Rasulullah ﷺ sendiri mengajarkan kita untuk mengulang doa ini tiga kali di pagi hari dan tiga kali di sore hari, menunjukkan pentingnya kebiasaan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan memahami dan mengamalkan hadits ini, kita semakin istiqamah dalam mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, menjaga kesehatan lahir dan batin, serta selalu bergantung kepada Allah dalam setiap urusan kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. Kita tutup kajian ini dengan doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللَّهُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ